Anda di halaman 1dari 40

KEBIJAKAN

PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

dr. Yanti Herman, SH.,M.H.Kes.


Direktur Pelayanan Kesehatan Primer

disampaikan pada:
Sosialisasi dan Advokasi Pelayanan Kesehatan Primer Tahun 2022
Bogor, 19 Desember 2022
Sistematika Penyajian

1. Pendahuluan

2. Kebijakan Pelayanan Kesehatan Primer

3. Penutup

2
Topik

1. Pendahuluan

2. Kebijakan Pelayanan Kesehatan Primer

3. Penutup

3
Masalah Kesehatan di Indonesia Yang Persisten

Angka harapan
hidup pada Ditambah lagi,
kelahiran (2018),
tahun India Indonesia Asia Timur Turki USA OECD Australia
dan Pasifik1
1. Termasuk: China, Malaysia, Myanmar, Philippines, Thailand, Vietnam, Papua new Guinea, East Timor, Pacific islands

Ke-2
Source: World Bank, WHO Global Health Observatory
Kasus tuberkulosis
tertinggi di dunia
Angka kematian
ibu2 (2015), per
100,000 kelahiran
hidup
Jumlah kematian disebabkan
oleh penyakit tidak

73% menular, lebih tinggi dari


Asia Tenggara dengan rata-
rata 60%
Angka kematian
bayi (2015)2, per
1,000 kelahiran hidup

2. ASEAN Statistical Report on Millennium Development Goals 2017 Jakarta, ASEAN Secretariat, August 2017
Populasi umur 15 tahun ke

Prevalensi
39% atas merokok–prevalensi
tertinggi di antara negara-
negara ASEAN
stunting3, %

3. ASEAN Food and Nutrition Report 2021 4


Sebagian besar kasus kematian yang terjadi di Indonesia
merupakan kasus yang dapat dicegah atau dicegah sebagian

5
Sumber: Institut Evaluasi Metrik Kesehatan, Kemenkes data tahun 2019
Beban Puskesmas Sebagai Primary Health Care
Puskesmas Sebagai FKTP Penyelenggara Puskesmas Sebagai Pelaksana Program
UKM dan UKP Tingkat Pertama Nasional Bidang Kesehatan
Capaian SPM Bidang Kesehatan Tahun 2021
• FKTP milik pemerintah daerah kab./kota, → Capaian SPM tidak ada yang mencapai 100%
pengemban kebijakan kesehatan tingkat dasar INDIKATOR SPM BIDANG KESEHATAN CAPAIAN 2021 (%)
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 61.8
• Jumlah Puskesmas yang terus meningkat, Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin 62.5
tahun 2015 sebanyak 9.754 menjadi sebanyak Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir 64.1
10.321 pada saat ini Pelayanan Kesehatan Balita 55.5
Pelayanan Kesehatan Usia Pendidikan Dasar 37.3
• 80% provider BPJS bagi peserta JKN Pelayanan Kesehatan Usia Produktif 36.9
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut 50.2
• Pengalaman Pandemi COVID-19 menunjukkan Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi 28.3
lemahnya pelayanan promotif dan preventif, Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus 37.6
kebutuhan akan penyelenggaraan surveilans Pelayanan Kesehatan ODGJ Berat 2.0
kesehatan dan imunisasi/vaksinasi Persentase Orang Terduga Tuberkulosis 24.4
Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Risiko Terinfeksi
41.1
Virus yang Melemahkan Daya Tahan Tubuh Manusia (HIV)

Sumber: Pusdatin Kemenkes, 1 Januari – Desember 2021 6


4 Tantangan Utama dalam pelayanan kesehatan primer

Rendahnya Obat dan Alat Anggaran


SDM Tidak Memadai
Kualitas Pelayanan Kesehatan Tidak Puskesmas Tidak
Mencukupi Memadai “Jumlah rujukan
50% Puskesmas di 23% Puskesmas belum 25% Puskesmas Pembiayaan dibatasi dan layanan primer ke
Maluku dan Papua
tidak memiliki
diakreditasi memiliki
ketersedian obat
tidak fleksibel untuk
menanggung biaya
rumah sakit di
dokter <80% operasional Indonesia sebanyak
60% Puskesmas tidak
memiliki petugas
17% Puskesmas tidak
mampu
75% Puskesmas
menerima obat
Rendahnya realisasi anggaran
Puskesmas
80%, lebih besar
laboratorium melakukan yang sudah dibandingkan
pelayanan lanjutan kadaluarsa-
untuk pasien kendala supply Singapura 20-30%.”
penyakit kronis chain
—Pakar Kesehatan
33% Puskesmas tidak 50% Puskesmas di 50% Puskesmas tidak Anggaran Puskesmas
memiliki apoteker Papua tidak memilik obat bergantung pada BPJS, Indonesia
mampu melayani psychiatric sehingga sangat fokus
pasien rujuk balik terhadap kuratif, bukan
preventif

Layanan primer perlu segera direvitalisasi


Sumber: MOH team interview, expert interview, BAPPENAS, WHO press search, RISFASKES 2019
7
7
Topik

1. Pendahuluan

2. Kebijakan Pelayanan Kesehatan Primer

3. Penutup

8
Arah Kebijakan RPJMN 2020-2024
Meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan
dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan
pemanfaatan teknologi, melalui

Peningkatan kesehatan Percepatan perbaikan Peningkatan Pembudayaan Penguatan sistem


ibu, anak, keluarga gizi masyarakat pengendalian penyakit perilaku hidup sehat kesehatan dan
berencana (KB) dan melalui Gerakan pengawasan obat dan
kesehatan Masyarakat Hidup makanan
reproduksi, Sehat

• Angka kematian ibu (per 100.000 • Prevalensi stunting balita (%) • Insidensi TB (per 100.000 • Merokok usia 10-18 • Fasilitas kesehatan tingkat
KH) • Prevalensi wasting balita (%) penduduk) tahun (%) pertama terakreditasi (%)
• Angka kematian bayi (per 1.000 KH) • Insidensi HIV (per 1000 • Obesitas usia >18 • RS terakreditasi (%)
• Angka kematian neonatal (per 1.000 penduduk yang tidak tahun (%) • Puskesmas dengan jenis
KH) terinfeksi HIV) • Jumlah kab/kota sehat tenaga kesehatan sesuai
• Imunisasi dasar lengkap pada anak • Eliminasi malaria (Kab/Kota) standar (%)
usia12-23 bulan (%) • Puskesmas tanpa dokter (%)
• Puskesmas dengan
ketersediaan obat esensial (%)

9
Kemenkes berkomitmen melakukan transformasi system
kesehatan
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan
Outcome Memperkuat sistem
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan gizi Memperbaiki pengendalian Gerakan Masyarakat Hidup
RPJMN kesehatan & pengendalian
berencana dan kesehatan masyarakat penyakit Sehat (GERMAS)
bidang obat dan makanan
reproduksi
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

a b c d a b
Edukasi Pencegahan Meningkatkan
Pencegahan kapasitas dan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
6 penduduk sekunder
primer kapabilitas akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
kategori 7 kampanye utama: Skrining 14 penyakit layanan sekunder farmasi & alat tanggap darurat
utama imunisasi, gizi
Penambahan
penyebab kematian layanan primer
imunisasi rutin menjadi & tersier kesehatan Jejaring nasional
seimbang, olah raga, tertinggi di tiap sasaran Pembangunan
14 antigen dan Pembangunan RS di Produksi dalam negeri surveilans berbasis
anti rokok, sanitasi & usia, skrining stunting, Puskesmas di 171
perluasan cakupan di Kawasan Timur, 14 vaksin rutin, top 10 lab, tenaga cadangan
kebersihan lingkungan, & peningkatan ANC kec., penyediaan 40
seluruh Indonesia. jejaring pengampuan 6 obat, top 10 alkes by tanggap darurat, table
skrining penyakit, untuk kesehatan ibu & obat esensial,
kepatuhan pengobatan bayi. layanan unggulan, volume & by value. top exercise
pemenuhan SDM
kemitraan dengan kesiapsiagaan krisis.
kesehatan primer
world’s top healthcare
centers.

Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan beasiswa dalam & luar negeri, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahan penyetaraan nakes kesehatan.
pemanfaatan yang efektif dan efisien. lulusan luar negeri.

10
Visi, Misi, Tujuan, & Sasaran Strategis
Renstra Kementerian Kesehatan
Visi “Terciptanya Manusia yang Sehat, Produktif, Mandiri, dan Berkeadilan”.
Kemenkes

Meningkatkan Kesehatan
Misi Reproduksi, Ibu, Anak dan Perbaikan Gizi Masyarakat
Meningkatkan Pencegahan
Pembudayaan Germas
Memperkuat Sistem
Kemenkes dan Pengendalian Penyakit Kesehatan
Remaja

Terwujudnya Pelayanan Terciptanya Sistem Terbangunnya Tata Kelola,


Tersedianya Pelayanan Terciptanya Sistem Terpenuhinya SDM
Kesehatan Primer yang Pembiayaan Kesehatan Inovasi, dan Teknologi
Tujuan Komprehensif dan
Kesehatan Rujukan yang Ketahanan Kesehatan Kesehatan yang Kompeten
yang Efektif, Efisien dan Kesehatan yang Berkualitas
Berkualitas yang Tangguh dan Berkeadilan
Berkualitas Berkeadilan dan Efektif

Menguatnya promotif Menguatnya produksi alkes, Dikembangkannya sistem


Terpenuhinya sarpras, alkes, Meningkatnya pemenuhan Terintegrasinya pembiayaan
preventif di FKTP melalui bahan baku obat, obat, obat data kesehatan dlm
obat, dan BMHP yankes dan pemerataan SDM kesehatan publik dan swasta
UKBM dan Pendekatan tradisional dan vaksin dalam ekosistem teknologi
rujukan kesehatan yang berkualitas dlm mencapai UHC
Keluarga negeri terintegrasi dan transparansi

Terpenuhinya sarana, Menguatnya tatakelola Meningkatnya kompetensi, Terpenuhinya Pembiayaan


Sasaran Menguatnya surveilans yang Meningkatnya kebijakan
prasarana, obat, BMHP, dan manajemen dan pelayanan dan sistem pendidikan Kesehatan pada Kegiatan
adekuat kesehatan berbasis bukti
Strategis alkes yankes primer spesialistik pelatihan SDM kesehatan Promotif dan Preventif

Menguatnya tatakelola Menguatnya dan Meningkatnya sistem Menguatnya berbagai skema


Menguatnya sistem Meningkatnya tatakelola
manajemen pelayanan dan terdistribusinya mutu RS, pembinaan jabatan pembiayaan kesehatan yang
penanganan bencana dan pemerintahan yang baik,
kolaborasi publik-swasta layanan unggulan, dan fungsional dan karir SDM efektif dan efisien
kegawatdaruratan kesehatan berbasis data dan teknologi
dalam mencapai UHC pengembangan layanan lain kesehatan
11
Ruang lingkup kegiatan prioritas mengacu pada pilar
transformasi layanan primer

Proyek Prioritas
1 Edukasi dan pemberdayaan masyarakat
a. Penguatan kampanye perubahan perilaku faktor risiko
b. Surveilans Perilaku
c. Intervensi kesehatan keluarga (konseling keluarga terfokus dan keluarga dengan lingkungan
sehat)
2 Penemuan Kasus Baru Penyakit Menular
a. Intensifikasi penemuan kasus dalam rangka eliminasi dan eradikasi
b. Penguatan Surveilens dalam rangka pengendalian penyakit
3 Deteksi Dini Penyakit Berdasarkan Faktor Risiko Sesuai dengan Kelompok Usia PTM
a. Deteksi dini PTM dan gangguan kesehatan jiwa – napza (merujuk skrining layanan primer)
b. Pengendalian PTM
4 Pengendalian penyakit berbasis masyarakat melalui UKBM dan pelibatan swasta
a. Integrasi UKBM dalam LKD-Posyandu dan Sektor swasta

12,
Penguatan Jejaring Puskesmas
Program Pemenuhan SPA serta
Pelayanan Kesehatan Obat di Puskesmas:
primer yang Fokus pada pemenuhan sarana di bawah 70 %:
komprehensif dan • Pemenuhan sarana/bangunan untuk Puskesmas yang
FKTP belum memenuhi standar:
berkualitas diwujudkan Intervensi Lainnya: • IPAL, TPS Limbah B3
Klinik, praktik mandiri
melalui Keluarga • Pusling Roda 4
• Pusling Roda 3
• Ambulan
• Upaya promprev di FKTP • Membangun 171 Puskesmas di Kecamatan yang
melalui UKBM dan belum memiliki Puskesmas
pendekatan keluarga Hubungan kerja Puskesmas dengan jejaring bisa berbentuk • Pemenuhan SPA untuk skrining di Puskesmas
kerja sama, koordinasi, pembinaan, rujukan UKM/UKP
Peningkatan pemanfaatan dana JKN dalam
• Pemenuhan sarpras, Kab/Kota melaksanakan SPM
akses obat
obat, BMHP, dan alkes Indeks pengendalian Penyakit menular dan tidak menular
yankes primer

• Penguatan tata kelola


manajemen pelayanan
dan kolaborasi publik-
swasta dalam UHC Kolaborasi pemerintah dan swasta dalam redistribusi beban UKP
Redistribusi beban UKP secara proposional antara pemerintah dan swasta
Mendorong peningkatan persentase Fasyankes terakreditasi

13,
Transformasi Layanan Primer di Direktorat Pelayanan
Kesehatan Primer
PP No. 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Menjelaskan, tingkatan dan jenis fasyankes
Fasyankes dapat berupa tingkatan pelayanan tda:
a. Fasyankes tingkat pertama (yankes dasar) PERPRES NO. 18/2021
b. Fasyankes tingkat kedua (yankes spesialistik) Ditjen Pelayanan Kesehatan mempunyai tusi
c. Fasyankes tingkat ketiga (yankes subspesialistik) penyelenggaraan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang Pelayanan Kesehatan dan pengelolaan fasilitas
pelayanan kesehatan.

TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN


6 Pilar Transformasi Sistem Kesehatan : Transformasi PMK No. 5/2022 tentang OTK Kemenkes
Layanan Primer, Transformasi Layanan Rujukan, 5 Direktorat di Ditjen Yankes: Dit. PKR, PKP,
Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, Takel Yankes, Fasyankes; dan Mutu Yankes.
Transformasi Sistem Pembiayaan, Transformasi SDM
Kesehatan, Transformasi Informasi Kesehatan Standardisasi yankes primer, fasilitasi perizinan,
transformasi pelayanan kesehatan primer
pada praktik perorangan, klinik, puskesmas,
dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama lain.

14
Tim Kerja Pelaksana Tugas dan Fungsi di Direktorat
Pelayanan Kesehatan Primer

Perizinan dan Registrasi Transformasi Yankes di Standardisasi Klinis Yankes Primer Lain dan Jaminan
Fasyankes Primer Fasyankes Primer Yankes Primer Kesehatan

1. Fasilitasi perizinan klinik PMA 1. Fasilitasi pengelolaan rujuk balik di 1. Fasilitasi tata kelola klinis pelayanan 1. Fasilitasi dan koordinasi pelaksanaan
FKTP; kesehatan primer; redistribusi kepesertaan jaminan
2. Fasilitasi registrasi dan pemetaan
2. Fasilitasi pembinaan teknis yankes kesehatan di fasilitas kesehatan
klinik dan praktik perorangan 2. Fasilitasi pengembangan implementasi
primer kepada klinik, praktik tingkat pertama;
3. Fasilitasi reviu perizinan dan standar pelayanan kedokteran di
mandiri nakes, & FKTP lain selain fasilitas kesehatan tingkat pertama; 2. Fasilitasi pembinaan teknis pelayanan
pengawasan klinik dan praktik
Puskesmas kesehatan primer kepada Klinik,
perorangan 3. Fasilitasi pembinaan teknis pelayanan
3. Fasilitasi dan koordinasi dalam praktik mandiri nakes, & FKTP lain
4. Fasilitasi bintek yankes primer ke kesehatan primer kepada Unit
penguatan integrasi pelayanan selain Puskesmas;
pada kepada klinik, praktik Pelaksana Teknis di bidang pelayanan
klinik dan praktik mandiri nakes kesehatan 3. koordinasi teknis pengelolaan jabfung
mandiri nakes, & FKTP lain
dengan Puskesmas bidang pelayanan kesehatan primer
selain Puskesmas
dengan satuan kerja terkait;

1515,
15
Sumber : SK Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Nomor HK.02.03/Ii.4/378/2022 Tanggal 4 April 2022
Penyelenggaraan
Edukasi Penyusunan Kebijakan
PELAKSANA dan Regulasi
7 kampanye utama: imunisasi, gizi
❑ Tim Kerja Perizinan dan Kajian, revisi, dan penyusunan regulasi terkait
seimbang, olah raga, anti rokok,
registrasi FKTP standar pelayanan klinis, pelayanan JKN,
sanitasi & kebersihan lingkungan,
❑ Tim Kerja Transformasi yankes dasar khusus, dan pengelolaan FKTP
skrining penyakit, kepatuhan
Pelayanan Kesehatan di FKTP lain selain Puskesmas
pengobatan
❑ Tim Kerja Standarisasi Klinis di
Kesehatan Primer REGULASI
Pencegahan Primer ❑ Tim Kerja Pelayanan Kesehatan
Primer Lain dan Jaminan
Penambahan imunisasi rutin Kesehatan KEGIATAN
menjadi 14 antigen dan perluasan
cakupan di seluruh Indonesia.
PELAKSANA
KEGIATAN
❑ Melakukan registrasi klinik, praktik mandiri
TRANSFORMASI tenaga Kesehatan berbasis IT
❑ Penyusunan kegiatan integrasi
Puskesmas dengan FKTP Lain (pedoman
TRANSFORMASI LAYANAN PRIMER DI dan pendanaan pelaksanaan program
Pencegahan Sekunder LINGKUNGAN DIT. PKP nasional)
Skrining 14 penyakit penyebab ❑ Perizinan dan registrasi FKTP ❑ Penyusunan Clinical Pathway yankes
kematian tertinggi di tiap sasaran ❑ Integrasi pelayanan Klinik Pratama dan primer, sebagai bagian dari PPK di FKTP
usia, skrining stunting, & peningkatan Praktik Mandiri dengan Puskesmas (termasuk penyiapan dokter keluarga
ANC untuk kesehatan ibu & bayi. ❑ Peningkatan kualitas pelayanan di FKTP dalam PHC)
❑ Redistribusi kepesertaan JKN dari ❑ Menyiapkan indikator redistribusi
Meningkatkan Kapasitas & Puskesmas ke FKTP lain kepesertaan JKN sebagai acuan BPJS
Kapabilitas Layanan Primer Kes dalam rangka peningkatan mutu
Pembangunan Puskesmas di 171 kec., pelayanan Kesehatan (uji coba 6 provinsi)
penyediaan 40 obat esensial, Integrasi sistem pelaporan antar FKTP
pemenuhan SDM kesehatan primer melalui pemanfaatan IT 16
Integrasi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dengan FKTP
Lainnya dalam mendukung Program Kesehatan Prioritas
EDUKASI

PENCEGAHAN
PRIMER

E P1 IKP ISS
Persentase Puskesmas
Persentase klinik
Transformasi yang melakukan
pratama
Layanan Kolaborasi dengan FKTP
dan praktik mandiri
lain dalam mendukung
Primer dokter yang melakukan
pelaksanaan program
pelayanan program
prioritas*
P2 K Integrasi Pelayanan
prioritas

Kesehatan di Puskesmas
PENCEGAHAN dengan FKTP lainnya
SEKUNDER
Meningkatkan
(*Program prioritas nasional
Kapasitas &
antara lain: TB, Hipertensi dan
Kapabilitas DM)
Layanan
Primer
Transformasi layanan primer
dilakukan di semua FKTP dengan
Puskesmas sebagai penanggung
jawab wilayah
Redistribusi kepesertaan Penguatan kemampuan pelayanan di
Pendataan
JKN dari Puskesmas ke FKTP (Kemampuan Klinis) 17
FKTP
FKTP lain
Integrasi Pelayanan Di FKTP melalui kolaborasi
Puskesmas dengan FKTP Lain dalam rangka pencapaian
target ▪ Pemetaan jumlah dan jenis
FKTP melalui registrasi.
Integrated Quality Of Care (IQ-CARE) Optimalisasi FKTP lain
✓ Klinik pratama (10.566)
Transformasi layanan primer
✓ DPM
dilakukan di semua FKTP
dengan Puskesmas sebagai 01 Komitmen ✓ Penguatan kemampuan
pelayanan klinis Tenaga
penanggungjawab wilayah Jejaring pelayanan
Kesehatan di FKTP untuk
peningkatan mutu
03 Care Pathway
pelayanan
Persentase Puskesmas Implementasi
yang melakukan Kolaborasi dengan 04 dan Monev ▪ Penyusunan Pedoman
FKTP lain dalam mendukung Pelaksanaan Integrasi
pelaksanaan program prioritas* Pelayanan Kesehatan di
FKTP

▪ Pelayanan rujukan vertikal


Redistribusi kepesertaan JKN ke FKTP dan horizontal yang sesuai
lain, dan sumber pendanaan lain Penguatan Kemampuan Pelayanan kompetensi
FKTP (kemampuan klinis)
▪ Penatalaksanaan rujuk balik
Pendataan FKTP di FKTP
18
Strategi Implementasi Integrasi & Kolaborasi FKTP
Dalam mendukung pencapaian target prioritas Nasional

Membentuk jejaring kerja sama Pelayanan Kesehatan


antara FKTP di wilayah kerja Perseorangan dilaksanakan di
Puskesmas dengan Puskesmas masing-masing FKTP sesuai
sebagai koordinator dengan mekanisme JKN

Identifikasi permasalahan kesehatan


Melakukan rujukan horizontal atau
masyarakat di wilayah Puskesmas
dengan melibatkan semua jejaring kerja
vertikal jika kasus tidak dapat
sama dan menetapkan prioritas masalah ditangani dengan tuntas

Menyusun rencana intervensi untuk


masalah prioritas mulai dari Pembinaan dan pengawasan
promotif, preventif, kuratif dan oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota
rehabilitatif

Melaksanakan Upaya Kesehatan Monitoring


Masyarakat sesuai rencana dengan dan
melibatkan kader dan masyarakat evaluasi

19
Indikator Pelayanan di FKTP dalam Rangka Peningkatan Akses dan Mutu
Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional
Dasar Keputusan Menteri Kesehatan
“Indikator Pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pasal 7 Pertama Dalam Rangka Peningkatan Akses dan
Mutu Pelayanan Kesehatan pada Jaminan
Kesehatan Nasional”

Hasil Indikator Uji Coba

20
KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS
Dasar Hukum: ▪ Juknis kredensial menjadi acuan dalam melakukan kredensial
terhadap tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan di
Permenkes Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Puskesmas.
Kesehatan Masyarakat, Pasal 20 ▪ Kemenkes, dinkes provinsi, dan dinkes kab/kota melaksanakan
pembinaan dan pengawasan sesuai dengan kewenangan masing-
masing dengan melibatkan organisasi profesi

❑ Ayat (1): Dalam memberikan pelayanan


kesehatan, dokter dan/atau DLP, dokter
gigi, dan tenaga kesehatan lain harus
memiliki kewenangan untuk memberikan Kredensial Tenaga Kesehatan :
pelayanan kesehatan yang diperoleh 1. Dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota
melalui kredensial.
2. Tenaga Kesehatan yang saat ini baru di kredensial
❑ Ayat (11): Ketentuan lebih lanjut mengenai (Dokter, Dokter Gigi, Bidan dan Perawat)
penyelanggaraan kredensial ditetapkan oleh
Dirjen Yankes 3. Dilakukan setiap 5 tahun

MEKANISME KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN


PENGUSULAN PENILAIAN PENERBITAN SURAT PENETAPAN
TENAGA KEWENANGAN KLINIS REKOMENDASI KEWENANGAN KLINIS
KESEHATAN Dilakukan oleh tim Resume dari seluruh Ditetapkan oleh Kadinkes
Usulan dari Nakes kredensial menggunakan rekomendasi hasil Kab/ Kota. Memuat nama
Puskesmas, Verifikasi instrumen penilaian penilaian rincian nakes, daftar kewenangan
& Validasi oleh Kepala kewenangan klinis klinis, masa berlaku
Puskesmas

21
PENGUATAN KLINIS ISSUE
PPK di FKTP tidak praktis untuk digunakan
sebagai instrument pelayanan dalam
praktek sehari2 di FKTP
PPK merupakan standar pelayanan
kedokteran bagi dokter di FKTP, dan CLINICAL PATHWAY
juga menjadi acuan BPJS Kesehatan Merupakan instrument praktis yang akan
dalam menilai kinerja FKTP melengkapi penerapan PPK di FKTP

PACK
CLINICAL PATHWAY penyusunan Clinical Pathway di FKTP mengacu
pada PACK guidelines yang bertujuan untuk
memastikan akses berkelanjutan layanan
Instrumen (tools) yang disusun kesehatan esensial yang berkualitas yang
berdasarkan gejala untuk memandu mendukung masyarakat untuk tetap
hidup sehat
dokter dalam menilai pasien dan
TANTANGAN
melakukan pemeriksaan penunjang
Penerapan PPK dan Clinical Pathway yg
untuk menegakkan diagnosis dan optimal di FKTP harus didukung dengan
merencanakan terapi serta prasarana, alkes, pemeriksaan
penunjang dan obat2an yg sesuai standar
pengelolaan pasien 9
STANDAR PELAYANAN KEDOKTERAN DI FKTP

PERKONSIL NO. 11 TAHUN 2012 SKDI (2012)


Merupakan standar minimal kompetensi lulusan
Tingkat Kemampuan
Daftar Penyakit
1 2 3A 3B 4A

TOTAL : 736 70 261 164 97 144

PPK DOKTER DI FKTP


Terdapat 187 Diagnosis Penyakit dalam PPK
Tingkat Kemampuan
KMK NO. HK.02.02/MENKES/514/2015 Daftar Penyakit
2 3A 3B 4A

TOTAL : 187 4 23 36 124

PPK juga mengatur rujukan pada kasus penyakit dengan tingkat


kemampuan 4A masih dapat dilakukan dengan mempertimbangkan
”TACC”

Time Age Complication Comorbidity

23
KMK NO. HK.01.07/MENKES/1186/2022
PPK DOKTER DI FKTP 2015
• Terkait gizi kurang, hanya terdapat tata laksana Malnutrisi Energi Protein, MEP
tanpa penyakit penyerta harus tuntas di FKTP (sesuai tingkat kemampuan 4A).
• Kriteria rujukan bila terjadi komplikasi dan komorbid. Sehingga Balita
bermasalah gizi yang dirujuk ke RS hanya yang memiliki penyakit penyerta.

LATAR BELAKANG
▪ Terdapatnya kendala bagi kasus gizi buruk bila tidak ada penyakit
penyerta dan dirujuk ke RS, tidak ditanggung BPJS (Hasil Temuan
Pada Monev PercepatanPenurunan Stunting Di 15 Kab/Kota)
▪ BPJSK berpendapat apabila akan dibayarkan sebagai kasus rujukan
harus tercantum dalam KMK No. 514/2015.

KEBIJAKAN GIZI
MENCABUT KMK NO. HK. Kebijakan terkait Gizi :
02.02/MENKES/514/2015 tentang ▪ Perpres No. 72/2021,
▪ Permenkes Nomor 2 Tahun 2020
PPK BAGI DOKTER DI FKTP ▪ Permenkes Nomor 29 Tahun 2019
▪ beberapa pedoman/juknis bidang gizi

SUBSTANSI PERUBAHAN
Merevisi tata laksana MEP, menambah 2 Klasifikasi: Failure to
Thrive dan stunting

24
KMK NO. HK.01.07/MENKES/1936/2022
LATAR BELAKANG
▪ KMK 1186/2022 perlu disesuaikan agar selaras dengan pelaksanaan
program nasional bidang kesehatan
▪ Penambahan penyakit dan keterampilan yang belum disebutkan
didalam KMK 1186/2022

PROSES REVISI
▪ Melibatkan lintas program dan OP terkait
▪ KMK 1186/2022 yang tidak mengalami perubahan masih berlaku

SUBSTANSI PERUBAHAN
Beberapa ketentuan dalam Lampiran KMK ▪ Sistematika penulisan (outline)
▪ Penambahan pemeriksaan dalam rangka deteksi dini/skrining
Nomor HK.01.07/MENKES/1186/2022 ▪ Kriteria Rujukan berdasarkan TACC pada penyakit dengan kompetensi
diubah dan ditambah PPK (Lampiran 1)
4A yg harus dirujuk
▪ Tatalaksana Rujuk Balik untuk kasus-kasus tertentu
• Perubahan : 15
▪ Perubahan dalam tatalaksana penyakit termasuk obat-obatan sesuai
• Penambahan : 5
dengan kemajuan ilmu pengetahuan
▪ Penambahan penyakit lain yang dapat didiagnosis dan tatalaksana
PKK (Lampiran 2) awal di FKTP terutama untuk penyakit yang masuk program prioritas
• Perubahan : 5 ▪ Penambahan penyakit dan keterampilan yang belum ada dalam KMK
• Penambahan : 5 1186/2022 namun perlu diagnosis dan penatalaksanaan awal di FKTP
▪ Proses revisi melibatkan lintas program dan OP terkait
25
REVISI PENYAKIT PADA PPK DOKTER DI FKTP
(KMK Nomor 1936/2022)

LAMPIRAN 1 Perubahan Isi Penambahan Jenis


Penyakit
Tingkat Kemampuan 1. Penyakit Tuberkulosis 1. Corona Virus Disease
Daftar Penyakit
2 3A 3B 4A 2. TB dengan HIV 2019 (Covid-19)
3. Lepra 2. Gangguan Depresi
Total : 185 3 22 36 124
4. HIV/AIDS Tanpa Komplikasi Ringan-Sedang
5. Infark Miokard 3. Gangguan Skizofrenia
6. Gagal Jantung Akut dan Kronik Tanpa Penyulit
• perubahan : 15 7. Hipertensi Esensial 4. Frambusia
• penambahan : 5 8. Stroke 5. Gangguan Ginjal Diabetik
9. Gangguan Somatoform Ringan
10. Demensia
11. Insomnia
12. Gangguan Campuran Anxietas
Tingkat Kemampuan
dan Depresi
Daftar Penyakit 13. PPOK
2 3A 3B 4A 14. DM Tipe 2
Total : 190 3 24 36 127 15. Kehamilan Normal
PERUBAHAN DAFTAR KETERAMPILAN KLINIS PADA PPK DOKTER DI FKTP
(KMK Nomor 1936/2022)
LAMPIRAN 2
180 Keterampilan Klinis 185 Keterampilan Klinis

5 Penambahan Jenis Keterampilan 5 Perubahan Isi Keterampilan

Nama Keterampilan Penambahan Nama Keterampilan Perubahan

Skrining PPOK • Tingkat keterampilan: 4A Pemeriksaan Tekanan Dibedakan teknik pemeriksaan tekanan darah pada
• Metode deteksi dini PPOK di FKTP dilakukan Darah dewasa dan anak
dengan menggunakan instrumen kuesioner
Asuhan Persalinan Normal Penambahan penjelasan dilakukan oleh tim paling
(kuesioner PUMA)
sedikit sebanyak 2 orang nakes
Skrining Kanker Paru • Tingkat keterampilan: 4A
Penilaian Post Partum Penambahanan pelayanan Kesehatan masa
• deteksi dini kanker paru yang dilakukan terbatas
sesudah melahirkan bagi ibu paling sedikit 4 kali
pada orang berisiko
Konseling Anemia Penambahan skrining Talasemia
Skrining Kanker • Tingkat keterampilan: 4A
Defisiensi Besi dan HIV,
Kolorektal • deteksi dini kanker kolorektal yang dilakukan
serta Konseling dan
terbatas pada orang berisiko
Skrining Talasemia
Pelayanan Neonatal • Tingkat keterampilan: 4A
Tatalaksana Berat Badan Perbaikan pada tatalaksana saat lahir dan Langkah
Esensial • deteksi sedini mungkin kelainan pada bayi
Lahir Rendah (BBLR) awal resusitasi
Skrining Hipotiroid • Tingkat keterampilan: 4A
Kongenital • deteksi dini hipotiroid kongenital pada bayi baru
lahir
Penambahan Penyakit dalam KMK 1936/2022
Corona Virus Disease (Covid-19) Ringan
• ICD-10: B34.2 Corona Virus Infection, unspecified
Klasifikasi Kriteria Rujukan
• Tingkat Kemampuan COVID-19 Ringan 4A
• Corona Virus Infection Diseases atau COVID-19 Pasien dengan tanpa gejala atau gejala ringan yang ditemukan
adalah penyakit menular yang berasal dari virus Klasifikasi kasus COVID-19 tersebut berdasarkan tanda Klinis:
SARS-CoV-1. penilaian kriteria klinis, kriteria epidemiologis, dan • Saturasi oksigen < 95 %;
kriteria pemeriksaan penunjang. • Demam tinggi >38 °C;
• Kesulitan bernapas/sesak napas /frekuensi napas >24x
permenit (pada anak sesuai usia);

Penatalaksanaan • Wajah atau bibir kebiruan;


• Batuk bertambah;
• Nyeri dada;
• Gangguan kesadaran (bingung, gangguan tidur yang berat);
• Tidak mampu makan, minum, berjalan;
• Diare; atau
• Pada bayi dan anak: merintih, pernapasan cuping hidung.
Bagi pasien isolasi mandiri yang mempunyai kesulitan
bernapas/sesak napas dengan saturasi oksigen < 95 % dapat
menggunakan oksigen untuk pertolongan pertama dan
segera dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan penanganan.
• Pasien dengan fenomena long COVID-19 yang
memerlukan pendekatan multidisiplin.
• Pasien ibu hamil dengan kondisi kebidanan risiko
tinggi, komorbid, atau komplikasi medis lainnya.

28
Konsep Care pathway

Keterlibatan interprofesional

Keterlibatan FKTP dan


Jejaring Puskesmas

Meliputi upaya promotive,


preventif, kuratif, Rehabilitatif
dan Paliatif

Alur care pathway terdiri dari 5 tahap:


• Tahap I Promotif dan Preventif;
• Tahap II Diagnosis;
• Tahap III Tata Laksana
Komprehensif;
• Tahap IV Pemantauan Pengobatan;
• Tahap V Pelaporan;

29
Pembinaan Terhadap FKTP Lain Selain Registrasi FKTP Lain
Selain Puskesmas Melalui
Puskesmas Dalam Rangka Peningkatan
Aplikasi
Mutu Pelayanan

PEMBINAAN TERHADAP KLINIK PENYELENGGARAAN TEMPAT PRAKTIK MANDIRI


▪ Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Tata Kelola Klinik DOKTER
TATA KELOLA KORPORASI YANG BAIK
(GOOD CORPORATE GOVERNANCE) . ▪ Standar Sarana, Prasarana, dan Peralatan Kesehatan

▪ Standar Input Bagi Pengakuan Terhadap Mutu Pelayanan Tpmd

TATA KELOLA YANKES KAJIAN DAN PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN


PEMILIK YANG BAIK (GOOD Pengelola klinik
CLINICAL GOVERNANCE) TENAGA KESEHATAN LAIN SELAIN DOKTER

▪ Tenaga Kesehatan Lain Selain Dokter Dapat Menyelenggarakan


Pelayanannya Sesuai Dengan Kompetensi Dan Kewenangannya,
Termasuk Dalam Pelaksanaan Program Nasional
EVALUASI/ MUTU PELAYANAN KESEHATAN
PEMBINAAN KLINIK
Tenaga kesehatan

▪ Revisi Perizinan Klinik Termasuk Penyusunan Klinik Utama 30


PERIZINAN DAN REGISTRASI KLINIK
Fasilitas pelayanan kesehatan yg UU N0.23 tahun 2014 (Lampiran)
menyelenggarakan pelayanan Registrasi fasyankes merupakan salah satu urusan Pemerintah Pusat
kesehatan yang menyediakan
pelayanan medik dasar dan/atau PP No. 5 Tahun 2021 & Permenkes No. 14 Tahun 2021
spesialistik secara komprehensif Klinik wajib teregistrasi dengan jangka waktu paling lambat 3 bulan
(Permenkes No. 14 Tahun 2021). sejak perizinan diperoleh.

Tingkat Risiko
Bupati/ MENENGAH TINGGI
2.500
Sebanyak 1.792 Klinik Utama
Walikota dan 10.566 Klinik Pratama
2.000 telah teregistrasi
Perizinan Klinik
Pemerintah Dokumen Perizinan
1.500
•Klinik Pratama
Klinik:
•Klinik Utama 1. NIB
2. Sertifikat Standar 1.000
(SS)
Perizinan Klinik
Swasta
500
• Klinik Pratama
• Klinik Utama
-
Perizinan Berusaha Klinik PMA

LAMPUNG

JATIM

KALBAR

MALUKU
MALUT
NTB

SULTRA
SUMUT

NTT
ACEH

RIAU

JABAR

KALTIM
DKI JAKARTA

JATENG
DI YOGJA

BANTEN

GORONTALO
SULTENG
SULSEL

SULBAR
SUMBAR

JAMBI
SUMSEL
BENGKULU

KEP BABEL

KALTENG

PAPUA
KALSEL
KEPRI

BALI

KALTARA
SULUT

PAPUA BARAT
❖ Kewenangan Pemerintah Pusat melalui
Kemenkes
Permohonan Perizinan Klinik
❖ Melalui sistem Online Single Submission/ OSS:
https://oss.go.id/ Klinik Utama Klinik Pratama 31
❖ Bagi Klinik Pemerintah non BLU/ BLUD dilakukan Sumber Data : https://registrasifasyankes.kemkes.go.id/ tanggal 6 Desember 2022
di luar sistem OSS atau secara manual
REGISTRASI TEMPAT PRAKTIK MANDIRI TENAGA KESEHATAN
1.400

UU N0.23 tahun 2014 1.200 Sebanyak 2.656 Dokter, 1.080


(Lampiran) 1.000
Dokter Gigi, 4.111 Bidan, dan 658
Registrasi fasyankes Perawat telah teregistrasi Tempat
merupakan salah satu 800
Praktek Mandirinya
urusan Pemerintah Pusat. 600

400
PP No. 47 Tahun 2016
Tempat Praktik Mandiri 200

Tenaga Kesehatan -
merupakan bagian dari
fasyankes.

Dokter Dokter Gigi Bidan Perawat


Sumber Data : https://registrasifasyankes.kemkes.go.id/ tanggal 6 Desember 2022
DATA FASYANKES ONLINE (DF0)
Aplikasi DFO adalah integrasi beberapa aplikasi menjadi satu aplikasi
yang digunakan oleh fasyankes untuk melakukan update data dengan
periode setiap saat atau waktu tertentu dan juga mengintegrasikan
data-data dari aplikasi lain yang sudah berjalan di lingkungan
Kemenkes.

Pengguna adalah semua fasyankes yang telah teregistrasi

Manfaat DFO adalah untuk melakukan update data dan laporan


pelayanan kesehatan.

Pasca update data, fasyankes akan menerima Sertifikat Elektronik 32


sebagai bukti telah terdaftar dan teregistrasi di Kemenkes.
Kebaharuan PERMENKES NO. 24 TAHUN 2022 tentang Rekam Medis
Kewenangan dan kebijakan yang baru dalam Rekam Medis

01
1 01
2 01
3 01
4 01
5
A. Pasien atau keluarga
A. RME harus terhubung
A. Fasyankes Wajib RME A. Standar interoperabilitas Akses rekam medis oleh mendapat RME setelah
dengan SATUSEHAT
(Pasal 3) mengacu pada standar Kemenkes dalam rangka perawatan dalam
(Pasal 21)
yang ditetapkan Kemkes pengolahan data kesehatan berbagai bentuk (Pasal
B. Termasuk pelayanan
B. Transfer RME untuk (Pasal 10 ayat (4)) untuk tujuan kebijakan 26 ayat (11))
telemedisin oleh
rujukan harus melalui bidang kesehatan.
fasyankes (Pasal 4) B. Variabel dan Metadata B. Fasyankes penerima
SATUSEHAT (Pasal (Pasal 28)
mengacu pada yang rujukan mendapat RME
C. RME paling lambat 24)
ditetapkan Kemkes (Pasal 24)
diimplementasikan 31
(Pasal 11)
Des 2023 (Pasal 45)

RME di Fasyankes wajib Standar data dan sistem Pengolahan data dalam Pasien dan Fasyankes
Fasyankes wajib
terintegrasi dengan mengacu pada yang rangka pelaksanaan Rujukan mendapatkan
menerapkan RME
Kemkes ditetapkan Kemkes kebijakan kesehatan data Rekam Medis
Kepmenkes No.
HK.01.07/MENKES/1423/2002
ttg Pedoman Variabel dan Meta
Data pada Penyelenggaraan RME

Research &
Variabel/ Policy Aplikasi
ICD-10
SATUSEHAT Metadata
Kesehatan
LOINC SNOMED-CT Masyarakat
PENYELENGGARAAN RME DI KLINIK DAN TEMPAT PRAKTIK MANDIRI TENAGA KESEHATAN

Strategi Pelaksanaan Kendala/ Tantangan Yang Dihadapi


Sistem elektronik penyelenggaraan
RME dapat berupa sistem elektronik 1. Kemenkes menyediakan 1. Kedua sistem elektronik
yang dikembangkan oleh sistem elektronik penyelenggaraan RME masih dalam
Kemenkes, Fasyankes sendiri, atau penyelenggaraan RME proses pengembangan fitur dan modul
Penyelenggara Sistem Elektronik meliputi: agar mampu laksana digunakan oleh
(PSE) melalui kerja sama ❑ SIMRS GOS versi2 klinik dan tempat praktik mandiri nakes
❑ SIKDA → Simpus
Terintegrasi 2. Bagi klinik dan tempat praktik mandiri
❖ Penyelenggaraan RME
dengan sistem elektronik dari nakes yang belum mampu
2. Bagi klinik dan tempat menginginkan adanya peran dinkes
Kemenkes dilakukan dengan praktik mandiri nakes yang
mengajukan permohonan kab/kota untuk mengkoordinir
mampu dapat bekerja sama kebutuhan sistem elektronik
tertulis kepada Kemenkes dengan PSE dalam penyelenggaraan RME di tempatnya
❖ PSE harus terdaftar sebagai menyediakan sistem sekaligus menjamin keamanan datanya
PSE pada sektor kesehatan elektronik penyelenggaraan mengingat belum semua memiliki
di Kominfo RME di tempatnya tenaga IT/ Perekam Medis&Infokes
secara khusus

Kegiatan Tahun 2023


1. Pelaksanaan Workshop Implementasi RME di Fasyankes Primer → Penguatan Dinkes Provinsi dan Dinkes
Kab/Kota dalam melakukan sosialisasi dan transfer pengetahuan ke fasyankes di wilayahnya
34
2. Pembinaan dan Pengawasan RME di Fasyankes Primer → Penyiapan Percontohan di klinik dan TPMD terpilih
Beberapa Regulasi dalam Mendukung Program
Prioritas Nasional melibatkan FKTP dan Jejaring
Puskesmas

Regulasi terkait
pengaturan integrasi
pelayanan kesehatan
tertuang dalam masing
masing regulasi
program, namun
peraturan yang memuat
mekanisme untuk
memfasilitasi seluruh
Surat Edaran Plt. Dirjen Yankes Surat Edaran Plt. Dirjen Yankes
program secara umum
SK PB IDI
Nomor : HK.02.02/II/2270/2022, tanggal 21
Juni 2022, tentang
Nomor : HK.02.02/II/3398/2022, tanggal 13 Nomor : 0748/PB/A.4/09/2022 tanggal 21
saat ini masih dalam
Okt 2022, tentang
Kewajiban Klinik dan Doker Praktik Mandiri
Kewajiban Pelaksanaan Skrining Hipotiroid
September 2022, tentang proses penyusunan.
Untuk Melakukan Registrasi Fasilitas Pemberian SKP Bagi Dokter Praktik Mandiri,
Pelayanan Kesehatan Dan//Atau Pelaporan Kongenital Pada Bayi Baru Lahir Di Fasilitas Klinik, Puskesmas dan Rumah Sakit Dalam
Penanganan Kasus Tuberkulosis Melalui Pelayanan Kesehatan Penyelenggara Penatalaksanaan Pasien Tuberkulosis
Sistem Informasi Pertolongan Persalinan Dalam Rangka
Meningkatkan Kualitas Anak Indonesia

35
Kepatuhan pencatatan dan pelaporan mempengaruhi perencanaan Kebijakan terkait
berbasis bukti dan peningkatan kualitas pelayanan pencatatan dan
• Laporan mingguan paling lambat setiap hari pelaporan kegiatan
Selasa pada minggu berikutnya;
Data catpor • Laporan bulanan paling lambat setiap
Puskesmas dan
pelayanan kesehatan
di seluruh jejaring
tanggal 5 pada bulan berikutnya; dan
• Laporan tahunan paling lambat setiap
jejaringnya
FKTP lain tanggal 5 pada bulan Januari tahun
berikutnya.

Permenkes 31 |Tahun 2019 Pasal 12

Permenkes 31/2019, Pasal 14

Sistem Informasi Puskesmas


Laporan Jejaring terkait yankes
esensial, termasuk
Pencegahan dan Pengendalian
TBC, DM dan HT 36
Sumber: Permenkes 31 |Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Puskesmas
PEMANTAUAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM
KESIAPAN FASYANKES PADA MUDIK DAN LIBUR HARI RAYA
IDUL FITRI, NATAL DAN TAHUN BARU
KESIAPAN SEKTOR KESEHATAN UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
YANG DILAKUKAN
• Identifikasi Potensi Masalah Kesehatan
TIDAK DISIPLIN
PENULARAN
KECELAKAAN LALU
PERGERAKAN
MOBILITAS
PENGEMUDI
DALAM
MEMATUHI
PENYAKIT COVID- KETERSEDIAAN POS LAYANAN KESEHATAN DI :
LINTAS TIDAK FIT 19 DAN PENYAKIT
MASYARAKAT PROTOKOL
LAINNYA • PINTU EXIT TOL
KESEHATAN

MEDIA KIE, • POS KESEHATAN DI JALUR TOL OPERASIONAL


PROMOTIF
PENYIAPAN
PREVENTIF DI • POS KESEHATAN DI JALUR NON TOL
PENYIAPAN TERMINAL,
FASKES ,
POSKES, PSC
FASKES, POSKES POSKES DI TEMPAT- PROMOTIF DAN • TEMPAT WISATA
DAN PSC DI REST AREA , TEMPAT PREVENTIF,
119, KESIAPAN
TERMINAL, FASKES PRIMER UMUM, PENGGUNAAN
EVAKUASI
UNTUK
BANDARA, REST
AREA
DAN RUJUKAN TEMPAT
WISATA,
APD KETERSEDIAAN AMBULANCE RODA 4 DAN RODA 2 DI :
RUJUKAN
BANDARA,
PELABUHAN,
REST AREA
• JALAN TOL (REST AREA)
• DI FASKES DAN 119
PERSIAPAN PUSKESMAS, RUMAH SAKIT dan KKP

PROMOSI KESEHATAN
MENGATASI KESULITAN AKSES MASYARAKAT
TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN

37
Topik

1. Pendahuluan

2. Kebijakan Pelayanan Kesehatan Primer

3. Penutup

38
1. Beberapa permasalahan kesehatan di Indonesia dan adanya
pandemi COVID-19 merupakan latar belakang dilakukan
transformasi sistem kesehatan
2. Transformasi sistem kesehatan terdiri dari 6 pilar yang harus dibangun
bersamaan, salah satu pilar tersebut adalah transformasi layanan primer.
3. Tranformasi layanan primer bertujuan agar semua orang memiliki akses
yang mudah ke layanan primer seperti imunisasi, konsultasi dokter umum,
pemeriksaan kesehatan, dan edukasi masyarakat mengenai pola hidup
sehat, termasuk dalam upaya meningkatkan resiliensi terhadap pandemi bila
terjadi.
4. Transformasi layanan primer dilakukan melalui Edukasi penduduk,
Kesimpulan pencegahan primer, pencegahan sekunder dan meningkatkan kapasitas dan
kapabilitas layanan primer.
5. Peningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan primer diberikan oleh
seluruh FKTP yang berperan sebagai gate keeper dan penapis rujukan
melalui penyelenggaraan upaya kesehatan dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif yang dilaksanakan secara terintegrasi dan
berkesinambungan dalam upaya peningkatan kualitas layanan kesehatan.
6. Pelayanan primer diharapkan dapat optimal memberikan pelayanan
kesehatan dalam upaya pencapaian target-target kinerja dan pemenuhan
SPM bidang kesehatan kab/kota serta mendukung pencapaian target
prioritas.
7. Diperlukan komitmen dan dukungan dari seluruh stakeholder dalam rangka
transformasi layanan primer. 39,
Terima kasih

Direktorat Yankes Primer Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai