Anda di halaman 1dari 13

Similarity Found: 60%

Date: Monday, July 20, 2020


Statistics: 2193 words Plagiarized / 3669 Total words
Remarks: High Plagiarism Detected - Your Document needs Critical Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

Depresiasi Dan Penurunan Nilai Muh. Fahreza Reskiyanto Nim : 1812260 STIE Tri
Dharma Nusantara rezareskiyanto@gmail.com Pendahuluan Depresiasi adalah metode
pengalokasian biaya aset tetap untuk menyusutkan nilai aset secara sistematis selama
periode manfaat dari aset tersebut (Martani & dkk, 2016). Aset adalah barang atau harta
benda, dimana yang terdiri dari benda yang tidak bergerak dan benda bergerak, baik
yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (intangible), yang tercakup
dalam aktiva atau harta kekayaan baik dari suatu instansi maupun dari suatu organisasi.
Badan usaha atau individu perorangan (Mayasani, 2016).

Aset tetap adalah aset yang berwujud yang dapat dengan dibangun lebih dahulu atau
didapatkan dalam keadaan siap pakai, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak
dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan yang mempunyai manfaat waktu satu
tahun atau lebih. Misalnya Gedung yang digunakan sebagai tempat melaksanakan
kegiatan perusahaan (pabrik, kantor dan sebagainya), mesin-mesin yang digunakan
untuk berproduksi atau melaksanakan kegiatan perusahaan tertentu dan aktiva lainnya
yang sejenis (Mayasani, 2016).

Aset tetap merupakan aset berwujud yang dapat mengalami penurunan nilai pada suatu
periode tertentu. Dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 48 Tentang
Penurunan nilai aset menyebutkan bahwa suatu aset dikatakan mengalami penurunan
nilai jika jumlah tercatat aset tersebut lebih besar dari jumlah terpulihkan dari aset yang
bersangkutan (Mananggo & Harijanto, 2016). Dalam PSAK No.48 (revisi 2013) Tentang
Penurunan Nilai Aset Menyatakan penurunan nilai aset terjadi apabila jumlah
tercatatnya melebihi jumlah terpulihkan. Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas
menilai apakah terdapat indikasi aset mengalami penurunan nilai.

Jika terdapat indikasi tersebut, maka entitas harus mengestimasi jumlah terpulihkan aset
tersebut. Aset dapat dipulihkan nilainya dengan dua cara,yaitu: Pertama dijual dan
kedua menggunakan nilai pakai dari aset tersebut sehinga menghasilkan nilai kas (Ali,
2015, p. 115). Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa aset tetap
merupakan aset yang bisa mengalami penyusutan karena habis masa manfaat atau
rusak oleh karena hal tersebut dapat dikatakan mengalami penurunan nilai.

Penurunan nilai adalah kondisi dimana terjadinya peristiwa yang merugikan sebagai
akibat dari satu atau bebrapa peristiwa yang terjadi setelah perjanjian awal suatu kredit.
Dampak dari peristiwa yang merugikan tersebut pada estimasi arus kas dimasa yang
akan datang atas aset keuangan atau kelompok keuangan. Depresiasi dan Penurunan
Nilai / Sumber: (Martani & dkk, 2016) Depresiasi Aset tetap suatu entitas memiliki masa
manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

dan seiring dengan pemakaian aset tetap tersebut maka kemampuan potensial aset
tetap tersebut untuk menghasilkan pendapatan akan semakin berkurang. Oleh karena
itu, biaya perolehan aset tetap harus dialokasikan sepanjang umur dari aset tersebut
secara sistematis. Pengalokasian ini sesuai dengan prinsip matching cost against
revenue. Depresiasi adalah metode pengalokasian biaya aset tetap untuk menyusutkan
nilai aset secara sistematis selama periode manfaat dari aset tersebut.

Terdapat tiga hal yang harus dipertimbangkan suatu entitas dalam mengalokasikan nilai
aset tetap sebagai biaya depresiasi, yaitu : Nilai biaya aset yang didepresiasikan Taksiran
masa manfaat aset tetap Metode depresiasi yang sesuai (Martani & dkk, 2016, p. 312)
1.3.1. Nilai Aset Yang di Depresiasikan Nilai biaya aset yang didepresiasikan merupakan
nilai biaya yang akan dialokasikan secara sistematis sepanjang masa manfaat dari aset.
Nilai ini dihitung dengan mengurangkan biaya perolehan dari suatu aset (nilai pada saat
pengukuran awal) terhadap estimasi nilai residu atau nil ai sisa dari aset pada akhir
periode masa manfaat aset tersebut.

Nilai residu atau nilai sisa merupakan estimasi nilai yang akan diperoleh entitas Ketika
dilakukan penjualan aset atau penghentian aset dari penggunaannya Ketika akhir
periode masa manfaat aset. (Martani & dkk, 2016, p. 314) 1.3.2. Taksiran Masa Manfaat
Aset Masa manfaat suatu aset merupakan jangka waktu dimana suatu aset
didepresiasikan dapat digunakan oleh suatu entitas. Dalam menentukan masa manfaat
suatu aset entitas mendasarkan pada kebijakan pengelolaan aset entitas yang
didasarkan pada pertimbangan akan dilakukannya penghentian penggunaan suatu aset
setelah waktu penggunaan tertentu atau pengonsumsian proporsi tertentu dari masa
ekonomisnya. Selain itu, suatu entitas juga sering kali menetapkan masa manfaat aset
tetap berdasarkan pengelompokan aset yang disesuaikan dengan peraturan yang
berlaku seperti peraturan perpajakan dan lain-lain.

Hal ini akan menyebabkan adanya perbedaan antara masa ekonomi aset dengan masa
manfaat aset. (Martani & dkk, 2016, p. 314) 1.3.3. Metode Depresiasi Metode depresiasi
menentukan cara dalam mengalokasikan penyusutan nilai aset secara sistematis selama
periode masa manfaat aset. Metode yang dipilih oleh suatu entitas harus mencerminkan
ekspektasi pola penggunaan aset. Pola penggunaan suatu aset dapat merupakan fungsi
dari waktu atau fungsi dari penggunaan fisik.

Tiga metode depresiasi yang umum digunakan oleh entitas adalah sebagai berikut :
Metode garis lurus : akan menghasilkan pembebanan yang konstan selama masa
manfaat aset bila estimasi nilai residu aset tidak berubah dan tidak terjadi penurunan
nilai aset. Metode pembebanan menurun : akan menghasilkan pembebanan yang
semakin menurun selama masa manfaat aset. Metode unit produksi : akan
menghasilkan pembebanan yang didasarkan pada ekspektasi penggunaan aset atau
output yang dihasilkan. (Martani & dkk, 2016, p.

315) Penurunan Nilai Penurunan nilai adalah suatu kondisi dimana terdapat bukti
objektif terjadinya peristiwa yang merugikan sebagai akibat dari satu atau lebih
peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal kredit tersebut, dan peristiwa yang
merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa dating atas aset keuangan
atau kelompok aset keuangan yang dapat dietimasi secara handal. 1.4.1 Indikasi
Penurunan Nilai Berikut ini beberapa pertimbangan dalam menilai adanya indikasi
penurunan nilai berdasarkan PSAK NO.48 adalah sebagai berikut : Informasi dari sumber
eksternal : Terdapat indikasi yang dapat diobservasi bahwa nilai aset telah turun secara
signifikan selama periode tersebut lebih dari yang diharapkan sebagai akibat dari
berjalannya waktu dan pemakaian normal.

Perubahan signifikan teknologi, pasar, ekonomi dan lingkup hukum Perubahan suku
bunga Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya. Faktor sumber
internal : Bukti keusangan atau kerusakan fisik aset Perubahan signifikan atas
penggunaan, penghentian dan masa manfaat aset Bukti internal mengindikasikan
bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk dari yang diharapkan (Ali, 2015, p. 118)
Menurut PSAK 55 terdapat 6 peristiwa yang meyebabkan penurunan nilai : (Secarian,
2015) Kesulitan keuangan signifikan menyebabkan penurunan nilai terjadi Pelanggaran
kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga
Pihak pemberi pinajam, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan
kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan pada pihak
peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan
tersebut.

Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan melakukan reorganisasi


keuangan lainnya. Hilangnya pasar aktif dari kelompok aset keuangan akibat kesulitan
keuangan. Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat
diukur atas estimasi arus kas masa depan dari kelompok aset keuangan sejak
pengakuan awal aset dimaksud. Termasuk memburuknya status pembayaran pihak
peminjam dan kondisi ekonomi nasional atau local yang berkolerasi dengan wanprestasi
atas aset dalam kelompok tersebut.

Peristiwa-peristiwa diatas adalah bukti objektif yang dapat menyebabkan penurunan


nilai suatu Lembaga pembiayaan. Jika salah satu dari penyebab penurunan nilai sudah
terpenuhi, maka perusahaan sudah melakukan perhitungan penurunan nilai. Perusahaan
mengevaluasi apakah terdapat bukti penurunan nilai dengan cara individual dan
kolektif. (Secarian, 2015) 1.4.2. Pengukuran Penurunan Nilai Penurunan nilai terjadi pada
saat perubahan situasi menyebabkan estimasi arus kas masa mendatang (manfaat aset
masa datang) lebih rendah dari nilai buku aset tersebut.

Secara periodik perusahaan harus menguji atau mereview ada atau tidaknya indikasi
tersebut maka perusahaan harus menaksir atau mengistemasi jumlah terpulihkan aset
tersebut. Untuk setiap aset yang mengalami penurunan nilai, perusahaan akan mencatat
kerugian selisih antara nilai buku aset dengan nilai pasar aset maka aset diturunkan
sebesar nilai wajar (fair value) (Ali, 2015, p. 117). Penurunan nilai = jumlah terpulihkan
asset < jumlah tercatatnya Metode Pengujian Penurunan Nilai Penurunan Nilai
Individual Penurunan secara individual dilakukan apabila terdapat bukti objektif
mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara
individual. Metode umum yang digunakan dalam pengujian penurunan nilai individual
adalah analisis arus kas terdiskonto.

Nilai diskonto dihitung dengan mengestimasi arus kas masa depan dan
mendiskontokannya dengan menggunakan suku bunga efektif. Metode umum untuk
memperoleh estimasi arus kas dalam perhitungan rugi penurunan nilai adalah dengan
menggunakan historical portfolio performance dari kelompok pinjaman. Penurunan
Nilai Kolektif. Penilaian kolektif dilakukan apabila : Aset keuangan yang tidak dinilai
secara individual Aset keuangan yang dinilai secara individual namun tidak
teridentifikasi adanya penurunan nilai Bukti objektif khusus mengenai penurunan nilai
terdapat pada tingkat pinjaman yang diberikan  Pada umumnya bersifat homogen,
bervolume tinggi, dan memiliki nilai individual yang rendah\ Penurunan nilai secara
kolektif merupakan langkah sementara sampai penurunan nilai individual dapat
teridentifikasi.

Penilaian kolektif harus merefleksikan model kerugian yang terjadi dan mungkin tidak
mengakibatkan pengakuan perkiraan kerugian masa depan.  1.4.3. Proses perhitungan
penurunan nilai : / Sumber : (Secarian, 2015) Pengakuan dan pengukuran bagan diatas
merupakan proses perhitungan penurunan nilai dimana perhitungan penurunan nilai
dibagi menjadi dua, yaitu kolektif dan individu. Pertama, perusahaan menentukan
tingkat signifikan terhadap aset keuangan. Kedua, pada aset yang dikategorikan tidak
signifikan, jika terjadi penurunan nilai dilakukan dengan metode perhitungan kolektif.

Perhitungan kolektif adalah perhitungan dengan mengelompokkan data-data kondisi


yang sama. Ketiga, pada aset yang signifikan jika terjadi penurunan nilai dihitungan
dengan cara individual. Perhitungan individual adalah menghitung nilai perusahaan
masing-masing PPU yang mengalami penurunan nilai. Jika tidak terdapat bukti objektif
penurunan nilai maka perusahaan tetap melakukan perhitungan penurunan nilai dengan
perhitungan kolektif seperti aset keuangan yang tidak signifikan.

Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa aset mungkin mengalami penurunan
nilai, perusahaan minimal mempertimbangkan hal-hal berikut ini: Terdapat indikasi yang
diobservasi bahwa nilai aset telah turun secara signifikan selama periode tersebut lebih
dari yang diperkirakan sebagai akibat dari berjalannya waktu atau pemakaian normal.
Perubahan signifikan dalam hal teknologi, pasar, akonomi atau lingkup hukum. Suku
bunga pasar atau tingkat imbal hasil pasar lain. Jumlah tercatat aset neto entitas
melebihi kapitalisasi pasarnya. 1.4.4. Pengakuan Rugi Penurunan Nilai Kerugian
penurunan nilai terjadi pada saat kelompok aset keuangan diturunkan nilainya.

