Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan YME atas rahmat dan karunia-Nya
penyusun dapat menyelesaikan Program Budaya Sekolah yang berorientasi

pada kebersihan, minat baca peserta didik, dan berwawasan lingkungan. Program
ini merupakan salah satu bukti bagi kepala sekolah dalam melaksanakan
fungsi dan kewajibannya sebagai fungsi manajer, evaluator, educator, leader,
supervisor, inovator dan motivator.
Isi program ini secara umum lebih menekankan pada Program budaya sekolah
merupakan suatu bentuk tindakan sekolah yang terencana dalam hal konsep maupun
dalam hal pelaksanaan melalui program- program yang didasarkan pada budaya
sekolah yang ada.

Dengan adanya program budaya sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar


menjadi kondusif dan memiliki rasa nyaman bagi warga sekolah. Oleh karena itu,
program budaya sekolah perlu dijaga dengan mengedepankan rasa empati terhadap
budaya lingkungan.

Pada kesempatan ini, penulis menghaturkan ucapkan terimakasih yang sebesar-


besarnya kepada :

1. Pengawas SD Kecamatan Malang Selatan


2. Kepala SDN/S Kecamatan Malang Selatan
3. Guru dan Staff SDN ARJOSARI 3
4. Komite Sekolah

Akhirnya kami beharap semoga program kerja ini dapat kami jalankan guna
tercapainya cita-cita yang kami harapkan demi kemajuan sekolah kami dan
memberikan kontribusi terhadap kemajuan pendidikan di kota Malang secara
umum.

Malang, ...............................
2023
Penyusun,

SRI HIDAYATI, S.Ag., M.Pd


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Budaya merupakan produk lembaga yang berakar dari sikap
mental, komitmen, dedikasi, dan loyalitas setiap personil lembaga. Budaya
merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok
masyarakat yang mencakup cara berpikir, perilaku, sikap, dan nilai-nilai
yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun abstrak. Budaya adalah
asumsi-asumsi dasar dan keyakinan-keyakinan di antara para anggota
kelompok atau organisasi. Budaya juga dapat dilihat sebagai suatu perilaku,
nilai-nilai, sikap hidup, dan cara hidup untuk melakukan penyesuaian
dengan lingkungan dan cara memandang persoalan serta pemecahannya.
Pemerintah melalui perpres Nomor 87 tahun 2017 mengeluarkan
peraturan tentang penguatan pendidikan karakter. Peraturan ini dibuat
dengan pertimbangan bahwa Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya
merupakan Negara yang menjunjung tinggi terciptanya kesejukan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Khusus dalam konteks terbentuknya
anak bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur berkarakter.
Ada delapan belas karakter yang ingin dicapai dalam program ini,
yaitu religius, jujur toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demikratis, rasa ingin tahu, semangat dan kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestassi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab.
Kdelapan belas nilai karakter ini nantinya akan di kristalisasi menjadi lima
nilai utama, yaitu religious, nasionalis, mandiri, goton royong dan integritas.
Proses pembentukan karakter diawali dengan pembiasaan, proses
pembiasaan inilah yang kita kenal dengan budaya. Maka, dalam rangka
membentuk karakter yang dituju, perlu dibangun budaya positif
dilingkungan sekolah.
Budaya sekolah dimaknaik dengan tradisi sekolah yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan spirit dan nilai-nilai yang dianut di sekolah.
Artinya, budaya sekolah ini berisi kebiasaan-kebiasaan yang disepakati
bersama untuk dijalankan dalam waktu yang lama. Jika kebiasaan positif ini
sudah membudaya, maka nilai-nilai karater yang diharapkan akan terbentuk.

B. Manfaat Budaya Sekolah

Manfaat dari program budaya sekolah yang diterapkan di SD Negeri


Arjosari 3 Kecamatan Malang adalah :
1. Menjamin kualitas kerja yang lebih baik.
2. Memberikan rasa aman dan nyaman terhadap kondisi belajar
bagi warga sekolah.
3. Tercipta kebersamaan antara warga sekolah
4. Menumbuhkembangkan sikap disiplin dan empati terhadap kondisi
lingkungan sekolah.

5. Mewujudkan salah satu visi dan misi sekolah dalam menciptakan


iklim belajar yang kondusif.
C. Asas Pengembangan budaya sekolah

Ada beberapa asa yang menjadi pengembangan budaya sekolah, antara lain
adalah sebagai berikut :

1. Kerjasama tim (team work)

Pada dasarnya sebuah komunitas sekolah merupakan sebuah


tim/kumpulan individu yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. Untuk
itu, nilai kerja sama merupakan suatu keharusan dan kerjasama
merupakan aktivitas yang bertujuan untuk membangun kekuatan-
kekuatan atau sumber daya yang dimiliki oleh personil sekolah.

2. Kemampuan

Menunjuk pada kemampuan untuk mengerjakan tugas dan


tanggung jawab pada tingkat kelas atau sekolah. Dalam
lingkungan pembelajaran, kemampuan profesional guru bukan hanya
ditunjukkan dalam bidang akademik tetapi juga dalam bersikap dan
bertindak yang mencerminkan pribadi pendidik.

3. Keinginan

Keinginan di sini merujuk pada kemauan atau kerelaan


untuk melakukan tugas dan tanggung jawab untuk memberikan
kepuasan terhadap siswa dan masyarakat. Semua nilai di atas tidak
berarti apa-apa jika tidak diiringi dengan keinginan. Keinginan juga
harus diarahkan pada usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan dan kompetensi diri dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab sebagai budaya yang muncul dalam diri pribadi baik
sebagai kepala sekolah, guru, dan staf dalam memberikan pelayanan
kepada siswa dan masyarakat.

4. Kegembiraan (happiness)

Nilai kegembiraan ini harus dimiliki oleh seluruh personil


sekolah dengan harapan kegembiraan yang kita miliki akan
berimplikasi pada lingkungan dan iklim sekolah yang ramah dan
menumbuhkan perasaan puas, nyaman, bahagia dan bangga sebagai
bagian dari personil sekolah. Jika perlu dibuat wilayah-wilayah yang
dapat membuat suasana dan memberi nuansa yang indah, nyaman,
asri dan menyenangkan, seperti taman sekolah ditata dengan baik
dan dibuat wilayah bebas masalah atau wilayah harus senyum dan
sebagainya.

5. Hormat (respect)

Rasa hormat merupakan nilai yang memperlihatkan


penghargaan kepada siapa saja baik dalam lingkungan sekolah
maupun dengan stakeholders pendidikan lainnya. Keluhan-keluhan
yang terjadi karena perasaan tidak dihargai atau tidak diperlakukan
dengan wajar akan menjadikan sekolah kurang dipercaya. Sikap
respek dapat diungkapkan dengan cara memberi senyuman dan
sapaan kepada siapa saja yang kita temui, bisa juga dengan
memberikan hadiah yang menarik sebagai ungkapan rasa hormat dan
penghargaan kita atas hasil kerja yang dilakukan dengan baik. Atau
mengundang secara khusus dan menyampaikan selamat atas prestasi
yang diperoleh dan sebagaianya.

6. Jujur (honesty)

Nilai kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar


dalam lingkungan sekolah, baik kejujuran pada diri sendiri maupun
kejujuran kepada orang lain. Nilai kejujuran tidak terbatas pada
kebenaran dalam melakukan pekerjaan atau tugas tetapi mencakup
cara terbaik dalam membentuk pribadi yang obyektif. Tanpa
kejujuran, kepercayaan tidak akan diperoleh. Oleh karena itu budaya
jujur dalam setiap situasi dimanapun kita berada harus senantiasa
dipertahankan. Jujur dalam memberikan penilaian, jujur dalam
mengelola keuangan, jujur dalam penggunaan waktu serta konsisten
pada tugas dan tanggung jawab merupakan pribadi yang kuat dalam
menciptakan budaya sekolah yang baik.

7. Disiplin

Disiplin merupakan suatu bentuk ketaatan pada peraturan


dan sanksi yang berlaku dalam lingkungan sekolah. Disiplin yang
dimaksudkan dalam asas ini adalah sikap dan perilaku disiplin yang
muncul karena kesadaran dan kerelaan kita untuk hidup teratur dan
rapi serta mampu menempatkan sesuatu sesuai pada kondisi yang
seharusnya. Jadi disiplin disini bukanlah sesuatu yang harus dan
tidak harus dilakukan karena peraturan yang menuntut kita untuk taat
pada aturan yang ada. Aturan atau tata tertib yang dipajang dimana-
mana bahkan merupakan atribut, tidak akan menjamin untuk dipatuhi
apabila tidak didukung dengan suasana atau iklim lingkungan
sekolah yang disiplin. Disiplin tidak hanya berlaku pada orang
tertentu saja di sekolah tetapi untuk semua personil sekolah tidak
kecuali kepala sekolah, guru dan staf.

8. Empati

Empati adalah kemampuan menempatkan diri atau dapat


merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain namun tidak ikut larut
dalam perasaan itu. Sikap ini perlu dimiliki oleh seluruh personil
sekolah agar dalam berinteraksi dengan siapa saja dan dimana saja
mereka dapat memahami penyebab dari masalah yang mungkin
dihadapai oleh orang lain dan mampu menempatkan diri sesuai
dengan harapan orang tersebut. Dengan sifat empati warga sekolah
dapat menumbuhkan budaya sekolah yang lebih baik karena
dilandasi oleh perasaan yang saling memahami.

9. Pengetahuan dan Kesopanan

Pengetahuan dan kesopanan para personil sekolah yang


disertai dengan kemampuan untuk memperoleh kepercayaan dari
siapa saja akan memberikan kesan yang meyakinkan bagi orang lain.
Dimensi ini menuntut para guru, staf dan kepala sekolah tarmpil,
profesional dan terlatih dalam memainkan perannya memenuhi
tuntutan dan kebutuhan siswa, orang tua dan masyarakat.
BAB II
IMPLEMENTASI BUDAYA LINGKUNGAN SEKOLAH
SDN ARJOSARI 3 MALANG

A. Gerakan Literasi

Gerakan ini bertujuan menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui


pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalamgerakan literasi
sekolah atau GLS, agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Program ini
tentunya selaras dengan peraturan yang telah dikeluarkan sebelumnya yaitu
permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti. Salah satu
program yang dicangkan adalah kegiatan 15 menin membaca buku non pelajaran
sebelum waktu pelajaran mulai.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta
meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara
lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti berupa kearifan lokal,
nasional dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Program ini seharusnya mendapat perhatian lebih dari pihak sekolah harus
menyediakan pojok baca untuk peserta didik.

B. Gerakan Mentaati Tata Tertib Sekolah

Tata tertib sekolah menjadi benteng pembatas antara yang boleh dan tidak boleh,
antara yang baik dan tidak baik. Tidak mungkin organisasi tidak memiliki tata
tertib, termasuk sekolah. Sekolah perlu membuat tata tertib yang disepakati dan
dijalankan bersam. Dengan begitu, situasi di sekolah akan berjaln dengan tertib
dalam waktu yang lama karena program sekolah berjalan sesuai dengan atturan
main. Tidak cukup roda organisasi hanya dijalankan dengan anjuran demi
anjuran. Karena sikap seseorang mudah berubah, apalagi yang menyangkut
kebiasaan. Dengan adanya aturan, seseorang akan terikat. Dengan begitu
kebiasaan positif akan terus berkembang.

C. Gerakan Mencintai Lingkungan Bersih

Penanaman rasa cinta kebersihan adalah budaya positif yang harus dimiliki setiap
siswa. Disini, cinta kebersihan artinya menjaga kebersihan terhadap diri sendiri
dan juga terhadap lingkungan sekolah. Kebersihan terhadap diri sendirii bertujuan
untuk membentuk pribadi siswa yang sehat dan jiwa yang kuat. Siswa juga aan
dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik setiap harinya.
Untuk rasa cinta kebersihan terhadap lingkungan sekolah, siswa dapat membuat
jadwal piket membersihkan kelas dan halaman sekolah sepaya bersih, dengan
lingkungan yang bersih maka tercipta udara segar dan belajar jadi nyaman
sehingga bisa terbentuknya sebuah karakter siswa.

Adapun langkah-langkah yang dapat dijalankan oleh guru dalam


menanamkan budi pekerti kepada peserta didik untuk mencintai
lingkungannya adalah sebagai berikut :
1. Mengajak siswa ke kebun
Sebelum mengajak anak berkebun, beri pengertian pada mereka
tentang pentingnya memiliki tanaman di lingkungan sekitar
rumah. Selain menjadi hiasan, tanaman juga bisa membuat
lingkungan di sekitar menjadi asri dan teduh. Jelaskan juga pada
anak apa akibatnya jika kita tidak memiliki tanaman di sekitar
rumah.
2. Membuang sampah pada tempatnya
Sampah kini sudah menjadi sebuah permasalahan yang begitu
kompleks dan besar, keberadaan sampah yang tidak dibuang sesuai
dengan tempatnya bisa menimbulkan berbagai permasalahan sosial
yang berdampak sangat besar, apalagi kini sampah-sampah
didominasi oleh berbagai material yang sulit untuk diurai bahkan
hingga berpuluh atau beratus tahun ke depan. Dan guru dapat
memberikan sebuah contoh kepada siswa dalam membung sampah
ditempatnya. Dengan demikian, siswa akan meniru perilaku gurunya
itu.
3. Menghemat Penggunaan Air di Lingkungan Sekolah
Tidak membuang-buang air, mematikan barang elektronik yang tidak
digunakan, mematikan lampu di ruangan, dan lain-lain, merupakan
beberapa contoh perilaku yang dapat kita ajarkan kepada peserta
didik untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekolah.
Dimana tempat itu adalah wadah untuk kita melakukan aktivitas
belajar mengajar.

D. Gerakan Membumikan Sikap Nasionalis kepada Peserta Didik

Sikap nasionalis atau cinta tanah air dapat diimplementasikan dengan cara
berpikir dan beretindak untuk menaruh kepentingan bangsa dan negara diatas
kepentingan pribadi dan kelompok. Karakter ini dapat ditanamkan dengan
pelaksanaan upacara bendera dan menghormati tokoh bangsa. Sikap ini akan
meningkatkan raa cinta terhadap bangsa.

Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menerima keberagaman sebagai


anugerah untuk bangsa Indonesia. Anugerah yang harus dirasakan dan
disyukuri sehingga manfaatnya bisa terasa dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun kegiatan wajibnya adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan upacara bendera setiap hari Senin dengan
mengenakan seragam atau pakaian yang sesuai dengan ketetapan
sekolah.
2. Melaksanakan upacara bendera pada setiap hari senin dan
menyanyikan lagu Indonesia Raya.
3. Sesudah berdoa setiap memulai hari pembelajaran, guru dan peserta
didik menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan/atau satu
lagu wajib nasional atau satu lagu terkini yang menggambarkan
semangat patriotisme dan cinta tanah air.
4. Sebelum berdoa saat mengakhiri hari pembelajaran, guru dan peserta
didik menyanyikan satu lagu daerah (lagu-lagu daerah seluruh
Nusantara).

E. Program Budaya Lingkungan di SDN ARJOSARI 3


Ada beberapa program dalam menata lingkungan di SDN
ARJOSARI 3 kecamatan Malang Selatan agar lingkungan sekolah menjadi
kondusif dalam melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM),
yaitu :

1. Budaya 5-S (senyum, sapa, salam, sopan dan santun)

2. Melakukan Doa bersama

3. Shalat dzuhur berjamaah

4. Kegiatan gotong royong dalam rangka bersih-bersih lingkungan


sekolah yang telah terjadwalkan oleh guru masing-masing.
5. Pembiasaan melakuan sikap disiplin terhadap bentuk peraturan
sekolah dengan jalan memberikan contoh sikap teladan kepada
peserta didik
BAB III
BUKTI PENERAPAN BUDAYA LINGKUNGAN
A. Gerakan Literasi
B. Gerakan Menaati Tata Tertib Sekolah
C. Gerakan Mencinti Lingkungan Bersih
D. Gerakan Membumikan Sikap Nasionalis kepada Peserta Didik
E. Program Budaya Lingkungan di SDN ARJOSARI 3
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Program budaya sekolah merupakan suatu bentuk tindakan sekolah yang
terencana dalam hal konsep maupun dalam hal pelaksanaan melalui
program – program yang didasarkan pada budaya sekolah yang ada. Dan
budaya sekolah adalah keseluruhan latar fisik, lingkungan, suasana, rasa,
sifat, dan iklim sekolah yang secara produktif mampu memberikan
pengalaman baik bagi bertumbuh kembangnya kecerdasan, keterampilan,
dan aktifitas siswa. Pengembangan nilai-nilai di kalangan siswa meliputi:
keimanan dan ketaqwaan, nilai kebersamaan, nilai saling menghargai, nilai
tanggung jawab, keamanan, kebersihan, ketertiban dan keindahan, dan
hubungan antar siswa dengan seluruh warga sekolah.

B. Saran dan Rekomendasi


1. Program sekolah harus dijaga dan dipupuk kepada tiap-tiap

peserta didik agar dapat mencintai lingkungan sekolah.


2. Sikap pembiasaan kepada peserta didik dalam melakukan sikap
disiplin dan menumbuhkan rasa nasionalis dengan menyanyikan
lagu indonesia raya setiap kali mau pulang sekolah tetap dilakukan
secara rutin oleh guru masing-masing.
3. Pihak sekolah dan pihak yang berkepentingan agar sering
melakukan koordinasi dalam melaksanakan program budaya
lingkungan sekolah. Dengan demikian, akan tercipta
iklim pembelajaran yang kondusif : aman, nyaman dan
terkendali.

Anda mungkin juga menyukai