Anda di halaman 1dari 25

DUKUNGAN FARMASI DALAM TRANSFORMASI

PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan

29 September 2022
1. Tantangan akses dan mutu layanan prioritas
2. Pemenuhan kebutuhan farmasi
3. Kebijakan transformasi kesehatan
INDONESIA MASIH MEMILIKI MASALAH KESEHATAN YANG
PERSISTEN
Angka harapan
69 71 75 77 79 80 83 Ditambah lagi,
hidup pada
kelahiran (2018),
tahun India Indonesia Asia Timur Turki USA OECD Australia
dan Pasifik1
1. Termasuk: China, Malaysia, Myanmar, Philippines, Thailand, Vietnam, Papua new Guinea, East Timor, Pacific islands

Ke-2 Kasus tuberkulosis


Source: World Bank, WHO Global Health Observatory

tertinggi di dunia
Angka kematian
ibu2 (2015), per 357
305
100,000 kelahiran 221 180 170
hidup 69 60 25 24 7

Lao PDR Indonesia Philiphine Myanmar Cambodia Vietnam Brunei Thailand Malaysia Singapore
Jumlah kematian disebabkan
oleh penyakit tidak

73% menular, lebih tinggi dari


Asia Tenggara dengan rata-
rata 60%
Angka kematian
bayi (2015)2, per 57
1,000 kelahiran hidup 39 27 23 22 15 9 6 7 2

Lao PDR Myanmar Cambodia Philipines Indonesia Vietnam Brunei Thailand Malaysia Singapore
2. ASEAN Statistical Report on Millennium Development Goals 2017 Jakarta, ASEAN Secretariat, August 2017
Populasi umur 15 tahun ke

Prevalensi 33 32 29 28 27 22 20 20 4
39% atas merokok–prevalensi
tertinggi di antara negara-
negaraASEAN
13
stunting3, % Lao PDR Cambodia Philipines Indonesia Myanmar Malaysia Brunei ( 2009) Vietnam Thailand Singapore
(2017) (2014) (2018) (2019) (2018) (2018) (2020) (2019) (2000)

3. ASEAN Food and Nutrition Report 2021


AKSES LAYANAN RUJUKAN TERBATAS, TERUTAMA DI DAERAH LUAR JAWA
Kalimantan Sulawesi
1,19 1,46
15,92 Juta Populasi 19,22 Juta Populasi
Sumatera
Tempat Tidur RS/1.000 populasi 1,28 Maluku
56,95 Juta Populasi
1,18
Indonesia 1,18 2,95 Juta Populasi

Rerata Asia 3,3 DKI Jakarta


2,24
Rerata negara OECD 4,8 10,37 Juta Populasi

Jawa & Bali Nusa Tenggara Papua


1,10 0,76 1,20
152,42 Juta Populasi 10,24 Juta Populasi 4,18 Juta Populasi

Sedangkan, mutu RS di Indonesia juga perlu ditingkatkan


Setiap tahunnya... … terutama ke 3 negara tujuan

600 ribu – 1 juta


WNI berobat ke luar negeri
Malaysia RRT Thailand
~70% transaksi wisatawan ~300 ribu WNI berobat untuk Biaya pengobatan cukup
11,5 miliar USD medis Indonesia penyakit komplikasi bersaing dibanding Malaysia
untuk pelayanan kesehatan ke luar negeri
Situasi dan Tantangan Kesehatan di Indonesia
Peluang Digitalisasi Jutaan Data & Kendala Kapasitas
Kesehatan di Indonesia Ratusan Aplikasi Kesehatan
Peluang besar, namun masih terbatas Kebijakan belum berbasis pada data dan Rasio tenaga kesehatan dan tempat
dalam pemanfaatan teknologi digital pelayanan yang kurang efisien tidur rumah sakit dengan jumlah
penduduk
Jutaan rekam medis, klaim &
202,6 juta pengguna resep diterbitkan berdasarkan
internet dan terus informasi individu baik dalam Indonesia
bertambah bentuk digital maupun masih 0,38 dokter
dalam bentuk kertas per 1000 populasi
>60% kenaikan Ratusan aplikasi yang
pengguna smartphone mengelola data berbasis
Indonesia
informasi individu
1,2 tempat tidur RS
$ 44 billion sebagai ekonomi per 1000 populasi
Ribuan penyedia layanan
internet terbesar dan dengan kesehatan mengelola data
pertumbuhan tercepat di kesehatan berbasis individu
ASEAN
Aplikasi Pemerintah Sektor
60% ekspektasi
pertumbuhan pendapatan
400+ Kesehatan terpetakan dan
masih banyak lainnya di tingkat
layanan kesehatan digital
pusat dan daerahqqqqq
pada tahun 2022
1. Tantangan akses dan mutu layanan prioritas
2. Pemenuhan kebutuhan farmasi
3. Kebijakan transformasi kesehatan
Upaya Penguatan Layanan Rujukan
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Outcome Meningkatkankesehatan ibu, Mempercepatperbaikan gizi Memperbaiki Gerakan Masyarakat Memperkuat sistem
RPJMN bidang anak, keluarga berencana kesehatan & pengendalian
masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS)
kesehatan dan kesehatan reproduksi obat dan makanan

