Anda di halaman 1dari 42

Transformasi Kesehatan

dalam Bidang
Perumahsakitan yang
Adaptif, Beretika dan
Kompeten
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan

25 AGUSTUS 2022
1
Indonesia sedang mengalami bonus demografi
yang akan memuncak di tahun 2030

68%
Populasi Usia
Produktif1

Pertumbuhan usia produktif


Populasi Usia Non-Produktif 0 -15 tahun dan > 65 tahun sangat penting untuk mendorong
Populasi Usia Produktif 15-64 Tahun pertumbuhan GDP/Ekonomi

1. Tempo, Menteri Tenaga Kerja Usia Produktif mencapai 205 Juta tahun 2030

Sumber: Tempo.com 2
Kita memiliki peran yang
penting untuk memastikan
bahwa generasi berikutnya
sehat, berpendidikan, dan
produktif

3
Indonesia masih memiliki masalah kesehatan yang persisten

Angka harapan
69 71 75 77 79 80 83 Ditambah lagi,
hidup pada
kelahiran (2018),
tahun India Indonesia Asia Timur Turki USA OECD Australia
dan Pasifik1
1. Termasuk: China, Malaysia, Myanmar, Philippines, Thailand, Vietnam, Papua new Guinea, East Timor, Pacific islands

Ke-2 Kasus tuberkulosis


Source: World Bank, WHO Global Health Observatory

tertinggi di dunia
Angka kematian
ibu2 (2015), per 357
305
100,000 kelahiran 221 180 170 69 60
hidup 25 24 7

Lao PDR Indonesia Philiphine Myanmar Cambodia Vietnam Brunei Thailand Ma laysia Singapore
Populasi umur 15 tahun ke

39% atas merokok–prevalensi


tertinggi di antara negara-
negara ASEAN
Angka kematian
bayi (2015)2, per 57
1,000 kelahiran hidup 39 27 23 22 15 9 6 7 2

Lao PDR Myanmar Cambodia Philipines Indonesia Vietnam Brunei Thailand Ma laysia Singapore
2. ASEAN Statistical Report on Millennium Development Goals 2017 Jakarta, ASEAN Secretariat, August 2017
Jumlah kematian disebabkan
oleh penyakit tidak

Prevalensi 33 32 29 28 27 22 20 20 13 4
73% menular, lebih tinggi dari
Asia Tenggara dengan rata-
rata 60%
stunting3, % Lao PDR Cambodia Philipines Indonesia Myanmar Malaysia Brunei ( 2009) Vietnam Thailand Singapore
(2017) (2014) (2018) (2019) (2018) (2018) (2020) (2019) (2000)

3. ASEAN Food and Nutrition Report 2021


Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan
6 pilar transformasi penopang kesehatan Indonesia
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Outcome Meningkatkan kesehatan ibu, Memperkuat sistem


Mempercepat perbaikan gizi Memperbaiki pengendalian Gerakan Masyarakat
RPJMN bidang anak, keluarga berencana dan kesehatan & pengendalian
masyarakat penyakit Hidup Sehat (GERMAS)
kesehatan kesehatan reproduksi obat dan makanan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi 3 Transformasi sistem


layanan rujukan ketahanan kesehatan
a b c d a b

6 kategori
Peningkatan Peningkatan Penguatan
utama Peningkatan akses dan ketahanan surveilans
Edukasi Pencegahan Pencegahan kapasitas dan mutu layanan sektor farmasi berbasis lab dan
Kesehatan Primer Sekunder kapabilitas sekunder & & alat ketahanan
layanan primer tersier kesehatan tanggap darurat

44 Transformasi sistem 55 Transformasi 66 Transformasi teknologi


pembiayaan SDM Kesehatan kesehatan
kesehatan
a Teknologi informasi b Bioteknologi

5
Pilar 1
Transformasi
Layanan Primer
Semua orang memiliki akses yang mudah ke
layanan primer seperti imunisasi,
konsultasi dokter umum, pemeriksaan
kesehatan, dan edukasi masyarakat
mengenai pola hidup sehat

336
Program utama penguatan upaya preventif di
layanan primer

Imunisasi rutin:
Perluasan deteksi dini Peningkatan kesehatan ibu dan anak
dari 11 menjadi 14 jenis vaksin
BCG, DPT-Hib, Hep B, MMR/MR, Polio Screening penyakit penyebab kematian Pemantauan tumbuh kembang anak di
(OPV-IPV), TT/DT/td, JE, HPV, PCV, tertinggi di setiap sasaran usia: Posyandu dengan alat antropometri
Rotavirus • Hipotiroid kongenital terstandar
• Thalasemia
Kanker Serviks merupakan satu-satunya • Anemia
kanker yang bisa dicegah dengan • Stroke Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari 4 kali
• Serangan jantung menjadi 6 kali, termasuk 2 kali USG dengan
imunisasi Human Papillomavirus (HPV) • Hipertensi dokter pada trimester 1 dan 3
Pneumonia dan diare merupakan 2 dari 5 • Penyakit paru obstruksi kronik
penyebab tertinggi kematian balita di • Tuberkulosis
• Kanker paru
Indonesia* yang dapat dicegah dengan • Hepatitis
imunisasi (PCV dan Rotavirus) • Diabetes
• Kanker payudara
• Kanker serviks
• Kanker usus

7
Pilar 2
Transformasi Layanan
Rujukan
Setiap kota di Indonesia memiliki
rumah sakit rujukan untuk
mengobati penyakit katastrofik

8
Akses layanan rujukan terbatas, terutama di daerah luar jawa…

Kalimantan Sulawesi
1,19 1,46
15,92 Juta Populasi 19,22 Juta Populasi

Tempat Tidur RS/1.000 populasi Sumatera


1,28 Maluku
56,95 Juta Populasi
1,18
Indonesia 1,18 2,95 Juta Populasi

Rerata Asia 3,3 DKI Jakarta


2,24
Rerata negara OECD 4,8 10,37 Juta Populasi

Jawa & Bali Nusa Tenggara Papua


1,10 0,76 1,20
152,42 Juta Populasi 10,24 Juta Populasi 4,18 Juta Populasi

Sedangkan, mutu RS di Indonesia juga perlu ditingkatkan


Setiap tahunnya... … terutama ke 3 negara tujuan

600 ribu – 1 juta


WNI berobat ke luar negeri
Malaysia RRT Thailand
~70% transaksi wisatawan ~300 ribu WNI berobat untuk Biaya pengobatan cukup
11,5 miliar USD medis Indonesia penyakit komplikasi bersaing dibanding Malaysia
untuk pelayanan kesehatan ke luar negeri
4 penyakit katastrofik utama penyebab kematian
tertinggi & paling mahal
Penyakit jantung, stroke, kanker, & ginjal

Perubahan pola penyakit penyebab kematian tertinggi selama 10 Kelompok penyakit tersebut menimbulkan beban
tahun terakhir pembiayaan besar

Sumber: Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME)


Sumber: BPJS Kesehatan, 2020

10
Strategi Transformasi Layanan Rujukan

Perbaikan mutu layanan


Peningkatan akses layanan
• Perbaikan kualitas layanan RS di Indonesia
• Setiap Kab/kota harus terdapat 1 RSUD
• Meliputi perbaikan layanan medis dan
• Pengembangan fasilitas pelayanan rujukan hospitality layanan RS
di daerah terpencil
• Bekerja sama dengan RS luar negeri untuk
• Peningkatan jejaring RS rujukan terutama knowledge and technology transfer
untuk pelayanan 9 penyakit prioritas
• Meningkatkan kemampuan manajemen
(terutama akses layanan jantung, kanker,
keuangan RS BLU
stroke dan ginjal ada di semua provinsi)

11
2 TRANSFORMASI LAYANAN RUJUKAN
Program peningkatan akses layanan RS
Item obat dalam Formularium Nasional belum memenuhi
Tidak tersedia RS di 3 kab/kota kebutuhan untuk layanan pasien di Rumah Sakit

1031 1131
1200 983 1018 988 980
923 930 941 918 935
1000 781 756 836
800 724
650 641
600
388
400
Pegunungan Arfak 200
(Papua Barat) 0
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Yalimo, Formularium e-Katalog e-order
Puncak
(Papua)

Mulai tahun 2021 dilakukan pembangunan RS Pratama pada Ditargetkan ada perbaikan ketersediaan obat esensial di Rumah
Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan Terluar (DTPK)* Sakit untuk penanganan 9 penyakit prioritas nasional

2021 2022 2023 2024* 2022 2023 2024


20 35 50 62
(termasuk 3
kab/kota tanpa RS)
85% 90% 95%
*Jumlah berdasarkan Perpres No 63 tahun 2020

29
Yankes Kemenkes RI, 2021
Peningkatan mutu melalui kerja sama dengan institusi global dan
penerapan Academic Health System
Program sister hospital dengan RS luar negeri Penyelenggaraan Academic Health System untuk
dalam pelayanan, pendidikan & penelitian pelaksanaan pendidikan tenaga kesehatan dan
penelitian medis

DM, ginjal, & hati Kanker Kesehatan Ibu & anak

RSP Percontohan Penyelenggara AHS

2022 2023 2024

12 24 36
RS Vertikal RS Vertikal RS Vertikal

44
Kami percaya transformasi ini akan membawa dampak
bagi jutaan warga Indonesia
Transformasi dapat membantu:

~500,000 ~300,000
pasien stroke pasien beresiko serangan
jantung2

~450,000 ~130,000
pasien kanker1 pasien Penyakit Ginjal Tahap
Akhir3

1. Data sampel BPJS Kesehatan Tahun 2017 – 2018


2. Data RSJPDHK
3. Indonesian Renal Registry

14
Pemetaan jejaring RS dan
1 penambahan fasilitas sesuai
Kami telah strata
membuat rencana
detail mengenai Kebutuhan tambahan SDM
kebutuhan fasilitas,
2 misal dokter spesialis dan
SDM, dan anggaran penunjang

Kebutuhan anggaran dalam 6


3 tahun ke depan

15
Pemerataan layanan rujukan melalui optimalisasi jejaring RS nasional
untuk 4 penyakit tersebut ditargetkan mencapai 100% kab/kota di 2027
ILUSTRATIF

Percepatan peningkatan cakupan


pelayanan RS rujukan untuk 4 penyakit
katastrofik utama, dengan visi:
• 25 RS Vertikal mempunyai kompetensi
Paripurna
• 34 provinsi memiliki minimal 1 RS
Utama
• 507 kab/kota memiliki minimal 1 RS
tingkat Madya*

Target
50% kabupaten/kota sebelum 2025 dan
50% 100%
100% sebelum 2028 2022 2024 2027

*507 Kab/kota yang sudah memiliki RSUD


16
Peningkatan daya saing layanan rujukan
melalui kerja sama dengan institusi global
Program sister hospital dengan RS luar Target penerapan Sister Hospital
negeri
pelayanan, pendidikan, & penelitian

2022 2023 2024

12 24 36
Kesehatan Ibu & RS Vertikal
Kanker RS Vertikal RS Vertikal
DM, ginjal, & hati anak

17
HOSPITAL BYLAWS
Undang-undang 44 tahun 2009, penjelasan pasal 33 ayat 1
Organisasi Rumah Sakit disusun dengan tujuan untuk mencapai visi dan misi Rumah Sakit
dengan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan
tata kelola klinis yang baik (Good Clinical Governance).

GOVERNING
BODY

TAILOR MADE CORPORATE BYLAWS


DAN
MEDICAL STAFF BYLAWS
DIRECTOR MEDICAL
STAFF

DITETAPKAN PEMILIK LANDASAN ATURAN


PERUSAHAAN/INSTANSI OPERASIONAL

Sumber: KMK 772/2002


PENYESUAIAN HBL DALAM TRANSFORMASI KESEHATAN
KEPMENKES 772 TH 2002
• Nama, tujuan, filosofi • Penyesuaian visi misi dan renstra rumah sakit
• Pengaturan governing body • Pemenuhan SDM
• Pengorganisasian • Pemenuhan sarana prasarana dan alat kesehatan
• Mekanisme pengawasan • Pemenuhan layanan medis khususnya terkait layanan penyakit prioritas
• Direktur RS • Peningkatan mutu layanan medis
• Mekanisme reviu & revisi
• Pencapaian terhadap clinical outcome
• Peraturan RS
• Peningkatan peran dan tanggungjawab dalam penyelesaian masalah Kesehatan
• Perlunya team work dan jejaring dalam pelayanan, Pendidikan dan penelitan
MEDICAL STAFF BYLAW (PMK 755 th 2015)
• Upaya peningkatan kompetensi tenaga Kesehatan sesuai kebutuhan dalam
• kewenangan klinis transformasi
• penugasan klinis • Perlunya peningkatan layanan yang evidence based melalui penelitian2
• komite medik translasional
• rapat
• subkomite kredensial
• subkomite mutu profesi Peran staf medis dalam upaya
• subkomite etika dan peningkatan akses dan mutu
disiplin profesi layanan dalam transformasi
• peraturan pelaksanaan tata Kesehatan
kelola klinis
Pilar 3

Ketahanan
Kesehatan
Produksi lokal sediaan farmasi dan alat
kesehatan, serta kesiapsiagaan
menghadapi krisis kesehatan

20
Kita masih bergantung pada impor, dan
teknologi hasil riset di negara maju

90% 88% r 0,2%


bahan baku obat diimpor1 transaksi alat kesehatan tahun total PDB digunakan untuk
2019-2020 diimpor penelitian dan
pengembangan. Angka ini
rendah dibandingkan dengan
Amerika Serikat (2,8%) and
Singapura (1,9%)

1. Data Kementerian Kesehatan

Sumber: Kementerian Kesehatan 13


Dari 10 molekul obat konsumsi terbesar, Secara paralel, Kemenkes juga mendukung
saat ini baru 4 obat yang bahan kegiatan pengembangan dan produksi dalam
bakunya diproduksi dalam negeri negeri bahan baku lainnya melalui skema B2B

Paracetamol 1,50 1,46 1,52 1,30 5.78 Total Rp dalam 4 tahun (Tn) Telah diproduksi Dalam pengembangan
Clopidogrel 1,34 1,59 1,59 0,94 5.46 Diproduksi lokal

Antikolesterol Antihipertensi Antibiotik


Cefixime 1,37 1,22 1,32 0,89 4.80 Simvastatin Valsartan Rifampicin
Amlodipine 1,09 1,21 1,19 0,96 4.45 Rosuvastatin Telmisartan

Candesartan… 0,68 1,09 1,14 1,01 3.92 Antivirus Antidiabetes PPI


Ceftriaxone 1,07 0,89 0,98 0,78 3.72 Entecavir Glimepiride Pantoprazol
Remdesivir
Omeprazole 0,88 0,77 0,79 0,80 3.23 Antipsikotik
Bisoprolol 0,59 0,74 0,91 0,96 3.19 Antiretroviral Risperidone
Efavirens
Lansoprazole 0,67 0,70 0,75 0,78 2.89 Lamivudin Antiinflamasi
Atorvastatin 2017 2018 2019 2020 Zidovudin Meloxicam
0,63 0,65 0,66 0,63 2.58
Tenofovir

Oleh karena itu, pemerintah akan fokus dalam produksi dalam negeri 6 dari 10
molekul obat konsumsi terbesar

22
Arah pengembangan alat kesehatan sesuai dengan top 10 alkes
by volume dan by value
Dari 19 alkes yang sering digunakan, 16 telah diproduksi secara lokal dan 3 masih diimpor

No By Volume By Value

1 Alat suntik / Piston syringe Continuous ventilator (non invasive dan invasive/ICU)
Infus set, termasuk three way slang, three way stop cock / Pasien monitor / Cardiac monitor (including cardiotachometer
2
Intravascular administration set and rate alarm)
3 Sarung tangan bedah / Surgeon’s glove CT Scan / Computed tomography x-ray system

4 IV kateter / Intravascular catheter Endoskopi dan aksesori / Endoscope and accessories

5 Kasa & pembalut luka / Gauze & wound dressing Mobile x-ray / Mobile x-ray system
Wadah penyimpanan dan transport spesimen / Specimen
6 Tempat tidur RS / AC & manual hospital bed
transport and storage container
7 Jarum suntik / Hypodermic single lumen needle MRI / Magnetic resonance diagnostic device

8 Kapas alkohol / Alcohol swab Alat suntik / Piston syringe


Alat pengumpul sampel darah / Blood specimen collection Sinar X konvensional, pesawat rontgen untuk penggunaan
9
device umum / Stationary x-ray system
Masker medis, masker bedah, coverall, surgical gown, shoe
10 USG / Ultrasonic pulsed doppler imaging system
cover, cap, medical goggles / Surgical apparel

Belum dapat diproduksi dalam negeri Kapasitas produksi belum mampu memenuhi

Sumber: LKPP e-Catalogue 2019-2020 23


Tenaga cadangan untuk
kesiapsiagaan menghadapi krisis kesehatan
Tenaga cadangan berasal dari partisipasi masyarakat aktif yang sewaktu-waktu dapat diaktifkan ketika terjadi krisis

Sebelum Krisis
Registrasi tenaga cadangan
Kesehatan
Registrasi dilakukan bagi masyarakat yang bersedia menjadi tenaga cadangan.
(contoh: Pramuka dan Palang Merah Remaja).

Pelatihan tenaga cadangan


Pelatihan diberikan untuk dapat memperlengkapi para tenaga cadangan dengan
keterampilan yang diperlukan saat terjadi krisis kesehatan (contoh: memberikan
bantuan dasar hidup, melakukan triase).

Saat Koordinasi dan mobilisasi tenaga cadangan ketika terjadi krisis


Krisis Kesehatan kesehatan
Koordinasi dan mobilisasi pada skala kabupaten/kota, provinsi, maupun nasional
harus dapat dilakukan dengan cepat ketika terjadi krisis kesehatan.

24
Pilar 4

Pembiayaan
Kesehatan
Pembiayaan intervensi kesehatan secara
efektif dan berkelanjutan untuk
mencegah penyakit dan menyediakan
layanan kesehatan yang terjangkau

25
6 transformasi pembiayaan kesehatan untuk memastikan pembiayaan yang
cukup, adil, efektif dan efisien (1/2)

1. Percepatan produksi National Health Account (NHA)


• Mempercepat produksi dari NHA T-2 menjadi NHA T-1 agar dapat digunakan sebagai dasar
pertimbangan kebijakan pembiayaan kesehatan berbasis bukti

2. Menjaga ketercukupan layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN):


• Utilization review untuk mengendalikan sejumlah layanan JKN seperti sectio cesaria dan gastroenteritis
• Penyesuaian tarif Indonesia Case Based Groups (INA-CBGs) yang fokus pada pemenuhan hak peserta
dan harga layak (keekonomian)

3. Peningkatan manfaat promotif preventif melalui Jaminan Kesehatan Nasional dan Standar
Pelayanan Minimum yang memberikan daya ungkit dalam pengendalian penyakit katastrofik:
• Penambahan antigen imunisasi & perluasan cakupan
• Penambahan layanan pemeriksaan kehamilan menjadi 6 kali plus USG dengan dokter
• Screening stunting & penyakit penyebab kematian tertinggi

26
Transformasi pembiayaan kesehatan untuk memastikan pembiayaan yang cukup,
adil, efektif dan efisien (2/2)
4. Insentif berbasis kinerja
• Penerapan insentif Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) kepada tenaga kerja kesehatan untuk
meningkatkan pelayanan promotif dan preventif, sebesar 7.5% dari Biaya Operasional Kesehatan
Puskesmas 2022 dan 15% dari BOK Puskesmas 2023.
• Review kapitasi BPJS agar jasa pelayanan di tingkat Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dapat lebih
efektif, efisien dan berbasis kinerja

5. Peningkatan Koordinasi Antar Penyelenggara Jaminan (JKN dan Asuransi Kesehatan


Swasta)
• Pengenaan selisih biaya bagi peserta yang ingin naik kelas perawatan & rawat jalan eksekutif
(coordination of benefit)
• Upaya pengendalian dari sisi peserta melalui urun biaya pada pelayanan yang dijamin dengan
kategori berpotensi moral hazard (cost sharing)

6. Health Technology Assessment (HTA)


Mendukung peningkatan penerapan health technology assessment (HTA) melalui analisis ekonomika
kesehatan berbasis bukti untuk layanan kesehatan yang lebih efektif dan efisien

27
Pilar 5
SDM Kesehatan
SDM kesehatan dengan jumlah cukup
dan merata di seluruh Indonesia

28
NAKES yang cukup dan merata merupakan enabler penting, fasilitas tidak
akan bisa dibangun secara merata tanpa tersediannya NAKES

6%
0,68
Puskesmas belum memiliki
dokter1

52%
Puskesmas belum lengkap
Dokter* per memiliki 9 jenis tenaga
kesehatan dasar1
1,000 populasi
* Termasuk spesialis

42%
RSUD kab/kota belum
Rata-rata terpenuhi dengan 7 jenis
1 Standar WHO 1,2 Asia 20 dokter spesialis2

Rata-rata
3,2 OECD
Sumber:
Kemenkes, 2022
1. 9 Jenis tenaga kesehatan Dasar di Puskesmas : Dokter, Dokter gigi, Perawat, Bidan, Apoteker, Kesmas, Sanitarian, Ahli Lab, dan Gizi
2017 bed density data berdasarkan WWM, EIU, WHO
2. 7 Jenis spesialis di RSUD : Sp.Anak, Obgyn, Penyakit Dalam, Bedah, Anestesi, Radiologi, dan Patologi Klinik 29
3, Total 10.373 Puskesmas, 647 RSUD : Data SI-SDMK 8 Juni 2022
Skenario Penyediaan Dokter
(Dengan proyeksi pertumbuhan penduduk Indonesia hingga tahun 2031, dengan atrisi, penyerapan lulusan
80% dan 100%, dan penambahan 3 prodi FK baru)

450.000
ü penambahan rasio 2x Jumlah lulusan 3x Penambahan kuota
400.000 ü Penambahan dosen 1,5x
dokter dengan
350.000 penambahan rasio
2x dan
300.000
penambahan dosen
250.000 1,5x, dengan
pengurangan atrisi,
200.000
penyerapan lulusan
150.000 di fasyankes 80%
dan 100%, maka
100.000
akan terpenuhi
50.000 dalam waktu 10
tahun (100%) dan
-
12 tahun (80%).
2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Dokter (80%), A Dokter (100%), A Needs (1:1000)
Skema Academic Health System dalam
upaya pemenuhan dan pemerataan Peningkatan layanan kesehatan dengan perluasan
cakupan wahana pendidikan, dan peningkatan produksi
tenaga kesehatan tenaga kesehatan

Konsep pengampuan dan sharing knowledge (keilmuan)


lintas daerah.
Fakultas RS Pendidikan
Kedokteran Perluasan cakupan layanan pada daerah prioritas yang
DTPK dan DBK

Pemenuhan spesialis pada pelayanan rujukan akan


berfokus pada 9 penyakit katastrofik

Dokter memenuhi kebutuhan pelayanan dalam


RS Pusat RS RS RS Faskes
Khusus Daerah Swasta Lain upaya pemenuhan universal health coverage

31
Pilar 6

Teknologi Kesehatan
Satu platform untuk semua
masyarakat mengakses dokumen
kesehatan dan inovasi
bioteknologi untuk peningkatan
kualitas layanan kesehatan
masyarakat

32
Citizens Health
Health superapp untuk masyarakat Indonesia
CitizenHealth adalah platform yang mengintegrasi semua data
kesehatan individu untuk masyarakat Indonesia
Pengguna dapat akses laporan kesehatan dan rekomendasi kesehatan
personal

Electronic Personal
Resume Medis Rujukan
Health Record

Pelayanan & Sistem Kewaspadaan Integrasi


penggunaan obat Dini
Layanan
Okupansi tempat tidur Telemedisin
Profil Medikasi
rumah sakit

Tracing & testing Personalized education

Keuntungan dari Ÿ Kita dapat melihat intervensi


mana saja yang sukses ataupun
agregasi data
gagal
kesehatan Ÿ Kita dapat melakukan intervensi
cepat saat krisis
>93M pengguna: >8M DAU
33
33
Situasi di Rumah Sakit

PenerapanSIMRS Aplikasi Tidak Interoperabel


22% (304) Belum memiliki SIMRS Terdapat >50 Aplikasi/Sistem Informasi
88% (2291)Telah memiliki SIMRS yang digunakan. Sebagian besar tidak
Hasil survei 2595 RS (2022) interoperabel dengan SIMRS

Level SIMRS Sumber Daya Manusia


24% (629) Front Office SDM bidangTeknologi Informasi
64% (1662) Back Office terbatas, baik dalam jumlah dan
Hasil survei 2291 RS yang memiliki SIMRS (2022) kompetensi

Penerapan RME Biaya Digitalisasi


993 RS belum menerapkan RME Transformasi digital belum menjadi
912 RS menerapkan RME sebagian prioritas. Anggaran untuk digitalisasi
353 RS menerapkan RME sepenuhnya rata-rata <3%dari total anggaran RS
Hasil survei 2258 RS (2022)
ASPEK HUKUM
Rekam Medis Elektronik/RME

PP Sistem PMK
UU ITE No 11 Informasi Rekam Medis
tahun 2008 Kesehatan No 269 tahun
No 46 Tahun 2008
2014

Pasal 5 Pasal 17
Pasal 2
Informasi Elektronik dan/atau Penyelenggaraan rekam
Dokumen Elektronik dan/atau medik, meliputi rekam medik Rekam Medis harus dibuat
hasil cetaknya merupakan elektronik dan rekam medik secara tertulis, lengkap dan
alat bukti hukum yang sah nonelektronik jelas atau secara Elektronik
PERLUNYA PENGEMBANGAN TELEMEDICINE DALAM
TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN
Kebutuhan Peningkatan Akses Adanya Pandemi dan Pembatasan Akses
Pelayanan Kesehatan

Telemedicine Mendukung Program Rekomendasi WHO tentang Kesehatan Digital


Kesehatan Prioritas dan Telemedicine

Kebijakan Mengenai Telemedicine


Kondisi Geografis di Indonesia yang Komprehensif Belum Tersedia

Meluasnya Akses terhadap Teknologi Perubahan Budaya dan Perilaku


dan Infrastruktur meskipun Terbatas Masyarakat Mengakses Pelayanan
Kesehatan

Kemajuan Sains dan Transformasi Sistem Kesehatan termasuk


Teknologi Informasi Digital
Positioning Pelayanan Kesehatan Konvensional dan Digital

P R
Pelayanan Datang Rujukan
Kesehatan Pasien FKT Primer FKRTL
berobat Fisik
Konvensional
Puskesmas Rumah
& Klinik Sakit

- Kesulitan aksesibilitas pasien -Perlunya kunjungan fisik untuk penanganan kasus


Permasalahan
ke FKTP misal akibat jarak spesialistik pada FKRTL

Jawaban Permasalahan

Telemedicine Telemedicine
P R
Pelayanan Faskes - Masyarakat Faskes - Faskes
Kesehatan Antara Nakes dan Pasien
Antar Nakes/Dokter
Digital Cth: Komen (Tele EKG,
Cth: Startup, Isoman, &
Tele USG, Tele Radiologi,
Mobile JKN
Telekonsultasi Klinis)

Kemudahan aksesibilitas pasien → dokter /


Manfaat Dokter → dokter spesialis
dokter spesialis

Indikator - Berkurangnya rujukan fisik dari


- Jumlah kunjungan online
Kesuksesan FKTP ke FKRTL

KMK No 4829 Tahun 2021 PMK No 20 Tahun 2019


Regulasi (Terbatas untuk penanganan pandemi (Membahas praktik telemedicine antar
Covid-19) faskes dengan faskes)
Additional Highlight
Bioteknologi:
revolusi teknologi
kesehatan untuk
pencegahan dan terapi
personal yang efektif

38
Potensi Keuntungan Bio-Genome Project untuk Indonesia

Meningkatkan presisi Deteksi dini untuk


dalam pencegahan dan kondisi kesehatan
terapi untuk penyakit genetik
tertentu

Studi Kasus TBC Studi Kasus Stroke


• Genomics testing dapat dilakukan pada • Obat stroke yaitu clopidogrel dapat
patogen untuk mendeteksi resistensi obat menimbulkan efek samping mematikan
dan menggunakan informasi ini untuk yaitu iskemik. Sebelum terapi, bio-
personalisasi terapi genome bisa memastikan apakah
• Menguatkan pengawasan TB nasional individu mampu memakai suatu obat
dan berapa dosis yang dibutuhkan.
39
PENYESUAIAN YANG PERLU
DILAKUKAN RUMAH SAKIT DI ERA
TRANSFORMASI KESEHATAN
• Meningkatkan mutu dan keselamatan pasien melalui akreditasi
• Meningkatkan kompetensi dalam pelayanan penyakit
prioritas
• Melakukan upaya pemenuhan SDM, sarana prasarana dan alat
kesehatan
• Meningkatkan akses layanan kesehatan (rujukan) bagi pasien
di wilayahnya
• Melakukan jejaring pengampuan pelayanan penyakit prioritas
• Melakukan pengukuran output dan outcome pengampuan
berupa penurunan masalah kesehatan di wilayahnya
• Mempersiapkan diri untuk menjadi wahana Pendidikan (RS
Pendidikan : utama, satelit, afiliasi) untuk meningkatkan
produksi tenaga dokter di Indonesia
• Meningkatkan pemanfaatan teknologi dalam pelayanan
kesehatan
40
Bersama kita dapat
membangun Indonesia
yang lebih kuat dan sehat

41
61
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai