Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM BUDAYA SEKOLAH

SDN PEKAYON JAYA VI


Tahun Pelajaran 2022/2023

UPP KECAMATAN BEKASI SELATAN


DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI
KOTA BEKASI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan YME atas rahmat dan karunia-Nya
penyusun dapat menyelesaikan Program Budaya Sekolah yang berorientasi
pada kebersihan, minat baca peserta didik, dan berwawasan lingkungan.
Program ini merupakan salah satu bukti bagi kepala sekolah dalam
melaksanakan fungsi dan kewajibannya sebagai fungsi manajer, evaluator,
educator, leader, supervisor, inovator dan motivator.
Isi program ini secara umum lebih menekankan pada Program budaya
sekolah merupakan suatu bentuk tindakan sekolah yang terencana dalam hal
konsep maupun dalam hal pelaksanaan melalui program- program yang
didasarkan pada budaya sekolah yang ada.
Dengan adanya program budaya sekolah dapat menciptakan lingkungan
belajar menjadi kondusif dan memiliki rasa nyaman bagi warga sekolah. Oleh
karena itu, program budaya sekolah perlu dijaga dengan mengedepankan
rasa empati terhadap budaya lingkungan.
Pada kesempatan ini, penulis menghaturkan ucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Pengawas SD Kecamatan Bekasi Selatan
2. Kepala SDN/S Kecamatan Bekasi Selatan
3. Guru dan Staff SDN Pekayon Jaya VI
4. Komite Sekolah

Akhirnya kami beharap semoga program kerja ini dapat kami jalankan guna
tercapainya cita-cita yang kami harapkan demi kemajuan sekolah kami dan
memberikan kontribusi terhadap kemajuan pendidikan di kota Bekasi secara
umum.

Bekasi, …………………… 2022


Penyusun,

K I N T O K O, S.Pd.,M.Pd.
NIP 19830103 201412 1 001

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………..


1
B. Manfaat Program Budaya Sekolah
………. 2
C. Asas Pengembangan Budaya Sekolah ……..
2

BAB II IMPLEMENTASI BUDAYA LINGKUNGAN SEKOLAH

DI SDN PEKAYON JAYA VI BEKASI SELATAN

A. Gerakan Literasi
………………………………………. 6
B. Gerakan Mentaati Tata Tertib Sekolah
………. 6
C. Gerakan Mencintai Lingkungan Bersih
………… 7
D. Gerakan Menumbuhkan Sikap Nasionalis
……. 8
E. Program Budaya Lingkungan
SDN Pekayon Jaya VI
……………………………….. 9

ii
BAB II PENUTUP

A. Simpulan
…………………………………………………….
10
B. Rekomendasi
……………………………………………… 10

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Budaya merupakan produk lembaga yang berakar dari sikap
mental, komitmen, dedikasi, dan loyalitas setiap personil lembaga.
Budaya merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu
kelompok masyarakat yang mencakup cara berpikir, perilaku, sikap,
dan nilai-nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun abstrak.
Budaya adalah asumsi-asumsi dasar dan keyakinan-keyakinan di
antara para anggota kelompok atau organisasi. Budaya juga dapat
dilihat sebagai suatu perilaku, nilai-nilai, sikap hidup, dan cara hidup
untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan dan cara
memandang persoalan serta pemecahannya
Pemerintah melalui Perpres Nomor 87 tahun 2017
mengeluarkan peraturan tentang penguatan pendidikan karakter.
Peratura ini dibuat dengan pertimbangan bahwa Indonesia sebagai
bangsa yang berbudaya merupakan Negara yang menjunjung tinggi
akhlak mulia, nilai-nilai luruhur, kearifan dan budi pekerti.
Dikeluarkannya perpres tersebut tentunya membawa angin segar bagi
terciptanya kesejukan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Khususnya dalam konteks terbentuknya anak bangsa yang memilki
nilai-nilai luhur atau berkarakter.
Ada delapan belas karakter yang ingin dicapai dalam program
ini. Yaitu religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri , demokratis, rasa ingin tahu, semangat dan kebangsaaan,
cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan
bertanggung jawab. Kedelapan belas nilai karakter ini nantinya akan
2

dikristalisasi menjadi lima nilai utama, yaitu religious, nasionalis,


mandiri, gotong royong dan integritas.
Proses pembentukan karakter di awali dengan pembiasaan.
Proses pembiasaan inilah yang kita kenal dengan budaya atau
pembudayaan. Maka, dalam rangka membentuk karakter yang ditujju,
perlu di bangun budaya positif dilingkungan sekolah. Budaya sekolah
dimaknai dengan tradisi sekolah yang tumbuh dan berkembang sesuai
dengan spirit dan nilai-nilai yang dianut di sekolah. Artinya, budaya
sekolah ini berisi kebiasaan-kebiasan yang disepakati bersama untuk
dijalankan dalam waktu yang lama. Jika kebiasan positif ini sudah
membudaya, maka nilai-nilai karakter yang diharapkan akan terbntuk.

B. Manfaat Program Budaya Sekolah


Manfaat dari program budaya sekolah yang diterapkan di SD Negeri
Pekayon Jaya VI Kecamatan Bekasi Selaatn adalah :
1. Menjamin kualitas kerja yang lebih baik.
2. Memberikan rasa aman dan nyaman terhadap kondisi belajar
bagi warga sekolah.
3. Tercipta kebersamaan antara warga sekolah
4. Menumbuhkembangkan sikap disiplin dan empati terhadap
kondisi lingkungan sekolah.
5. Mewujudkan salah satu visi dan misi sekolah dalam menciptakan
iklim belajar yang kondusif.

C. Asas Pengembangan Budaya Sekolah


Ada beberapa asa yang menjadi pengembangan budaya sekolah,
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kerjasama tim (team work).
Pada dasarnya sebuah komunitas sekolah merupakan sebuah
tim/kumpulan individu yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan. Untuk itu, nilai kerja sama merupakan suatu
3

keharusan dan kerjasama merupakan aktivitas yang


bertujuan untuk membangun kekuatan-kekuatan atau
sumber daya yang dimilki oleh personil sekolah.
2. Kemampuan.
Menunjuk pada kemampuan untuk mengerjakan tugas dan
tanggung jawab pada tingkat kelas atau sekolah. Dalam
lingkungan pembelajaran, kemampuan profesional guru
bukan hanya ditunjukkan dalam bidang akademik tetapi juga
dalam bersikap dan bertindak yang mencerminkan pribadi
pendidik.
3. Keinginan.
Keinginan di sini merujuk pada kemauan atau kerelaan untuk
melakukan tugas dan tanggung jawab untuk memberikan
kepuasan terhadap siswa dan masyarakat. Semua nilai di atas
tidak berarti apa-apa jika tidak diiringi dengan keinginan.
Keinginan juga harus diarahkan pada usaha untuk
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dan kompetensi
diri dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai
budaya yang muncul dalam diri pribadi baik sebagai kepala
sekolah, guru, dan staf dalam memberikan pelayanan kepada
siswa dan masyarakat.
4. Kegembiraan (happiness).
Nilai kegembiraan ini harus dimiliki oleh seluruh personil
sekolah dengan harapan kegembiraan yang kita miliki akan
berimplikasi pada lingkungan dan iklim sekolah yang ramah
dan menumbuhkan perasaan puas, nyaman, bahagia dan
bangga sebagai bagian dari personil sekolah. Jika perlu
dibuat wilayah-wilayah yang dapat membuat suasana dan
memberi nuansa yang indah, nyaman, asri dan
menyenangkan, seperti taman sekolah ditata dengan baik
4

dan dibuat wilayah bebas masalah atau wilayah harus


senyum dan sebagainya.
5. Hormat (respect).
Rasa hormat merupakan nilai yang memperlihatkan
penghargaan kepada siapa saja baik dalam lingkungan
sekolah maupun dengan stakeholders pendidikan lainnya.
Keluhan-keluhan yang terjadi karena perasaan tidak dihargai
atau tidak diperlakukan dengan wajar akan menjadikan
sekolah kurang dipercaya. Sikap respek dapat diungkapkan
dengan cara memberi senyuman dan sapaan kepada siapa
saja yang kita temui, bisa juga dengan memberikan hadiah
yang menarik sebagai ungkapan rasa hormat dan
penghargaan kita atas hasil kerja yang dilakukan dengan
baik. Atau mengundang secara khusus dan menyampaikan
selamat atas prestasi yang diperoleh dan sebagaianya.
6. Jujur (honesty).
Nilai kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam
lingkungan sekolah, baik kejujuran pada diri sendiri maupun
kejujuran kepada orang lain. Nilai kejujuran tidak terbatas
pada kebenaran dalam melakukan pekerjaan atau tugas
tetapi mencakup cara terbaik dalam membentuk pribadi yang
obyektif. Tanpa kejujuran, kepercayaan tidak akan diperoleh.
Oleh karena itu budaya jujur dalam setiap situasi dimanapun
kita berada harus senantiasa dipertahankan. Jujur dalam
memberikan penilaian, jujur dalam mengelola keuangan, jujur
dalam penggunaan waktu serta konsisten pada tugas dan
tanggung jawab merupakan pribadi yang kuat dalam
menciptakan budaya sekolah yang baik.
7. Disiplin (discipline).
Disiplin merupakan suatu bentuk ketaatan pada peraturan
dan sanksi yang berlaku dalam lingkungan sekolah. Disiplin
5

yang dimaksudkan dalam asas ini adalah sikap dan perilaku


disiplin yang muncul karena kesadaran dan kerelaan kita
untuk hidup teratur dan rapi serta mampu menempatkan
sesuatu sesuai pada kondisi yang seharusnya. Jadi disiplin
disini bukanlah sesuatu yang harus dan tidak harus dilakukan
karena peraturan yang menuntut kita untuk taat pada aturan
yang ada. Aturan atau tata tertib yang dipajang dimana-mana
bahkan merupakan atribut, tidak akan menjamin untuk
dipatuhi apabila tidak didukung dengan suasana atau iklim
lingkungan sekolah yang disiplin. Disiplin tidak hanya berlaku
pada orang tertentu saja di sekolah tetapi untuk semua
personil sekolah tidak kecuali kepala sekolah, guru dan staf.
8. Empati (empathy).
Empati adalah kemampuan menempatkan diri atau dapat
merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain namun tidak
ikut larut dalam perasaan itu. Sikap ini perlu dimiliki oleh
seluruh personil sekolah agar dalam berinteraksi dengan
siapa saja dan dimana saja mereka dapat memahami
penyebab dari masalah yang mungkin dihadapai oleh orang
lain dan mampu menempatkan diri sesuai dengan harapan
orang tersebut. Dengan sifat empati warga sekolah dapat
menumbuhkan budaya sekolah yang lebih baik karena
dilandasi oleh perasaan yang saling memahami.
9. Pengetahuan dan Kesopanan.
Pengetahuan dan kesopanan para personil sekolah yang
disertai dengan kemampuan untuk memperoleh kepercayaan
dari siapa saja akan memberikan kesan yang meyakinkan
bagi orang lain. Dimensi ini menuntut para guru, staf dan
kepala sekolah tarmpil, profesional dan terlatih dalam
memainkan perannya memenuhi tuntutan dan kebutuhan
siswa, orang tua dan masyarakat.
6

BAB II
IMPLEMENTASI BUDAYA LINGKUNGAN SEKOLAH DI SDN PEKAYON
JAYA VI BEKASI SELATAN

A. Gerakan Literasi
Gerakan ini bertujuan menumbuhembangkan budi pekerti
peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang
diwujudkan dalam gerakan leiterasi sekolah atau GLS, agar mereka
menjadi pembelajar sepanjang hayat. Program ini tentunya selaras
dengan peraturan yang telah dikeluarkan sebelumnya yaitu
permendikbud nomor 23 tahun 2015 tetang penumbuhan budi
pekerti. Salah satu program yang dicangkan adalah kegiatan 15 menit
membaca buku non pelajaran sebelum waktu pelajaran dimulai.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta
didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengatahuan
dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi
pekerti  beriupa kearifan lokal, nasioanl, dan global yang disampaikan
sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Program ini seharunya mendapat perhatian lebih dari pihak
sekolah agar proses penanaman karakter bisa berjalan lebih cepat.
Sekolah harus menyediaan pojok baca untuk dimanfaatkan oleh
peserta didik. Dengan begitu, peserta didik bisa memanfaatkannya
baik pada waktu yang telah ditentukan maupun pada waktu-waktu
yang lain. Tentu akan sulit bagi anak untuk memiliki kesempatan
membaca buku non pelajaran di luar sekolah, karena mereka sudah di
sibukkan dengan pekerjaan rumah maupun interaksi sosial dengan
masyarakat.
7

B. Gerakan Mentaati Tata Tertib Sekolah


Tata tertib menjadi benteng pembatas antara yang boleh dan
tidak boleh, antara yang baik dan tidak baik. Tidak mungkin organisasi
tidak memilki tata tertib. Termasuk sekolah. Sekolah perlu membuat
tata tertib yang disepakti dan dijalankan bersama. Dengan begitu,
situasi disekolah akan berjalan dengan tertib dalam waktu yang lama
karena program sekolah berjalan sesuai dengan aturan main.
Tidak cukup roda organisasi hanya dijalankan dengan anjuran
demi anjuran. Karena sikap seseorang mudah berubah, apalagi yang
menyangkut kebiasaan. Dengan adanya aturan, seseorang akan
terikat. Dengan begitu, kebiasaan positif itu akan terus berkembang
hingga menjadi karakter. Sekolah membuat tata tertib untuk
disepakati dan dijalankan bersama. dengan melaksanakan dan
menaati tata tertib maka situasi di sekolah akan berjalan dengan
tertib dalam waktu yang lama. Program sekolah juga jadi berjalan
sesuai dengan aturan main. Kebiasaan positif ini harus terus
berkembang hingga menjadi karakter.

C. Gerakan Mencintai Lingkungan Bersih


Penanaman rasa cinta kebersihan adalah budaya positif yang
harus dimiliki setiap siswa. Di sini, cinta kebersihan artinya
menjaga kebersihan terhadap diri sendiri dan juga terhadap
lingkungan sekolah. Kebersihan terhadap diri sendiri bertujuan
untuk membentuk pribadi siswa yang sehat dan jiwa yang kuat.
Siswa juga akan dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar
dengan baik setiap harinya.
Untuk rasa cinta kebersihan terhadap lingkungan sekolah,
siswa dapat membuat jadwal piket membersihkan kelas dan
halaman sekolah supaya bersih. Dengan lingkungan sekolah yang
bersih, maka akan tercipta udara segar dan belajar jadi nyaman.
8

Adapun langkah-langkah yang dapat dijalankan oleh guru dalam


menanamkan budi pekerti kepada peserta didik untuk mencintai
lingkungannya adalah sebagai berikut :
1. Mengajak siswa ke kebun
Sebelum mengajak anak berkebun, beri pengertian pada mereka
tentang pentingnya memiliki tanaman di lingkungan sekitar
rumah. Selain menjadi hiasan, tanaman juga bisa membuat
lingkungan di sekitar menjadi asri dan teduh. Jelaskan juga pada
anak apa akibatnya jika kita tidak memiliki tanaman di sekitar
rumah.
2. Membuang sampah pada tempatnya
Sampah kini sudah menjadi sebuah permasalahan yang begitu
kompleks dan besar, keberadaan sampah yang tidak dibuang
sesuai dengan tempatnya bisa menimbulkan berbagai
permasalahan sosial yang berdampak sangat besar, apalagi kini
sampah-sampah didominasi oleh berbagai material yang sulit
untuk diurai bahkan hingga berpuluh atau beratus tahun ke
depan. Dan guru dapat memberikan sebuah contoh kepada
siswa dalam membung sampah ditempatnya. Dengan demikian,
siswa akan meniru perilaku gurunya itu.
3. Menghemat Penggunaan Air di Lingkungan Sekolah
Tidak membuang-buang air, mematikan barang elektronik yang
tidak digunakan, mematikan lampu di ruangan, dan lain-lain,
merupakan beberapa contoh perilaku yang dapat kita ajarkan
kepada peserta didik untuk meningkatkan kepedulian terhadap
lingkungan sekolah. Dimana tempat itu adalah wadah untuk kita
melakukan aktivitas belajar mengajar.

