Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN HASIL RISET PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

DI SMP NEGERI 2 SRAGEN

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Bimbingan Konseling Islam

Dosen Pengampu : Dr. H. Muhammad Munadi, M.Pd.

Oleh:

1. Rusita Fajar Oksiliana Putri 203111046


2. Amanda Ayu Meisya 203111054

PRODI PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM FAKULTAS ILMU

TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS

SAID SURAKARTA

2023
HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI

What IKM-BK?

A. Dasar Pemikiran
Program bimbingan dan konseling merupakan rencana keseluruhan kegiatan
yang akan dilaksanakan di sekolah dan menjadi bagian terpadu dari keseluruhan
program pendidikan di sekolah yang diarahkan pada upaya memfasilitasi peserta didik
untuk menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis, mampu
mengambil keputusan yang bertanggungjawab, mengembangkan serta mewujudkan
diri secara efektif dan produktif sesuai dengan peran yang diinginkan di masa depan.
Keberadaannya menjadi hal dasar yang mendukung sistem sekolah atau terintegral
dengan sistem yang ada di sekolah.
Menghadapi Kurikulum Merdeka di jenjang satuan pendidikan, guru
Bimbingan dan Konseling dirasa perlu untuk mempersiapkan diri agar tujuan dari
kurikulum merdeka bisa tercapai dengan baik dan berdampak baik kepada siswa.
Peran Guru BK dalam Kurikulum Merdeka, memiliki peran yang cukup penting bagi
para peserta didik. Salah satu bimbingan dan konseling bidang layanan yang juga
diberikan oleh peserta didik di sekolah yaitu bidang layanan karir. Layanan dilakukan
untuk membantu mengidentifikasi minat dan bakat peserta didik dengan asesmen non
kognitif sebagai persiapan untuk merencanakan karir.
Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Sragen diselenggarakan
untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli agar mampu
mengaktualisasikan potensi dirinya atau mencapai perkembangan secara optimal.
Fasilitasi dimaksudkan sebagai upaya memperlancar proses perkembangan peserta
didik/konseli, karena secara kodrati setiap manusia berpotensi tumbuh dan
berkembang untuk mencapai kemandirian secara optimal.

Visi dan Misi


1. VISI DAN MISI SMP NEGERI 2 SRAGEN
a. Visi

Visi SMP Negeri 2 Sragen adalah :

”Unggul dalam mutu, Berkarakter, Berbudaya, berwawasan Nasional, dan


peduli lingkungan”
Indikator:

1. Terwujudnya siswa dengan pengetahuan yang prima, ditandai dengan lulus


100% dalam Ujian Nasional.
2. Terwujudnya siswa yang memiliki keterampilan hidup (life skill), sebagai
bekal keterampilan di masa yang akan datang.
3. Meraih juara dalam mengikuti lomba di bidang akademik, baik ditingkat
kabupaten, regional, propinsi maupun nasional.
4. Terbentuknya siswa yang beriman, berbudi pekerti luhur, berakhlak mulia.
5. Terciptanya kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses
pembelajaran.
6. Terlaksananya proses pembelajaran yang aktif kreatif dan menyenangkan di
SMP Negeri 2 Sragen
7. Terpenuhinya sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai dan
representatif.
8. Terbentuknya siswa berkarakter yang cinta budaya bangsa dengan
berwawasan global serta peduli lingkungan.
b. Misi

Misi SMP Negeri 2 Sragen dalam mencapai tujuan pendidikan adalah sebagai
berikut :

1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dan bimbingan secara kontinyu, efektif


dan efiesien.
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran bagi semua pemeluk agama, sesuai
agama masing-masing.
3. Melaksanakan pembinaan bagi siswa potensial untuk berprestasi dalam
lomba di tingkat kabupten, regional, propinsi maupun nasional.
4. Melatih siswa dengan berbudi pekerti yang luhur serta beraklhak mulia
dengan berlandaskan keimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
5. Menciptakan kondisi yang kondusif untuk proses pendidikan dan
pembelajaran.
6. Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
7. Memenuhi sarana prasarana yang memadai untuk proses pembelajaran.
8. Melaksanakan pembinaan kecakapan hidup (life skill) sebagai keterampilan
disamping ilmu pengetahuan dan teknologi.
9. Melaksanakan pembinaan pemeliharaan budaya lokal.
2. VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING SMP 2 NEGERI SRAGEN
a. Visi

Berpijak dari visi dan misi sekolah diatas dapat di jabarkan visi dan misi
bimbingan konseling di SMP N 2 Sragen sebagai berikut:

”Mewujudkan perkembangan diri peserta didik secara optimal sesuai dengan


karakteristik yang dimilikinya, baik prestasi akademik, moral, sosial, keagamaan
dan Peduli Lingkungan”.

b. Misi
1) Mewujudkan keberhasilan Pribadi, yaitu; memiliki keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, memahami diri (self
understanding), memiliki sikap positif, memiliki sikap mandiri secara
emosional, sosial dan ekonomis.
2) Mewujudkan keberhasilan sosial, yaitu; memiliki rasa empati, kooperatif,
toleransi, demokratis, berkomunikasi, memiliki hubungan sosial yang
positif.
3) Mewujudkan keberhasilan akademik, yaitu; memiliki kemampuan dan
keterampilan belajar, memiliki kemauan dan dorongan belajar yang tinggi,
mampu berpikir logis, mampu memecahkan masalah (problem solving),
mampu mengambil keputusan (decision making), kreatif, dan memiliki
prestasi belajar yang baik/tinggi.
4) Mewujudkan keberhasilan karir, yaitu; mimiliki sikap positif terhadap
suatu keterampilan dalam mempersiapkan karir, memiliki perencanaan
studi lanjut, memiliki perencanaan dan pengembangan karir.

B. Tujuan Bimbingan Konseling SMP Negeri 2 Sragen


Tujuan layanan Bimbingan dan Konseling disusun berdasarkan pada Capaian
Layanan Bimbingan dan Konseling. Tujuan layanan Bimbingan dan Konseling yaitu:
pengenalan (pengetahuan), akomodasi (sikap), dan tindakan (keterampilan). Peserta
didik/konseli harus memiliki dalam satu atau lebih kegiatan layanan, yang menjadi
prasyarat untuk dapat mencapai Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling.
Peserta didik mencapai tugas perkembangan yang terdapat pada Capaian
Layanan Bimbingan dan Konseling yang dikaitkan dengan upaya mewujudkan
peserta didik/konseli yang memiliki Psychological Well Being, dan Profil Pelajar
Pancasila.
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dalam menyusun rancangan kegiatan
layanan Bimbingan dan Konseling mengacu pada alur Capaian Layanan Bimbingan
dan Konseling seperti yang tercantum dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1
Alur Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling

Aspek Tataran Fase D (SMP)


No.
Perkembangan Internalisasi Pada fase ini peserta didik
Tujuan dapat:

1 Landasan Pengenalan Mengaitkan nilai nilai agama


Hidup Religius yang telah dipelajari dengan
aktivitas sehari hari.

Akomodasi Menghargai berbagai


bentuk tata cara ibadah
yang
dijalankan olehnya maupun
orang lain.

Tindakan Memperbaiki kebiasaan


sehari-hari yang kurang

sesuai dengan ajaran yang


diyakininya.
2. Landasan Pengenalan Mengaitkan norma dan etika
Perilaku Etis perilaku sosial remaja dengan
permasalahan remaja yang
sering terjadi pada lingkungan
masyarakat.

Akomodasi Meyakini pentingnya norma


dan etika perilaku sosial bagi
remaja pada kehidupan
bermasyarakat.

Tindakan Menampilkan perilaku sosial


yang sesuai norma dan etika
perilaku sosial remaja pada
kehidupan bermasyarakat.

3. Kematangan Pengenalan Menganalisis ekspresi


Emosi perasaan diri sendiri dan
orang lain yang dapat
menimbulkan konflik.

Akomodasi Mengelola ekspresi perasaan


diri sendiri secara tepat atas
dasar pertimbangan
kontekstual.

Tindakan Mengembangkan ekspresi


perasaan diri sendiri secara
bebas dan terbuka tanpa
menimbulkan konflik.
4. Kematangan Pengenalan Menganalisis alternatif
Intelektual pengambilan keputusan dan
pengentasan masalah
menggunakan konsep-konsep
ilmu pengetahuan dan perilaku
belajar.

Akomodasi Memadukan keragaman


alternatif pengambilan
keputusan dan pengentasan
masalah menggunakan
konsep-konsep ilmu
pengetahuan dan perilaku
belajar.

Tindakan
Mengembangkan alternatif
pengambilan keputusan dan
pengentasan masalah
berdasarkan pengalaman pada
saat menggunakan konsep-
konsep ilmu pengetahuan dan
perilaku belajar.
5. Kesadaran Pengenalan Menjelaskan cara
Tanggungjawab memperoleh hak dan
kewajiban dalam
kehidupan sehari hari
Mengaitkan hak dan kewajiban
dalam aktivitas di lingkungan
sekitar yang sudah
diidentifikasi sebelumnya

Akomodasi Menyadari hak dan kewajiban


serta tanggung jawab untuk
menjalin persahabatan dan
keharmonisan dalam kehidupan
sehari-hari

Tindakan Saling menghormati,


memahami, dan memiliki
dalam berinteraksi
dengan orang lain sesuai
hak dan kewajiban atas
dasar rasa kasih sayang.

Pengenalan Menjelaskan fungsi peran


sosial antara laki-laki dan
perempuan sesuai dengan
budaya dan nilai-nilai yang
berlaku.
Akomodasi Menghargai fungsi dan peran
sebagai laki-laki atau
perempuan dalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan
budaya dan nilai-nilai yang
berlaku.

Tindakan Menampilkan perilaku yang


sesuai dengan fungsi dan
peran sebagai laki-laki atau
perempuan dalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan
budaya dan nilai-nilai yang
berlaku.

7. Pengembangan Pengenalan Mengidentifikasi berbagai


Pribadi aktivitas keseharian untuk
mengembangkan potensi dan
hobi yang dimilikinya.

Akomodasi Bersikap positif terhadap


aktivitas keseharian untuk
mengembangkan potensi dan
hobi yang dimilikinya.

Tindakan Melakukan aktivitas


keseharian untuk
mengembangkan potensi dan
hobi yang dimilikinya.
8. Perilaku Pengenalan Mengidentifikasi perilaku
Kewirausahaan hemat, ulet, dan kompetitif
/ Kemandirian dengan karakteristik jiwa
Perilaku kewirausahaan
Ekonomis

Akomodasi Menyadari manfaat perilaku


hemat, ulet, kompetitif,
kompetitif, dan kolaboratif
dengan karakteristik
wirausaha.

Tindakan Menampilkan contoh perilaku


hemat, ulet, kompetitif,
kompetitif, dan kolaboratif
dalam karakteristik jiwa
kewirausahaan.

9. Wawasan Pengenalan Memilih alternatif


Kesiapan Karir pendidikan SLTA yang
sesuai dengan
kemampuan diri dalam rangka
merencanakan karier.

Akomodasi Meyakini alternatif


pendidikan SLTA yang sesuai
dengan
kemampuan diri.

Tindakan Menentukan pilihan pendidikan


SLTA dan pekerjaan yang
sesuai dengankemampuan diri.
10. Kematangan Pengenalan Mengidentifikasi keterkaitan
Hubungan antara norma diri sendiri
dengan Teman dengan fenomena pergaulandi
Sebaya lingkungan teman sebaya

Akomodasi Menghargai perbedaan norma


yang dianut oleh lingkungan
teman sebaya

Tindakan Menyelaraskan norma-norma


pergaulan dengan teman
sebaya yang lebih beragam
latar belakang

C. Capaian Layanan Bimbingan Konseling


Alur Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling Fase D Kelas VII
Layanan Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu bentuk fasilitasi
peserta didik/konseli untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya. Keberhasilan
peserta didik/konseli menyelesaikan tugas perkembangan dapat membuat mereka
bahagia dan akan menjadi modal bagi penyelesaian tugas-tugas perkembangan fase
berikutnya. Sebaliknya, kegagalan peserta didik/konseli dalam menyelesaikan tugas
perkembangan akan membuat mereka kecewa dan/atau diremehkan orang lain.
Kegagalan ini akan menyulitkan/menghambat peserta didik/konseli menyelesaikan
tugas-tugas perkembangan fase berikutnya. Oleh karena itu tugas perkembangan
harus dipahami oleh Guru Bimbingan dan Konseling/konselor karena pencapaian
tugas perkembangan merupakan tujuan layanan Bimbingan dan Konseling.
Keberhasilan Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dalam memfasilitasi
peserta didik memenuhi Capaian Layanan akan mendukung optimalisasi Capaian
Pembelajaran yang diampu oleh guru mata pelajaran. Capaian Layanan sekaligus
untuk mendukung tercapainya Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi
dan karakter.
Capaian Layanan dirumuskan dalam bentuk fase-fase yang menyatakan target
capaian untuk rentang waktu yang lebih panjang, yaitu : Fase pada jenjang SD terbagi
dalam 3 fase yaitu fase A (kelas 1 - 2), fase B (kelas 3-4) dan fase C (kelas 5 - 6).
Pada jenjang SMP terdapat 1 fase yaitu fase D, dengan durasi 3 tahun, untuk kelas 7-
9 SMP. Terakhir di SMA terdapat 2 fase, yaitu fase E (kelas 10) dan fase F ( kelas 11-
12).
Lingkup Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Sragen
mencakup 4 (empat) bidang layanan. Empat bidang layanan tersebut mencakup 10
(sepuluh) aspek perkembangan yang dikembangkan dari tugas perkembangan peserta
didik fase D (kelas 7, 8 dan 9). Layanan Bimbingan dan Konseling diberikan untuk
optimalisasi pencapaian tugas perkembangan sesuai dengan kebutuhan peserta didik
dalam rangka memandirikan peserta didik menyongsong abad 21 dalam konteks
Indonesia. Capaian Layanan Bimbingan dan Konseling dijabarkan pada tiga tahapan
internalisasi yang mencakup pengenalan, akomodasi dan tindakan. Deskripsi Capaian
Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 2 Sragen bila dikaitkan dengan
upaya mewujudkan peserta didik/konseli yang memiliki Psychological Well-being,
Profil Pelajar Pancasila dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

D. Kegiatan Layanan, Program layanan, dan Pendukung Bimbingan


Konseling
Model layanan Bimbingan dan Konseling untuk SMP Negeri 2 Sragen
berupa inspirasi contoh-contoh alternatif berbagai jenis kegiatan yang
dapat dilaksanakan oleh Guru Bimbingan dan Konseling/konselor.
Alternatif kegiatan ini bertujuan menginspirasi Guru Bimbingan dan
Konseling/konselor dalam mencapai tujuan dari Capaian Layanan
Bimbingan Dan Konseling.
Model inspirasi alternatif kegiatan ini berdasarkan pada setiap aspek
dari Capaian Layanan Bimbingan Dan Konseling dijabarkan sebagai
berikut :
1. Landasan Hidup Religius: Memperbaiki kebiasaan perilaku yang
kurang sesuai dengan keyakinannya.
a) Strategi layanan yang digunakan
Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengaitkan nilai-nilai
agama yang telah dipelajari dengan aktivitas sehari-hari adalah melalui
layanan klasikal dengan menerapkan teknik diskusi. Teknik diskusi
dalam strategi ini, akan diterapkan dengan langkah langkah sebagai
berikut:
1) Pembagian kelompok, Kelas dibagi dalam beberapa
kelompok. Tiap kelompok beranggotakan 3-6 orang.
Menyesuaikan dengan jumlah peserta didik di setiap kelas.
2) Penentuan tema diskusi, Tema ditentukan oleh Guru
Bimbingan dan Konseling/konselor. Bisa menggunakan tema
sesuai dengan capaian tahap pengenalan, boleh menggunakan
tema lain yang lebih menarik sesuai dengan bahasa yang dapat
menarik minat peserta didik untuk melakukan kegiatan. Tema
diskusi dapat disepakati.
3) Diskusi internal kelompok, Setelah pembagian kelompok dan
penentuan tema. Maka semua anggota kelompok melakukan
diskusi internal dalam setiap kelompoknya masing-masing,
dipandu oleh ketua kelompok berdasarkan atas kesepakatan
anggota kelompok, dilakukan diskusi internal dalam
kelompok untuk mendapatkan kesimpulan.
4) Presentasi hasil diskusi, Masing–masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi yang telah disepakati dalam
kelompok masing-masing.
5) Melakukan tanya jawab, Setiap anggota kelompok diberikan
kesempatan untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan
atas presentasi yang dilakukan oleh kelompok lain.
6) Pleno hasil diskusi, Guru Bimbingan dan Konseling/konselor
memberikan kesimpulan dan arahan hasil semua diskusi
tentang mengenal arti tujuan ibadah.
b) Pengembangan dan kondisi yang diharapkan
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dipersilakan melakukan
pengembangan dengan menggunakan strategi dan teknik lainnya
sesuai dengan hasil observasi, kondisi, serta kebutuhan peserta didik
di kelas masing-masing setelah melaksanakan kegiatan.
Kondisi yang diharapkan:
Melalui strategi layanan klasikal teknik diskusi, peserta didik
mendapatkan pemahaman tentang arti dan tujuan ibadah melalui
diskusi dengan teman sekelas, dipandu Guru Bimbingan dan
Konseling/konselor.
2. Landasan Perilaku Etis: Menampilkan perilaku sosial yang sesuai norma dan
etika perilaku sosial remaja pada kehidupan bermasyarakat.
a. Strategi layanan yang digunakan
Strategi yang digunakan adalah layanan klasikal dengan menerapkan teknik
experiential learning dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Experiential (pengalaman)
Kelas dibagi dalam beberapa kelompok, Guru Bimbingan dan
Konseling/konselor mempersilahkan peserta didik untuk berbagi pengalaman
tentang perlunya mentaati aturan/norma berperilaku. Sebagai alternatif bahan
untuk tema diskusi Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dapat mengajak
peserta didik untuk menonton film bersama atau memberikan contoh studi
kasus dari kejadian di lingkungan dan/atau media (surat kabar, berita online,
dan sebagainya).
2) Refleksi analitik
Peserta didik melakukan refleksi diri dari alur cerita film tersebut. Refleksi diri
dikaitkan dengan aturan/norma yang berlaku di lingkungan sekolah dan rumah
peserta didik. Melalui refleksi diri ini peserta didik memiliki pemahaman
mengenai perlunya mentaati aturan/norma berperilaku.
3) Konseptualisasi
Peserta didik memberikan intisari dari hasil refleksi perlunya mentaati
aturan/norma berperilaku.
4) Rencana tindakan
Peserta didik dan Guru Bimbingan dan Konseling/konselor menyusun rencana
tentang kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik dalam
mentaati aturan/norma berperilaku.
b. Pengembangan dan kondisi yang diharapkan Pengembangan:
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dipersilakan melakukan
pengembangan dengan menggunakan strategi dan teknik lainnya berdasarkan
hasil observasi atau analisis keberhasilan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
kondisi, serta kebutuhan peserta didik di sekolah.
Kondisi yang diharapkan:
Melalui strategi layanan klasikal teknik experiential learning, peserta didik
dapat mengaitkan norma dan etika perilaku sosial remaja dengan
permasalahan remaja yang sering terjadi pada lingkungan masyarakat.
3. Kematangan Emosi: Mengembangkan ekspresi perasaan diri sendiri secara
bebas dan terbuka tanpa menimbulkan konflik.
a. Strategi Layanan Yang Digunakan
Strategi yang digunakan adalah layanan bimbingan kelompok dengan teknik
diskusi. Teknik diskusi dalam strategi ini, akan diterapkan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Penentuan tema diskusi, Tema ditentukan oleh kesepakatan antara guru
dan peserta didik.
2) Pemutaran video/film pendek, Proses ini adalah pemutaran video tentang
tentang mengekspresikan perasaan.
3) Refleksi dan curah pendapat, Peserta didik dipersilakan memberikan
refleksi serta pendapat untuk memperdalam materi layanan, serta
mengambil pelajaran dari video/film pendek yang telah dilaksanakan.
4) Pleno dan kesimpulan, Guru Bimbingan dan Konseling/konselor
memberikan kesimpulan dari proses bimbingan kelompok yang
dilaksanakan.
b. Pengembangan dan kondisi yang diharapkan Pengembangan:
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dipersilakan melakukan
pengembangan dengan menggunakan strategi dan teknik lainnya berdasarkan
hasil observasi atau analisis keberhasilan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
kondisi, serta kebutuhan peserta didik di sekolah.
Kondisi yang diharapkan:
Melalui strategi layanan bimbingan kelompok teknik diskusi, peserta didik
dapat mengenal cara-cara mengekspresikan perasaan secara wajar.
4. Kematangan Intelektual: Mengembangkan alternatif pengambilan keputusan
dan pengentasan masalah berdasarkan pengalaman pada saat menggunakan
konsep-konsep ilmu pengetahuan dan perilaku belajar.
a. Strategi Layanan Yang Digunakan
Strategi yang digunakan adalah layanan klasikal dengan menerapkan Teknik
windows shopping dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pembagian kelompok, peserta di dalam kelas dibagi dalam beberapa
kelompok
2) Guru Bimbingan dan Konseling/konselor menyampaikan materi pokok
(cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah) yang akan
dibahas Guru Bimbingan dan Konseling/konselor memberikan tugas
yang berbeda kepada tiap kelompok, berisikan tentang cara-cara
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sesuai dengan jenis
deskripsi permasalahan yang dibagikan.
3) Setiap kelompok berdiskusi sesuai dengan deskripsi kasus yang
diperoleh.
4) Menuliskan hasil diskusi kelompok pada karton manila atau sejenisnya
5) Hasil pekerjaan kelompok dipajang sesuai dengan posisi yang telah
disepakati dalam kelas yang memungkinkan untuk dibaca oleh peserta
yang lain.
6) Diadakan pembagian tugas dalam internal kelompok, ada anggota
kelompok yang akan menjaga hasil karya dan ada anggota kelompok lain
yang akan berkeliling untuk memahami hasil pekerjaan dari peserta yang
lain.
7) Bagi anggota kelompok yang mendapatkan tugas berkunjung ke
kelompok lain, mendapatkan hak untuk mendapat penjelasan dari
penjaga karya jika ada hal yang ingin ditanyakan serta berhak untuk
memberikan masukan atau koreksi terhadap pekerjaan kelompok yang
dikunjunginya
8) Guru Bimbingan dan Konseling/konselor menentukan durasi waktu
untuk kembali kepada kelompoknya masing-masing sesuai durasi waktu
yang telah ditentukan.
9) Anggota kelompok bertukar informasi berdasarkan hasil kunjungan yang
telah dilakukan
10)Guru Bimbingan dan Konseling/konselor berkeliling memeriksa hasil
kunjungan dan saran dari berbagai kelompok setelah sesi
11)Guru Bimbingan dan Konseling/konselor melakukan konfirmasi berupa
umpan balik dan koreksi terhadap tiap-tiap kelompok secara klasikal
12)Guru Bimbingan dan Konseling/konselor melakukan penilaian/evaluasi
baik secara kelompok maupun individu sesuai dengan hasil pekerjaan
dan koreksi dari berbagai anggota kelompok lain
13)Guru Bimbingan dan Konseling/konselor meminta peserta didik
membuat kesimpulan pelaksanaan kegiatan
14)Guru Bimbingan dan Konseling/konselor memberikan penguatan dan
mengakhiri kegiatan.
b. Pengembangan Dan Kondisi Yang Diharapkan
Pengembangan :
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dipersilakan melakukan
pengembangan dengan menggunakan strategi dan teknik lainnya sesuai
dengan kebijakan, kondisi, serta kebutuhan peserta didik di satuan
pendidikan.
Kondisi yang diharapkan:
Melalui strategi layanan klasikal teknik windows shopping, peserta didik
mendapatkan pemahaman tentang cara pengambilan keputusan, melalui
diskusi dengan teman sekelas.
5. Kesadaran Tanggung Jawab Sosial: Menunjukkan kemampuan interaksi
dengan orang lain sesuai hak dan kewajiban.
a. Strategi Layanan Yang Digunakan
Strategi yang digunakan adalah layanan klasikal dengan menerapkan teknik
bermain peran. Teknik bermain peran dalam strategi ini, akan diterapkan
dengan kerangka pelaksanaan /sintak sebagai berikut:
1) Pembagian kelompok, kelas dibagi dalam beberapa kelompok
2) Penentuan tema masalah, tema oleh Guru Bimbingan dan
Konseling/konselor ditentukan untuk dibahas dalam kelompok
3) Penulisan skenario bermain peran, Penulisan skenario dibuat oleh
peserta didik.
4) Pelaksanaan bermain peran
5) Pleno hasil bermain peran, Guru Bimbingan dan Konseling/konselor
memberikan simpulan dan arahan hasil bermain peran mengenai cara-cara
memperoleh hak dan memenuhi kewajiban dalam lingkungan kehidupan
sehari-hari.
b. Pengembangan dan kondisi yang
diharapkan Pengembangan:
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dipersilakan melakukan
pengembangan dengan menggunakan strategi dan teknik lainnya
berdasarkan hasil observasi atau analisis keberhasilan pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan kondisi, serta kebutuhan peserta didik di sekolah.
6. Kesadaran Gender: menampilkan perilaku yang sesuai dengan fungsi dan
peran sebagai laki-laki atau perempuan dalam kehidupan sehari-hari sesuai
dengan budaya dan nilai-nilai yang berlaku.
a. Strategi Layanan Yang Digunakan
Strategi yang digunakan adalah layanan klasikal dengan menerapkan teknik
diskusi dengan langkah langkah sebagai berikut:
1) Pembagian kelompok, kelas dibagi dalam beberapa kelompok
2) Penentuan tema diskusi, Tema ditentukan oleh Guru Bimbingan dan
Konseling/konselor untuk dibahas dalam kelompok. Contoh tema yang
dapat dijadikan materi diskusi misalnya mengenal peran sosial laki-laki
dan perempuan, ketidakadilan gender bagi remaja.
3) Presentasi hasil diskusi, Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi
4) Pleno hasil diskusi
- Pemimpin diskusi membuat simpulan dan arahan hasil semua diskusi
tentang mengenal peran-peran sosial sebagai laki-laki atau perempuan.
- Guru Bimbingan dan Konseling/konselor memberikan refleksi hasil
diskusi
b. Pengembangan dari kondisi yang
diharapkan Pengembangan :
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dipersilakan melakukan
pengembangan dengan menggunakan strategi dan teknik lainnya
berdasarkan hasil observasi atau analisis keberhasilan pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan kondisi, serta kebutuhan peserta didik di sekolah.
Kondisi yang diharapkan :
Melalui strategi layanan klasikal teknik diskusi, peserta didik
mendapatkan pemahaman tentang mengenal peran-peran sosial sebagai
laki-laki atau perempuan.
7. Pengembangan Pribadi: melakukan aktivitas keseharian untuk
mengembangkan potensi dan hobi yang dimilikinya.
a. Strategi layanan yang digunakan
Strategi yang digunakan adalah layanan klasikal dengan menerapkan
teknik diskusi. Teknik diskusi dalam strategi ini, akan diterapkan dengan
langkah langkah sebagai berikut:
1) Pembagian kelompok, Kelas dibagi dalam beberapa kelompok
2) Penayangan video Tentang kemampuan diri
3) Penentuan tema diskusi, Tema ditentukan oleh Guru Bimbingan dan
Konseling/konselor untuk dibahas dalam kelompok
4) Presentasi hasil diskusi, Setiap kelompok mempresentasikan hasil
diskusi
5) Pleno hasil diskusi
- Pemimpin diskusi membuat simpulan dan arahan hasil semua diskusi
tentang mengenal kemampuan dan keinginan diri
- Guru Bimbingan dan Konseling/konselor merefleksikan hasil diskusi
b. Pengembangan dan Kondisi yang diharapkan
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dipersilakan melakukan
pengembangan dengan menggunakan strategi dan teknik lainnya
berdasarkan hasil observasi atau analisis keberhasilan pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan kondisi, serta kebutuhan peserta didik di sekolah.
Kondisi yang diharapkan:
Melalui strategi layanan klasikal teknik diskusi, peserta didik mampu
mengenal kemampuan dan keinginan diri.
8. Perilaku Kewirausahaan/Kemandirian Perilaku Ekonomis: Menampilkan
contoh perilaku hemat, ulet, kompetitif, kompetitif, dan kolaboratif dalam
karakteristik jiwa kewirausahaan.
a. Strategi Layanan yang digunakan
Strategi yang digunakan adalah layanan klasikal dengan teknik diskusi
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor akan melaksanakan kegiatan
diskusi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru Bimbingan dan Konseling/konselor mengkondisikan peserta
didik untuk siap melaksanakan layanan dasar
2) Guru Bimbingan dan Konseling/konselor membagi kelas menjadi
beberapa kelompok. Tema setiap kelompok ditentukan bersama antara
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dan peserta didik.
3) Guru Bimbingan dan Konseling/konselor menyampaikan pengantar
materi untuk bahan diskusi kelompok
4) Guru Bimbingan dan Konseling/konselor memberikan kesempatan
kepada kelompok untuk berdiskusi mengenai tema yang sudah
ditentukan.
5) Guru Bimbingan dan Konseling/konselor mengamati dan memandu
kegiatan diskusi kelompok
6) Guru Bimbingan dan Konseling/konselor memberikan kesempatan
kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok
7) Gallery windows
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor menempelkan hasil diskusi
kelompok di ruang kelas, sehingga semua peserta didik dapat
membacanya hasil dari pelaksanaan diskusi kelompok di kelas tersebut.
b. Pengembangan dan kondisi yang diharapkan
Pengembangan :
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dapat melakukan kegiatan lain
untuk menunjang ketercapaian Layanan BK.
Kondisi yang diharapkan :
Peserta didik mendapatkan konsep dan pemahaman mengenai nilai- nilai
perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam kehidupan
sehari-hari.
9. Wawasan Kesiapan Karir: Menentukan pilihan pendidikan SLTA dan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan diri.
a. Strategi Layanan yang digunakan
1) Strategi yang digunakan adalah bimbingan kelas besar dengan
kolaborasi dengan mendatangkan narasumber dari alumni untuk berbagi
cerita mengenai pengalaman mencapai jenjang karir yang saat ini diraih.
2) Narasumber menceritakan tentang perjalanan pendidikannya ketika di
jenjang SMP-SMA-PT-bekerja.
3) Guru Bimbingan dan Konseling/konselor menjadi fasilitator kegiatan
pada kegiatan ini.
4) Refleksi analitik
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor merefleksikan kegiatan dengan
cara Jembatan Berpikir 3-2-1, yaitu:
- Peserta didik menyebutkan tiga hal yang dipelajari dari cerita
narasumber.
- Peserta didik menyebutkan dua hal yang menginspirasi.
- Peserta didik merencanakan satu kegiatan efektif yang akan dilakukan
agar ia dapat melanjutkan di sekolah pilihannya.
5) Konseptualisasi, Peserta didik memperoleh konseptualisasi mengenai
kemampuan diri dan pilihan sekolah yang menjadi dasar untuk pemilihan
pendidikan lanjut.
b. Pengembangan dan kondisi yang
diharapkan Pengembangan :
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dipersilakan melakukan
pengembangan dengan menggunakan strategi dan teknik lainnya sesuai
dengan kebijakan, kondisi, serta kebutuhan peserta didik di satuan
pendidikan.
Kondisi yang diharapkan :
Melalui strategi teknik bermain peran, peserta didik mendapatkan
pemahaman mengenai ekspresi ragam pekerjaan, pendidikan dan aktivitas
dalam kaitan dengan kemampuan diri.
10. Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya: Menyelaraskan
norma-norma pergaulan dengan teman sebaya yang lebih beragam latar
belakang.
a. Strategi Layanan yang digunakan
Strategi yang digunakan adalah layanan bimbingan kelompok dengan
teknik diskusi. Teknik diskusi dalam strategi ini, akan diterapkan dengan
langkah langkah sebagai berikut:
1) Guru Bimbingan dan Konseling/konselor membagi kelompok
berdasarkan ragam latar belakang peserta didik, latar belakang budaya
peserta didik dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam pembagian
kelompok.
2) Tema ditentukan atas kesepakatan antara Guru Bimbingan dan
Konseling/konselor dan anggota kelompok.
3) Pemutaran video mengenai berbagai ragam latar belakang pertemanan
masa remaja. Anggota kelompok menyimak alur cerita mengenai
norma-norma pergaulan yang terdapat pada video tersebut.
4) Refleksi dan curah pendapat
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk memberikan refleksi serta pendapat untuk
memperdalam materi layanan, serta mengambil pelajaran dari video
yang telah ditayangkan.
5) Pleno dan kesimpulan
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dan anggota kelompok
menyampaikan kesimpulan bersama hasil dari diskusi yang telah
dilaksanakan.
b. Pengembangan dan kondisi yang
diharapkan Pengembangan :
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor dipersilakan menggunakan
strategi dan teknik lainnya berdasarkan hasil observasi atau analisis
keberhasilan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kondisi, serta kebutuhan
peserta didik di sekolah.
Kondisi yang diharapkan :
Melalui strategi layanan bimbingan kelompok teknik diskusi, peserta didik
mendapatkan pengalaman mengenai norma yang berlaku pada pergaulan
dengan teman sebaya atas dasar belakang budayanya.

8) Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling


a. Sarana
a) Alat pengumpul data. Penyediaan alat pengumpul data seperti : format
format, pedoman observasi, pedoman wawancara, angket/data pribadi,
catatan harian, daftar nilai prestasi belajar, kartu konseling, instrumen
pengembangan bakat dan minat.
b) Alat penyimpan data, contoh : kartu pribadi, buku pribadi.
c) Perlengkapan teknis, contoh : buku pedoman/petunjuk, blanko surat,
agenda surat, komputer.
b. Prasarana
Prasarana penunjang layanan :
a) Ruang bimbingan dan konseling terdiri atas : ruang tamu, ruang
konsultasi, ruang bimbingan kelompok/diskusi, ruang dokumentasi.
b) Anggaran biaya untuk menunjang kegiatan layanan terdiri atas
biaya/anggaran biaya yang diperlukan, home visit.
9) Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL)
RPL
INSPIRATIF BIMBINGAN KLASIKAL
IDENTITAS
Kelas / Kelas VII/Genap - Bidang Pribadi, sosial
Semester 2022/2023
Topik / Tema Peran Gender Waktu Layanan 2 X Pertemuan 40
Menit
Aspek Kesadaran Gender
Perkembangan
Capaian Menjelaskan fungsi peran sosial antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan
Layanan budaya dan nilai-nilai yang berlaku.

Fase D
Materi Peran Gender
Layanan
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Model Layanan Langkah-langkah kegiatan:
Contextual Tahap Awal
Teaching and 1. Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor menyapa peserta didik
Learning dengankalimat yang membuat bersemangat
2. Pada tahap ini juga diikuti dengan proses ice breaking/ games sederhana
3. Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor menyampaikan tentang
Metode tujuan-tujuankhusus yang akan dicapai
Layanan 4. Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor menjelaskan langkah-
Student Teams- langkahkegiatan, tugas dan tanggung jawab peserta didik
Achievment 5. Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor memberikan penjelasan
Divisio tentang topikyang akan dibicarakan
6. Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor menanyakan kesiapan
peserta didikmelaksanakan kegiatan dan memulai ketahap inti
Alat
Kertas Kuis
Tahap Proses
1. Membentuk kelompok yang anggotanya maksimal 4 orang secara
Media heterogen(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
Power Point, 2. Guru menyajikan materi layanan
FlipChart, 3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-
Papan anggotakelompok lalu diberikan kuis
Permainan 4. peserta didik yang sudah mengerti membantu menjelaskan pada anggota
lainnyasampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti
5. peserta didik menjawab kuis tanpa mendapat bantuan

Tahap Penutupan
1. Peserta didik secara acak diberikan kesempatan menyimpulkan hasil
kegiatan
2. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan mengungkapkan kesannya
mengenaikegiatan klasikal yang dilakukan secara lisan
3. Guru BK memberi ulasan secara garis besar mengenai topik yang
dibahas danmenyebutkan kegiatan mendatang
4. Guru BK mengajak peserta didik bersyukur dan berdoa serta mengakhiri
kegiatandengan mengucapkan salam
PENILAIAN
Penilaian 1. Menanyakan manfaat yang diperoleh peserta didik setelah kegiatan
Proses 2. Menanyakan perubahan kondisi emosi peserta didik setelah mengikuti
kegiatanpembelajaran
3. Menanyakan ketepatan media digunakan dalam layanan kepada peserta
didik
4. Menanyakan ketepatan metode yang digunakan dalam layanan kepada
pesertadidik
Penilaian Hasil Memberikan asesmen diakhir pertemuan dan membandingan asesmen
diawal pertemuan apakah terjadi penurunan gejala masalah atau peningkatan
capaian tugasperkembangan setelah layanan dilakukan

Mengetahui, KABUPATEN/KOTA, 2022


Kepala Sekolah Guru Bimbingan Konseling

NAMA NAMA
NIP. NIP.
Where IKM-BK
Layanan bimbingan dan konseling peserta didik SMP Negeri 2 Sragen
dilakukan di tempat Pelayanan Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 2
Sragen yang berlokasi di dekat pintu gerbang sekolah, tepatnya di sebelah kiri
setelah gerbang sekolah SMP Negeri 2 Sragen, di depan dekat mushola.
Lokasi pelayanan BK ini cukup strategis karena dapat diakses dengan mudah
oleh seluruh warga sekolah, baik peserta didik, guru mata pelajaran, maupun
staf yang lainnya. Sementara untuk pembelajaran BK sendiri dilaksanakan di
ruang kelas secara terjadwal, baik untuk kelas VII, VIII, dan IX. Untuk mata
pelajaran BK di SMP 2 Negeri Sragen yang telah menerapkan Kurikulum
Merdeka hanya di kelas VII saja, sedangkan kelas VIII dan XI belum
menerapkan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran BK.

When IKM-BK
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling untuk peserta didik dilakukan
secara fleksibel dan kondisional. Guru dan peserta didik akan membahas hal-
hal yang sedang booming atau viral sesuai dengan zamannya, contoh :
merosotnya moral siswa di sekolah. Kemudian topik tersebut akan diangkat
menjadi materi yang akan dibahas di kelas. Apa yang menjadi kendala bagi
peserta didik, maka akan menjadi pembahasan. Apabila peserta didik sedang
mengalami masalah, maka guru BK siap mendengarkan keluhan, melayani
peserta didik tersebut, juga memberikan bimbingan konseling terhadap peserta
didik yang sedang mengalami masalah. Sedangkan untuk pembelajaran BK
sendiri dilakukan secara terjadwal, baik untuk kelas VII, VIII, dan IX. Mata
pelajaran BK untuk kelas VII yang sudah melaksanakan Kurikulum Merdeka
diadakan secara terjadwal. Pembelajaran BK dilakukan sebanyak dua kali
dalam seminggu selama kurang lebih 40 menit di setiap minggunya dan untuk
sisanya dilakukan secara fleksibel dan kondisional.
Who IKM-BK

Struktur Organisasi BK

Why IKM-BK
Dalam upaya memperoleh capaian pembelajaran, yang memiliki
makna luas, Bimbingan dan Konseling sebagai bagian integral dari sistem
pendidikan di sekolah memiliki karakteristik yang berbeda dengan mata
pelajaran. Layanan Bimbingan dan Konseling membantu peserta didik
mencapai tugas perkembangannya melalui Capaian Layanan Bimbingan dan
Konseling yang merupakan dokumen utama dalam rangka bagian dari
pengembangan kurikulum satuan pendidikan.
Layanan Bimbingan dan Konseling di SMP dilaksanakan oleh Guru
Bimbingan dan Konseling sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya
membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional, dan khususnya membantu
peserta didik/konseli mencapai perkembangan diri yang optimal, mandiri,
sukses, sejahtera dan bahagia dalam kehidupannya. Tujuan tersebut dapat
tercapai dengan melakukan kolaborasi dan sinergitas kerja antara Guru
Bimbingan dan Konseling/Konselor, guru mata pelajaran, pimpinan
sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua, dan pihak lain yang dapat
membantu kelancaran proses dan pengembangan peserta didik/konseli secara
utuh dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, bimbingan konseling
memiliki peranan yang penting. Pentingnya bimbingan konseling dalam
implementasi Kurikulum Merdeka, yaitu untuk memfasilitasi perkembangan
setiap peserta didik supaya mampu mengaktualisasikan potensi dirinya sendiri
untuk mencapai perkembangan secara optimal. Dalam menerapkan Kurikulum
Merdeka Belajar, peranan layanan bimbingan dan konseling yaitu sebagai
koordinator yang berfungsi untuk mewujudkan kesejahteraan psikologis
peserta didik. Selain itu, dalam Kurikulum Merdeka, layanan bimbingan
konseling dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan fasilitas dan sarana yang
terdapat pada satuan pendidikan. Kemudian, bimbingan konseling bertujuan
untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan-tujuan
perkembangannya.

How IKM-BK
Berdasarkan wawancara dan observasi yang telah dilakukan, maka peneliti
mendapatkan informasi dan data bahwasanya, dari Pemerintah baru
dicanangkan Kurikulum Merdeka dan SMP Negeri 2 Sragen masih
menyelenggarakan Kurikulum Merdeka di kelas VII. Sekolah berusaha
semaksimal mungkin agar implementasi Kurikulum Merdeka ini dapat
berjalan dengan baik, terutama di BK. Selain beberapa program layanan yang
ada, program yang dilaksanakan dapat juga mengkoordinasi dari guru mata
pelajaran supaya peserta didik ini dapat tumbuh kembang secara optimal dan
bisa mempersiapkan kondisi psikologisnya dengan baik.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai