Anda di halaman 1dari 4

Tugas Besar 1

Nomor Induk Mahasiswa 55521120056

Nama Adli Bakti Haryadi

Fakultas / Program Studi EKONOMI DAN BISNIS / MAGISTER AKUNTANSI


Mata Kuliah Pelaporan Korporat
Dosen Dr. Lin Oktris, MSi,. CMA, CSRs, CSRA, ICSP

Penurunan Nilai Aset / Asset Impairment


(PSAK 48)

Setiap perusahaan, baik bergerak dalam bidang jasa, perdagangan maupun industri
pasti memiliki aset tetap untuk menjalankan kegiatan operasional setiap harinya. Aktiva
tetap merupakan harta perusahaan yang masa penggunaannya lebih dari satu periode
normal akuntansi (biasanya di atas satu tahun penggunaan) dan menjadi subjek manajemen
dengan mempertimbangkan kualitas dengan cara pemakaiannya, demikian juga dengan
penyusutan (depresiasi). Dalam PSAK No.48 (revisi 2013) Tentang Penurunan Nilai Aset
Menyatakan penurunan nilai aset terjadi apabila jumlah tercatatnya melebihi jumlah
terpulihkan. Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai apakah terdapat indikasi
aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka entitas harus
mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Aset dapat dipulihkan nilainya dengan dua
cara,yaitu: Pertama dijual dan kedua menggunakan nilai pakai dari aset tersebut sehinga
menghasilkan nilai kas.

Nilai aset yang dilaporkan dalam laporan keuangan diasumsikan tidak melebihi
nilai aset yang dapat dipulihkan melalui pemanfaatan atau penjualan aset tersebut. Nilai
jual aset atau nilai pemanfaatan aset yang lebih rendah dari nilai tercatat menunjukkan
bahwa aset tersebut nilainya telah turun, atau dalam kata lain aset tersebut mengalami
penurunan daya untuk menghasilkan aliran masuk manfaat ekonomik di masa depan. Jika
hal demikian terjadi, maka nilai tercatat aset harus diturunkan hingga sebesar nilai
terpulihkannya (dicatat rugi penurunan nilai). Tujuan dari hal ini adalah agar nilai aset yang
disajikan di laporan posisi keuangan tetap mencerminkan kewajaran sumber daya
ekonomik yang dikuasai oleh entitas, sehingga informasi yang disajikan ini tidak
menyesatkan (mislead) para pengguna laporan keuangan dalam melakukan pengambilan
keputusan.
Pengukuran Jumlah Terpulihkan

Ketika terdapat indikasi bahwa terdapat penurunan niai suatu aset pada setiap akhir
periode pelaporan, entitas diisyaratkan harus mengukur jumlah terpulihkan aset tersebut.
PSAK 48 (2013) mendifinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebaga jumlah yang lebih
tinggi antara Fair Value Less Costs to Sell adalah jumlah yang dapat dihasilkan dari
penjualan suatu aset atau unit penghasil kas dalam transaksi antara pihak-pihak yang
mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan, dikurangi biaya pelepasan aset dan Nilai
pakai (Value in Use) adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan
diterima atau unit penghasil kas. Aset dapat dipulihkan nilainya dengan dua cara. Dijual
sehingga menghasilkan kas dan Digunakan untuk beroperasi sehingga menghasilkan kas.
Sehingga, pemulihan nilai aset dengan cara pertama dapat ditentukan dari nilai wajar
dikurangi dengan biaya untuk menjual (nilai wajar bersih). Sedangkan pemulihan nilai aset
dengan cara kedua dapat dilihat dari proyeksi aliran kas dari titik pengujian hingga akhir
pemanfaatan aset di masa depan dan dinilaikinikan dengan memperhitungkan tingkat
risiko, baik risiko inflasi maupun risiko modal.

Akuntansi Untuk Impairment Aset

Setiap akhir periode pelaporan, entitas harus menilai apakah terdapat indikasi suatu
aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi, entitas harus mengukur nilai
terpulihkan aset. Jika nilai terpulihkan tersebut lebih rendah dari nilai tercatat aset, maka
entitas harus menyesuaikan nilai aset tersebut dan mengakui kerugian penurunan nilai.
Entitas memberikan pengungkapan yang memadai atas penurunan nilai tersebut. Entitas
mempertimbangkan faktor ekternal dan internal. Faktor eksternal adalah faktor di luar
entitas yang mengindikasikan dan mempengaruhi penurunan nilai aset seperti: penurunan
nilai pasar aset yang sangat signifikan melebihi penurunan nilai akibat pemakaian atau
berlalunya waktu, perubahan lingkungan seperti teknologi, ekonomi, teknologi, suku
bunga pasar dan lingkup operasi entitas.
Setelah ditemukan indikasi penurunan nilai, maka selanjutnya adalah menentukan
nilai terpulihkan. Entitas harus menghitung nilai wajar aset dan biaya penjualan aset dan
nilai pakai aset. Kedua nilai tersebut tidak harus tersedia semuanya. Jika salah satu nilai
lebih besar dari nilai tercatat, maka tak perlu dilakukan proses penurunan nilai berikutnya.
Dalam kondisi lain, nilai pasar aset sulit dilakukan karena tidak ada dasar untuk
menentukan nilai pasar. Entitas dapat menggunakan nilai pakai sebagai nilai terpulihkan.
Namun sebaliknya jika entitas tidak meyakini nilai pakai aset, maka nilai wajar dikurangi
biaya penjualan digunakan sebagai nilai terpulihkan.
Biaya penjualan adalah seluruh biaya untuk melepaskan aset tersebut. Contoh biaya
penjualan adalah biaya hukum, biaya pajak transaksi, biaya pemindahan, biaya tambahan
untuk menjadikan aset dalam keadaan siap dijual. Namun biaya pemutusan hubungan kerja
dan biaya terkait reorganisasi bisnis setelah pelepasan aset bukan bagian dari biaya
penjualan.
Nilai pakai adalah nilai kini arus kas di masa depan yang diharapkan akan diperoleh
entitas dari pemakaian aset tersebut. Untuk memperoleh nilai pakai langkah yang harus
dilakukan adalah mengestimasi arus kas masuk dan arus kas keluar di masa depan dari
pemakaian dan pelepasan aset serta menerapkan tingkat diskonto yang tepat atas arus kas
masa depan tersebut.
Menentukan apakah aset mengalami penurunan nilai atau tidak dengan
membandingkan nilai tercatat dengan nilai terpulihkan. Jika nilai tercatat lebih rendah dari
nilai terpulihkan, aset tak mengalami penurunan nilai. Entitas akan mengakui penurunan
nilai sebesar selisih nilai tercatat dengan nilai pakai. Aset akan disesuaikan atau diturunkan
nilainya sebesar nilai pakai. Kerugian penurunan nilai disajikan dalam laporan laba rugi
periode berjalan. Entitas harus mengungkapkan aset yang mengalami penurunan nilai
dalam catatan atas laporan keuangan.
Contoh Kasus:

WELAB CO. membeli gedung 5 tahun lalu $600,000 usia 20 tahun, depresiasi garis lurus.
BV gedung $450,000. Value in use aset untuk 15 tahun mendatang adalah $237,950 dan NRV aset
saat ini adalah $220,000. Recoverable Amount yang digunakan adalah yang lebih tinggi antara
value in use dan NRV. Maka Carrying Value lebih besar daripada Recoverable Amount yaitu
$450,000 > $237,950.
Account Debit Credit
Accum. Dep. - Building (30,000 x 5th) $150,000
Loss on Impairment ($450,000-237,950) $212,050
Building ($600,000 - 237,950) $362,050

Atau terdapat jurnal alternatifnya yaitu:


Account Debit Credit
Loss on impairment $212,050
Building $212,050

Atau
Account Debit Credit
Loss on impairment $212,050
Accum. Depr.-Building $212,050

Anda mungkin juga menyukai