Papua, Ambon dan Surabaya


1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan
rujukan kesehatan

a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses Meningkatkan Memperkuat
6 kategori penduduk primer sekunder kapasitas dan dan mutu layanan ketahanansektor ketahanan
utama kapabilitas sekunder &tersier farmasi & alat tanggap darurat
7 kampanye utama: Penambahan Skrining 14 penyakit
imunisasi, gizi imunisasi rutin penyebab kematian layanan primer Pembangunan RS di kesehatan Jejaring nasional
seimbang, olah raga, menjadi 14 antigen tertinggi di tiap sasaran Pembangunan Kawasan Timur, jejaring Produksi dalam negeri surveilans berbasis lab,
anti rokok, sanitasi & dan perluasan usia, skrining stunting, Puskesmas di 171 kec., pengampuan 6 layanan 14 vaksin rutin, top 10 tenaga cadangan
kebersihan lingkungan, cakupan di seluruh & peningkatan ANC penyediaan 40 obat unggulan, kemitraan obat, top 10 alkes by tanggap darurat, table
skrining penyakit, Indonesia. untuk kesehatan ibu & esensial, pemenuhan dengan world’s top volume & by value. top exercise
kepatuhan pengobatan bayi. SDM kesehatan primer healthcare centers. kesiapsiagaan krisis.

4 Transformasi sistem 5 Transformasi SDM 6 Transformasi teknologi


pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
3 tujuan: tersedia, cukup, dan beasiswa dalam & luar negeri, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahan penyetaraan nakes lulusan
pemanfaatan yang efektif dan efisien. luar negeri.

8
Utilisasi Biaya Kasus Katastropik Termasuk Obat-Obatan dan
Penunjang

2014 2015 2016


KATASTROPIK
Kasus biaya Kasus biaya Kasus biaya
CIRRHOSIS HEPATIS 81.522 196.593.888.113 129.761 264.148.972.741 144.644 271.691.024.684
GAGAL GINJAL 1.270.901 1.986.278.625.161 2.264.910 3.110.740.764.867 2.644.308 3.486.753.746.537
HAEMOPHILIA 15.531 52.345.641.152 29.249 105.615.214.254 38.200 128.462.395.913
JANTUNG 3.441.313 4.119.246.701.324 6.101.402 6.402.732.163.184 7.429.296 7.576.484.909.707
KANKER 726.555 1.555.979.879.852 1.397.167 2.420.122.047.485 1.604.010 2.615.200.031.741
LEUKAEMIA 33.624 131.833.050.667 67.051 191.192.787.269 81.340 211.917.917.566
STROKE 482.412 857.961.868.395 881.570 1.202.803.652.560 1.162.637 1.430.393.885.598
THALASSAEMIA 64.677 225.901.912.209 119.948 452.536.381.248 132.050 496.391.892.426
Total 6.116.535 9.126.141.566.873 10.991.058 14.149.891.983.608 13.236.485 16.217.295.804.172

Biaya pelkes rujukan 33.320.074.875.440 45.474.586.651.344 54.047.652.331.982


% dari biaya pelkes rujukan 27% 31% 30%
Utilisasi Biaya Kasus Katastropik Termasuk Obat-Obatan dan
Penunjang

2017 2018 2019 2020


KATASTROPIK
Kasus biaya Kasus biaya Kasus biaya Kasus biaya
CIRRHOSIS HEPATIS 170.007 319.755.809.334 185.952 334.220.059.770 205.992 368.312.143.836 178.400 291.717.595.399
GAGAL GINJAL 1.705.624 2.339.685.661.564 1.784.962 2.395.347.020.362 1.933.140 2.702.005.182.981 1.763.260 2.239.848.171.045
HAEMOPHILIA 47.219 258.346.002.706 62.176 358.121.722.285 79.132 455.436.930.503 83.026 491.124.662.175
JANTUNG 10.346.112 9.276.267.344.082 12.596.094 10.545.485.639.809 14.310.978 11.839.721.426.174 12.960.712 9.816.450.836.332
KANKER 1.986.616 3.180.153.003.444 2.229.770 3.406.308.675.470 2.743.858 4.125.509.910.285 2.553.289 3.589.163.933.365
LEUKAEMIA 103.234 326.468.733.400 113.413 333.326.835.880 151.105 436.431.920.850 140.484 400.866.934.288
STROKE 1.698.286 2.187.832.772.884 2.075.448 2.565.601.469.065 2.354.392 2.998.804.679.286 2.031.604 2.597.037.525.345
THALASSAEMIA 172.814 532.866.127.320 195.326 490.997.712.556 253.989 590.251.466.796 258.347 581.833.959.946
Total 16.229.912 18.421.375.454.734 19.243.141 20.429.409.135.197 22.032.586 23.516.473.660.711 19.969.122 20.008.043.617.895

Biaya pelkes rujukan 70.602.062.280.917 79.266.812.790.672 92.186.766.196.302 79.490.213.000.000


% dari biaya pelkes rujukan 26% 26% 26% 25%
Pemenuhan Kebutuhan Farmasi
Perlunya memperkuat dukungan Kefarmasian dalam Penguatan
Layanan Rujukan

Perlunya pemanfaatan teknologi digital dan integrasi sistem informasi

Optimalisasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

Optimalisasi Pelayanan Farmasi Klinik

Meningkatnya ketersediaan obat dan penggunaan obat di pelayanan kesehatan

Pemenuhan ketersediaan obat esensial untuk penanganan 9 penyakit prioritas


PEMENUHAN KEBUTUHAN OBAT2AN UTK PENYAKIT PRIORITAS

DM STROKE JANTUNG KANKER TB MATNEO


Sulfonilurea Warfarin Isosorbid Siklofosfamid Isoniazid Magnesium sulfat
dinitrate
Metformin Alteplase Digoksin Metotreksat Rifampisin Oksitosin
Acarbose Asam Bisoprolol Fluorourasil Pirazinamid Metilergometrin
asetilsalisilat
Thiazolidinedione Klopidogrel Kaptopril Doksorubisin Etambutol Fitomenadion injeksi
SGLT-2 inhibitor Furosemid Streptomisin Oksitetrasiklin salep
mata
DPP4 inhibitor
Insulin basal
Insulin prandial
Insulin infus
1. Tantangan akses dan mutu layanan prioritas
2. Pemenuhan kebutuhan farmasi
3. Kebijakan transformasi kesehatan
KEMENKES BERKOMITMEN UNTUK MELAKUKAN TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN
6 PILAR TRANSFORMASI PENOPANG KESEHATAN INDONESIA

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Outcome Meningkatkankesehatan ibu, Memperkuat sistem


Mempercepatperbaikan gizi Memperbaiki Gerakan Masyarakat
RPJMN bidang anak, keluarga berencana kesehatan & pengendalian
masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS)
kesehatan dan kesehatan reproduksi obat dan makanan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses Meningkatkan Memperkuat
6 kategori penduduk primer sekunder kapasitas dan dan mutu layanan ketahanansektor ketahanan
utama kapabilitas sekunder & tersier farmasi & alat tanggap darurat
7 kampanye utama: Penambahan Skrining 14 penyakit
imunisasi, gizi imunisasi rutin penyebab kematian layanan primer Pembangunan RS di kesehatan Jejaring nasional
seimbang, olah raga, menjadi 14 antigen tertinggi di tiap sasaran Pembangunan Kawasan Timur, jejaring Produksi dalam negeri surveilans berbasis lab,
anti rokok, sanitasi & dan perluasan usia, skrining stunting, Puskesmas di 171 kec., pengampuan 6 layanan 14 vaksin rutin, top 10 tenaga cadangan
kebersihan lingkungan, cakupan di seluruh & peningkatan ANC penyediaan 40 obat unggulan, kemitraan obat, top 10 alkes by tanggap darurat, table
skrining penyakit, Indonesia. untuk kesehatan ibu & esensial, pemenuhan dengan world’s top volume & by value. top exercise
kepatuhan pengobatan bayi. SDM kesehatan primer healthcare centers. kesiapsiagaan krisis.

4 Transformasi sistem 5 Transformasi SDM 6 Transformasi teknologi


pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
3 tujuan: tersedia, cukup, dan beasiswa dalam & luar negeri, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahan penyetaraan nakes lulusan
pemanfaatan yang efektif dan efisien. luar negeri.
Pentingnya transformasi yang berfokus pada 9 penyakit prioritas

Perubahan pola penyakit penyebab kematian tertinggi selama 10 Kelompok penyakit tersebut menimbulkan beban Banyak WNI yang ke luar negeri untuk
tahun terakhir pembiayaan besar pengobatan penyakit berikut:

Jantung

Kanker
Ortopedi

Penyakit saraf

Gigi dan mulut

COVID-19: 90 Triliun Aesthetic/kosmetik

General checkup
Sumber: Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) Sumber: BPJS Kesehatan, 2020 Sumber: Saragih & Jonathan, 2019

Prioritas pada 9 penyakit penyebab kematian tinggi dan berbiaya besar

Maternal neonatal Infeksi


Stroke Jantung Kanker Diabetes ginjal hati Tuberculosis 14
emerging
Service outcome : Clinical outcome :

1. Persentase kepuasan pasien terhadap


1. Penurunan angka kesakitan
pelayanan di RS
2. Persentase RS yang berkelas internasional 2. Penurunan angka kematian

3. Persentase kunjungan pasien dari luar 3. Peningkatan kesembuhan


negeri ke RS di Indonesia (Medical Tourisme) 4. Penurunan angka
4. Jumlah SDM Kesehatan yang kompeten yang rehospitalisasi utk penyakit
diakui oleh luar negeri kronis
5. Jumlah RS Umum Pusat fully mandiri secara
5. Penurunan perburukan
finansial
penyakit
6. Pengembangan digitalisasi layanan RS
6. Penurunan komplikasi

15
STRATIFIKASI DAN JEJARING PENGAMPUAN LAYANAN PRIORITAS
Identifikasi kompetensi RS dalam pelayanan 9 penyakit prioritas dan pembentukan jejaring pengampuan

Penurunan :
• Kompetensi rumah sakit belum merata
Masalah Kesehatan • Sistem rujukan belum optimal •Angka kesakitan
Prioritas: • Terbatasnya sarpras & alat •Angka kematian
• Jantung •Biaya pelayanan
• Stroke
AKSES DAN MUTU
• Tuberkulosis Peningkatan :
• Kesehatan ibu & anak
• Kanker
•Produktifitas
• Infeksi emerging STRATIFIKASI & PEMBENTUKAN JEJARING •Kualitas hidup
• DM, hepar & ginjal PENGAMPUAN

Pembentukan Meningkatnya
Pemetaan • Penentuan
Penentuan RS jejaring kompetensi RS yg
kompetensi RS target
pengampu pengampuan diampu dalam
ke dalam strata pengampuan
utama sesuai strata penanganan penyakit
kompetensi • Pelaksanaan
kompetensi prioritas

16
KOMPONEN KEGIATAN :
1. Penyusunan stratifikasi layanan
prioritas di RS berdasarkan
kompetensi RS
TARGET :
2. Penyusunan jejaring pengampuan
layanan prioritas secara berjenjang • Tahun 2022 : RS
• Tahun 2023 : RS
3. Pemenuhan SPA dan SDM sesuai • Tahun 2024 : RS
tingkat kompetensi dalam
stratifikasi
4. Pelaksanaan pengampuan
5. Penyusunan clinical outcome
pengampuan secara digital
TARGET PENGAMPUAN LAYANAN PRIORITAS
LAYANAN INDIKATOR OUTPUT

1. Layanan Neurointervensi tiap provinsi


1 Stroke 2. stroke ready hospital tiap kab/kota

1. Layanan PONEK Subspesialistik tiap provinsi


2 KIA 2. Satu RS PONEK tiap Kab/Kota

1. RS di pintu masuk Negara mampu deteksi, prevensi & tata laksana PIE
2. Semua RS mampu deteksi, prevensi & tatalaksana PIE sesuai level kompetensi
3 PIE
1. Ada layanan TB lengkap ( SO, RO, ekstra paru, anak, komorbid, komplikasi,
bedah, rehabilitasi respirasi) tiap provinsi
4 Tuberkulos 2. Semua RS Kabupaten/Kota mampu memberikan Tatalaksana TBC (SO-RO)
is dengan penyulit dan komplikasi

5 Jantung 1. Layanan bedah jantung terbuka di tiap provinsi

1. Layanan kanker komprehensif (bedah, kemoterapi dan radioterapi) tiap


6 Kanker provinsi
2. Layanan bedah dan kemoterapi dan/atau radioterapi tiap Kab/Kota
7 DM 1. Diabetes center di tiap provinsi
2. Layanan diabetes tingkat dasar di Kab/Kota
JUMLAH RS PENGAMPU DAN DIAMPU
Layanan Prioritas
JUMLAH JUMLAH RATA-
NO RS PARIPURNA LAYANAN
RS PENGAMPU RS DIAMPU RATA
1 RSK Dharmais Kanker 13 39 3
2 RSCM DM 13 78 6
3 RS PON Stroke 10 153 15.3

4 RSUP Persahabatan Tuberkulosis 18 71 9.6

5 RSPI Sulianti Saroso PIE 19 46 6.5

6 RSCM Ginjal 9 43 4.8


7 RSCM Hepar 6 26 4.3

8 RSAB Harapan Kita KIA 13 200 15.4

9 RSJP Harapan Kita Kardiovaskular 3 54 18


TOTAL 104 646
PENGUATAN SARANA PRASARANA DAN ALAT SERTA
PEMENUHAN KEBUTUHAN OBAT UTK LAYANAN PRIORITAS

PEMENUHAN KEBUTUHAN OBAT2AN UTK PENYAKIT PRIORITAS


DM STROKE JANTUNG KANKER TB MATNEO
Sulfonilurea Warfarin Isosorbid Siklofosfamid Isoniazid Magnesium sulfat
dinitrate
Metformin Alteplase Digoksin Metotreksat Rifampisin Oksitosin
Acarbose Asam Bisoprolol Fluorourasil Pirazinamid Metilergometrin
asetilsalisilat
Thiazolidinedione Klopidogrel Kaptopril Doksorubisin Etambutol Fitomenadion injeksi
SGLT-2 inhibitor Furosemid Streptomisin Oksitetrasiklin salep
mata
DPP4 inhibitor
Insulin basal
Insulin prandial
Insulin infus
TARGET PENGAMPUAN DAN CLINICAL OUTCOME

NO PENYAKIT PRIORITAS TARGET PENGAMPUAN CLINICAL OUTCOME

PROVINSI KAB/KOTA

1 Kardiovaskuler 34 Provinsi dengan 54 Kab/kota dengan 1. Mortality rate perawatan IMA in


layanan bedah jantung layanan Intervensi non hospital < 8 %
bedah 2. Keberhasilan PCI : persentase door to
balloon time < 90 menit : > 80%
2 Kanker Layanan kanker tersier 108 Kab/Kota mampu 1. Penurunan stadium kanker payudara
(bedah, kemoterapi dan melakukan Layanan sebesar 75%
radioterapi) bedah dan kemoterapi
dan/atau radioterapi 2. Penurunan loss to follow up sebesar
kurang dari 5%

3. Penurunan angka kematian premature


akibat kanker sebesar 25% pada orang
dewasa

4. Tercakupnya program 90-70-90 pada


kanker serviks
3 Stroke Layanan neurovaskular 100 Kab/Kota mampu Penurunan laju kenaikan kematian akibat
intervensi bedah atau non melakukan pelayanan stroke menjadi 0,8% atau 134,6 kematian
bedah di tiap provinsi neurovaskular per 100.000 penduduk per tahun pada
intervensi non bedah tahun 2025
4 Tuberkulosis Layanan kasus sedang & 100 Kab/Kota mampu 1. Penurunan insidens rate 65/100.000
sulit melakukan tatalaksana 2. Penurunan kematian TB 6/100.000
kasus sedang & 3. Angka DO pengobatan TB di RS <10%
intervensi paru dasar
TARGET PENGAMPUAN DAN CLINICAL OUTCOME

PENYAKIT
NO TARGET PENGAMPUAN CLINICAL OUTCOME
PRIORITAS
PROVINSI KAB/KOTA
5 Kesehatan ibu & Layanan PONEK Subspesialistik Satu RS PONEK 1. Penurunan 40% kematian maternal
anak 2. Penurunan 30% kematian neonatal

6 Diabetes mellitus • 12 Diabetes center strata utama 100 Diabetes center strata 1. Penurunan mortalitas dini akibat diabetes
(penanganan komplikasi Diabetes dasar dengan Layanan : 15%
Melitus lanjut dan terkini) komplikasi diabetes 2. Penurunan komplikasi retinopati : 10 %
• 22 Diabetes center strata madya (Jantung, mata, saraf, ginjal, 3. Penurunan komplikasi penyakit jantung
kaki DM, Hipertensi) coroner : 10%
4. Penurunan angka komplikasi penyakit
ginjal diabetic : 10%
7 Penyakit ginjal • 12 Provinsi Uronefrologi Center Uronefrologi center strata 1. Peningkatan layanan dialisis peritoneal
Strata Utama (Aceh, Sumut, dasar yang mempunyai sebesar 10%
Sumbar, Sumsel, DKI, Jabar, pelayanan: 2. Peningkatan layanan transplantasi ginjal
Jateng, DIY, Jatim, Bali, Sulsel, • CAPD/HD sebesar 10%;
Sulut) • Operasi Batu Ginjal 3. Diagnosis PGK sebesar 20% pada populasi
• 4 Provinsi Uronefrologi Center berisiko
Strata Madya (Riau, Lampung, 4. Peningkatan Tindakan radikal
Maluku, NTT) prostatektomi pd kanker prostat : 50%
100 Kab/Kota Uronefrolgi 5. Peningkatan diagnosis CAKUT pd anak
Center Strata Dasar antenatal : 50%
TARGET PENGAMPUAN DAN CLINICAL OUTCOME

PENYAKIT
NO TARGET PENGAMPUAN CLINICAL OUTCOME
PRIORITAS
PROVINSI KAB/KOTA
8 Penyakit hepar Gastrohepatologi center strata utama Gastrohepatologi center strata 1. Penurunan prevalensi Hepatitis B<8%
yang mempunyai pelayanan Intervensi dasar yang mepunyai 2. Penurunan prevalensi Hepatitis C <2%
Vaskular Hati (TACE), Endoskopi, pelayanan diagnostik USG 3. Peningkatan kesintasan pasien kanker hati
Immune therapy, dan menyelenggarakan Intervensi Dasar, Endoskopi lebih dari 6 bulan
Transplantasi Hati di 3 Provinsi (DKI, Dasar, tindakan laparoskopi 4. Peningkatan kesintasan pasien sirosis hati
DIY, Sumbar) stadium lanjut (CHILD-C) lebih dari 12 bulan
5. Peningkatan frekuensi pasien transplantasi
7 Provinsi Strata Utama mampu hati > 10 kali/tahun
melakukan transplantasi hati (Sumut, 6. Peningkatan Operasi Kasai pada Atresia Bilier
Sumsel, Jabar, Jatim, Jateng, Sulsel, bayi <3 bulan sebesar 10%
Bali)

6 Provinsi Strata Madya mampu Operasi


Kasai (Aceh, Lampung, Kaltim, Sulut,
Kepri, NTB)

9 Penyakit infeksi RS di pintu masuk Negara mampu Semua RS mampu deteksi, 1. Terkendalinya kejadian wabah penyakit
emerging deteksi, prevensi & tata laksana PIE prevensi & tatalaksana PIE infeksi emerging
sesuai level kompetensi 2. Penurunan angka kematian akibat
penyakit infeksi emerging
PENUTUP

1. Untuk menjawab tantangan masalah Kesehatan saat ini, Kementerian Kesehatan melakukan
transformasi sistem kesehatan, yang salah satu pilarnya adalah layanan kesehatan rujukan.
2. Transformasi layanan rujukan, diwujudkan diantaranya melalui penguatan tata kelola pelayanan rujukan
dengan penetapan stratifikasi pelayanan penyakit prioritas dan pengembangan jejaring pengampuan di
RS serta melalui pemenuhan dan pemerataan penyediaan SDM, Sarana, Prasarana, Obat -
obatan dan Alat kesehatan (SPA) rumah sakit.
3. Guna mengoptimalkan sumber daya untuk pemenuhan, dilakukan pengaturan pengembangan jejaring
layanan prioritas diantaranya layanan penyakit jantung, stroke, kanker, penyakit ginjal, Diabetes, Hati,
Maternal Neonatal, TB dan Infeksi emerging
4. Upaya pemenuhan sediaan farmasi harus dilakukan optimalisasi transformasi digital standar mutu
bidang obat, optimalisasi pelayanan dan pengelolaan sediaan farmasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai