disampaikan pada:
WORKSHOP MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Jakarta, 18 MARET 2022
ISU PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA
Indonesia masih memiliki masalah kesehatan yang masih persisten
Angka harapan
hidup pada Ditambah lagi,
kelahiran (2018),
tahun India Indonesia Asia Timur Turki USA OECD Australia
dan Pasifik1
1. Termasuk: China, Malaysia, Myanmar, Philippines, Thailand, Vietnam, Papua new Guinea, East Timor, Pacific islands
tertinggi di dunia
Angka kematian
ibu2 (2015), per
100,000 kelahiran
hidup
Jumlah kematian disebabkan
oleh penyakit tidak
2. ASEAN Statistical Report on Millennium Development Goals 2017 Jakarta, ASEAN Secretariat, August 2017
Populasi umur 15 tahun ke
Prevalensi
39% atas merokok–prevalensi
tertinggi di antara negara-
negara ASEAN
stunting3, %
Patient Communication
identification during
errors transitions
Patient Record
Error Investigation
requests &
results
Follow up Relationship to
system errors other errors
Peningkatan kesehatan ibu, Percepatan perbaikan Peningkatan Pembudayaan perilaku Penguatan sistem
anak, keluarga berencana gizi masyarakat pengendalian penyakit hidup sehat melalui kesehatan dan
(KB) dan kesehatan
Gerakan Masyarakat pengawasan obat dan
reproduksi,
Hidup Sehat makanan
• Angka kematian ibu (per 100.000 KH) • Prevalensi stunting balita (%) •Insidensi TB (per 100.000 penduduk) • Merokok usia 10-18 • Fasilitas kesehatan tingkat
• Angka kematian bayi (per 1.000 KH) • Prevalensi wasting balita (%) •Insidensi HIV (per 1000 penduduk tahun (%) pertama terakreditasi (%)
• Angka kematian neonatal (per 1.000 yang tidak terinfeksi HIV) • Obesitas usia >18 tahun • RS terakreditasi (%)
KH) •Eliminasi malaria (Kab/Kota) (%) • Puskesmas dengan jenis tenaga
• Imunisasi dasar lengkap pada anak • Jumlah kab/kota sehat kesehatan sesuai standar (%)
usia12-23 bulan (%) • Puskesmas tanpa dokter (%)
• Puskesmas dengan ketersediaan
obat esensial (%)
6
KEGIATAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN KESEHATAN 2021-2024
DIPRIORITASKAN UNTUK MENDORONG 6 PILAR TRANSFORMASI KESEHATAN
VISI
SEJALAN DENGAN VISI PRESIDEN UNTUK MEWUJUDKAN MASYARAKAT YANG SEHAT, PRODUKTIF, MANDIRI DAN BERKEADILAN
TRANSFORMASI SDM
ENABLER 4 TRANSFORMASI SISTEM 5 6 TRANSFORMASI TEKNOLOGI
PEMBIAYAAN KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN
MENDASAR
MEMPERCEPAT ADOPSI TEKNOLOGI DAN SOLUSI
MEMPERCEPAT KETERSEDIAAN, KUALITAS DAN KESEHATAN DIGITAL, MENINGKATKAN PENGAMBILAN
MENJAMIN TRANSPARANSI DAN EFEKTIVITAS
DISTRIBUSI SDM BIDANG KESEHATAN LINTAS SISTEM KEPUTUSAN BERDASARKAN DATA
PENDANAAN UNTUK SISTEM, DAN AKSES YANG ADIL
KESEHATAN
BAGI SETIAP SEGMEN POPULASI
7
DIMENSI / KARAKTER MUTU
PELAYANAN KESEHATAN
Aman
Terintegrasi Efektif
Tingkat Pelayanan yang dapat
meningkatkan outcome yang diharapkan,
sesuai standar pelayanan, perkembangan
ilmu, hak pasien dan keterlibatan pasien
Dimensi
Berorientasi
dan masyarakat pada Mutu Efisien
Pasien
Tepat
Adil Waktu
REGULASI TERKAIT MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
2020
2009 2014 2018 2019 2021
RPMK
4 INDIKATOR DI KLINIK
4 INDIKATOR DI TPMD
PELAPORAN
INDIKATOR
IKP
MUTU
FASYANKES
Sarana
Prasarana
TATA KELOLA DAN
Alat Kesehatan KEPEMIMPINAN
Sumber Daya
Kesehatan
PENINGKATAN MUTU LAYANAN KESEHATAN PRIMER
10000
9754 9767 9825 9993 10137 10203 10203
PENGUATAN DINKES KAB/KOTA DALAM
9153 9153 9153
MELAKUKAN PEMBINAAN MUTU DAN
8000
6000
7518
1 AKREDITASI MELALUI PEMBENTUKAN TPCB
4000 4223
2000
1484
0 100 MELAKUKAN TRANSFORMASI
2015 2016
JUMLAH PUSKESMAS
2017 2018 2019
TINGKAT CAPAIAN SKOR AKREDITASI PUSKESMAS PENINGKATAN KUALITAS TATA KELOLA MUTU
3
DI FKTP
P A R I P U R N A
≥ 80% PELAPORAN PENGUKURAN INDIKATOR MUTU
2,95% 4
DAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
3,23%
G 7,73%
7,14%
10,41%
10,92% 77,05%
33,85%
76,77%
34,65% 72,86% BAB 1
A 35,86%
72,27% BAB 2
5
BAB 5
69,08%
69,59%
BAB 4
TATA KELOLA
MANAJEMEN SEBAGAI INSTITUSI PENERAPAN PPI DI FKTP
BAB 7
46,15%
P BAB 8 TATA KELOLA
45,35% MANAJEMEN PROGRAM UKM
BAB 3
44,14%
BAB 6
TATA KELOLA
BAB 9
MANAJEMEN PROGRAM UKP
kepentingan
Untuk menilai apakah transparansi publik
upaya yang telah
dilakukan dapat
meningkatkan keluaran
pelayanan kesehatan;
Memberikan umpan
balik kepada fasyankes
Untuk pembelajaran
menggunakan praktik terbaik
yang diperoleh melalui proses
kaji banding
INDIKATOR NASIONAL MUTU
INM Rumah Sakit Puskesmas, TPMD, RS,
Laboratorium Kesehatan
dan Unit Transfusi Darah.
INM Puskesmas
INM Laboratorium
RUANG Dinas Kesehatan
INM Klinik Pratama LINGKUP SASARAN Kabupaten/ Kota
INM TPMD
Kementerian Kesehatan
Memberikan acuan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan FASYANKES dalam melakukan
pengukuran dan evaluasi mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan indikator yang ditetapkan.
Fasilitas Pelayanan kesehatan wajib melakukan pengukuran dan evaluasi mutu pelayanan
kesehatan sesuai dengan indikator mutu.
Pengukuran Indikator Mutu dilakukan dengan mengacu pada profil Indikator Mutu
0
6
/
2
4
/
2
2
15
PERMENKES NO. 11 TENTANG KESELAMATAN PASIEN
1. Bangun sistem dan proses untuk
mengelola resiko
2. Identifikasi kemungkinan
terjadinya kesalahan
3. Sistem manajemen resiko
a. Mengelola insiden secara
efektif
b. Mencegah kejadian terulang
kembali
KESELAMATAN PASIEN merupakan komponen kunci manajemen resiko dan harus diintegrasikan dengan keselamatan
staf, manajemen komplain, penanganan litigasi dan klaim, serta resiko keuangan dan lingkungan
SISTEM PELAPORAN & PEMBELAJARAN KESELAMATAN PASIEN NASIONAL (SP2KPN)
DIREKTORAT MUTU
PELAYANAN KESEHATAN,
BAGIAN PROGRAM &
INFORMASI-SESDITJEN
PELAYANAN KESEHATAN,
KEMENTERIAN KESEHATAN;
DAN KNKP TELAH
MENGEMBANGKAN APLIKASI
LAPORAN IKP PUSKESMAS.
5.4
PUSKESMAS MENETAPKAN SISTEM PELAPORAN
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DAN 5.4.2
5.4.1 PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN
• Upaya peningkatan mutu layanan klinis, dan keselamatan pasien menjadi tanggung jawab
• Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan seluruh tenaga kesehatan yang memberikan asuhan pasien.
kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang • Perilaku terkait budaya keselamatan berupa:
dapat dicegah pada pasien. a. penyediaan layanan yang baik, termasuk pengambilan keputusan bersama
• Insiden keselamatan pasien terdiri atas : 1) Kejadian Tidak Diharapkan b. bekerja sama dengan pasien atau klien
(KTD), 2) Kejadian Nyaris Cedera (KNC), 3) Kejadian Tidak Cedera, 4) c. bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain
Kondisi Potensial Cedera (KPC), dan 5) Kejadian sentinel (KS). d. bekerjasama dalam sistem layanan kesehatan
• Pelaporan insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut pelaporan e. meminimalisir risiko
insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden f. mempertahankan kinerja profesional
keselamatan pasien. Pelaporan insiden terdiri dari Laporan Insiden Internal g. perilaku profesional dan beretika
dan Laporan Insiden Eksternal. h. memastikan pelaksanaan proses pelayanan yang terstandar
• Puskesmas perlu melakukan analisis dengan menggunakan matriks grading i. upaya peningkatan mutu dan keselamatan termasuk keterlibatan dalam pelaporan dan tindak
risiko yang akan menentukan jenis investigasi insiden yang dilakukan setelah lanjut insiden
laporan insiden internal. Investigasi terdiri dari Investigasi Sederhana dan • Mutu layanan klinis tidak hanya ditentukan oleh sistem pelayanan yang ada, tetapi juga
Root Cause Analysis (RCA). perilaku dalam pemberian pelayanan. Tenaga kesehatan perlu melakukan evaluasi terhadap
• Pelaporan insiden keselamatan pasien dilaporkan sesuai dengan ketentuan perilaku dalam pemberian pelayanan dan melakukan upaya perbaikan baik pada sistem
peraturan perundang-undangan. pelayanan maupun perilaku pelayanan yang mencerminkan budaya keselamatan, dan budaya
perbaikan pelayanan klinis yang berkelanjutan.
TERIMA KASIH