D. Gerakan Membumikan Sikap Nasionalis kepada Peserta Didik


Sikap nasionalis atau cinta tanah air dapat
diimplementasikan dengan cara berpikir dan bertindak untuk
9

menaruh kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan


pribadi dan kelompok. Karakter ini dapat ditanamkan dengan
pelaksanaan upacara bendera dan menghormati tokoh bangsa.
Sikap ini akan meningkatkan rasa cinta terhadap bangsa.
Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menerima
keberagaman sebagai anugerah untuk bangsa Indonesia. Anugerah
yang harus dirasakan dan disyukuri sehingga manfaatnya bisa terasa
dalam kehidupan sehari-hari. Adapun kegiatan wajibnya adalah
sebagai berikut :
1. Melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin dengan
mengenakan seragam atau pakaian yang sesuai dengan
ketetapan sekolah.
2. Melaksanakan upacara bendera pada setiap hari senin dan
menyanyikan lagu Indonesia Raya.
3. Sesudah berdoa setiap memulai hari pembelajaran, guru dan
peserta didik menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya
dan/atau satu lagu wajib nasional atau satu lagu terkini yang
menggambarkan semangat patriotisme dan cinta tanah air.
4. Sebelum berdoa saat mengakhiri hari pembelajaran, guru dan
peserta didik menyanyikan satu lagu daerah (lagu-lagu daerah
seluruh Nusantara).

E. Program Budaya Lingkungan di SDN Pekayon Jaya VI


Ada beberapa program dalam menata lingkungan di SDN
Pekayon Jaya VI kecamatan Bekasi Selatan agar lingkungan sekolah
menjadi kondusif dalam melakukan aktivitas kegiatan belajar
mengajar (KBM), yaitu :
1. Budaya 5-S (senyum, sapa, salam, sopan dan santun)
2. Melakukan Doa bersama
3. Shalat dzuhur berjamaah
10

4. Kegiatan gotong royong dalam rangka bersih-bersih lingkungan


sekolah yang telah terjadwalkan oleh guru masing-masing.
5. Pembiasaan melakuan sikap disiplin terhadap bentuk peraturan
sekolah dengan jalan memberikan contoh sikap teladan kepada
peserta didik.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Program budaya sekolah merupakan suatu bentuk tindakan sekolah
yang terencana dalam hal konsep maupun dalam hal pelaksanaan
melalui program – program yang didasarkan pada budaya sekolah
yang ada. Dan budaya sekolah adalah keseluruhan latar fisik,
lingkungan, suasana, rasa, sifat, dan iklim sekolah yang secara
produktif mampu memberikan pengalaman baik bagi bertumbuh
kembangnya kecerdasan, keterampilan, dan aktifitas siswa.
Pengembangan nilai-nilai di kalangan siswa meliputi: keimanan dan
ketaqwaan, nilai kebersamaan, nilai saling menghargai, nilai tanggung
jawab, keamanan, kebersihan, ketertiban dan keindahan, dan
hubungan antar siswa dengan seluruh warga sekolah.

B. Saran dan Rekomendasi


1. Program sekolah harus dijaga dan dipupuk kepada tiap-tiap
peserta didik agar dapat mencintai lingkungan sekolah.
2. Sikap pembiasaan kepada peserta didik dalam melakukan sikap
disiplin dan menumbuhkan rasa nasionalis dengan menyanyikan
lagu indonesia raya setiap kali mau pulang sekolah tetap
dilakukan secara rutin oleh guru masing-masing.
3. Pihak sekolah dan pihak yang berkepentingan agar sering
melakukan koordinasi dalam melaksanakan program budaya
11

lingkungan sekolah. Dengan demikian, akan tercipta iklim


pembelajaran yang kondusif : aman, nyaman dan terkendali.
12

Anda mungkin juga menyukai