Anda di halaman 1dari 10

ASYNCRONOUS-1 dan 2 Agenda 4

Jumat-Sabtu, 8-9 April 2022 (Hari ke-11 dan 12)

ANALISA PERMASALAHAN TUGAS DAN FUNGSI

Nama Peserta Diklat : Anissa Nurul Aini, S.Pd

Nama Diklat : Pelatihan Dasar CPNS

Gol/Angk/Kel : III/131/4

Tugas/Jabatan : Ahli Pertama – Guru Bahasa Inggris

1. Profil Lembaga
No. Nama SKPD/UKPD Dinas Pendidikan / SMA Negeri 3 Jakarta
1. Visi dan Misi Visi: Jakarta kota maju, lestari dan berbudaya yang
warganya terlibat dalam mewujudkan keberadaban,
keadilan dan kesejahteraan bagi semua.
Misi:
• Menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat,
cerdas, berbudaya, dengan memperkuat nilai-
nilai keluarga dan memberikan ruang kreativitas
melalui kepemimpinan yang melibatkan,
menggerakkan dan memanusiakan.
• Menjadikan Jakarta kota yang memajukan
kesejahteraan umum melalui terciptanya
lapangan kerja, kestabilan dan keterjangkauan
kebutuhan pokok, meningkatnya keadilan
sosial, percepatan pembangunan infrastruktur,
kemudahan investasi dan berbisnis, serta
perbaikan pengelolaan tata ruang.
• Menjadikan Jakarta tempat wahana aparatur
negara yang berkarya, mengabdi, melayani,
serta menyelesaikan berbagai permasalahan
kota dan warga, secara efektif, meritokratis dan
berintegritas.
• Menjadikan Jakarta kota yang lestari, dengan
pembangunan dan tata kehidupan yang
memperkuat daya dukung lingkungan dan
sosial.
• Menjadikan Jakarta ibukota yang dinamis
sebagai simpul kemajuan Indonesia yang
bercirikan keadilan, kebangsaan dan
kebhinekaan.

2. Nilai-nilai Organisasi Nilai-nilai budaya kerja DKI Jakarta tercantum


dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 54
Tahun 2020 tentang Budaya Kerja. Adapun nilai-
nilai budaya kerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
yaitu:
1. Berintegrasi Keselarasan antara perkataan dan
perbuatan dengan memegang teguh prinsip, aturan
dan norma yang berlaku. Berintegritas meliputi
perilaku jujur dan dapat dipercaya, konsisten dan
berani menegakkan kebenaran, tulus melayani,
memenuhi komitmen dan berdedikasi tinggi.
2. Kolaborasi Bekerja sama dengan seluruh
pemangku kepentiingan untuk mencapai tujuan
bersama dengan membentuk tim dan membangun
kemitraan yang efektif. Kolaboratif meliputi perilaku
saling percaya, saling menghormasi, aktif dalam
perbincangan tematik, produktif dan kreatif
menangani konflik, dan mampu melakukan
coaching dan mentoring
3. Akuntabel Melaksanakan pekerjaan secara
tuntas dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan target kinerja. Akuntabel meliputi perilakuk
bertanggung jawab, profesional, transparan,
cermat dalam bertindak, dan dapat diandalkan.
4. Inovatif Menciptakan gagasan pembaharuan
untuk meningkatkan mutu layanan melaui evaluasi
pemecahan masalah dan perbaikan secara terus
menerus. Inovatif meliputi perilaku menyukai
tantangan dan rasa ingin tahu yang tinggi, berpikir
di luar kebiasaan, kreatif dan visioner, terbuka
terhadap masukan/kritik dan ide-ide baru, dan
mampu menciptakan ide-ide yang orisinil.
5. Berkeadilan Kepedulian atau kepekaan untuk
memastikan hak berbagai pihak dapat
terakomodasi. Perilaku berkeadilan meliputi
objektif, proporsional, mengedepankan kesetaraan,
kesamaan hak, dan mendorong kemajuan
bersama.
3. Tugas Organisasi Berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta
Nomor 376 Tentang Pembentukan, Organisasi, dan
Tata Kerja Sekolah Menengah Atas Negeri Tugas
dan Fungsi SMAN adalah sebagai berikut:
1. SMAN mempunyai tugas menyelenggarakan
pendidikan menengah umum program 3 (tiga) tahun
bagi tamatan Sekolah Menengah Pertama atau
yang sederajat.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), SMAN menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyusunan dan pelaksanaan rencana kegiatan
dan anggaran sekolah (RKAS) serta
pengembangan SMAN;
b. Penyelenggaraan pendidikan menengah atas
sesuai dengan kurikulum;
c. Pelaksanaan bimbingan dan konseling bagi para
peserta didik;
d. Pelaksanaan dan pembinaan hubungan kerja
sama dengan orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat;
e. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan
terhadap guru, tenaga fungsional kependidikan
lainnya, laboran, pustakawan dan tenaga
fungsional/profesi lainnya;
f. Pengelolan kepegawaian, keuangan, dan barang
SMAN;
g. Pelaksanaan pengelolaan prasarana, sarana,
dan fasilitas SMAN;
h. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dan
kerumahtanggan SMAN;
i. Pengelolaan kearsipan, data, dan informasi
SMAN;
j. Pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengaturan
acara SMAN; dan
k.Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas dan fungsi SMAN.
4. Uraian/Rincian Tugas Pegawai, Tugas pokok dan fungsi guru berdasarkan
dan atau tugas tambahan dan atau Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018, antara lain:
keg. inisiatif dgn persetujuan 1. Merencanakan pembelajaran atau
Atasan pembimbingan
2. Melaksanakan pembelajaran atau
pembimbingan
3. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan
4. Membimbing atau melatih peserta didik
5. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat
pada pelaksana kegiatan pokoksesuai dengan
Beban Kerja Guru

2. Identifikasi Isu Berdasarkan Uraian Tugas

Dari uraian tugas di atas setelah dikonsultasikan dengan mentor, maka tugas pokok
dan fungsi yang memiliki isu sebagai berikut :
1. Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan.
2. Melatih dilihat dari isinya berupa keterampilan atau atau kecakapan hidup (life
skills). Seorang pelatih pada prosesnya selalu memberikan contoh atau
menjadi model dan teladan dalam hal moral dan kepribadian
3. Assesment for Learning (penilaian proses pada saat berlangsung untuk
memantau kemajuan remedial, umpan balik, simpulan contoh seperti menulis
kuis, presentasi, laporan pengembangan).
Berdasarkan isu deskripsi di atas, berikut disajikan informasi tabel mengenai
identifikasi isu permasalahan beserta data pendukung sebagai berikut:

Tabel 1. Identifikasi isu pada uraian tugas


No. Uraian Tugas Isu Deskripsi Keterkaitan Data/Fakta/Output
dengan materi
agenda III
1 Merencanakan dan Kurang Manajemen ASN Berdasarkan observasi
melaksanakan optimalnya Guru kurang yang dilakukan selama
pembelajaran atau penggunaan mengeksplor media PJJ maupun PTMT, masih
pembimbingan. media pembelajaran yang banyak nya guru yang
pembelajaran menarik di internet, menggunakan metode
yang sehingga anak-anak pembelajaran satu arah
bervariasi. merasa jenuh dan dan tidak menggunakan
monoton dengan media media pembelajaran yg
yang sama. menarik, sehingga banyak
siswa yang merasa
bosan.

2. Melatih dilihat dari Kurang Manajemen ASN Berdasarkan hasil nilai


isinya berupa optimalnya Guru belum maksimal keterampilan salah satu
keterampilan atau kemampuan dalam menyusun nya adalah nilai
atau kecakapan hidup berbicara sistematika instruksi kecakapan Bahasa
(life skills). Seorang Bahasa Inggris penugasan yang jelas. Inggris, masih terdapat
pelatih pada siswa Penugasan terhadap siswa yang tidak lulus
prosesnya selalu peserta didik dianggap KKM.
memberikan contoh terlalu monoton dan
atau menjadi model kurang optimal dalam Berdasarkan angket yang
dan teladan dalam hal pelaksanaan diberikan pada siswa
moral dan kepribadian keterampilan berbicara terdapat 57% siswa yang
merasa kurang optimal
Smart ASN dalam kemampuan
Guru yang belum optimal berbicara Bahasa inggris.
dalam melatih
kemampuan berbicara
siswa karena
pembelajaran lebih
fokus kepada
kemampuan membaca

3. Assesment for Rendahnya Manajemen ASN Berdasarkan hasil


Learning (penilaian minat baca Kurang bervariasinya observasi kegiatan literasi
proses pada saat buku beberapa buku bacaan hanya Sebagian siswa
berlangsung untuk berbahasa yang sesuai dengan yang memilih buku
memantau kemajuan inggris tema. Peserta didik berbahasa inggris dan
remedial, umpan balik, juga kesulitan dalam progress mingguan
simpulan contoh menemukan buku bacaan yang dikirimkan
seperti menulis kuis, berbahasa inggris. oleh peserta didik kurang
presentasi, laporan Guru kurang dari 50% kepada guru
pengembangan) memaksimalkan penanggung jawab.
perannya dalam
kegiatan literasi.

Smart ASN
masih susah nya dan
sedikitnya akses buku
berbahasa inggris dan
tidak adanya
pemanfaatan teknologi
dalam
mengembangkan
minat baca siswa.
4. Merencanakan dan Rendahnya Manajemen ASN Berdasarkan mini survey
melaksanakan penguasaan Guru belum maksimal yang dilakukan, masih
pembelajaran atau kosakata siswa dalam memberikan banyak siswa yang
pembimbingan. pembelajaran kosakata penguasaan kosakata nya
kepada siswa. kurang. Terdapat 41,9%
Smart ASN siswa yang menjawab
Guru belum rendahnya penguasaan
menggunakan media kosakata.
interacktif dalam
memberikan
pembelajaran
kosakata.

3. Menentukan Isu Prioritas


Setelah mengidentifikasi beberapa isu sebagaimana di atas, maka langkah
selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan pisau analisis yang
diajarkan pada Agenda 1 untuk mendapatkan isu prioritas, misalnya
menggunakan APKL sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 2. Analisis Isu menggunakan APKL

NO. ISU PERMASALAHAN A P K L TOTAL Rank

1 3 4 4 4 15 III
Kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran
yang bervariasi
2 Kurang optimalnya kemampuan berbicara bahasa 3 4 5 5 17 I
inggris siswa
3 4 3 4 3 14 IV
Rendahnya minat baca buku berbahasa inggris

4 4 4 4 4 16 II
Rendahnya penguasaan kosakata siswa

Berdasarkan hasil skor yang didapatkan dari analisa APKL diatas maka diperoleh
isu “Rendahnya kemampuan berbicara Bahasa Inggris” mendapatkan skor
tertinggi. adapun penilaian terhadap kualitas isu prioritas adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Penilaian Kualitas Isu Prioritas