Jika terjadi bukti objektif dari penurunan nilai tersebut akibat dari satu atau lebih
peristiwa setelah pengakuan awal dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak
pada arus kas masa depan maka perusahaan sudah mengalami penurunan nilai pada
kelompok aset keuangannya. Pada dasarnya penurunan nilai suatu perusahaan sulit
diidentifikasi dan jika terjadi merupakan dampak dari kombinasi beberapa peristiwa.
PSAK No.48 menetapkan bahwa rugi penurunan nilai diakui jika jumlah tercatat aset
melebihi jumlah terpulihkan. Rugi penurunan nilai didefinisikan dalam PSAK No.48
sebagai “jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat suatu aset atau unit
penghasil kas atas jumlah terpulihkannya”.
Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi
antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dan nilai pakainya (Ali, 2015, p. 117)
1.4.5. Pemulihan Rugi Penurunan Nilai Penurunan nilai yang dapat dipulihkan Kembali
adalah nilai yang lebih besar dari nilai wajar dikurangi nilai untuk menjual dan nilai
aktiva yang sedang digunakan atau dalam masa manfaat (Setiawan, 2018). Jumlah
terpulihkan merupakan jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau unit
penghasil kas dikurangi biaya pelepasan dengan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi
biaya pelepasan dan nilai pakai dari aset tidak selalu perlu ditentukan keduanya.

Jika salah satu jumlahnya melebihi jumlah tercatat aset, maka aset tersebut tidak
mengalami penurunan nilai dan tidak perlu dilakukan estimasi jumlah lainnya. Elemen-
elemen yang tercermin dalam penghitungan nilai pakai aset: estimasi arus kas masa
depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari asset. Harapan mengenai
kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus kas masa depan tersebut; Nilai waktu
uang, direpresentasikan oleh suku bunga pasar bebas risiko yang berlaku; Harga untuk
menanggung ketidakpastian yang melekat pada asset Faktor-faktor lain, seperti
ilikuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh pelaku pasar dalam menilai arus kas masa
depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset tersebut.

Jika dan hanya jika jumlah terpulihkan aset lebih kecil dari jumlah tercatatnya, maka
jumlah tercatat aset diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkan. Penurunan tersebut
adalah rugi penurunan nilai. Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laba rugi, kecuali
aset disajikan pada jumlah revaluasian sesuai dengan PSAK 16. Jika jumlah estimasi rugi
penurunan nilai lebih besar dari jumlah tercatat aset terkait, maka entitas mengakui
liabilitas jika dan hanya jika disyaratkan di PSAK yang lain.

Setelah pengakuan rugi penurunan nilai, beban penyusutan (amortisasi) aset


disesuaikan di periode masa depan untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset revision,
setelah dikurangi nilai residu (jika ada), secara sistematis selama sisa umur manfaatnya.
Penyajian Aset Tetap Menurut PSAK No.1 dalam laporan keuangan, penyajian aset tetap
akan terlihat dalam neraca. Neraca merupakan suatu daftar yang menggambarkan
komposisi harta, kewajiban dan modal pada suatu periode tertentu. Ernawati (2014)
menyatakan bahwa di neraca, aset tetap dicatat sebesar nilai bukunya, yaitu harga
perolehan aset tetap tersebut dikurangi dengan akumulasi depresiasi aset tetap.

Unsur-unsur penyajian aset tetap berikut ini adalah unsur-unsur penyajian aset tetap.
(Hukom, Morasa, & Pangrapan, 2018). Laporan Neraca Jenis-jenis aset tetap yang
disajikan dalam neraca diantaranya : Tanah Dalam dunia akuntansi, aset tanah
merupakan aktiva tetap berwujud yang diperoleh dalam kondisi siap pakai atau bisa
juga disempurnakan terlebih dahulu sampai siap pakai untuk operasional perusahaan
dimana tanah tersebut memiliki nilai ekonomi lebih daru satu tahun, serta tidak
diperjualbelikan dalam jalannya kegiatan perusahaan.

Bangunan atau Gedung Merupakan fasilitas yang digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan, baik bangunan kantor, toko maupun bangunan untuk pabrik. Kendaraan
Kendaran merupakan fasilitas yang digunakan untuk transportasi perusahaan.
Kendaraan yang dimaksud ialah Motor, Mobil, Kapal Laut dan Pesawat Peralatan
Perlengkapan atau alat-alat lainnya, mencakup aset yang digunakan dalam kegiatan
operasional seperti furniture kantor, mesin pabrik, dan lain sebagainya Inventaris kantor
inventaris adalah daftar lengkap jumlah, jenis, dan nilai aset pada suatu titik waktu. Aset
tersebut mencakup bahan, barang setengah jadi dan barang jadi. Laporan Laba Rugi
Didalam laporan laba rugi, dilaporkan biaya pemeliharaan dan reparasi sehari-hari.

