Anda di halaman 1dari 43

TUGAS SUMMARY SUB-CPMK 6

PELAPORAN KORPORAT

TENTANG
“PENURUNAN NILAI ASET TETAP, PSAK 48”

DISUSUN OLEH :

NAMA : IQBAL TRI HILMI


NIM : 55521120031
JURUSAN : MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS MERCUBUANA
TAHUN 2022

0
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................1


BAB I PENDAHULUAN
A. Abstrak .................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penurunan Nilai Asset Teori dan PSAK 48 .......................................... 5
B. Penyebab Terjadinya Penurunan Asset ................................................................. 13
C. Contoh Akuntansi Penurunan Nilai Current Asset ................................................ 10
D. Contoh Akuntansi Penurunan Asset untuk Non Current Asset ............................. 13
E. Penjelasan Dampaknya ke Pajak ........................................................................... 25
F. Contoh kasus Penurunan Nilai .............................................................................. 30

BAB III PENUTUP

A. Soal dan Jawaban ................................................................................................ 40


B. Daftar Pustaka ....................................................................................................... 43

1
Abstrak

Setiap perusahaan memiliki aset yang dapat turun nilainya karena nilai yang
terpulihkan yang diharapkan lebih kecil dari nilai tercatat aset atau dengan kata lain suatu aset
dikatakan melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tercatat aset melebihi jumlah yang akan
dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Jika terdapat indikasi penurunan nilai
untuk aset individual, kelompok aset, atau unit penghasil kas, maka uji penurunan nilai harus
dilakukan. Permasalahan yang muncul adalah, pengelompokan aset untuk tujuan penurunan
nilai ini hanya diatur secara prinsip sehingga sangat memerlukan judgement dalam
penerapannya. Judgement ini bisa jadi berbeda antara satu pihak dan pihak lainnya, tergantung
intepretasi dan persepsi dalam memahami pengaturan yang berbasis prinsip. Oleh karena itu,
judgement yang dibuat harus didasarkan pada argumen yang logis dan reasonable agar dapat
diterima secara umum. Kajian ini bertujuan untuk memberikan argumen yang dapat diterima
umum atas judgement pengelompokan aset untuk tujuan uji penurunan nilai. Diharapkan kajian
ini dapat memberikan gambaran dari sisi teori dan konsep normatif untuk penerapan PSAK 48
(revisi 2009).

Keywords: penurunan nilai aset, aset tetap

2
1. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI NOMOR 48 (PENURUNAN NILAI
ASET TETAP)
PERBEDAAN DENGAN IFRSs :
PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 36:
Impairment of Asets per 1 Januari 2009, kecuali:
1. IAS 36 paragraf 2 yang menjadi PSAK 48 paragraf 02 tentang ruang lingkup. PSAK 48
tidak mengecualikan aset biolojik karena IAS 41 Agriculture belum diadopsi ke dalam
SAK.
2. IAS 36 paragraf 4(a) yang menjadi PSAK 48 paragraf 04(a) tentang ruang lingkup
mencakup entitas anak. PSAK 48 memberikan tambahan penjelasan entitas anak yang
dicatat dengan metode biaya dalam laporan keuangan tersendiri sesuai dengan PSAK 4
(revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.
3. IAS 36 paragraf 12(h) yang menjadi PSAK 48 paragraf 12(h) tentang sumber informasi
penurunan nilai entitas anak, entitas asosiasi, dan pengendalian bersama entitas. PSAK 48
memberikan tambahan penjelasan entitas tersebut dicatat dengan metode biaya dalam
laporan keuangan tersendiri sesuai dengan PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan
Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.
4. IAS 36 paragraf 12(h) (i) tentang sumber informasi penurunan nilai dalam laporan
keuangan tersendiri dihilangkan. Hal ini terkait dengan perbedaan pengaturan dalam PSAK
4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
dibandingkan IAS 27 Separate and Consolidated Financial Statements.
5. IAS 36 paragraf 139 yang menjadi PSAK 48 paragraf 133 tentang tanggal efektif.
6. IAS 36 paragraf 140A-D tentang ketentuan transisi amandemen IFRS lain tidak diadopsi,
karena IFRS yang diamandemen belum diadopsi sehingga tidak relevan.

1.1. Tujuan
Pernyataan ini adalah untuk menetapkan prosedur yang diterapkan entitas agar aset
dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dikatakan melebihi jumlah
terpulihkannya jika jumlah tercatat aset melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui
penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian aset mengalami penurunan nilai dan
pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. Pernyataan ini juga
menentukan kapan entitas membalik rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.

3
1.2. Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan untuk akuntansi penurunan nilai semua aset, kecuali :
a. Persediaan (PSAK 14: Persediaan);
b. Aset yang timbul dari kontrak konstruksi (PSAK 34: Akuntansi Konstruksi);
c. Aset pajak tangguhan (PSAK 46: Pajak Penghasilan);
d. Aset yang timbul dari imbalan kerja (PSAK 24: Imbalan Kerja);
e. Aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55: Instrumen Keuangan,
Pengakuan dan Pengukuran;
f. Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (PSAK 13: Properti Investasi);
g. Biaya akuisisi tangguhan, dan aset tak berwujud, yang timbul dari hak kontraktual
berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 62: Kontrak
Asuransi; dan
h. Aset tidak lancar (kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan.

Pernyataan ini tidak berlaku untuk :


1. Persediaan, aset yang timbul dari kontak konstruksi, aset pajak tangguhan, aset yang timbul
dari imbalan kerja, atau aset yang dikelompokkan sebagai aset yang dimiliki untuk di jual
(termasuk kedalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai milik untuk dijual)
karena PSAK yang berlaku untuk aset tersebut memiliki persyaratan untuk mengakui dan
mengukurnya.
2. Aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55 : Instrumen Keuangan,
Pengakuan dan Pengukuran atau properti investasi yang diukur pada nilai wajar sesuai
dengan PSAK 13 : Properti Investasi.

Pernyataan ini berlaku untuk:


1. Aset keuangan yang dikelompokkan sebagai investasi pada entitas anak dan ventura
bersama disajikan dengan metode biaya dalam laporan keuangan tersendiri seperti yang
dijelaskan PSAK 4 : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.
2. Aset yang dicatat pada jumlah revaluasian (yaitu Nilai Wajar) sesuai dengan PSAK laon,
seperti model revaluasi dalam PSAK 16 : Aset Tetap.

4
Pencantuman apakah suatu aset revaluasian mengalami penurunan nilai bergantung
pada dasar yang digunakan dalam menentukan nilai wajar :
a. jika nilai wajar aset ditentukan berdasarkan nilai pasarnya, maka satu-satunya
perbedaan antara nilai wajar aset dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
adalah biaya tambahan langsung untuk pelepasan aset tersebut :
i. jika biaya pelepasan dapat diabaikan, maka jumlah terpulihkan aset revaluasian
mendekatai atau lebih besar dari jumlah revaluasianmya (yaitu nilai wajar).
ii. jika biaya pelepasan tidak dapat diabaikan, maka nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual aset revaluasian lebih kecil dari nilai wajarnya. Oleh karena itu, aset
revaluasian akan mengalami penurunan nilai jika nilai pakainya kurang dari
jumlah revaluasian (yaitu nilai wajar).
b. jika nilai wajar aset ditentukan dengan dasar selain nilai pasarnya, maka jumlah
revaluasiannya (yaitu nilai wajar) dapat lebih besar atau lebih rendah dari jumlah
terpulihkan. Oleh karena itu, setelah ketentuan revaluasi diterapkan, entitas
menerapkan pernyataan ini untuk menentukan apakah aset mengalami penurunan nilai.

1.3. Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Aset korporat : adalah aset selain goodwill yang berkontribusi terhadap arus kas masa
depan baik dari unit penghasil kas yang sedang ditelaah maupun unit
penghasil kas lain.
Biaya pelepasan : adalah tambahan biaya yang secara langsung terkait dengan pelepasan
aset atau unit penghasil kas, tidak termasuk biaya pendanaan dan beban
pajak penghasilan.
Jumlah tercatat : adalah jumlah yang diakui untuk suatu aset setelah dikurangi akumulasi
penyusutan (amortisasi) dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Jumlah tersusutkan : adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan pengganti
biaya perolehan dalam laporan keuangan, dikurangi nilai residunya.
Jumlah terpulihkan : suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara
nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya.
Nilai pakai : adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan
diterima dari aset atau unit penghasil kas.

5
Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual adalah jumlah yang dapat dihasilkan dari
penjualan suatu aset atau unit penghasil kas dalam transaksi antara pihak-pihak yang mengerti
dan berkehendak bebas tanpa tekanan, dikurangi biaya pelepasan aset.
Pasar aktif adalah pasar yang memenuhi semua kondisi-kondisi berikut:
a. aset yang diperdagangkan di pasar bersifat homogen;
b. pembeli dan penjual yang berkeinginan untuk bertransaksi biasanya dapat ditemui setiap
saat; dan
c. harga tersedia untuk publik.

Penyusutan (amortisasi) : adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan suatu aset selama
umur manfaatnya.
Rugi penurunan nilai : adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih nilai tercatat
suatu aset atau unit penghasil kas atas jumlah terpulihkannya.
Umur manfaat adalah : a. Jangka waktu suatu aset diekspektasikan dapat digunakan oleh
entitas, atau
b. Jumlah unit produksi atau unit sejenis yang diekspektasikan
dapat dihasilkan dari suatu aset oleh entitas.
Unit penghasil kas : adalah kelompok aset terkecil teridentifikasi yang menghasilkan
arus kas masuk yang sebagian besar independen dari arus kas
masuk dari aset atau kelompok aset lain.

1.4. Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai


Paragraf 08-17 menetapkan kapan jumlah terpulihkan ditentukan. Persyaratan ini
menggunakan istilah ”suatu aset” tetapi berlaku sama untuk suatu aset individual atau suatu
unit penghasil kas. Paragraf lain dari Pernyataan ini disusun sebagai berikut:
a. Paragraf 18-57 menjelaskan persyaratan untuk mengukur jumlah terpulihkan. Persyaratan
ini juga menggunakan istilah ”suatu aset” tetapi berlaku sama untuk suatu aset individual
dan suatu unit penghasil kas.
b. Paragraf 58-103 menjelaskan persyaratan untuk mengakui dan mengukur rugi penurunan
nilai. Pengakuan dan pengukuran rugi penurunan nilai untuk aset individual selain goodwill
diatur dalam paragraf 58-64. Paragraf 65-103 mengatur pengakuan dan pengukuran rugi
penurunan nilai untuk unit penghasil kas dan goodwill.
c. Paragraf 104-111 menjelaskan persyaratan untuk membalik rugi penurunan nilai yang
diakui pada periode sebelumnya untuk aset atau unit penghasil kas.Sebagai penegasan

6
kembali, persyaratan ini mengunakan istilah “suatu aset” tetapi berlaku sama untuk suatu
aset individual atau unit penghasil kas. Persyaratan tambahan untuk suatu aset individual
dijelaskan di paragraf 112-116, untuk suatu unit penghasil kas di paragraf 117 dan118, dan
untuk goodwill di paragraf 119 dan 120.
d. Paragraf 121-128 menetapkan informasi yang diungkapkan mengenai rugi penurunan nilai
dan pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset dan unit penghasil kas. Paragraf 129-132
menetapkan persyaratan pengungkapan tambahan untuk unit penghasil kas yang
mendapatkan alokasi goodwill atau aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas
untuk tujuan pengujian penurunan nilai.

Pada setiap akhir periode pelaporan, suatu entitas menilai apakah terdapat indikasi
suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka entitas
mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.

Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai, entitas juga:


a. menguji penurunan nilai aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas atau aset
tidak berwujud yang belum dapat digunakan, secara tahunan, dengan membandingkan nilai
tercatat dengan jumlah terpulihkannya. Pengujian penurunan nilai ini dapat dilakukan
kapan saja dalam suatu periode tahunan asalkan dilakukan pada saat yang sama setiap
tahunnya. Aset tidak berwujud yang berbeda dapat diuji penurunan nilainya pada waktu
yang berbeda. Namun untuk aset tidak berwujud yang baru diakui dalam periode tahunan
berjalan, aset tidak berwujud tersebut diuji penurunan nilainya sebelum periode tahunan
berjalan berakhir.
b. menguji penurunan nilai goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis secara
tahunan sesuai dengan paragraf 80-94.

Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa aset mungkin mengalami penurunan
nilai, entitas minimum mempertimbangkan, hal-hal berikut ini:

Informasi dari sumber-sumber eksternal


a. selama periode tersebut, nilai pasar aset telah turun secara signifikan lebih dari yang
diharapkan sebagai akibat dari berjalannya waktu atau pemakaian normal.

7
b. perubahan signifikan dalam hal teknologi, pasar, ekonomi atau lingkup hukum tempat
entitas beroperasi atau di pasar tempat aset dikaryakan, yang berdampak merugikan
terhadap entitas, telah terjadi selama periode tersebut, atau akan terjadi dalam waktu dekat,
c. suku bunga pasar atau tingkat imbalan pasar dari investasi telah meningkat selama periode
tersebut, dan kenaikan tersebut mungkin akan mempengaruhi tingkat diskonto yang
digunakan dalam menghitung nilai pakai aset dan menurunkan nilai terpulihkan aset secara
material.
d. jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya.

Informasi dari sumber-sumber internal


a. terdapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik aset.
b. telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang berdampak
merugikan sehubungan dengan seberapa jauh, atau cara, suatu aset digunakan atau
diharapkan akan digunakan. Perubahan ini termasuk dalam hal aset menjadi tidak
digunakan, rencana untuk menghentikan atau restrukturisasi operasi yang di dalamnya
suatu aset digunakan, rencana untuk melepas aset sebelum tanggal yang diharapkan
sebelumnya, dan penilaian ulang umur manfaat aset dari tidak terbatas menjadi terbatas.
c. terdapat bukti dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset
lebih buruk, atau akan lebih buruk, dari yang diharapkan.
Dividen dari Entitas Anak, entitas asosiasi dan pengendalianbersama entitas yang disajikan
dalam laporan keuangantersendiri berdasarkan metode biaya.
d. untuk suatu investasi dalam entitas anak, pengendalian bersama entitas, atau entitas asosiasi
yang disajikan dalam laporan keuangan tersendiri berdasarkan metode biaya, sesuai dengan
PSAK 4 : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri, investor
mengakui dividen dari investasi dan terdapat bukti bahwa:
i. Jumlah tercatat investasi dalam laporan keuangan tersendiri melebihi jumlah
tercatat aset neto investee, termasuk goodwill yang terkait; atau
ii. dividen melebihi total laba komprehensif entitas anak, pengendalian berama entitas,
atau entitas asosiasi periode dividen diumumkan.

Bukti dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa aset mungkin mengalami
penurunan nilai mencakup adanya:

8
a. arus kas untuk memperoleh suatu aset, atau kebutuhan kas selanjutnya untuk pengoperasian
atau pemeliharaan aset tersebut, yang secara signifikan lebih tinggi dari yang dianggarkan
sebelumnya;
b. arus kas neto atau laba rugi operasi aktual dari suatu aset yang lebih buruk dari yang
dianggarkan;
c. penurunan signifikan arus kas neto atau laba operasi yang dianggarkan, atau kenaikan
signifikan rugi yang dianggarkan, yang berasal dari aset tersebut; atau
d. rugi operasi atau arus kas keluar neto aset, ketika jumlah periode berjalan diagregasi dengan
jumlah yang dianggarkan untuk masa depan.

Pernyataan ini mensyaratkan pengujian penurunan nilai, minimal setahun sekali,


untuk aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas atau yang belum dapat
digunakan dan goodwill. Terlepas kapan persyaratan di paragraf 10 diterapkan, konsep
materialitas diterapkan dalam mengidentifikasi apakah jumlah terpulihkan suatu aset perlu
diestimasi. Misalnya, jika penghitungan sebelumnya menunjukkan bahwa jumlah terpulihkan
suatu aset lebih besar secara signifikan dari jumlah tercatatnya, maka entitas tidak perlu
mengestimasi ulang jumlah terpulihkan aset tersebut jika tidak terdapat peristiwa yang akan
menghapus selisih tersebut. Demikian pula, analisis sebelumnya mungkin menunjukkan bahwa
jumlah terpulihkan aset tidak sensitif terhadap satu (atau lebih) indikasi-indikasi yang terdapat
di paragraf 12 PSAK 48.
Sebagai ilustrasi untuk paragraf diatas, jika suku bunga pasar atau tingkat imbalan
investasi pasar telah meningkat selama periode tertentu, maka entitas tidak membuat estimasi
formal jumlah terpulihkan aset dalam kasus-kasus berikut:
a. jika tingkat diskonto yang digunakan dalam penghitungan nilai pakai suatu aset tidak
mungkin akan terpengaruh oleh peningkatan tingkat imbalan pasar. Misalnya, peningkatan
suku bunga jangka pendek mungkin tidak akan berpengaruh material terhadap tingkat
diskonto yang digunakan untuk aset yang memiliki sisa umur manfaat yang panjang.
b. jika tingkat diskonto yang digunakan dalam penghitungan nilai pakai aset mungkin akan
terpengaruh oleh kenaikan tingkat imbalan pasar ini tetapi analisis sensitivitas sebelumnya
atas jumlah terpulihkan menunjukkan bahwa:
1. tidak mungkin terjadi penurunan jumlah terpulihkan yang material karena arus kas
masa depan juga mungkin meningkat (misalnya pada beberapa kasus, suatu entitas
mungkin dapat menunjukkan bahwa pendapatannya disesuaikan sebagai kompensasi
darisetiap kenaikan tingkat imbalan pasar); atau

9
2. penurunan dalam jumlah terpulihkan tidak mungkin menghasilkan suatu rugi
penurunan nilai yang material.

2. PENGUKURAN JUMLAH TERPULIHKAN


Pernyataan ini mendefinisikan jumlah terpulihkan sebagai jumlah yang lebih tinggi
antara nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai
pakainya. Paragraf 19-57 menjelaskan persyaratan untuk mengukur jumlah terpulihkan.
Persyaratan ini menggunakan istilah “suatu aset” tetapi berlaku sama untuk aset individual atau
unit penghasil kas.
Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai dari suatu aset tidak selalu
perlu ditentukan dua-duanya. Jika salah satu jumlahnya melebihi jumlah tercatat aset, maka
aset tersebut tidak mengalami penurunan nilai dan estimasi jumlah lainnya tidak perlu
dilakukan.
Penentuan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual suatu aset mungkin dapat
dilakukan meskipun jika aset tersebut tidak diperdagangkan di pasar aktif. Namun, kadang
tidak mungkin untuk menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual karena tidak
terdapat dasar untuk membuat suatu estimasi yang andal atas jumlah yang dapat diperoleh dari
penjualan aset dalam transaksi wajar (arm-length transaction) antara pihak-pihak yang
mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan. Dalam kasus ini, entitas dapat menggunakan
nilai pakai aset sebagai jumlah terpulihkan.
Jika tidak terdapat alasan untuk meyakini bahwa nilai pakai aset secara material
melebihi nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, maka nilai wajar aset dikurangi biaya
untuk menjual dapat digunakan sebagai jumlah terpulihkan. Ini akan sering terjadi dalam kasus
untuk aset yang dimiliki untuk dilepaskan. Hal ini disebabkan nilai pakai aset yang dimiliki
untuk dilepaskan sebagian besar akan merupakan hasil neto dari pelepasan, karena arus kas
masa depan dari pemakaian lebih lanjut atas aset sampai aset tersebut dilepas biasanya dapat
diabaikan.
Jumlah terpulihkan ditentukan untuk aset individual, kecuali aset tersebut tidak
menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset
lain. Dalam hal ini, jumlah terpulihkan ditentukan untuk unit penghasil kas yang mencakup
aset tersebut, kecuali:
a. nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tersebut lebih besar dari jumlah tercatatnya;
atau

10
b. nilai pakai aset tersebut diestimasikan mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya untuk
menjual, dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual tersebut dapat ditentukan.

2.1. Pengukuran Jumlah Terpulihkan Aset Tidak Berwujud Dengan Umur Manfaat
yang Tidak Terbatas
Paragraf 10 mensyaratkan aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas
untuk diuji penurunan nilainya setiap tahun dengan membandingkan jumlah tercatat dengan
jumlah terpulihkannya, terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Namun,
penghitungan rinci terkini atas jumlah terpulihkan aset yang dilakukan periode sebelumnya
dapat digunakan dalam menguji penurunan nilai untuk aset tersebut pada periode berjalan,
sepanjang semua kriteria berikut dipenuhi:
a. jika aset tidak berwujud tidak menghasilkan arus kas masuk dari penggunaan secara
berkelanjutan yang sebagian besar independen dari arus kas masuk aset atau kelompok aset
lain dan karenanya diuji penurunan nilainya sebagai bagian dari unit penghasil kas yang
mencakup aset tidak berwujud tersebut, dimana aset dan liabilitas yang membentuk unit
tersebut tidak berubah secara signifikan sejak penghitungan terkini jumlah terpulihkan;
b. penghitungan terkini jumlah terpulihkan menghasilkan suatu jumlah yang melebihi jumlah
tercatat aset dengan margin substansial; dan
c. berdasarkan analisis peristiwa yang telah terjadi dan kondisi-kondisi yang telah berubah
sejak penghitungan terkini jumlah terpulihkan, kecil kemungkinan bahwa penentuan
jumlah terpulihkan saat ini akan lebih kecil daripada jumlah tercatat aset.

2.2. Nilai Wajar Dikurangi Biaya Penjualan


Bukti terbaik dari nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual adalah harga dalam
suatu perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi wajar, disesuaikan
dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung
Jika tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat namun aset diperdagangkan
di pasar aktif, maka nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual adalah harga pasar aset dikurangi
biaya pelepasan aset tersebut. Harga pasar yang sesuai biasanya adalah harga penawaran kini.
Jika harga penawaran kini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir dapat menjadi dasar
untuk mengestimasi nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, sepanjang tidak terdapat
perubahan yang signifikan dalam kondisi ekonomi antara tanggal transaksi dengan tanggal
ketika estimasi dibuat.

11
Jika tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat atau pasar aktif untuk aset,
maka nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada informasi terbaik yang ada
untuk menggambarkan jumlah yang dapat diperoleh entitas pada akhir periode pelaporan, dari
pelepasan aset dalam transaksi wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas
tanpa tekanan setelah dikurangi biaya pelepasan. Dalam menentukan jumlah tersebut, entitas
mempertimbangkan hasil dari transaksi terkini untuk aset serupa dalam industri yang sama.
Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual tidak menggambarkan suatu penjualan yang
dipaksakan, kecuali manajemen terdorong untuk menjual segera.
Biaya pelepasan aset, selain dari yang telah diakui sebagai liabilitas, dikurangkan
dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Contoh biaya tersebut adalah
biaya hukum, materai dan pajak transaksi sejenis, biaya pemindahan aset, dan biaya tambahan
langsung untuk menjadikan aset dalam kondisi siap dijual. Namun, imbalan akibat pemutusan
hubungan kerja (seperti dijelaskan di PSAK 24 (revisi 2004): Imbalan Kerja) dan biaya terkait
dengan pengurangan atau reorganisasi bisnis setelah pelepasan aset bukan merupakan biaya
tambahan langsung untuk pelepasan aset.
Terkadang dalam suatu pelepasan aset, pembeli disyaratkan menanggung suatu
liabilitas dan hanya tersedia satu nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual yang mencakup
aset dan liabilitas tersebut. Paragraf 78 menjelaskan apa yangdilakukan dalam kasus tersebut.

2.3. Nilai Pakai


Elemen-elemen berikut diperhitungkan dalam penghitungan nilai pakai aset:
a. estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset;
b. ekspektasi tentang kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus kas masa depan
tersebut;
c. nilai waktu dari uang, dicerminkan oleh suku bunga pasar bebas risiko yang berlaku;
d. harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset; dan
e. faktor-faktor lain, seperti likuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh pelaku pasar dalam
menilai arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset tersebut.

Pengestimasian nilai pakai suatu aset meliputi langkah-langkah berikut:


a. mengestimasi arus kas masuk dan keluar di masa depan dari pemakaian aset dan dari
pelepasan akhirnya;
b. menerapkan tingkat diskonto yang tepat atas arus kas masa depan.

12
Elemen-elemen yang diidentifikasikan di paragraf 30(b), (d) dan (e) dapat
diperhitungkan baik sebagai penyesuaian arus kas di masa depan atau penyesuaian tingkat
diskonto. Pendekatan apapun yang digunakan untuk memasukkan unsur perkiraan
kemungkinan variasi dalam jumlah atau waktu arus kas masa depan, hasilnya mencerminkan
nilai kini arus kas masa depan yang diharapkan, yaitu rata-rata tertimbang dari seluruh hasil
yang mungkin terjadi. Lampiran A memberikan panduan tambahan atas penggunaan teknik
nilai kini dalam mengukur nilai pakai aset.

2.3.1. Dasar estimasi arus kas masa depan


Dasar yang digunakan untuk mengestimasi arus kas di masa depan adalah sebagai
berikut:
1. Asumsi-asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan adalah asumsi yang memadai dan mencerminkan
estimasi terbaik manajemen mengenai kemungkinan kondisi ekonomi yang akan terjadi
selama umur manfaat aset.
2. Anggaran atau prakiraan keuangan terkini yang disetujui manajemen
Anggaran tersebut tidak termasuk estimasi arus kas masuk atau keluar yang berkaitan
dengan restrukturisasi di masa depan atau perbaikan dan peningkatan kinerja aset.
Restrukturisasi adalah suatu program yang direncanakan dan dikendalikan manajemen
dan mengubah secara material baik ruang lingkup bisnis yang dilakukan oleh entitas
maupun cara bagaimana bisnis dilaksanakan. Proyeksi arus kas masa depan didasarkan
pad aanggaran/prakiraan terkini untuk masa paling lama 5 (lima) tahun. Apabila
proyeksi kas tersebut dapat diandalkan, maka dapat digunakan lebih dari 5 (lima) tahun.
3. Estimasi proyeksi arus kas sampai berakhirnya umur manfaat aset
Proyeksi arus kas sampai berakhirnya umur manfaat aset diestimasi dengan cara
mengekstrapolasi proyeksi arus kas yang disusun berdasarkan anggaran/prakiraan
keuangan yang menggunakan tingkat pertumbuhan untuk tahun-tahun selanjutnya,
kecuali jika peningkatan tingkat pertumbuhan dapat dijustifikasi.
2.3.2. Komposisi estimasi arus kas masa depan
Estimasi arus kas masa depan meliputi:
1. Proyeksi arus kas masuk dari penggunaan aset
Estimasi arus kas masuk yang diharapkan timbul dari kenaikan manfaat ekonomi yang
terkait dengan arus kas keluar, yang memperbaiki atau meningkatkan kinerja aset, tidak

13
termasuk ke dalam estimasi arus kas masa depan sampai entitas mengalami arus kas
keluar tersebut.
2. Proyeksi arus kas keluar dari penggunaan aset
Pengertian proyeksi ini adalah proyeksi arus kas yang diperlukan untuk menghasilkan
arus kas masuk dari penggunaan aset (termasuk arus kas keluar untuk menyiapkan aset
agar dapat digunakan) dan dapat diatribusikan secara langsung, atau dialokasikan
dengan dasar yang rasional dan konsisten terhadap penggunaan aset. Proyeksi ini
mencakup pemeliharaan rutin aset, biaya overhead masa depan, dan estimasi arus
keluar lainnya. Untuk menghindari penghitungan ganda, estimasi arus kas keluar tidak
mencakup arus kas masuk independen dari aset yang sedang ditelaah dan arus kas
keluar terkait dengan liabilitas yang telah diakui sebagai liabilitas. Estimasi arus kas
keluar masa depan diperlukan untuk memelihara tingkat manfaat ekonomis yang
diharapkan timbul dari aset dalam kondisinya saat ini.
3. Arus kas neto yang akan diterima/dibayarkan untuk pelepasan aset pada akhir umur
manfaatnya
Merupakan jumlah yang diharapkan akan diperoleh entitas dari pelepasan aset melalui
transaksi wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa
tekanan, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan.

Dalam mengestimasi arus kas neto, entitas harus:


a. Menggunakan harga yang berlaku pada tanggal estimasi untuk aset sejenis yang
telah habis umur manfaatnya dan telah beroperasi dalam kondisi serupa dengan aset
yang akan digunakan.
b. Menyesuaikan harga tersebut dengan dampak kenaikan harga masa depan akibat
inflasi umum maupun kenaikan atau penurunan harga yang spesifik.

Estimasi arus kas masa depan tidak termasuk:


1. Arus kas masuk atau keluar dari aktivitas pendanaan
Estimasi arus kas masa depan dan tingkat diskonto menggambarkan asumsi yang
konsisten mengenai kenaikan harga yang dikaitkan pada inflasi umum. Arus kas masa
depan diestimasikan pada nilai nominal, jika tingkat diskonto memasukkan dampak
kenaikan harga yang dikaitkan pada inflasi umum. Arus kas masa depan diestimasikan
pada nilai sebenarnya, jika tingkat diskonto tidak memasukkan dampak kenaikan
harga yang dikaitkan pada inflasi umum. Jika tingkat diskonto tidak ditentukan, maka

14
beberapa asumsi akan dihitung dua kali atau diabaikan. Karena nilai waktu dari uang
dipertimbangkan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa depan, arus kas ini
tidak termasuk arus kas masuk atau keluar dari aktivitas pendanaan.
2. Penerimaan atau pembayaran pajak penghasilan
Karena tingkat diskonto ditentukan atas dasar sebelum pajak, arus kas masa depan di
estimasi atas dasar sebelum pajak.

2.3.3. Arus kas masa depan valuta asing


Arus kas masa depan diestimasi dalam satuan mata uang ketika akan dihasilkan dan
kemudian didiskonto menggunakan suatu tingkat diskonto yang tepat untuk satuan mata uang
tersebut. Entitas menjabarkan nilai sekarang dengan menggunakan nilai tukar spot pada tanggal
penghitungan nilai pakai.

2.3.4. Tingkat diskonto


Tingkat diskonto ditetapkan atas dasar tingkat diskonto sebelum pajak yang
menggambarkan penilaian pasar kini dari:
a. Nilai waktu uang
b. Risiko spesifik atas aset dimana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.

Investor yang hendak memilih suatu investasi selalu mensyaratkan tingkat


pengembalian tersebut diatas. Tingkat diskonto ini diestimasi dari tingkat diskonto implicit
pada transaksi pasar kini terhadap aset sejenis atau dari rata-rata tertimbang biaya modal entitas
yang tercatat di bursa efek yang memiliki aset tunggal. Ketika suatu tingkat diskonto spesifik
aset tidak tersedia secara langsung di pasar, entitas menggunakan pengganti untuk
mengestimasi tingkat diskonto.

3. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN RUGI PENURUNAN NILAI


Rugi penurunan nilai adalah kerugian yang timbul akibat nilai terpulihkan aset lebih
kecil dari nilai tercatatnya sehingga nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai
terpulihkan. Kerugian tersebut diakui dalam laporan Laba Rugi, sedangkan kerugian
penurunan nilai atas aset revaluasian diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang
kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama. Rugi

15
penurunan nilai atas aset revaluasian mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut. Entitas
mengakui liabilitas apabila jumlah estimasi rugi penurunan nilai lebih besar dari nilai tercatat
aset.
Setelah pengakuan rugi penurunan nilai, beban penyusutan (amortisasi) aset
disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan nilai tercatat aset revision setelah
dikurangi nilai sisa selama sisa umur manfaatnya. Jika rugi penurunan nilai diakui, maka semua
aset atau liabilitas pajak tangguhan yang terkait ditentukan sesuai dengan PSAK 46: Akuntansi
Pajak Penghasilan dengan membandingkan nilai tercatat aset revision dengan nilai dasar
pajaknya.

4. UNIT PENGHASIL KAS DAN GOODWILL


4.1. Identifikasi Unit Penghasil Kas Dimana Aset Tercakup
Jika terdapat indikasi bahwa suatu aset turun nilainya, maka jumlah terpulihkan
diestimasi untuk aset individual. Jika tidak mungkin untuk mengestimasi jumlah
terpulihkan aset individual, maka entitas menentukan nilai terpulihkan dari unit penghasil
kas yang mana aset tercakup (aset dari unit penghasil kas).

Jumlah terpulihkan dari suatu aset individual tidak dapat ditentukan jika:
a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya untuk
menjual (misalnya, ketika arus kas masa depan dari penggunaan aset yang tidak dapat
diestimasi menjadi dapat diabaikan); dan
b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen dari kelompok aset lain.

Contoh :
Entitas pertambangan memiliki jalur kereta api privat untuk mendukung aktivitas
pertambangannya. Jalur kereta api privat dapat dijual hanya atas nilai sisanya dan itu tidak
menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk dari aset lain pertambangan
itu.
Hal ini tidak dimungkinkan untuk mengestimasi jumlah terpulihkan dari jalur kereta
privat itu karena nilai pakainya tidak dapat ditentukan dan kemungkinan berbeda dari nilai
sisanya. Oleh karena itu, entitas mengestimasi jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas
dimana jalur kereta privat tersebut tercakup, yaitu pertambangan itu secara keseluruhan.
Unit penghasil kas dari suatu aset adalah kelompok aset terkecil yang termasuk aset
tersebut dan menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari arus kas masuk

16
dari aset atau kelompok aset lain. Pengidentifikasian unit penghasil dari suatu kas aset
memerlukan pertimbangan tersendiri. Jika jumlah terpulihkan tidak dapat ditentukan untuk aset
individual, maka entitas mengidentifikasikan agregasi terendah atas aset yang menghasilkan
arus kas masuk yang berdiri sendiri.

Contoh :
Perusahaan bus menyediakan kontrak jasa dengan suatu kotamadya yang
mensyaratkan jasa minimal untuk setiap lima rute berbeda. Aset yang disediakan untuk setiap
rute dan arus kas dari setiap rute dapat diidentifikasikan secara terpisah. Salah satu rute
beroperasi dengan kerugian yang signifikan.
Karena entitas tidak memiliki pilihan untuk membatasi salah satu rute bus, tingkat
terendah dari arus kas masuk yang teridentifi kasi yang independen dari arus kas masuk dari
aset atau kelompok aset lain adalah arus kas masuk yang dihasilkan kelima rute bus tersebut.
Unit penghasil kas untuk tiap rute adalah perusahaan bus tersebut secara keseluruhan.
Arus kas masuk adalah arus masuk dari kas dan setara kas yang diterima dari pihak
luar entitas. Dalam mengidentifikasikan apakah arus kas masuk dari suatu aset (atau kelompok
aset) independen dari arus kas masuk aset (atau kelompok aset) lainnya, entitas
mempertimbangkan berbagai faktor termasuk bagaimana manajemen memantau operasi entitas
(seperti lini produksi, bisnis, lokasi individual, wilayah distrik atau regional) atau bagaimana
manajemen membuat keputusan tentang kelanjutan atau pelepasan aset dan operasi entitas.
Jika terdapat pasar aktif untuk hasil produk yang diproduksi oleh aset atau kelompok
aset, maka aset atau kelompok aset tersebut diidentifikasikan sebagai unit penghasil kas,
meskipun jika sebagian atau keseluruhan hasil produksi digunakan secara internal. Jika arus
kas masuk yang dihasilkan setiap aset atau unit penghasil kas dipengaruhi oleh penetapan harga
transfer internal, maka entitas menggunakan estimasi terbaik manajemen tentang harga masa
depan yang dapat dicapai dalam transaksi wajar dalam mengestimasi:
1. arus kas masuk masa depan yang digunakan untuk menentukan nilai pakai aset atau unit
penghasil kas; dan
2. arus kas keluar masa depan yang digunakan untuk menentukan nilai pakai dari setiap aset
atau unit penghasil kas lain yang dipengaruhi oleh penetapan harga transfer internal.

Meskipun jika sebagian atau keseluruhan hasil yang diproduksi oleh aset atau
kelompok aset digunakan oleh unit lain entitas (misalnya, produk yang berada pada tingkat
menengah dari satu proses produksi), aset atau kelompok aset tersebut membentuk suatu unit

17
penghasil kas terpisah jika entitas dapat menjual hasil produknya di pasar aktif. Hal ini karena
aset atau kelompok aset tersebut dapat menghasilkan arus kas masuk yang independen dari
arus kas masuk aset atau kelompok aset lainnya. Dalam menggunakan informasi berdasarkan
anggaran/prakiraan keuangan yang berhubungan dengan unit penghasil kas (atau untuk setiap
aset atau unit penghasil kas lainnya yang dipengaruhi oleh penetapan harga transfer internal),
entitas menyesuaikan informasi ini jika harga transfer internal tidak mencerminkan estimasi
terbaik manajemen atas harga masa depan yang dapat dicapai dalam transaksi wajar.
Unit penghasil kas diidentifikasikan secara konsisten dari periode ke periode untuk
aset atau jenis aset yang sama, kecuali suatu perubahan dapat dijustifikasi.

4.2. Jumlah Terpulihkan dan Jumlah Tercatat Unit Penghasil Kas


Jumlah terpulihkan unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai
wajar unit penghasil kas dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Jumlah tercatat
unit penghasil kas ditentukan atas dasar yang konsisten dengan cara menentukan jumlah
terpulihkan dari unit penghasil kas. Jumlah tercatat unit penghasil kas:
• mencakup hanya jumlah tercatat dari aset-aset yang dapat diatribusikan langsung, atau
dialokasikan dengan dasar yang rasional dan konsisten, pada unit penghasil kas dan akan
menghasilkan arus kas masuk yang digunakan dalam menentukan nilai pakai unit penghasil
kas; dan
• tidak mencakup jumlah tercatat dari setiap liabilitas yang telah diakui, kecuali jumlah
terpulihkan unit penghasil kas tidak dapat ditentukan tanpa mempertimbangkan liabilitas
tersebut.

Ketika aset-aset dikelompokkan untuk penilaian keterpulihkan, sangat penting bagi


unit penghasil kas untuk mencakup semua aset yang menghasilkan atau digunakan untuk
menghasilkan arus kas masuk yang relevan. Sebaliknya, unit penghasil kas dapat terlihat
menjadi dapat terpulihkan sepenuhnya ketika faktanya telah terjadi rugi penurunan nilai.
Dalam beberapa kasus, meskipun beberapa aset berkontribusi untuk estimasi arus kas masa
depan unit penghasil kas, aset tersebut tidak dapat dialokasikan unit penghasil kas atas dasar
yang rasional dan konsisten. Ini dapat menjadi kasus untuk goodwill atau aset korporat seperti
aset kantor pusat.
Dimungkinkan perlu untuk mempertimbangkan beberapa liabilitas yang telah diakui
untuk menetapkan jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas. Hal ini mungkin terjadi jika

18
pelepasan suatu unit penghasil kas mensyaratkan pembeli menanggung liabilitas. Dalam kasus
ini, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual (atau arus kas estimasian dari pelepasan akhir)
dari unit penghasil kas adalah estimasi harga jual aset unit penghasil kas dan liabilitas secara
bersamaan, dikurangi biaya pelepasan. Untuk menghasilkan suatu perbandingan berarti antara
jumlah tercatat unit penghasil kas dan jumlah terpulihkannya, jumlah tercatat dari liabilitas
dikurangkan dalam menetapkan nilai pakai unit penghasil kas dan jumlah tercatatnya.
Untuk alasan praktis, jumlah terpulihkan unit penghasil kas terkadang ditentukan
setelah mempertimbangkan aset yang bukan merupakan bagian unit penghasil kas (misalnya,
piutang atau aset keuangan lain) atau liabilitas yang telah diakui (misalnya, utang, pensiun, dan
provisi lain). Dalam kasus tersebut, jumlah tercatat dari unit penghasil kas tersebut dinaikkan
sebesar jumlah tercatat aset tersebut dan diturunkan sebesar jumlah tercatat liabilitas tersebut.

4.3. Goodwill
4.3.1. Alokasi goodwill untuk unit penghasil kas
Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi
bisnis sejak tanggal akuisisi dialokasikan pada setiap unit penghasil kas pihak pengakuisisi,
(atau kelompok unit penghasil kas) yang diharapkan memberikan manfaat dari sinergi
kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi
ditetapkan atas unit atau kelompok unit tersebut. Setiap unit atau kelompok unit yang
memperoleh alokasi goodwill:
• menunjukkan tingkat terendah dalam entitas yang goodwill-nya dipantau untuk tujuan
manajemen internal; dan
• tidak lebih besar dari suatu segmen operasi yang ditentukan sesuai dengan PSAK 5 (revisi
2009): Segmen Operasi.

Goodwill yang diakui dalam kombinasi bisnis adalah aset yang mewakili manfaat
ekonomi masa depan yang timbul dari aset lain yang diperoleh dalam kombinasi bisnis yang
tidak teridentifikasi secara individual dan diakui secara terpisah. Goodwill tidak menghasilkan
arus kas secara independen dari aset atau kelompok aset lain, dan seringkali berkontribusi
terhadap arus kas dari beragam unit penghasil kas. Goodwill kadang tidak dapat dialokasikan
atas suatu dasar yang non-arbitrer pada unit penghasil kas individual, tetapi hanya pada
sekolompok unit penghasil kas. Akibatnya, tingkatan terendah dalam entitas dimana goodwill
dipantau untuk tujuan manajemen internal terkadang terdiri dari sejumlah unit penghasil kas

19
yang mana goodwill terkait, tetapi goodwill tidak dapat dialokasikan padanya.
Unit penghasil kas yang mana goodwill yang dialokasikan untuk tujuan pengujian
penurunan nilai mungkin tidak serupa dengan tingkat ketika goodwill dialokasikan dalam
hubungannya dengan PSAK 10: Transaksi dalam Mata Asing untuk tujuan pengukuran
keuntungan atau kerugian valuta asing. Misalnya, jika PSAK 10 mensyaratkan entitas
mengalokasikan goodwill pada tingkatan yang rendah untuk tujuan pengukuran keuntungan
dan kerugian valuta asing, maka entitas tidak disyaratkan untuk menguji penurunan nilai
goodwill pada tingkatan yang sama kecuali entitas juga memantau goodwill pada tingkatan
tersebut untuk tujuan manajemen internal.
Jika alokasi awal goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis tidak dapat
diselesaikan sebelum berakhirnya periode tahunan ketika kombinasi bisnis berdampak
maka alokasi awal tersebut diselesaikan sebelum akhir periode tahunan pertama setelah
tanggal akuisisi.
Jika akuntansi awal untuk kombinasi bisnis hanya dapat ditentukan sementara pada
akhir periode terjadinya kombinasi bisnis, maka pihak pengakuisisi:
• mencatat kombinasi bisnis menggunakan nilai sementara; dan
• mengakui setiap penyesuaian atas nilai sementara tersebut sebagai hasil penyelesaian
akuntansi awal selama periode pengukuran, yang tidak melebihi dua belas bulan sejak
tanggal akuisisi.

Dalam kondisi tersebut, mungkin saja alokasi awal goodwill yang diakui dalam
kombinasi bisnis tidak dapat diselesaikan sebelum akhir dari periode tahunan ketika kombinasi
bisnis terjadi.
Jika goodwill telah dialokasikan pada unit penghasil kas dan entitas
menghentikan suatu operasi tertentu atas unit tersebut, maka goodwill yang diasosiasikan
dengan operasi yang dihentikan tersebut:
1) termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau
kerugian dari pelepasan; dan
2) diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi unit penghasil kas
yang ditahan, kecuali entitas dapat menunjukkan bahwa beberapa metode lain lebih
baik dalam mencerminkan goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang
dihentikan.

20
Jika suatu entitas mereorganisasi struktur pelaporannya dengan cara mengubah
komposisi dari satu atau lebih unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill,
maka goodwill tersebut dialokasikan ulang pada unit-unit yang terpengaruh.
Pengalokasian ulang ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan nilai relatif yang
serupa dengan yang digunakan ketika entitas menghentikan suatu operasi dalam unit
penghasil kas, kecuali entitas dapat menunjukkan bahwa beberapa metode lain lebih baik
dalam mencerminkan goodwill yang diasosiasikan dengan unit-unit yang sudah
direorganisasi.

Contoh :
Goodwill telah dialokasikan sebelumnya pada unit penghasil kas A. Goodwill yang
dialokasikan pada A tidak dapat diidentifikasi atau diasosiasikan dengan kelompok aset pada
tingkatan yang lebih rendah dari A, kecuali secara arbitrer. A akan dibagi dan diintegrasikan
ke dalam tiga unit penghasil kas, yaitu B, C dan D.
Karena goodwill yang dialokasikan pada A tidak dapat secara non-arbitrer
diidentifikasikan atau diasosiasikan dengan suatu kelompok aset pada suatu level yang lebih
rendah dari A, goodwill dialokasikan kembali pada unit B, C dan D berdasarkan nilai relatif
tiga porsi A sebelum porsi tersebut diintegrasikan ke B, C dan D.

4.3.2. Pengujian unit penghasil kas dengan goodwill untuk penurunan nilai
Jika goodwill terkait dengan unit penghasil kas tetapi belum dialokasikan ke unit
tersebut, maka unit tersebut diuji penurunan nilai ketika terdapat suatu indikasi bahwa unit
tersebut mungkin mengalami penurunan nilai. Pengujian penurunan nilai tersebut dilakukan
dengan membandingkan jumlah tercatat unit tersebut (tidak termasuk goodwill) dengan jumlah
terpulihkannya. Setiap rugi penurunan nilai diakui.
Unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill diuji penurunan nilai
secara tahunan, dan kapanpun terdapat indikasi bahwa unit tersebut mengalami penurunan
nilai, dengan membandingkan jumlah tercatat unit tersebut (termasuk goodwill) dengan jumlah
terpulihkannya. Jika jumlah terpulihkan melebihi jumlah tercatatnya, unit dan goodwill yang
dialokasikan pada unit tersebut dianggap tidak mengalami penurunan nilai. Jika jumlah tercatat
unit melebihi jumlah terpulihkan, maka entitas harus mengakui rugi penurunan nilai.

4.3.3. Waktu pengujian penurunan nilai


Uji tahunan penurunan nilai untuk unit penghasil kas yang telah menerima alokasi

21
goodwill dapat dilakukan setiap waktu selama suatu periode tahunan, sepanjang pengujian
dilakukan pada waktu yang sama setiap tahun. Unit penghasil kas yang berbeda dapat diuji
untuk penurunan nilai pada saat yang berbeda. Namun, jika beberapa atau seluruh goodwill
(telah teralokasi pada unit penghasil kas) yang diperoleh dalam kombinasi bisnis selama
periode tahunan berjalan, maka unit tersebut diuji penurunan nilai sebelum berakhirnya periode
tahunan berjalan.
Jika aset-aset yang merupakan komponen unit penghasil kas yang telah memperoleh
alokasi goodwill diuji penurunan nilai pada saat yang sama dengan unit yang mengandung
goodwill, maka aset-aset tersebut diuji penurunan nilainya sebelum unit yang mengandung
goodwill. Demikian juga, jika unit penghasil kas merupakan sekelompok unit penghasil kas
yang telah memperoleh alokasi goodwill diuji untuk penurunan nilai pada saat yang sama
seperti kelompok unit yang mengandung goodwill, maka unit-unit individual diuji untuk
penurunan nilai sebelum kelompok unit yang mengandung goodwill.
Penghitungan rinci terkini yang dibuat dalam periode terdahulu dari jumlah
terpulihkan unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill dapat digunakan dalam
pengujian penurunan nilai unit tersebut dalam periode berjalan jika semua kriteria berikut
dipenuhi:
1) aset dan liabilitas yang membentuk unit tersebut tidak berubah secara signifikan sejak
penghitungan terkini jumlah terpulihkan;
2) penghitungan terkini jumlah terpulihkan menghasilkan suatu jumlah yang melebihi jumlah
tercatat unit dengan suatu margin yang substansial; dan
berdasarkan suatu analisis dari kejadian yang telah terjadi dan kondisi yang telah
berubah sejak penghitungan terkini jumlah terpulihkan, kemungkinannya kecil bahwa jumlah
terpulihkan saat ini akan lebih kecil dari jumlah tercatat saat ini dari unit tersebut.

4.3.4. Aset korporat


Aset korporat termasuk kelompok atau divisi aset seperti bangunan kantor pusat atau
divisi dari entitas, perlengkapan EDP atau pusat penelitian. Struktur suatu entitas menentukan
apakah aset memenuhi defi nisi Pernyataan ini mengenai aset korporat untuk suatu unit
penghasil kas tertentu. Karakteristik khusus aset korporat adalah bahwa aset korporat tidak
menghasilkan arus kas masuk secara independen dari aset atau kelompok aset lain dan jumlah
tercatatnya tidak dapat sepenuhnya diatribusikan pada unit penghasil kas yang sedang ditelaah.
Karena aset korporat tidak menghasilkan arus kas masuk terpisah, jumlah terpulihkan
aset korporat individual tidak dapat ditentukan kecuali manajemen telah memutuskan untuk

22
melepas aset tersebut. Sebagai konsekuensinya, jika terdapat indikasi bahwa aset korporat
mungkin turun nilainya, maka jumlah terpulihkan ditentukan untuk unit penghasil kas atau
kelompok unit penghasil kas yang memiliki aset korporat tersebut, dan dibandingkan dengan
jumlah tercatat dari unit penghasil kas ini atau kelompok dari unit pengasil kas dimaksud.
Setiap kerugian penurunan nilai diakui.
Dalam menguji rugi penurunan nilai suatu unit penghasil kas, entitas mengidentifi
kasi semua aset korporat yang terkait dengan unit penghasil kas yang sedang ditelaah. Jika
sebagian dari jumlah tercatat aset korporat:
1. dapat dialokasikan dengan dasar yang rasional dan konsisten terhadap unit tersebut,
maka entitas membandingkan jumlah tercatat dari unit (termasuk porsi dari jumlah
tercatat aset korporat yang dialokasikan ke unit tersebut) dengan jumlah terpulihkan.
Setiap rugi penurunan nilai diakui sesuai dengan paragraf 99.
2. tidak dapat dialokasikan dengan suatu dasar yang rasional dan konsisten pada unit itu,
maka entitas:
a. membandingkan jumlah tercatat unit, di luar aset korporat, dengan jumlah
terpulihkan dan mengakui setiap rugi penurunan nilai sesuai dengan paragraf 99;
b. mengidentifi kasikan kelompok terkecil dari unit penghasil kas yang mencakup unit
penghasil kas yang ditelaah dan yang sebagian dari jumlah tercatat aset korporat
dapat dialokasikan atas dasar yang rasional dan konsisten; dan
c. membandingkan jumlah tercatat dari kelompok unit penghasil kas tersebut
(termasuk bagian dari jumlah tercatat aset korporat yang dialokasikan pada
kelompok dari unit tersebut) dengan jumlah terpulihkan dari kelompok unit itu.
Setiap rugi penurunan nilai diakui

4.4. Rugi Penurunan Nilai Untuk Unit Penghasil Kas


Rugi penurunan nilai diakui unit penghasil kas (kelompok terkecil dari unit penghasil
kas yang telah memperoleh alokasi goodwill atau aset korporat) jika, dan hanya jika, jumlah
terpulihkan dari unit tersebut (kelompok dari unit) lebih kecil dari jumlah tercatatnya. Rugi
penurunan nilai dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset dari unit tersebut
(kelompok dari unit) dengan urutan sebagai berikut:
(a) pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang dialokasikan pada
unit penghasil kas (kelompok unit); dan
(b) selanjutnya, ke aset lainnya dari unit tersebut (kelompok unit) dibagi pro rata atas dasar
jumlah tercatat setiap aset dalam unit tersebut (kelompok unit).

23
Pengurangan dalam jumlah tercatat diperlakukan sebagai rugi penurunan nilai atas
aset individual dan diakui sesuai tercantum sebelumnya. Dalam mengalokasikan rugi
penurunan nilai, entitas tidak mengurangi jumlah tercatat aset dengan jumlah yang tertinggi
dari:
(a) nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual (jika dapat ditentukan);
(b) nilai pakainya (jika dapat ditentukan); dan
(c) nol.

Jumlah rugi penurunan nilai yang semestinya dialokasikan pada aset tersebut menjadi
dialokasikan pro rata ke aset lainnya dari unit (kelompok unit). Jika tidak praktis untuk
mengestimasi jumlah terpulihkan dari setiap aset individual suatu unit penghasil kas, maka
Pernyataan ini mensyaratkan suatu alokasi arbitrer dari rugi penurunan nilai aset dari unit
tersebut, selain goodwill, karena semua aset dari unit penghasil kas yang bekerja bersama-
sama.
Jika jumlah terpulihkan aset individual tidak dapat ditentukan, maka:
(a) rugi penurunan nilai diakui untuk aset tersebut jika jumlah tercatatnya lebih besar daripada
jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual dan hasil
dari prosedur alokasi; dan
(b) tidak ada rugi penurunan nilai yang diakui untuk aset tersebut jika unit penghasil kas yang
terkait tidak turun nilainya. Hal ini berlaku meskipun jika nilai wajar aset tersebut
dikurangi biaya untuk menjual lebih kecil dari jumlah tercatatnya.

Setelah persyaratan diterapkan, liabilitas diakui untuk setiap jumlah sisa dari rugi
penurunan nilai untuk setiap unit penghasil kas jika, dan hanya jika, hal tersebut disyaratkan
oleh PSAK lain.

5. PEMULIHAN SUATU RUGI PENURUNAN NILAI


Paragraf-paragraf sebelumnya menjelaskan persyaratan untuk membalik rugi
penurunan nilai yang telah diakui untuk aset atau unit penghasil kas pada periode sebelumnya.
Persyaratan ini menggunakan istilah ”suatu aset” tetapi diterapkan sama terhadap aset individu
atau unit pengasil kas. Tambahan persyaratan untuk aset individual, untuk unit penghasil kas,
dan untuk goodwill akan dijelaskan selanjutnya.

24
Entitas menilai pada akhir setiap periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa
rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill)
mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka
entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui
pada periode-periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill) mungkin tidak ada lagi atau
mungkin telah menurun, entitas mempertimbangkan, minimal, indikasi berikut ini:
Informasi dari bersumber eksternal
(a) Nilai wajar aset telah meningkat secara signifikan selama periode tersebut.
(b) Perubahan signifikan yang berdampak menguntungkan untuk entitas telah terjadi selama
periode tersebut, atau akan terjadi dalam waktu dekat, dalam hal teknologi, pasar, kondisi
ekonomi maupun hukum tempat entitas beroperasi atau di pasar tempat aset itu
didedikasikan.
(c) Suku bunga pasar atau tingkat pengembalian investasi pasar yang lain telah turun selama
periode itu, dan penurunan itu sepertinya akan mempengaruhi tingkat diskonto yang
digunakan dalam menghitung nilai pakai aset sehingga meningkatkan jumlah terpulihkan
secara material.
Informasi dari bersumber internal
(a) Perubahan signifikan yang berdampak menguntungkan bagi entitas telah terjadi selama
periode tersebut, atau diharapkan akan terjadi dalam waktu dekat, sepanjang dan cara, aset
tersebut digunakan atau diharapkan untuk digunakan. Perubahan ini termasuk biaya-biaya
yang timbul selama periode tersebut untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja aset
atau merestrukturisasi operasi di tempat aset tersebut tercakup.
(b) Bukti tersedia dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset
lebih baik atau akan lebih baik daripada yang diharapkan.

Indikasi penurunan potensial dari rugi penurunan nilai sebagian besar mencerminkan
indikasi rugi penurunan nilai potensial di paragraf sebelumnya.
Jika terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang diakui untuk aset (selain
goodwill) tidak ada lagi, ada atau mungkin telah menurun, maka hal ini dapat mengindikasikan
bahwa sisa umur manfaat, metode penyusutan (amortisasi) atau nilai sisa perlu ditelaah dan
disesuaikan dengan PSAK yang diterapkan atas aset tersebut, meskipun jika tidak ada rugi
penurunan nilai yang dibalik untuk aset tersebut.

25
Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode-periode sebelumnya untuk aset
selain goodwill dibalik jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk
menentukan jumlah terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika
demikian, jumlah tercatat aset, dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan
suatu pembalikan rugi penurunan nilai.
Pembalikan rugi penurunan nilai menggambarkan peningkatan estimasi jasa potensial
aset, baik dari penggunaan atau dari penjualan, sejak tanggal ketika entitas terakhir kali
mengakui rugi penurunan nilai untuk aset tersebut. Paragraf sebelumnya mensyaratkan entitas
untuk mengidentifi kasikan perubahan dalam estimasi yang menyebabkan peningkatan
estimasi jasa potensial. Contoh perubahan dalam estimasi termasuk:
(a) Perubahan dasar untuk menentukan jumlah terpulihkan (yaitu apakah jumlah terpulihkan
didasarkan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau nilai pakai);
(b) Jika jumlah terpulihkan didasarkan pada nilai pakai, maka terjadi perubahan dalam jumlah
atau waktu dari estimasi arus kas masa depan atau tingkat diskonto; atau
(c) Jika jumlah terpulihkan didasarkan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, maka
terjadi perubahan dalam estimasi komponen nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.

Nilai pakai aset bisa menjadi lebih besar dari jumlah tercatatnya karena nilai sekarang
dari arus kas masuk masa depan meningkat seiring dengan semakin pendeknya periode
ekspektasi arus kas. Namun, jasa potensial aset tidak meningkat. Sehingga, rugi penurunan
nilai tidak dibalik hanya karena perjalanan waktu (kadang disebut "unwinding" diskonto), juga
jika jumlah terpulihkan aset menjadi lebih tinggi dari jumlah tercatatnya.

5.1. Pemulihan Rugi Penurunan Nilai Aset Individual


Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain goodwill) yang disebabkan pembalikan
rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat (neto setelah amortisasi atau
penyusutan) seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya.
Setiap peningkatan jumlah tercatat aset (selain goodwill) di atas jumlah tercatat (neto
setelah penyusutan atau amortisasi) seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai di
tahun-tahun sebelumnya merupakan suatu revaluasi. Akuntansi untuk revaluasi tersebut diatur
dalam PSAK terkait.
Pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset (selain goodwill) diakui segera dalam
laporan laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan PSAK lain
(misalnya, model revaluasi di PSAK 16: Aset Tetap). Setiap pemulihan rugi penurunan nilai

26
aset revaluasian diperlakukan sebagai kenaikan penilaian kembali sesuai dengan Pernyataan
terkait.
Pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian diakui dalam pendapatan
komprehensif lain dan meningkatkan surplus revaluasi untuk aset tersebut. Namun, jika rugi
penurunan nilai atas aset revaluasian yang sama sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi,
pembalikan rugi penurunan nilai itu juga diakui dalam laporan laba rugi.
Setelah pembalikan rugi penurunan nilai diakui, penyusutan (amortisasi) yang
dibebankan ke aset tersebut harus disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan
jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya (jika ada), dengan dasar yang
sistematik selama sisa umur manfaatnya.

5.2. Pemulihan Rugi Penurunan Nilai Unit Penghasil Kas


Pembalikan rugi penurunan nilai suatu unit penghasil kas dialokasikan pada aset-aset
dari unit tersebut (kecuali untuk goodwill) pro rata dengan jumlah tercatat aset-asetnya.
Peningkatan dalam jumlah tercatat ini diperlakukan sebagai pembalikan rugi penurunan nilai
untuk aset individual dan diakui.
Dalam mengalokasikan pembalikan rugi penurunan nilai unit penghasil kas, jumlah
tercatat aset tidak boleh dinaikkan diatas nilai yang terendah dari:
(a) jumlah terpulihkan (jika dapat ditentukan); dan
(b) jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau penyusutan neto) seandainya tidak
ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut dalam periode sebelumnya.

Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai yang telah dialokasikan pada aset tersebut
dialokasikan pro rata pada aset lainnya dari unit tersebut, kecuali untuk goodwill.

5.3. Pemulihan Rugi Penurunan Nilai Goodwill


Rugi penurunan nilai yang diakui untuk goodwill tidak dapat dibalik pada periode
berikutnya. PSAK 19: Aset Tidak Berwujud melarang pengakuan goodwill yang dihasilkan
secara internal. Setiap kenaikan jumlah terpulihkan dari goodwill dalam periode setelah
terjadinya pengakuan rugi penurunan nilai goodwill tersebut kemungkinan merupakan
kenaikan goodwill yang dihasilkan secara internal, bukan merupakan pembalikan rugi
penurunan nilai yang diakui untuk goodwill yang diperoleh.

6. PENGUNGKAPAN

27
Untuk setiap kelompok aset, entitas mengungkapkan hal berikut ini:
(a) Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama periode dan unsur
laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya tercakup rugi penurunan nilai.
(b) Jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama
periode tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya tercakup rugi
penurunan nilai yang dibalik.
(c) Jumlah rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam pendapatan
komprehensif lain selama periode.
(d) Jumlah pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam
pendapatan komprehensif lain selama periode.

Kelompok aset adalah kumpulan aset yang mempunyai sifat dan penggunaan yang
serupa dalam operasi suatu entitas.
Informasi yang disyaratkan dapat disajikan dengan informasi lain yang diungkapkan
untuk kelompok aset tersebut. Misalnya, informasi tersebut tercakup dalam rekonsiliasi jumlah
tercatat aset tetap pada awal dan akhir periode, seperti disyaratkan oleh PSAK 16: Aset Tetap.
Entitas yang melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5: Segmen Operasi
mengungkapkan hal-hal berikut ini untuk setiap segmen :
(a) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi dan dalam pendapatan
komprehensif lain selama periode.
(b) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi dan dalam
pendapatan komprehensif lain selama periode.

Entitas mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap rugi penurunan nilai material
yang diakui atau dibalik selama periode tertentu untuk suatu aset individual, termasuk
goodwill, atau suatu unit penghasil kas:
(a) peristiwa dan kondisi yang mengarah pada pengakuan atau pembalikan rugi penurunan
nilai.
(b) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik.
(c) untuk aset individual:
(i) sifat dari aset; dan
(ii) jika entitas melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5: Segmen Operasi,
segmen yang dilaporkan yang mencakup aset tersebut.
(d) untuk unit penghasil kas;

28
(i) uraian unit penghasil kas (seperti apakah unit penghasil kas merupakan suatu lini
produksi,
(ii) suatu pabrik, suatu operasi bisnis, suatu wilayah geografi , atau suatu segmen yang
dilaporkan seperti dijelaskan dalam PSAK 5);
(iii) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik oleh kelompok aset dan, jika
entitas melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK 5, disajikan berdasarkan
segmen yang dilaporkan; dan
(iv) jika agregasi dari aset untuk mengindentifikasikan unit penghasil kas telah berubah
sejak estimasi sebelumnya dari jumlah terpulihkan unit penghasil kas (jika ada), suatu
uraian dari cara agregasi aset saat ini dan sebelumnya serta alasan perubahan cara
pengidentifikasian unit penghasil kas.
(e) apakah jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas) adalah nilai wajarnya dikurangi biaya
untuk menjual atau nilai pakainya.
(f) jika jumlah terpulihkan adalah nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual, dasar yang
digunakan untuk menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual (seperti apakah
nilai wajar ditentukan dengan mengacu kepada suatu pasar aktif).
(g) jika jumlah terpulihkan adalah nilai pakai, tingkat diskonto yang digunakan pada estimasi
saat ini dan estimasi sebelumnya (jika ada) dari nilai pakai.

Entitas mengungkapkan informasi berikut untuk rugi penurunan nilai agregat dan
pembalikan rugi penurunan nilai agregat yang diakui selama periode tertentu dalam hal tidak
diungkapkannya informasi:
(a) kelompok utama aset yang mengalami rugi penurunan nilai dan kelompok utama aset yang
mengalami pemulihan rugi penurunan nilai.
(b) peristiwa dan keadaan utama yang menyebabkan pengakuan rugi penurunan nilai dan
pembalikan rugi penurunan nilai tersebut.

Entitas dianjurkan untuk mengungkapkan asumsi yang digunakan untuk menentukan


jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas) selama periode. Namun, paragraf sebelumnya
mensyaratkan suatu entitas mengungkapkan informasi tentang estimasi yang digunakan untuk
mengukur jumlah terpulihkan suatu unit penghasil kas ketika goodwill atau aset tidak berwujud
dengan umur manfaat tidak terbatas tercakup dalam jumlah tercatat unit tersebut.
Sesuai dengan paragraf sebelumnya, jika setiap bagian dari goodwill yang diperoleh
dalam kombinasi bisnis selama periode tersebut tidak dialokasikan pada unit penghasil kas

29
(kelompok dari unit) pada akhir periode pelaporan, maka jumlah dari goodwill yang tidak
dialokasikan diungkapkan bersamaan dengan alasan mengapa jumlah tersebut tetap tidak
dialokasikan.

6.1. Estimasi yang Digunakan Untuk Mengukur Jumlah Terpulihkan Dari Unit
Penghasil Kas yang Mengandung Goodwill atau Aset Tidak Berwujud Dengan
Umur Manfaat Tidak Terbatas
Entitas mengungkapkan informasi yang disyaratkan untuk setiap unit penghasil kas
(kelompok unit) yang mana jumlah tercatat dari goodwill atau aset tidak berwujud dengan umur
manfaat tidak terbatas dialokasikan pada unit (kelompok unit) tersebut adalah signifikan
dibandingkan dengan total jumlah tercatat goodwill atau aset tidak berwujud dengan umur
manfaat tidak terbatas dari entitas:
(a) jumlah tercatat goodwill dialokasikan pada unit (kelompok unit).
(b) jumlah tercatat aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas dialokasikan unit
(kelompok unit).
(c) dasar penentuan jumlah terpulihkan unit (kelompok unit), yaitu nilai pakai atau nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual.
(d) jika jumlah terpulihkan unit (kelompok unit) didasarkan atas nilai pakai:
(i) uraian dari setiap asumsi utama yang digunakan sebagai dasar oleh manajemen dalam
melakukan proyeksi arus kas untuk periode yang dicakup oleh anggaran/prakiraan
terkini. Asumsi utama adalah hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap jumlah
terpulihkan unit (kelompok unit) tersebut.
(ii) uraian pendekatan manajemen dalam menentukan nilai yang ditetapkan untuk setiap
asumsi utama, apakah nilai-nilai tersebut menggambarkan pengalaman masa lalu, jika
sesuai, konsisten dengan sumber informasi dari sumber eksternal, dan, jika tidak,
bagaimana dan mengapa hal tersebut berbeda dari pengalaman masa lalu atau sumber
informasi dari sumber eksternal.
(iii) periode yang mana manajemen telah memproyeksikan arus kas yang didasarkan pada
anggaran/prakiraan keuangan yang disetujui manajemen dan, ketika periode lebih dari
lima tahun digunakan untuk suatu unit penghasil kas (kelompok dari unit), penjelasan
mengenai mengapa periode yang lebih lama dijustifikasi.
(iv) tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk mengekstrapolasi proyeksi arus kas di
luar periode yang dicakup oleh anggaran/prakiraan terkini, dan suatu justifikasi untuk
menggunakan tingkat pertumbuhan yang melebihi tingkat pertumbuhan rata-rata

30
jangka panjang untuk produk, industri, atau negara di tempat entitas beroperasi, atau
untuk pasar dimana unit (kelompok unit) tersebut didedikasikan.
(v) tingkat diskonto yang diterapkan untuk proyeksi arus kas.
(e) jika jumlah terpulihkan unit (kelompok unit) didasarkan pada nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual, metodologi yang digunakan untuk menentukan nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual. Jika nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual tidak ditentukan dengan
menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi untuk unit (kelompok dari unit), maka
informasi berikut juga diungkapkan:
(i) penjelasan dari setiap asumsi utama yang digunakan sebagai dasar manajemen dalam
menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Asumsi utama adalah hal-hal
yang sangat berpengaruh terhadap jumlah terpulihkan unit (kelompok unit).
(ii) penjelasan dari pendekatan manajemen dalam menetapkan nilai-nilai yang dipakai
untuk setiap asumsi utama, apakah nilai-nilai itu mencerminkan pengalaman masa lalu
atau, jika sesuai, apakah konsisten dengan informasi dari bersumber eksternal, dan, jika
tidak, bagaimana dan mengapa hal itu berbeda dari pengalaman masa lalu atau
informasi dari bersumber eksternal.
Jika nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual ditentukan dengan menggunakan proyeksi
arus kas terdiskonto, maka informasi berikut juga diungkapkan:
(iii) periode arus kas yang diproyeksikan manajemen
(iv) tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk mengekstrapolasi proyeksi arus kas
(v) tingkat diskonto yang diterapkan untuk proyeksi arus kas
(f) jika suatu kemungkinan perubahan (yang rasional) dalam asumsi utama yang digunakan
sebagai dasar oleh manajemen dalam menentukan jumlah terpulihkan unit (kelompok unit)
akan menyebabkan jumlah tercatat unit (kelompok unit) melebihi jumlah terpulihkan:
(i) jumlah yang mana jumlah terpulihkan unit (kelompok unit) melebihi jumlah
tercatatnya.
(ii) nilai yang digunakan dalam asumsi utama.
(iii) jumlah yang mana nilai yang ditetapkan dengan asumsi utama harus berubah, setelah
memperhitungkan setiap konsekuensi yang diakibatkan oleh perubahan tersebut
terhadap variabel lain (yang digunakan untuk mengukur jumlah terpulihkan), agar
jumlah terpulihkan dari unit (kelompok unit) menjadi sama dengan jumlah
tercatatnya.

31
Jika beberapa atau semua jumlah tercatat dari goodwill atau aset tidak berwujud
dengan umur manfaat tidak terbatas dialokasikan pada beragam unit penghasil kas unit
(kelompok unit), dan jumlah yang dialokasikan ke tiap unit (kelompok unit) tidak signifi kan
dibandingkan dengan total jumlah tercatat goodwill atau aset tidak berwujud dengan umur
manfaat tidak terbatas dari entitas, maka fakta tersebut diungkapkan, bersama dengan jumlah
tercatat agregat dari goodwill atau aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas
yang dialokasikan pada unit tersebut (kelompok unit). Sebagai tambahan, jika jumlah
terpulihkan dari unit (kelompok unit) tersebut didasarkan pada asumsi utama yang sama dan
jumlah tercatat agregat dari goodwill atau aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak
terbatas yang dialokasikan pada unit tersebut signifikan dibandingkan dengan total jumlah
tercatat goodwill atau aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas dari entitas,
maka entitas mengungkapkan fakta itu bersama dengan:
a. jumlah tercatat agregat goodwill yang dialokasikan pada unit-unit tersebut (kelompok unit).
b. jumlah tercatat agregat aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak terbatas yang
dialokasikan pada unit tersebut (kelompok unit).
c. uraian asumsi utama.
d. uraian pendekatan manajemen dalam menetapkan nilai-nilai yang ditentukan dengan
asumsi-asumsi utama, apakah nilai-nilai tersebut mencerminkan pengalaman masa lalu atau,
jika tepat, konsisten dengan informasi dari sumber eksternal, dan, jika tidak, bagaimana dan
mengapa hal tersebut berbeda dari pengalaman masa lalu atau informasi dari sumber
eksternal.
e. jika suatu kemungkinan perubahan yang rasional di dalam asumsi-asumsi utama dapat
menyebabkan jumlah tercatat agregat unit (kelompok unit) melebihi agregat jumlah
terpulihkannya:
(i) jumlah yang mana agregat jumlah terpulihkan unit (kelompok unit) melebihi agregat
jumlah tercatatnya.
(ii) nilai-nilai yang dipergunakan dalam asumsi utama.
(iii) jumlah dari nilai yang ditetapkan dengan asumsi utama harus berubah, setelah
memasukkan setiap konsekuensi yang diakibatkan oleh perubahan tersebut terhadap
variabel lain yang digunakan untuk mengukur jumlah terpulihkannya, agar agregat
jumlah terpulihkannya dari unit (kelompok unit) menjadi sama dengan agregat jumlah
tercatatnya.

32
Penghitungan rinci terkini yang dibuat dalam periode terdahulu atas jumlah
terpulihkan suatu unit penghasil kas (kelompok unit) dapat, diteruskan dan digunakan dalam
pengujian penurunan nilai untuk unit tersebut (kelompok unit) dalam periode berjalan
sepanjang kriteria tertentu dipenuhi. Ketika hal tersebut terjadi, informasi untuk unit tersebut
(kelompok unit) termasuk dalam pengungkapan disyaratkan terkait dengan penghitungan
jumlah terpulihkan yang diteruskan ke periode berikutnya.

7. KETENTUAN TAMBAHAN
7.1. Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif
Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2011.
Entitas menerapkan Pernyataan ini secara prospektif termasuk untuk goodwill dan
aset yang tidak berwujud yang berasal dari kombinasi bisnis sebelum tanggal efektif
Pernyataan ini dan untuk aset lainnya yang diperoleh sebelum tanggal efektif Pernyataan ini.

7.2. Penarikan
Pernyataan ini menggantikan PSAK 48 (1998): Penurunan Nilai Aset.

8. LAMPIRAN PSAK 48 (PENURUNAN NILAI ASET TETAP)


8.1. Penggunaan Teknik Nilai Kini Untuk Mengukur Nilai Pakai
Komponen Pengukuran Nilai Kini
Unsur-unsur berikut secara bersama-sama merefleksikan perbedaan ekonomis antar
aset:
(a) estimasi arus kas masa depan, atau dalam kasus yang lebih kompleks, rangkaian arus kas
masa depan yang entitas harapkan dapat diperoleh dari aset;
(b) ekspektasi kemungkinan variasi dalam jumlah atau waktu dari arus kas tersebut;
(c) nilai waktu dari uang, yang dicerminkan oleh suku bunga pasar bebas risiko saat ini;
(d) harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset; dan
(e) faktor lain, yang kadang tidak dapat diidentifi kasi, (seperti ilikuiditas) yang
dipertimbangkan oleh pelaku pasar dalam menentukan harga arus kas masa depan yang
entitas harapkan dapat diperoleh dari aset.

33
Lampiran PSAK 48 ini membahas dua pendekatan yang berbeda dalam menghitung
nilai kini. Kedua pendekatan tersebut dapat digunakan untuk mengestimasi nilai pakai suatu
aset. Pemilihan pendekatan mana yang digunakan bergantung pada kondisi yang ada. Dalam
pendekatan ”tradisional”, penyesuaian untuk faktor-faktor (b) - (e) yang dijelaskan sebelumnya
dimasukkan dalam penentuan tingkat diskonto. Dalam pendekatan ”arus kas ekspektasian”,
penyesuaian yang berkaitan dengan faktor (b), (d) dan (e) dimasukkan dalam penentuan arus
kas ekspektasian penyesuaian risiko. Pendekatan apapun yang diadopsi entitas untuk
mencerminkan ekspektasi kemungkinan variasi dalam jumlah atau waktu dari arus kas masa
depan, hasilnya seharusnya mencerminkan ekspektasi nilai kini dari arus kas masa depan, yaitu
rata-rata tertimbang dari semua kemungkinan hasil.

Prinsip Umum
Teknik yang digunakan untuk mengestimasi arus kas masa depan dan tingkat bunga
akan bervariasi dari satu situasi ke situasi lain bergantung pada kondisi sekitar aset. Namun
demikian, prinsip umum berikut berlaku untuk penerapan teknik nilai kini dalam mengukur
aset:
(a) Tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas seharusnya merefleksikan
asumsi yang konsisten dengan asumsi yang digunakan dalam penentuan arus kas
estimasian. Jika tidak, dampak dari beberapa asumsi akan terhitung dua kali atau
terabaikan. Misalnya, tingkat diskonto 12% diterapkan untuk arus kas kontraktual piutang
pinjaman. Tingkat diskonto itu mencerminkan ekspektasi akan kegagalan di masa depan
dari pinjaman dengan karakteristik tertentu. Tingkat diskonto 12% yang sama seharusnya
tidak digunakan untuk mendiskonto arus kas ekspektasian karena arus kas tersebut sudah
mencerminkan asumsi tentang kegagalan di masa depan.
(b) Arus kas estimasian dan tingkat diskonto seharusnya bebas dari bias dan faktor-faktor yang
tak terkait dengan aset. Contoh adanya bias dalam pengukuran adalah dengan sengaja
mengecilkan estimasi arus kas neto untuk meningkatkan profi tabilitas aset tersebut di masa
depan.
(c) Arus kas estimasian atau tingkat diskonto seharusnya mencerminkan rentang kemungkinan
hasil daripada hanya satu kemungkinan jumlah, yang paling mungkin terjadi, jumlah
minimum atau jumlah maksimum.

Pendekatan Tradisional dan Arus Kas Ekspektasian dalam Penentuan Nilai Kini
Pendekatan Tradisional

34
Penerapan nilai kini dalam akuntansi secara tradisional menggunakan suatu arus kas
estimasian tunggal dan tingkat diskonto tunggal, seringkali digambarkan sebagai “tingkat
bunga sebanding dengan risiko”. Artinya, pendekatan tradisional mengasumsikan bahwa
penggunaan tingkat diskonto tunggal dapat menggabungkan semua ekspektasi tentang arus kas
masa depan dan premi risiko yang tepat. Dengan demikian, pendekatan tradisional memberikan
penekanan yang besar pada seleksi tingkat diskonto.
Dalam keadaan tertentu, misalnya ketika aset sebanding di pasar dapat diobservasi,
pendekatan tradisional relatif mudah diterapkan. Untuk aset yang memiliki arus kas
kontraktual, pendekatan tradisional ini konsisten dengan cara pelaku pasar menggambarkan
aset tersebut, misalnya dalam ”suatu obligasi 12%”.
Namun demikian, pendekatan tradisional mungkin tidak dapat menyelesaikan
beberapa masalah pengukuran yang kompleks dengan baik, seperti pengukuran aset non
keuangan yang pasarnya ataupun pasar aset lain yang sebanding tidak ada. Suatu pencarian
”tingkat bunga yang sebanding dengan risiko” yang baik membutuhkan analisis atas setidaknya
dua hal yakni :
1. suatu aset yang ada di pasar dan memiliki suatu tingkat bunga yang dapat diobservasi
2. aset yang sedang diukur.

Tingkat diskonto yang tepat untuk arus kas yang sedang diukur harus ditentukan
dengan mempertimbangkan tingkat bunga yang dapat diobservasi dari aset yang lain. Untuk
menarik kesimpulan berdasarkan pertimbangan tersebut, karakteristik arus kas aset lain
tersebut harus serupa dengan aset yang sedang diukur. Dengan demikian, pihak yang
melakukan pengukuran tersebut harus melakukan hal-hal berikut ini:
(a) Mengidentifikasikan rangkaian arus kas yang akan didiskonto;
(b) Mengidentifikasikan aset lain di pasar yang tampaknya memiliki kesamaan karakteristik
arus kas;
(c) Membandingkan rangkaian arus kas dua aset tersebut untuk memastikan kesamaan mereka
(misalnya, apakah kedua rangkaian arus kas tersebut merupakan arus kas kontraktual, atau
apakah rangkaian arus kas yang satu adalah kontraktual sedangkan yang lain adalah suatu
arus kas estimasian?);
(d) Mengevaluasi apakah terdapat suatu elemen dalam satu aset yang tidak ada dalam aset yang
lain (misalnya, apakah yang satu lebih likuid dari yang lain?); dan
(e) Mengevaluasi apakah kedua rangkaian arus kas kemungkinan akan bergerak dengan pola
yang serupa dalam kondisi ekonomi yang berubah.

35
Pendekatan Arus Kas Ekspektasian
Dalam beberapa situasi, pendekatan arus kas ekspektasian merupakan alat
pengukuran yang lebih efektif daripada pendekatan tradisional. Dalam melakukan suatu
pengukuran, pendekatan arus kas ekspektasian menggunakan semua ekspektasi arus kas yang
mungkin terjadi, bukan hanya satu arus kas yang paling mungkin terjadi. Pendekatan arus kas
ekspektasian berbeda dengan pendekatan tradisional karena berfokus pada analisis langsung
atas arus kas dan atas pernyataan yang lebih eksplisit mengenai asumsi yang digunakan dalam
pengukuran. Pendekatan arus kas ekspektasian juga mengijinkan penggunaan teknik nilai kini
ketika terdapat ketidakpastian mengenai waktu dari arus kas.
Penggunaan probabilitas adalah suatu elemen mendasar dari pendekatan arus kas
ekspektasian. Beberapa pihak mempertanyakan apakah penetapan probabilitas untuk estimasi
yang sangat subjektif seakan-akan menghasilkan presisi yang lebih besar daripada yang benar-
benar ada. Namun demikian, penerapan pendekatan tradisional yang baik mensyaratkan
estimasi dan subjektifitas yang sama tanpa memberikan transparansi penghitungan seperti yang
ada dalam pendekatan arus kas ekspektasian.
Banyak estimasi yang dikembangkan dalam praktik saat ini telah memasukkan
elemen-elemen dari arus kas ekspektasian secara informal. Disamping itu, akuntan sering
menghadapi perlunya untuk mengukur suatu aset dengan menggunakan informasi yang
terbatas tentang probabilitas dari arus kas yang mungkin terjadi.
Penerapan pendekatan arus kas ekspektasian sangat tergantung pada manfaat dan
kendala biaya. Dalam beberapa kasus, entitas mungkin mempunyai akses atas data yang
ekstensif dan mungkin dapat mengembangkan banyak skenario arus kas. Dalam kasus yang
lain, suatu entitas mungkin tidak dapat mengembangkan lebih dari pernyataan umum tentang
variabilitas arus kas tanpa menghabiskan biaya yang substansial. Entitas tersebut perlu
mempertimbangkan keseimbangan antara biaya untuk mendapatkan informasi tambahan
dengan manfaat tambahan tingkat keandalan dalam pengukuran akibat informasi tersebut.
Beberapa pihak berpendapat bahwa teknik arus kas ekspektasian tidak cocok untuk
mengukur suatu aset tunggal atau suatu aset dengan jumlah yang terbatas dari kemungkinan-
kemungkinan yang dihasilkan. Jika tujuannya adalah akumulasi biaya yang akan terjadi, maka
arus kas ekspektasian mungkin tidak dapat menghasilkan suatu representasi yang tepat tentang
estimasi biaya ekspektasian. Namun demikian, Pernyataan ini mengatur masalah pengukuran
jumlah terpulihkan dari suatu aset.

36
Tingkat Diskonto
Pendekatan apapun yang dipakai entitas untuk mengukur nilai pakai suatu aset,
tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas tidak boleh mencerminkan risiko
yang mana arus kas estimasian telah disesuaikan. Jika tidak demikian, maka dampak dari
beberapa asumsi akan terhitung dua kali.
Ketika tingkat diskonto spesifik untuk aset tertentu tidak tersedia langsung di pasar,
entitas menggunakan pengganti untuk mengestimasi tingkat diskonto. Tujuannya adalah untuk
mengestimasi, sejauh mungkin, suatu penilaian pasar atas:
(a) nilai waktu dari uang untuk periode sampai berakhirnya umur manfaat aset; dan
(b) faktor-faktor (b), (d) dan (e) yang dijelaskan di bagian awal Lampiran PSAK 48 ini, hanya
jika faktor-faktor tersebut tidak menyebabkan penyesuaian dalam menentukan arus kas
estimasian.

Sebagai titik awal dalam membuat estimasi tersebut, entitas mungkin


mempertimbangkan hal-hal berikut:
(a) biaya modal rata-rata tertimbang entitas yang ditentukan dengan menggunakan teknik
misalnya, Capital Aset Pricing Model;
(b) tingkat bunga tambahan pinjaman entitas; dan
(c) tingkat bunga pinjaman pasar lainnya.

Namun angka-angka tersebut harus disesuaikan:


(a) untuk mencerminkan cara pasar dalam menilai risiko tertentu yang diasosiasikan dengan
arus kas estimasian aset; dan
(b) untuk mengeluarkan risiko yang tidak relevan dengan arus kas estimasian aset atau risiko
yang mana arus kas estimasian telah disesuaikan. Risiko-risiko seperti risiko negara, risiko
mata uang, dan risiko harga seharusnya dipertimbangkan.

Tingkat diskonto tidak bergantung pada struktur permodalan entitas dan cara entitas
membiayai pembelian aset, karena arus kas masa depan yang diharapkan mengalir dari aset
tidak bergantung pada cara entitas membiayai pembelian aset tersebut.
Paragraf 55 PSAK 48 mensyaratkan bahwa tingkat diskonto yang digunakan adalah
tingkat diskonto sebelum pajak. Dengan demikian, ketika dasar yang digunakan untuk
mengestimasi tingkat diskonto adalah setelah pajak, maka dasar itu disesuaikan untuk
mencerminkan tingkat diskonto sebelum pajak.

37
Entitas biasanya menggunakan suatu tingkat diskonto tunggal untuk mengestimasi
nilai pakai aset. Namun demikian, entitas menggunakan tingkat diskonto tersendiri untuk
periode masa depan yang berbeda-beda jika besaran nilai pakai sensitif terhadap perbedaan
risiko yang ada dalam periode yang berbeda atau terhadap struktur tingkat bunga.

8.2. Pengujian Penurunan Nilai Aset Unit Penghasil Kas dengan Goodwill dan
Kepentingan Non-pengendali
Sesuai dengan PSAK 22, pihak pengakuisisi mengukur dan mengakui goodwill pada
tanggal akuisisi sebagai kelebihan dari (a) atas (b) dibawah ini:
(a) jumlah dari:
(i) imbalan yang dialihkan, yang diukur sesuai dengan PSAK 22, yang pada umumnya
mensyaratkan nilai wajar pada tanggal akuisisi;
(ii) jumlah dari setiap kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi yang diukur
sesuai dengan PSAK 22; dan
(iii) untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, nilai wajar pada tanggal
akuisisi dari kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh pihak pengakuisisi
pada pihak yang diakuisisi.
(b) selisih jumlah aset yang teridentifi kasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih pada
tanggal akuisisi, yang diukur sesuai dengan PSAK 22.

Alokasi Goodwill
Paragraf 80 dari PSAK 48 mensyaratkan goodwill yang diperoleh dalam kombinasi
bisnis dialokasikan pada setiap unit penghasil kas, atau kelompok unit penghasil kas dari pihak
pengakuisisi, yang diharapkan mendapatkan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut,
terlepas apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi termasuk dalam unit tersebut,
atau kelompok unit. Beberapa sinergi yang dihasilkan dalam suatu kombinasi bisnis mungkin
saja akan dialokasikan pada unit penghasil kas yang tidak memiliki kepentingan
nonpengendali.

Pengujian Penurunan Nilai


Pengujian penurunan nilai meliputi proses membandingkan jumlah terpulihkan suatu
unit penghasil kas dengan jumlah tercatatnya. Jika suatu entitas mengukur kepentingan
nonpengendali berdasarkan kepentingan proporsional atas aset neto teridentifi kasi dari entitas
anak pada tanggal akuisisi, bukan atas nilai wajarnya, maka goodwill yang teratribusikan pada

38
kepentingan nonpengendali dimasukkan dalam jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas
terkait tetapi tidak diakui di dalam laporan keuangan konsolidasi entitas induknya. Sebagai
konsekuensinya, suatu entitas meng-gross up jumlah tercatat goodwill yang dialokasikan pada
unit penghasil kas untuk memasukkan unsur goodwill yang teratribusikan pada kepentingan
nonpengendali. Jumlah tercatat penyesuaian ini kemudian dibandingkan dengan jumlah
terpulihkan unit untuk menentukan apakah unit penghasil kas mengalami penurunan nilai.

Alokasi Rugi Penurunan Nilai


Paragraf 99 PSAK 48 mensyaratkan setiap rugi penurunan nilai yang teridentifi kasi
dialokasikan pertama kali untuk mengurangi jumlah tercatat goodwill yang dialokasikan pada
unit penghasil kas dan kemudian ke aset lain dari unit penghasil kas secara pro rata berdasarkan
jumlah tercatat dari setiap aset dalam unit penghasil kas tersebut.
Jika suatu entitas anak, atau bagian dari entitas anak, dengan kepentingan
nonpengendali merupakan suatu unit penghasil kas, maka rugi penurunan nilai dialokasikan
antara entitas induk dan kepentingan nonpengendali dengan dasar yang sama sebagaimana laba
atau rugi dialokasikan.
Jika suatu entitas anak, atau bagian dari entitas anak, yang kepentingan
nonpengendalinya merupakan bagian dari unit penghasil kas yang lebih besar, maka rugi
penurunan nilai goodwill dialokasikan ke bagian-bagian dari unit penghasil kas yang memiliki
kepentingan nonpengendali dan ke bagian-bagian yang tidak memiliki kepentingan
nonpengendali. Rugi penurunan nilai dialokasikan pada bagian-bagian dari unit penghasil kas
berdasarkan:
(a) untuk rugi penurunan nilai yang terkait dengan goodwill dalam unit penghasil kas, jumlah
tercatat relatif goodwill dari bagian-bagian sebelum penurunan nilai; dan
(b) untuk rugi penurunan nilai yang terkait dengan aset teridentifi kasikan dalam unit penghasil
kas, jumlah tercatat relatif aset neto teridentifikasi dari bagian tersebut sebelum penurunan
nilai. Penurunan nilai ini dialokasikan pada aset-aset dari bagian dalam setiap unit secara
pro rata berdasarkan jumlah tercatat dari setiap aset dalam bagian tersebut. Dalam bagian-
bagian yang memiliki kepentingannonpengendali, rugi penurunan nilai dialokasikan antara
entitas induk dan kepentingan nonpengendali dengan dasar yang sama sebagaimana laba
atau rugi dialokasikan.

Jika suatu rugi penurunan nilai teratribusikan pada kepentingan nonpengendali terkait
dengan goodwill yang tidak diakui dalam laporan keuangan konsolidasian entitas induk, maka

39
penurunan nilai tidak diakui sebagai rugi penurunan nilai goodwill. Dalam kasus tersebuti,
hanya penurunan nilai yang terkait dengan goodwill yang dialokasikan pada entitas induk yang
diakui sebagai suatu rugi penurunan nilai goodwill.

9. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT. MEDCO ENERGI


INTERNASIONAL TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN
2012
PT. Medco Energi Internasional, Tbk mengungkapkan kebijakan penurunan nilai
dari aset keuangan pada Catatan Atas Laporan Keuangan yang menyebutkan nilai tercatat atas
aset keuangan dikurangi melalui penggunaan cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian
yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pendapatan bunga
selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku
bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan
cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di
masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Grup. Jika pada
tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau
berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian
penurunan nilai yang diakui sebelumnya ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan
cadangan penurunan nilai. Jika terdapat penghapusan yang dapat dipulihkan di masa
mendatang, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba atau rugi.
Pada item Aset Tetap pada Catatan Atas Laporan Keuangan diketahui berdasarkan
hasil penelaahaan atas asset tetap secara individu pada tanggal 31 Desember 2012, Grup
mengakui kerugian penurunan nilai asset tetap PT. Medco Ethanol Lampung (MEL), Entitas
Anak, pada tahun 2012 sebesar AS$6,6 juta dan manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada
penurunan nilai atas asset tetap selain di MEL.
Pada item Aset Minyak dan Gas pada Catatan Atas Laporan Keuangan disampaikan
bahwa pada tahun 2012, Grup mengakui kerugian penurunan nilai asset minya dan gas bumi
PT. Medco E&P Merangin sejumah sekitar AS$7,1 juta.

40
41
Daftar Pustaka

Ikatan Akuntan Indonesia (2012). Standar Akuntansi Keuangan. PSAK 48 (revisi 2009):
Penurunan Nilai Aset Tetap : Penerbit Salemba Empat, Jakarta
PT. Medco Energi Internasional, Tbk (2012). Laporan Keuangan Konsolidasian PT.
Medco Energi Interbasional, Tbk Untuk Tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2012
dan 2011, Jakarta

42

Anda mungkin juga menyukai