No. Analisis APKL Kualitas Isu Data/Fakta/Sumber


1 Aktual : Hasil penugasan Berdasarkan hasil keterampilan
Benar-benar terjadi kecakapan yang diberikan berbicara Bahasa Inggris di kelas X
dan sedang hangat oleh guru kepada peserta MIPA C sebanyak 18 siswa dari 36
dibicarakan didik masih tidak mencapai siswa (50%) yang mendapatkan nilai
kompetensi minimum berbicara dibawah kompetensi
minimum
2 Problematik: Keterampilan berbicara Berdasarkan kuisioner yang dibagikan
Isu yang memiliki Bahasa Inggris peserta kepada siswa, terdapat 57% siswa yang
dimensi masalah didik dalam pembelajaran merasa kurang optimal dalam
kompleks, sehingga di kelas akan berpengaruh kemampuan berbicara Bahasa inggris.
pada kualitas diri sehingga
perlu dicarikan menurunnya daya saing di
solusinya kemudian hari
3 Kekhalayakan: Kurangnya keterampilan Berdasarkan angket penilaian APKL, isu
Isu yang berbicara Bahasa Inggris ini mendapat skor Kekhalayakan 4
menyangkut hajat yang dimiliki oleh peserta (tinggi) sebanyak 50%
hidup orang banyak didik tentu dapat
memengruhi pesan atau
informasi diterima oleh
pendengar khususnya guru
yang menilai tugas.
Akhirnya hal ini dapat
membuat kesalahpahaman
akan maksud dari ucapan
yang disampaikan.
4 Kelayakan: Isu keterampilan berbicara Berdasarkan angket penilaian APKL, isu
Isu yang masuk Bahasa Inggris peserta ini mendapat skor 5 (sangat tinggi) dan
akal dan realistis didik dinilai realistis dan 4 (tinggi)
serta relevan untuk relevan dialami dalam
dimunculkan kegiatan pembelajaran dan
inisiatif pemecahan tentunya masih dapat
masalahnya ditemukan pemecahan
masalahnya dengan
beberapa perubahan atau
inovasi pada kegiatan
pembelajaran

4. Identifikasi Penyebab Isu Prioritas Dikaitkan dengan Peran dan Kedudukan


PNS
Berdasarkan analisa diatas, maka rumusan isu prioritas adalah “Kurang optimalnya
kemampuan berbicara Bahasa Inggris siswa” Isu prioritas ini muncul karena
beberapa penyebab isu sebagai berikut:
a. Manajemen dan Smart ASN

Berkaitan dengan nilai-nilai manajemen ASN dan Smart ASN, hendaknya


guru diberikan bekal keterampilan yang baik dalam menggunakan aplikasi atau
media pembelajaran yang interaktif. Sekolah dapat memberikan pelatihan
kepada guru-guru tentang penggunaan media belajar yang efektif dalam rangka
pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.
b. PNS sebagai Pelayan Publik
Kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran berbicara Bahasa
Inggris belum menjadi habitus atau kebiasaan dalam diri peserta didik. Sebagai
pelayan publik, seorang PNS guru harus memberikan pelayan secara baik,
seperti memberi motivasi kepada siswa agar lebih percaya diri dalam berbicara
berbahasa Inggris.
Sebagai pelayan publik, selain memberikan motivasi kepada siswa, guru
juga harus dapat menciptakan lingkungan yang mendukung terhadap kegiatan
atau aktivitas yang akan dilakukan sehingga siswa dapat merasa nyaman dalam
menjalankan kegiatannya.
c. ASN menguasai teknologi dan Bahasa asing
Sebagai ASN kita diminta untuk gesit dan responsif dalam mengikuti
perubahan teknologi, salah satu penyebab kurang optimalnya kemampuan
berbicara Bahasa inggris pada siswa adalah kurang tepatnya metode speaking
skill yang digunakan. Oleh karena itu sebagai ASN, guru seharusnya mampu
menguasai dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat.

Analisis Fish bone (menemukan penyebab isu prioritas)

Analisis penyebab isu prioritas menggunakan USG

Tabel 4. Analisis Penyebab Isu Prioritas menggunakan USG

PENILAIAN SKOR
U S G
SITUASI TOTAL

Siswa kurang percaya diri berbicara 4 4 4 12


bahasa inggris.
Penggunaan metode speaking 4 5 4 13
skill yang kurang tepat, mudah,
dan menyenangkan.
3 4 4 11
Lingkungan yang tidak mendukung untuk
berlatih berbicara bahasa inggris.

4 4 4 12
Kurang menguasainya materi grammar,
ungkapan dan kosakata yang terbatas,

Keterangan: 1 : sangat rendah, 2 : rendah, 3 : sedang, 4 : tinggi, 5 : sangat tinggi


U = Urgency
S = Seriousness
G = Growth
Angka menggunakan skala Likert 1-5

Berdasarkan analisa diatas, maka penyebab isu prioritas adalah “Penggunaan


metode speaking skill yang kurang tepat, mudah, dan menyenangkan.”

5. Dampak Jika Isu Prioritas Tidak Diselesaikan


Jika permasalahan ini tidak segera dipecahkan, maka akan menyebabkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Kesulitan dalam berkomunikasi
Jika kita tidak menguasai dan tidak mampu berbicara bahasa inggris, maka
akan kesulitan jika harus berkomunikasi dengan orang lain. Walau Indonesia
memiliki populasi yang banyak, namun tidak jarang ditemukan terutama di kota
besar orang asing, perusahaan multinasional atau perusahaan asing serta
banyaknya tempat wisata atau industri tourisme yang membuat kita
berinteraksi dengan orang asing tersebut. Jika tidak menguasai bahasa inggris
maka bisa komunikasi akan sulit dan dapat menimbulkan kesalahpahaman.
b. Relasi pertemanan sempit
Saat ini orang sudah tidak asing dengan sosial media, di sosial media terdapat
berbagai macam orang dari berbagai belahan dunia, jika kita tidak mampu
berkomunikasi dengan Bahasa Inggris yang baik, maka akan akan sulit bagi
kita untuk memperluas jejaring pertemanan dengan berbagai belahan dunia.
c. Wawasan atau pengetahuan yang akan terbatas
Bahasa inggris merupakan bahasa internasional, tidak banyak suatu
informasi, berita yang ditulis dengan Bahasa inggris dan tidak terdapat versi
bahasa Indonesia. Dengan terbatasnya kemampuan berbahasa inggris maka
akan sulit mendapatkan atau memahami informasi yang hanya tertuang dalam
Bahasa Inggris.

6. Alternatif Penyelesaian Isu Prioritas


Setelah menentukan penyebab utama dari masalah utama yaitu “Penggunaan
metode speaking skill yang kurang tepat, mudah, dan menyenangkan.” maka
tahapan selanjutnya adalah menentukan alternatif solusi untuk menyelesaikan
masalah tersebut dengan penapisan menggunakan Metode McNamara. Metode
McNamara menggunakan teknik scoring dengan skala penilaian 1-5 untuk
masing-masing parameter yaitu, efektivitas, kemudahan, dan biaya. Solusi yang
memiliki skor tertinggi akan dipilih untuk diimplementasikan.

Tabel 5. Analisa Tapisan Mc Namara untuk menentukan Alternatif


Solusi Penyelesaian Isu
No. Penyebab Isu Efektivitas Kemudahan Biaya Total Rank
1. Diadakannya English day di 4 4 5 13 II
sekolah
2. Penggunaan aplikasi discord 3 4 4 11 IV
3. Penggunaan metode guessing 4 4 4 12 III
game
4. Penerapan model digital story 4 5 5 14 I
telling
Keterangan: 1 = sangat rendah ; 2 = rendah ; 3 = sedang ; 4 = tinggi ; 5 = sangat tinggi,
untuk penilaian biaya, semakin murah biaya yang digunakan maka nilai nya semakin
tinggi.

Berdasarkan analisan Tapisan Mc Namara untuk menentukan


solusi/penyelesaian isu prioritas, maka gagasan penyelesaian isu yang terpilih
adalah: Penerapan model digital story telling. Gagasan ini akan dilanjutkan untuk
menyusun rancangan aktualisasinya.
Lampiran 1. Surat Keterangan Persetujuan Mentor

Lampiran 2. Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai