id
Oleh:
JOHAN SASONGKO
H1107509
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Skripsi
untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian
di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
JOHAN SASONGKO
H1107509
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Johan Sasongko
H 1107509
Dr. Samanhudi, SP. MSi Ir. Joko Mursito, MP Dr. Ir. Pardono, MS
NIP. 19680610199503 1003 NIP. 194812021978111001 NIP. 195508061983031003
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan rangkaian penelitian dan
penulisan skripsi yang berjudul Pengaruh Macam Pupuk NPK dan Macam
Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terong Ungu (Solanum
melongena L.) ini dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan dan penyusunan
skripsi ini dapat berjalan baik dan lancar karena adanya pengarahan, bimbingan,
dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Dr. Samanhudi, SP. MSi selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan saran dan sumbangan pemikiran kepada penulis selama
pelaksanaan penelitian sampai penyusunan skripsi ini.
3. Ir. Joko Mursito, MP selaku Dosen Pembimbing Pendamping atas
masukan dan saran dalam penelitian hingga akhir penyusunan skripsi ini.
4. Dr. Ir. Pardono, MS selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan
masukan dan saran pada skripsi ini.
5. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS selaku dosen pendamping akademik.
6. Keluargaku tersayang : Bapak, ibu, fuzi, kakak dan adik yang selalu
mendukung dan mendoakanku.
7. Terimakasih banyak atas bantuannya, dukungan semangat dan doanya.
Semua kembalikan pada Allah, hanya Allah yang Maha tahu semua takdir
kehidupan.
8. Komarudin yang telah memberikan ide dan gagasan kepada penulis dalam
pelaksanaan penelitian.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
Johan Sasongko.1)
Dr. Samanhudi, SP, Msi 2) Ir. Joko Mursito MP.3)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam pupuk dan macam varietas, serta
interaksinya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terong ungu (Solanum melongena L.). Penelitian
dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian UNS dengan ketinggian 95 m dpl. Pada bulan Maret sampai
Agustus 2009. Penelitian ini disusun secara faktorial menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan
2 faktor perlakuan yaitu faktor pertama, macam pupuk terdiri atas tiga taraf yaitu : M1 (Multi NPK), M2
(Phonska), M3 (Mutiara). Faktor kedua, macam varietas terdiri atas tiga taraf yaitu: V1 (Valerie), V2
(Mustang), V3 (Mega Ungu). Tiap perlakuan diulang tiga ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan
analisis uji F taraf 5%, apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji DMRT. Perlakuan macam pupuk mampu
meningkatkan terhadap variabel pertumbuhan meliputi variabel berat kering brangkasan dan saat berbunga.
Perlakuan macam varietas mampu meningkatkan terhadap pertumbuhan dan hasil, tinggi tanaman jumlah
daun, panjang buah, jumlah total buah yang di panen, berat buah dan diameter buah. Interaksi antara macam
pupuk dengan macam varietas menunjukkan tidak berpengaruh nyata terhadap macam pupuk dan macam
varietas. Hasil tertinggi dicapai pada varietas valerie dengan pupuk phonska yaitu 81,24 g/crop, sedangkan
hasil terendah dicapai varietas mega ungu dengan pupuk mutiara seberat 38,03 g/tanaman.
Johan Sasongko. 1)
Dr. Samanhudi, SP, Msi 2) Ir. Joko Mursito MP.3)
ABSTRACT
The aim of research was studied the effect of fertilizer and types of varieties, and the interaction of
plant on growth and yield of purple eggplant (Solanum melongena L.). The experiment had been done at
green house of Agriculture Faculty UNS long altitude at 95 metre above sea level. This research from March
until August 2009. These experiment used completely randomized design with two treatments factor. The
first factor, kind of mediums which consist of three levels. They are M1 (Multi NPK), M2 (Phonska) and M3
(Mutiara). The second factor, the kind of variety which consist of three levels. They are V1 (valerie), V2
(Mustang) and V3 (mega Ungu). Each treatments was repeated three levels. The data obtained were analized
by F test 5% and followed by DMRT, if the data analysis was significantly different. The result showed the
used of fertilizer was be able on growth dry weight, and emerges first flower. The result varieties be able on
growth yield crops, long fruit, high crops, variable number leaves, fruit long, total number of fruit harvested,
fruit heavy and fruit diametre. Interaction among of the kind of fertilizer and varietas was not significant on
growth and yield of purple eggplant crops. High yields on combination fertilizer phonska and varieties valerie
81,24 g/crop,however yield turn among combination varieties mega ungu and fertilizer mutiara weight 38,03
g/crops.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Terong (Solanum melongena L.) merupakan salah satu komoditas
hortikultura yang mempunyai sifat mudah rusak (perishable). Buah terong
(biasa) mengandung vitamin A (4,78%), kandungan vitamin C (12,8%), kadar
abu (5,8%), karbohidrat (28,7%), protein (34,8%), air (86,1%), zat besi (6,8%)
dan kalsium (70,2%). Pada buah terong ungu kandungan terong ungu
memiliki vitamin A (4,8%), kandungan vitamin C (13,1%), kadar abu (3,9%),
karbohidrat (28,7%), kandungan protein (34,8%), air (81,6%), zat besi
(12,5%), dan kandungan kalsiumnya (75%) (Rukmana,1999).
Produk hortikultura ini setiap hari selalu dibutuhkan oleh masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh. Terong ungu mempunyai nilai
ekonomis yang cukup tinggi. Terong ungu bisa menjadi produk yang mahal
karena jumlah produksi yang lebih sedikit dari jumlah permintaan. Hal ini
berdasarkan pernyataan Herlambang (2002), kepulauan riau tanaman sayuran
sangat banyak dikonsumsi masyarakat bagi kalangan atas maupun kalangan
bawah, untuk masa yang akan datang, didaerah ini akan diunggulkan
diantaranya :1) Bayam, 2) Kangkung, 3) Ketimun, 4) Seledri, 5) Terong ungu
6) Terong biasa. 7) Kacang panjang. Maka pemerintah propinsi riau akan
menerapkan pertanian berkelanjutan dalam membudidayakan tanaman
sayuran (Djojosoewardhono, 2002).
Untuk mendapatkan potensi hasil terong ungu yang diharapkan
dilakukan dengan meningkatkan teknik budidaya yang benar, pengelolaan
lingkungan dan pemilihan bahan tanaman yang berkualitas. Selain tersebut
diatas salah satu faktor dalam pembudidayaan yang penting adalah pengadaan
bibit secara tepat yang berguna untuk menjaga stabilitas produksi.
Penggunaan bibit yang berkualitas akan menghasilkan tanaman yang sehat
dan mampu berproduksi secara maksimal (Sunarjono, 2008).
Terong ungu memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan
terong lainnya. Beberapa keunggulannya antara lain memiliki rasa yang lebih
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
B. Perumusan Masalah.
a. Pengaruh pupuk mana yang memiliki kualitas pertumbuhan dan hasil
tanaman terong ungu?
b. Pengaruh varietas yang memiliki kualitas terbaik terhadap hasil tanaman
terong ungu?
c. Bagaimana interaksi antara macam pupuk NPK dan macam varietas
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terong ungu?
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
C. Tujuan Penelitian.
Pemanfaatan pupuk NPK dan macam varietas dalam penelitian ini maka
akan mendapatkan tujuan penelitian yang berupa: Mendapatkan macam pupuk
mana yang memiliki kualitas dan hasil tanaman terong ungu. Mendapatkan
macam varietas yang memiliki kualitas terbaik terhadap hasil terong ungu.
Selain itu juga mendapatkan interaksi antara macam pupuk NPK dan macam
varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terong ungu.
D. Manfaat Penelitian.
Melalui penelitian ini akan diketahui bagaimana pengaruh macam pupuk
NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terong ungu serta bagaimana
pengaruh macam varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terong
ungu. Selain itu, akan diketahui juga apakah terdapat interaksi antara macam
pupuk NPK dan macam varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
terong ungu.
E. Hipotesis.
Diduga hasil tertinggi pada kombinasi perlakuan macam pupuk phonska
dengan varietas valerie, sehingga mampu memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman terong ungu..
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18-25 ˚C, cuaca panas dan iklimnya kering, sehingga cocok ditanam pada
musim kemarau. Pada keadaan cuaca panas akan merangsang dan
mempercepat proses pembungaan dan pembuahan (Rukmana, 1994).
Temperatur berperan dalam menentukan masa berbunga terong dan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Pada temperatur
lingkungan yang rendah tanaman akan berkembang lambat. Pada fase
lingkungan optimum tanaman akan memperlihatkan pertumbuhan yang
normal. Di daerah yang lingkungan tumbuhnya memiliki intensitas cahaya
matahari tinggi tanaman akan cepat berbunga dan buah cepat masak,
akibatnya umur tanaman menjadi lebih pendek. Tanaman terong yang
mengalami kekeringan, buahnya keriput dan cepat masak sebelum
waktunya. Selain suhu dan kelembaban, intensitas cahaya banyak berperan
di dalam menentukan kualitas buah terong. Dalam batas normal intensitas
cahaya akan memberikan pengaruh yang baik terutama pada pembentukan
warna buah.
Suhu berperan dalam menentukan masa berbunga dan
mempengaruhi tanaman secara keseluruhan. Pada lingkungan yang rendah,
tanaman berkembang lambat. Demikian pula, fase pembentukan buah dan
masa panennya berjalan lambat. Pada lingkungan optimum, tanaman akan
menunjukkan pertumbuhan yang normal. Organ-organ tanamanpun akan
berkembang normal. Di daerah yang lingkungan tumbuhnya bersuhu rata-
rata tinggi, tanaman akan lebih cepat berbunga dan buah menjadi pendek.
Suhu yang dikehendaki berkisar 18-25 ˚C ( Sunarjono, 2008).
Tanah merupakan media yang paling banyak tersedia. Tanah yang
digunakan hendaknya tanah dari lapisan atas. Tanah tersebut mengandung
bahan-bahan organik dan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Tanah latosol merupakan jenis tanah yang baik untuk budidaya tanaman
terong ungu karena memiliki struktur tanah yang berlempung dan berpasir,
subur dan kaya akan bahan organik, serta memiliki sistem drainase dan
aerasi yang baik.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2.Fosfor.
Fosfor merupakan unsur hara yang mutlak diperlukan dalam
pertumbuhan tanaman yang berfungsi dalam pembelahan sel,
pembentukan lemak serta albumin, pembungaan, pembentukan buah,
pembuahan juga ketahanan terhadap penyakit tertentu (Buckman dan
Brady, 1982). Di dalam tanah P dapat mempercepat pertumbuhan akar
semai dan bersifat sebagai zat pembangun yang terikat dalam senyawa-
senyawa organis sehingga P dapat digunakan tanaman dalam jumlah yang
banyak (Sutejo, 2002).
Kekurangan fosfat pada tanaman mengakibatkan pertumbuhan
yang terhambat karena terjadi gangguan pada pembelahan sel tanaman.
Daun tanaman menjadi hijau tua yang kemudian berubah menjadi ungu,
terjadi juga pada batang dan cabang tanaman (Roesmarkoem dan Yuwono,
2002). Selain itu Buckman dan Brady (1982) menyatakan kekurangan
unsur P dapat menekan penyerapan hara lain. Tanaman terong yang
kekurangan unsur P akan menunjukkan gejala warna daun menjadi
kemerah-merahan terutama pada tepi daun dan pada ujung daun muda
dijumpai nekrosis (Rukmana, 1994).
Kemampuan tanah dalam menyerap P lebih cenderung
disebabkan perbedaan jumlah dan komponen tanah penyerap. Penelitian
komponen tanah penyerap sudah banyak, tetapi belum memuaskan
terutama pengaruh beberapa faktor berperan dalam proses pelepasan P.
Demikian banyak upaya yang telah dilakukan dalam pelepasan unsur P.
Pemberian pupuk P kurang efektif diberikan pada kacang tanah.
Pemupukan 50 kg/ha hanya dapat meningkatkan hasil polong kacang
sebanyak 10% daripada yang tanpa pupuk P, dan bila dosisnya
ditingkatkan menjadi 100 kg/ha maka akan menurunkan hasil. Pemupukan
50 kg/ha meningkatkan serapan hara yang lain (Ispandi dan Munip, 2004).
Menurut Barus (2005) bahwa pada status unsur hara P tinggi,
serapan hara juga meningkat dengan penambahan pupuk. Namun rata-rata
serapannya lebih rendah bila dibandingkan status P rendah dan sedang.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
Hal ini disebabkan pada status unsur P tinggi, tetapi tanah sudah jenuh P
sehingga penambahan P tidak lagi direspon tanaman. Pada P sedang,
penambahan pupuk juga meningkatkan serapan hara P sampai dosis
200kg/ha, namun peningkatan yang jelas terlihat sampai dosis 100kg/ha
yang menyerap P sebesar 73,1 mg/tanaman.
3. Kalium.
Kalium merupakan unsur hara yang sangat penting untuk
pembentukan pati dan translokasi gula, penting juga untuk perkembangan
khlorofil. Kalium juga dapat memperbaiki sistem perakaran, juga
cenderung menghalangi efek rebah (lodging) dan melawan efek buruk dari
kelebihan nitrogen (Buckman dan Brady, 1982).
Kekahatan K parah mengakibatkan pertumbuhan kerdil dengan
gejala kekahatan nampak pada daun sebagian besar tanaman menjadi
nekrotik sepanjang tepi-tepinya pada pucuk daunnya, sedangkan pada
bagian tengah daun tetap hijau. Kekahatan parah sering terjadi pada daun-
daun yang lebih tua (Barber et al., 1985). Tanaman terong yang
kekurangan K menunjukkan gejala warna oranye sepanjang tepi daun tua
dan sebelum gugur daun berubah warnanya menjadi oranye (Rukmana,
1994).
C. Pupuk NPK
Pupuk NPK merupakan pupuk anorganik majemuk yang
mengandung 3 unsur yaitu N, P dan K (Sutejo, 2002). Pupuk NPK sering
digunakan dalam pertanian sebab memberikan keuntungan dalam hal
penghematan tenaga kerja dan waktu mencapai 50% (Reinsema, 1993).
Jumlah/dosis pupuk yang diberikan pada tanaman terong sangat
erat hubunganya dengan intensitas penyinaran matahari. Pada tempat yang
intensitas radiasi mataharinya tinggi tanaman terong membutuhkan pupuk
yang banyak, terutama pupuk yang mengandung unsur nitrogen. Untuk
masa pertumbuhan dan produksi yang terpenting bagi terong adalah unsur
N dan K (Rukmana, 1994). Menurut Sunarjono (2008) Pemupukan pada
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
12
13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
15
d. Penyiraman.
Penyiraman dilakukan dengan pemberian air diberikan setiap
hari. Dengan kondisi air sampai jenuh (± 480cc) dilakukan pada sore
hari agar tanaman tetap tercukupi kebutuhan airnya dan media tetap
terjaga dari kelembaban.
e. Pemupukan.
Perlakuan pemupukan dilakukan setelah 7 HST sebagai pupuk
dasar. Pemberian pupuk NPK sesuai dengan dosis masing-masing
produk yang tertera pada label kemasan. Pemberian pupuk dilakukan
dengan cara disebar secara merata di atas media tanam kemudian
ditutup tipis (dibenam) dengan media tanam tersebut.
f. Pengendalian hama, penyakit dan gulma.
Pengendalian hama, penyakit pada tanaman terong ungu
dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan pestisida Fenval dan
Curacron 500 EC. Pemberian pestisida tersebut dilakukan saat muncul
buah sampai buah terong tersebut dipanen, sekitar 7 hari sekali
dilakukan penyemprotan. Penyiangan gulma dilakukan manual dengan
mencabutinya secara hati-hati sambil menggemburkan media di dalam
polibag.
g. Pemasangan Ajir.
Pemasangan ajir dengan cara menancapkan pada media tanam
dalam polibag. Pemasangan ajir dengan tujuan agar pertumbuhan kuat
dan bisa menopang tajuk tanaman.
3. Variabel Pengamatan.
a. Tinggi tanaman.
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan setiap minggu sekali mulai
umur 7 HST sampai seminggu sebelum panen (112 HST). Tinggi
tanaman diukur dengan menggunakan penggaris mulai dari leher akar
sampai titik tumbuh terakhir.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
b. Jumlah daun.
Pengamatan jumlah daun dilakukan mulai umur 7 HST sampai
seminggu sebelum panen (112 HST) dengan interval waktu 1 minggu.
Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung helai daun yang sudah
membuka.
c. Saat berbunga.
Mencatat umur tanaman dari saat mulai tanam sampai Saat
berbunga diketahui apabila 50% populasi bunganya telah mekar.
d. Berat kering brangkasan.
Berat kering brangkasan merupakan berat total brangkasan
tanaman dalam kondisi kering setelah air dalam jaringan dihilangkan.
Penurunan kadar air dilakukan dijemur dibawah terik matahari sampai
berat akhirnya konstan.
e. Jumlah total buah per tanaman.
Dengan menghitung dan mencatat jumlah buah yang dipanen.
Buah yang dipanen adalah buah dengan kriteria berwarna hitam
keungu-unguan. Pemanenan dilakukan 3 kali dengan interval 23 hari
sekali dengan cara memilih buah yang siap dipetik.
f. Berat Buah.
Berat buah yang dihitung setiap kali panen. Dengan menghitung
jumlah berat total buah setiap panen.
g. Diameter Buah.
Diameter buah di ukur dengan menggunakan jangka sorong
di bagian yang paling besar diameternya..
h. Panjang Buah.
Panjang buah diukur dengan menggunakan penggaris dari ujung
buah sampai pangkal buah..
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
4. Analisis Data.
Data hasil pengamatan di analisis dengan menggunakan analisis
ragam berdasarkan uji taraf 5%, apabila terdapat beda nyata maka
dilanjutkan dengan Uji Jarak Ganda Duncan (DMRT).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Tinggi Tanaman.
Pertumbuhan adalah proses dalam kehidupan tumbuhan yang
mengakibatkan perubahan ukuran tanaman semakin besar dan juga yang
menentukan hasil tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995). Pengukuran tinggi
tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi tanaman dari leher akar
sampai dengan titik tumbuh terakhir.
Hasil uji F 5% (lampiran 1.2) menunjukkan bahwa perlakuan macam
pupuk tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap penambahan tinggi
tanaman, sedangkan perlakuan macam varietas memberikan pengaruh yang
nyata, serta tidak ada interaksi antara kedua perlakuan tersebut. Macam pupuk
pada umumnya berpengaruh tidak langsung terhadap pertumbuhan tinggi
tanaman.
Tinggi tanaman
(cm)
53,67
43,67
Valerie
33,67
Mustang
23,67 Mega Ungu
13,67
3,67
1 2 3 4 5 6 7 8
Minggu ke
i
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ii
tinggi tanaman 3,67 cm, pada minggu ke 7 varietas terong ungu pertumbuhan
vegetatifnya mencapai tinggi tanaman tertinggi yaitu 48,5 cm. Hal ini
disebabkan karena tanaman mega ungu memiliki pertumbuhan yang
indsterminant.
Tinggi tanaman sangat dipengaruhi oleh proses metabolisme dalam
tubuh tanaman itu sendiri. Dimana dalam melangsungkan aktivitas
metabolisme tersebut tanaman membutuhkan nutrisi yang dapat diperoleh dari
pemupukan baik melalui media tanam. Pertumbuhan vegetatif tanaman
membutuhkan unsur N yang tinggi untuk membantu dalam proses
pertumbuhan dan pembelahan sel.
Pada masa pertumbuhan vegetatif tanaman terong ungu sangat
memerlukan ketersediaan unsur hara baik itu unsur hara makro terutama unsur
nitrogen. Fungsi nitrogen adalah untuk memacu pertumbuhan daun, batang
dan membantu pembentukan akar. Dalam jumlah unsur nitrogen yang tinggi
dapat menyebabkan pertumbuhan vegetatifnya semakin meningkat.
Tabel.1. Rerata tinggi tanaman pada berbagai varietas terong ungu pada umur
112 HST.
B. Jumlah Daun.
Daun yang disokong oleh batang merupakan pabrik karbohidrat bagi
tanaman budidaya. Daun diperlukan untuk penyerapan dan pengubahan energi
cahaya untuk pertumbuhan dan menghasilkan panen melalui fotosintesis
(Gardner et al., 1991).
Jumlah daun tiap tanaman diamati setelah 7 HST sampai 112 HST.
Pada hasil uji F taraf 5% (Lampiran 1.4) menunjukkan bahwa tidak ada
interaksi antara macam pupuk NPK dengan macam varietas tiap tanaman.
Perlakuan macam pupuk tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
pertumbuhan jumlah daun, serta macam varietas menunjukkan berbeda nyata
terhadap pertumbuhan jumlah daun.
Tabel 2. Rerata pengaruh macam pupuk NPK dengan macam varietas
terhadap jumlah daun pada umur 112 HST.
karakteristik spesies. Jumlah daun dan ukuran daun dipengaruhi oleh genotip
dan lingkungan.
Jumlah daun
43,67
38,67
33,67
28,67 Valerie
23,67 Mustang
18,67 Mega Ungu
13,67
8,67
3,67
1 2 3 4 5 6 7 8
Minggu ke
C. Saat Berbunga.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
v
jumlah buah yang dipanen tiap tanaman. Perlakuan macam pupuk dan macam
varietas terhadap jumlah buah yang dipanen tiap tanaman tidak berbeda
nyata.
Berdasarkan (Gambar 5) dapat diketahui bahwa perlakuan kombinasi
M3V2 (pupuk mutiara dengan varietas mustang) dan M1V2 (pupuk multi
NPK dengan varietas mustang) sama yaitu 1,44 buah, karena diduga
kombinasi Unsur K yang tinggi pada kandungan pupuk mutiara dengan
pupuk multi NPK dapat memacu tanaman untuk proses pembentukan dan
pertumbuhan buah sampai menjadi masak.
1,2
1,0
0,8
0,6
0,4
0,2
0
M1V1 M1V2 M1V3 M2V1 M2V2 M2V3 M3V1 M3V2 M3V3
Perlakuan
Keterangan :
M1 = pupuk multi NPK; M2 = pupuk phonska; M3 = pupuk mutiara; V1 = valerie; V2 =
mustang; V3 = mega ungu
Gambar 5. Histogram jumlah buah yang dipanen per tanaman pada berbagai
kombinasi perlakuan
F. Berat buah
Pengamatan berat buah dipanen tiap tanaman dengan menghitung
berat buah yang dipanen setiap 23 HST. Hasil uji F 5% (lampiran 1.12)
menunjukkan bahwa tidak ada interaksi macam varietas dengan macam
pupuk. Perlakuan macam varietas berbeda nyata terhadap berat buah yang
dipanen, sedangkan macam pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap berat
buah yang dipanen.
100
81,24
Berat buah (g)
80 66,91
63,02 61,09 61,7
56,87 58 62,16
60
38,03
40
20
0
M1V1 M1V2 M1V3 M2V1 M2V2 M2V3 M3V1 M3V2 M3V3
Macam perlakuan:
M1:multi NPK, M2 : phonska, M3:mutiara, V1:Valerie, V2: mustang, M3: mega ungu
kalium yang diberikan. Kekurangan atau kelebihan salah satu unsur tersebut
dapat menurunkan hasil tanaman.
Tabel. 5. Rerata berat buah pada berbagai perlakuan macam varietas umur 112
HST
Macam varietas Rerata buah (g)
Valerie 222,63 a
Mustang 212,8 a
Mega ungu 159,02 b
G. Panjang Buah
Hasil Analisis ragam uji F 5% (lampiran 1.14) menunjukkan bahwa
tidak ada interaksi antara macam pupuk dan macam varietas. Perlakuan
macam pupuk dan macam varietas juga tidak berpengaruh nyata terhadap
panjang buah.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
16
13.19 14.13 13.21 13.49 13.59 13.49 15.2
14
macam perlakuan:
M1: multi NPK, M2: phonska, M3: mutiara
V1: Valerie, V2: mustang, V3: mega ungu
H. Diameter Buah.
Hasil uji F taraf 5% (lampiran 1.16) menunjukkan bahwa tidak
terdapat interaksi antara macam pupuk dengan macam varietas. Perlakuan
macam varietas berpengaruh nyata terhadap diameter buah, sedangkan macam
pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap diameter buah.
12
11.61 11.52 11.55 11.46 11.55
Diameter buah (cm)
11.5
10.93 10.92
11
10.59
10.5 10.23
10
9.5
M1V1 M1V2 M1V3 M2V1 M2V2 M2V3 M3V1 M3V2 M3V3
macam perlakuan:
M1: multi NPk, M2: phonska, M3: mutiara, V1: Valerie, V2:mustang, V3:mega ungu
A. Kesimpulan
1. Perlakuan macam pupuk mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman
terong ungu meliputi berat kering brangkasan dan saat muncul bunga
pertama.
2. Perlakuan macam mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil, variabel
tinggi tanaman, jumlah daun, berat buah, dan diameter buah tanaman
terong ungu.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiv
B. Saran
Perlunya diadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan macam
pupuk NPK phonska serta dosis dan kombinasi perlakuan terong ungu
agar hasilnya dapat optimum.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xv
DAFTAR PUSTAKA
Imdad, H.P. dan A.A. Nawangsih. 1999. Sayuran Jepang. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Isbandi, D. 1983. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Fakultas Pertanian
UGM. Yogyakarta.
Isdarmanto. 2009. Pengaruh Macam Pupuk Organik dan Kosentrasi Pupuk Daun
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai Merah (Capsicum
annum L.) Dalam Budidaya Sistem Pot. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Ispandi, A. dan Munip. 2004. Efektifitas pupuk PK dan frekuensi pemberian
pupuk K dalam meningkatkan hara dan produksi kacang tanah di lahan
kering alfisol. J. Ilmu Pertanian. 11 (2): 11-24.
Krismawati, A. dan M.A, Firmansyah. 2005. Kajian pupuk alternatif di lahan
kering kalimantan tengah. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian. 8(3), November 2005 : 352-362.
Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Paelongan, Z.P.M., Amjaya dan Elyani. 2004. Pengaruh pemberian mulsa plastik
hitam perak dan dosis pupuk kotoran ayam.terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman bawang daun (Allium fistulosum L.). Jurnal Budidaya Pertanian 10
(2): 121-128.
Reinsema, W.T. 1993. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bhratara Niaga Media.
Jakarta.
Rosmarkam, A. dan N.W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.
Yogyakarta.
Roemayanti, E. 2004. Pengaruh Kosenterasi Pupuk Pelengkap dan asam
Giberelat (GA3) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Terung Jepang (
Solanum Melongena L. ) secara Hidroponik. Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Rukmana, R. 1994. Bertanam Terung. Kanisisus. Yogyakarta.
Sabiham, S. 1996. Prinsip-Prinsip Dasar Uji Tanah dalam Pelatihan Optimalisasi
dalam Pemupukan. Proyek Pembinaan Kelembagaan Litbang Pertanian
Bekerjasama dengan Faperta, IPB, Bogor.
Siswandi. 2006. Budidaya Tanaman Saturan. Citra Aji Parama. Yogyakarta
Sitompul, S. M dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.
Universitas Gajah Mada press. Yogyakarta.
Sunarjono. 2008. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sunaryo, A dan Ruskandi. 2008. Teknik aplikasi pupuk N, P dan K pada tanaman
jarak pagar. Buletin Teknik Pertanian. Vol. 13. No. 1-3.
Sutanto, R. 1998. Kesuburan Tanah Sebagai Landasan Pertanian Lestari. Makalah
Seminar Paguyuban Tani HPS Seluruh Indonesia. Ambarawa.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xvii