Beban penyusutan yang merupakan pengakuan atas penggunaan manfaat potensial


dari suatu aset. Keuangan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau pelepasan
aset tetap. Laporan Arus Kas Menurut PSAK No.2 Laporan Arus Kas yaitu suatu arus kas
yang masuk dan arus kas yang keluar ialah investasi yang sifatnya sangat liquid,
berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam suatu jumlah tertentu
tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang sangat signifikan. Berdasarkan PSAK No.2

bahwa dalam suatu laporan arus kas diklasifikasikan menjadi 3 aktivitas yakni : Aktivitas
Operasi Kas dari kegiatan operasi utamanya diperoleh dari pendapatan entitas serta
aktivitas lain yang tidak termasuk dalam aktivitas suatu investasi ataupun pendanaan.
Contohnya ialah : penerimaan kas dari penjualan suatu barang atau jasa, pembayaran
kas kepada pemasok barang, dan pengeluaran kas untuk membayar karyawan. Aktivitas
Investasi Kas dari suatu kegiatan investasi diperoleh dari penjualan dan pembelian
aktiva tetap atau aset jangka panjang.

Contohnya saja : pengeluaran kas yang untuk membeli mesin produksi, penerimaan kas
hasil dari penjualan tanah, serta penerimaan kas hasil dari saham. Aktivitas Pendanaan
Kas dari suatu kegiatan pendanaan mengakibatkan berubahnya kontribusi modal dan
pinjaman entitas, baik dalam jumlah maupun komposisinya. Contohnya ialah : kas yang
telah diterima dari emisi obligasi, serta kas yang dibayarkan kepada pemegang saham
untuk dapat menebus saham perusahaan.

Pengungkapan Aset Tetap Pengungkapan aset tetap dalam laporan keuangan


merupakan penjelasan dari pos-pos aset tetap dalam laporan keuangan. PSAK 16 revisi
2016 menyatakan, laporan keuangan harus mengungkapkan untuk setiap kelas aset
tetap sebagai berikut : Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah
tercatat bruto Metode penyusutan yang digunakan Umur manfaat atau tarif penyusutan
yang digunakan Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (digabungkan dengan
akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode.

Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan :
Penambahan Aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau termasuk
dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai
dengan PSAK 58 : Aset tidak lancer yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang
dihentikan dan pelepasan lain Perolehan melalui kombinasi bisnis Peningkatan atau
penurunan akibat dari revaluasi serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik
dalam penghasilan komprehensif lain sesuai dengan PSAK 48 : penurunan nilai aset Rugi
penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi sesuai dengan PSAK 48 Pembalikan rugi
penurunan nilai dalam laba rugi sesuai dengan PSAK 48 Penyusutan Selisih kurs neto
yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional menjadi
mata uang pelaporan yang berbeda. Termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar
negeri menjadi mata uang pelaporan dari entitas pelapor Perubahan lain.

(Hukom, Morasa, & Pangrapan, 2018) PSAK NO.16 evisi 2016 menyatakan laporan
keuangan juga harus mengungkapkan : Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak
milik dan aset tetap yang dijaminkan untuk liabilitas Jumlah pengeluaran yang diakui
dalam jumlah tercatat aset tetap yang sedang dalam konstruksi Jumlah komitmen
kontraktual untuk memperoleh aset tetap Jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk
aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau dihentikan yang termasuk
dalam laba rugi, jika tidak diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain.

(Hukom, Morasa, & Pangrapan, 2018) Pengungkapan metode yang digunakan dan
estimasi umur manfaat atau tarif penyusutan menyediakan informasi bagi pengguna
laporan keuangan dalam mengkaji kebijakan yang dipilih manajemen dan
memungkinkan perbandingan dengan entitas lain, untuk alas an yang serupa, juga perlu
diungkapkan : Penyusutan, apakah diakui dalam laba rugi atau diakui sebagai bagian
dari biaya perolehan aset lain, selama satu periode , dan Akuntansi penyusutan pada
akhir periode (Hukom, Morasa, & Pangrapan, 2018) PSAK 16 revisi 2016 menyatakan,
jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian.
Hal berikut diungkapkan sebagai tambahan pengungkapan yang disyaratkan oleh PSAK
68 : Pengukuran nilai wajar: Tanggal efektif revaluasi Apakah melibatkan penilai
independent Untuk setiap kelas aset tetap yang direvaluasi, jumlah tercatat aset
seandainya aset tersebut dicatat dengan model biaya, dan Surplus evaluasi, yang
mengindikasikan perubahan selama periode dan setiap pembatasan distribusi kepada
pemegang saham (Hukom, Morasa, & Pangrapan, 2018). Hasil Penelitian Hasil penelitian
(Ali, 2015) menemukan bahwa kebijakan Akuntansi Perusahaan Perlakuan akutansi
penurunan nilai aset tetap diketahui bahwa penurunan nilai aset tetap dapat terjadi
karena pelepasan, penjualan maupun dengan adanya penilaian kembali dan revaluasi.
Untuk tahun 2013 Penjualan aset menyebabkan nilai aset tetap Bank SULUT turun.
Setelah dikurangi akumulasi penyusutan nilai akhir aset tetap menunjukkan peningkatan
sebesar 16,43% dibanding tahun 2012 yang bernilai Rp50.767 juta.

Pertanggung jawaban atas aset tetap yang dijual atau dilepaskan oleh Bank Sulut
ditanggung oleh Panitia Penghapusan dan Pelelangan Inventaris milik bank sulut sesuai
dengan SK direksi PT Bank Sulut No.078/SK- UMM/XI/2012 dibentuk pada tahun 2012.
Apabila taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari suatu
aset lebih rendah dari nilai tercatatnya misalnya aset tetap berwujud khususnya perabot
kantor dan inventaris lainnya. Bank Sulut mengakui rugi penurunan nilai. PT Bank Sulut
melakukan uji penurunan nilai pada setiap akhir periode pelaporan atau pada setiap
tanggal neraca. / Dari tabel 1 bisa dilihat untuk akun Hak Atas Tanah ada 1 bangunan
yang dilepaskan yang diungkapkan oleh entitas sendiri dengan nilai Rp.1.977.277
sehingga saldo awal Hak Atas Tanah dengan nilai Rp.16.178.163.463 menjadi
Rp.16.176.186.236 pada saldo akhir. Entitas mengungkapkan menambahkan aset tetap
pada perusahaan sebesar Rp.36.092.618.817 dan melepaskan atau pengurangan aset
tetap pada perusahaan sebesar Rp.17.839.875.714.

Untuk aset-aset tetap lainnya seperti bangunan, kendaraan, mesin kantor, perabot
kantor, Inventaris lainnya, hardware komputer dan aset dalam penyelesaian tidak
diungkapkan oleh entitas ada berapa banyak aset tetap yang dapat penambahan dan
pengurangan. Aset-aset yang disesuaikan dan atau direklasifikasi oleh entitas ada mesin
kantor, perabot kantor, inventaris lainnya, hardware komputer dan aset dalam dalam
penyelasaian. Aset dalam penyelesaian merupakan aset yang masih dalam proses
pembangunan sehingga penyesuaian dan atau reklasifikasinya terjadi penyusutan
sebesar Rp.(6.112.324.174).

/ Dari tabel 2 bisa dilihat untuk akun hak atas tanah tidak terjadi penambahan,
pengurangan, dan penyesuain dan atau reklasifikasi sehingga nilai dari akun hak atas
tanah tetap menunjukkan nilai yang sama sampai akhir periode. Untuk aset-aset yang
dibeli atau ditambahkan oleh entitas ada akun aset bangunan, kendaraan, mesin kantor,
perabot kantor, inventaris lainnya,dan hardware komputer dan aset dalam penyelesaian.
Penambahan aset-aset tetap berupa, yaitu : 1. Akun Bangunan penambahan 6 aset
berupa rumah ATM. 2. Akun Kendaraan penambahan 9 aset berupa kendaraan roda
dua. 3. Akun Mesin kantor penambahan 39 aset berupa mesin hitung, mesin genset, dan
mesin lainya 4.

Akun Perabot kantor penambahan 60 aset berupa meja, kursi brangkas, dan perabot
lainnya 5. Akun inventaris lainnya penambahan 175 aset berupa laptop, TV, LCD, LCD,
Kamera, dan iventaris lainnya 6. Akun Hardware komputer penambahan 421 aset berupa
Komputer, Laptop, PC dan hardware komputer lainnya. 7. Akun Aset dalam penyelesaian
entitas menambahkan pada akun tersebut dengan nilai sebesar Rp.1.046.560.732. Total
aset tetap yang ditambahkan oleh entitas sebesar Rp.15.324.707.016 dan total aset tetap
yang menglami pengurangan sebesar Rp.3.205.632.060. Untuk total penyesuaian dan
atau reklasifikasi dari semua aset tetap sebesar Rp.3.551.775.000.

Setelah membahas teori mengenai penurunan nilai aset pada bab sebelumnya dan
melakukan analisis penerapan akuntansi penurunan nilai aset khususnya aset tetap
dengan berfokus pada PSAK No.48 (revisi 2013) pada PT Bank Sulut maka penulis
menyimpulkan dan memberi saran kepada perusahaan. Kesimpulan Penerapan
penurunan nilai aset yang dilakukan oleh PT Bank Sulut dalam hal ini aset tetap telah
menuju pada kesiapan implementasi penerapannya karena telah ada kebijakan dari
kementrian Keungan bagi entitas mengenai penurunan nilai aset yang pada prinsipnya
telah sesuai dengan PSAK No.48. Neraca tahun 2013 dan 2014 pada PT Bank Sulut yang
mengalami penurunan nilai aset dari tahun 2013 dan ke tahun 2014 adalah Kendaraan
sebesar Rp.(463,657,220.00) atau sekitar - 88.94% dimana pada tahun 2013 berjumlah
Rp.984,951,680.00 kemudian pada tahun 2014 turun menjadi Rp.521,294,460.00, Mesin
Kantor Sebesar Rp.(366,994,114) atau sekitar - 5.81% dimana pada tahun 2013
berjumlah Rp.6,682,311,991 kemudian pada tahun 2014 turun menjadi
Rp.6,315,317,877.00, Dan Perabot Kantor sebesar Rp(1,079,672,344) atau sekitar -52.35%
dimana pada tahun 2013 berjumlah Rp.3,141,875,953.00 kemudian pada tahun 2014
turun menjadi Rp.2,062,203,609.00.

Saran Setiap data mengenai aset tetap Bank Sulawesi Utara sebaiknya dibuat per
bagian-bagian agar data-data aset tetap seperti tahun perolehan, harga perolehan
akumulasi penyusutan, cadangan rugi penurunan nilai (jika terjadi) dan nilai sisa dapat
digunakan dengan mudah sebagaimana mestinya. Daftar Pustaka Ali, Muhammad
Cheider. 2015. Analisis penerapan psak no.48 (revisi 2013) penurunan nilai aset tetap
pada PT. Bank Sulut, Vol. 15 No. 03. Hukom, Hosianita Fiandani, dkk.2018. Evaluasi
penyajian dan pengungkapan aset tetap berdasarkan psak no. 16 pada PT. Akam, Vol.
13 No. 02. Mananggo, Ikbal, harijanto, Sabijono. 2016. Analisis penurunan nilai aset
tetap bangunan menurut psak no. 48 tentang penurunan nilai aset PT.

Bank Rakyat Indonesia (persero) tbk. Di bursa efek Indonesia, Vol. 4 No. 1. Dwi Martani,
Dkk. 2016. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Edisi 2. Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat. Mayasari, Dewi Nur. Evaluasi Pencatatan Danpelaporan Asettetap
Pemerintahdaerah Padabadanpengelolaan Keuangan Dan Asetdaerah (Bpkad) Kota
Kendari. Vol. Secarian, Muhammad Evan. 2015. “Evaluasi penerapan psak 55 mengenai
instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran pada penurunan nilai dan tidak
tertagihnya aset keuangan, perlakuan akuntansi, dan nilai perusahaan : Universitas
Diponegoro Semarang Setiawan, Djodi. 2018.

Implementasi Psak 16 Aktiva Tetap Dan Psak 48 Penurunan Nilai Aktiva Terhadap Nilai
Wajar Aktiva Sesuai Pada Psak 68, Vol. 9 No.

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
1% - https://kazenime22.blogspot.com/2020/01/akuntansi-keuangan-metode-
biaya.html
<1% - https://tugasbukriau.blogspot.com/2014/09/pengoperasian-dan-pemeliharaan-
aset.html
<1% - https://amirhamzah010293.blogspot.com/2013/10/makalah-tentang-barang-
miliik-daerah.html
<1% - https://tiyasgaluh.blogspot.com/2015/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x.html
1% - https://www.slideshare.net/supriantobm/aktiva-tetap-15741820
<1% - https://www.e-jurnal.com/2016/12/analisis-penurunan-nilai-aset-tetap.html
<1% - https://intanjayanovita.blogspot.com/
1% - https://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-7-psak-48-penurunan-nilai-
aset.html
10% - https://www.scribd.com/document/327969357/9354-18606-1-SM
<1% - https://id.123dok.com/document/eqox37kq-ta-rancang-bangun-aplikasi-
pengelolaan-aset-pada-pt-bina-megah-indowood.html
1% - https://id.scribd.com/doc/315762313/Jurnal-pdf
<1% - http://jurnal.stietotalwin.ac.id/index.php/jimat/article/download/76/74/
1% - https://www.slideshare.net/kartikadwirachmawati/penerapan-metode-penyusutan-
aktiva-tetap-pada-pt-kereta-api-indonesia-persero
1% - https://www.coursehero.com/file/52836713/MAKALAH-DEPRESIASI-DAN-
PENURUNAN-NILAIdocx/
1% - https://susunanmakalah.blogspot.com/2015/01/makalah-akuntansi-keuangan.html
2% - https://depresiasidanpenurunannilai.blogspot.com/
1% - https://id.123dok.com/document/zgr4118q-penilaian-dan-penyajian-aktiva-
tetap.html
1% - https://www.slideshare.net/intandiliyana/rangkuman-depresiasi-dan-penurunan-
nilai
1% - https://rogonyowosukmo.wordpress.com/2012/01/24/penurunan-nilai-aset-
berdasar-psak-48-64/
1% - https://kmerahjambu.blogspot.com/2017/
1% - https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-48-Penurunan-Nilai-Aset-
IAS-36-Impairment20062012.pptx
1% - https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2015/08/PSAK-48-Penurunan-Nilai-Aset-
IAS-36-Impairment-27072015.pptx
1% - http://journal.unpar.ac.id/index.php/BinaEkonomi/article/download/832/816
1% - https://siantartop.co.id/wp-content/uploads/2017/01/Financial%20Report%20Sept
%202016.pdf
1% - https://siantartop.co.id/wp-content/uploads/2017/01/Financial%20Report%20Sept
%202015.pdf
1% - http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/assets/article/download/1842/1656
<1% - https://meganirmalaputri.blogspot.com/2013/03/perekonomian-indonesia-
tulisan-pajak.html
<1% - https://wacana-akuntansi.blogspot.com/2014/09/apa-saja-yang-diungkapkan-
dalam-catatan.html
<1% - https://ilmumanajemendanakuntansi.blogspot.com/2017/
<1% - https://id.scribd.com/presentation/376482150/Analisis-Laporan-Keuangan-pptx
4% - https://ekonomikomiko.blogspot.com/2014/05/penurunan-nilai.html
<1% - https://www.slideshare.net/rieandha/instrumen-keuangankasdan-piutang
6% - https://accounting.binus.ac.id/2018/11/30/psak-48-penurunan-nilai-aset/
1% - https://id.scribd.com/doc/313960059/RMK-11
<1% - http://jurnal.perbanas.id/index.php/JPR/article/download/30/32
1% - https://memebali.blogspot.com/2013/08/aset-4-psak-16-aset-tetap.html
1% - https://accountingunsoed.org/accounting-standar-resume-psak-48/
1% - https://core.ac.uk/download/pdf/35318629.pdf
1% - http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-
ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/2014/08/ernaa.pdf
<1% - https://akuntansi-unsika.blogspot.com/2012/06/aktiva-tetap-menurut-standar-
akuntansi.html
1% - https://www.beecloud.id/apakah-tanah-dapat-didepresiasikan/
1% - https://www.jurnal.id/id/blog/aktiva-tetap-pengertian-jenis-dan-cara-
memperolehnya/
<1% - https://ilmupengatahuanhukum.blogspot.com/2016/02/aset-tetap-psak-16.html
5% - https://sarjanaekonomi.co.id/laporan-arus-kas/
<1% - https://www.dosenpendidikan.co.id/aset-tetap-adalah/
3% - http://eprints.ums.ac.id/36935/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
1% - https://core.ac.uk/download/pdf/148607288.pdf
<1% - https://id.scribd.com/presentation/379621968/Perkembangan-PSAK-29112017
1% - https://www.pelajaran.co.id/2018/14/pengertian-laporan-keuangan-perusahaan-
jasa-tujuan-dan-contoh-laporan-keuangan-perusahaan-jasa-lengkap.html
1% - https://rikanovianna.wordpress.com/2016/06/
<1% - https://meganirmalaputri.blogspot.com/2012/11/perusahaan-dan-lingkungan-
perusahaan.html
1% - https://rikanovianna.wordpress.com/2016/06/26/analisis-jurnal-1/
<1% - https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/catalogue/2015.html
1% - https://citrametro.blogspot.com/2017/11/131-skripsi-akuntansi-studi-kasus-
pdf.html
<1% - https://alfhiesya.blogspot.com/2012/06/psak-57.html

Anda mungkin juga menyukai