WHO
AS: sampai 1.000.000 kematian yang dapat
dicegah/tahun
Keselamatan Keselamatan Keselamata
pasien pasien
n pasien di
komunitas/
di RS di FKTP
publik
Eropa: 150 kematian yang dapat
dihindari/minggu
INDONESIA :
BUDAYA MELAPOR INSIDEN
KESELAMATAN PASIEN PERLU
DITINGKATKAN Sumber: WHO, 2018
ANCAMAN GLOBAL RESISTENSI
Deaths attributable to AMR every year
Compared to other major couses of death
DAMPAK RESISTENSI ANTIMIKROBA
1.Di 8 negara LMIC, kepatuhan terhadap PPK 4. Di high income countries, 1 dari 10 pasien mengalami
dibawah 50% pada beberapa kasus, kejadian yang tidak diharapkan selama perawatan
menyebabkan rendahnya mutu pelayanan dan
antenatal care serta tidak berhasilnya program 5. Di high income countries, 7 dari 100 pasien rawat inap
KB. mengalami infeksi akibat pelayanan di RS (di negara
berkembang angka ini menjadi 1 dari 10 pasien), infeksi
2.Indikator penyediaan pelayanan kesehatan
menunjukan variasi yang signifikan terkait tidak yang dengan mudah dihindari melalui kebersihan dan
adanya penyedia layanan ( 14,3 % – 44,3 %), penggunaan antimikroba dengan bijak.
produktivitas harian (5.2% - 17,4 %), akurasi 6. Resistensi antimikroba telah menjadi masalah kesehatan
diagnosis (34% – 72,2%) dan kepatuhan yang utama, salah satu penyebab adalah
terhadap PPK ( 22 – 43,8%)
penyalahgunaan dan penggunaan antibiotika yang
3.Pada beberapa negara LMIC, Sebuah systematic berlebihan.
review terhadap 80 studi menunjukan bahwa
prkatik klinis yang kurang optimal umum terjadi 7. Secara global, diperkirakan biaya yang dihabiskan
di puskesmas maupun klinik swasta. berkaitan dengan kesalahan pengobatan sebesar 42
milyar USD tanpa memperhitungkan kehilangan
pendapatan, produktivitas, biaya pelayanan kesehatan.
Delivering quality health services. A global imperative for universal health coverage. Geneva: World Health organization, OECD and The World Bank; 2018
Ancaman penyakit akibat kejadian tidak diharapkan 8
https://www.thelancet.com/action/showPdf?pii=S2214-109X%2818%2930394-2
UHC WITHOUT QUALITY WILL NOT GET US TO HEALTH
Complementary
domains
Relationship between quality primary health care and achievement of universal health coverage (World
Health Organization 2018)
SYARAT POKOK PELAYANAN KESEHATAN
DIMENSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN
LAYANAN KESEHATAN DIBERIKAN
BERDASARKAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH
DAN PEDOMAN YANG BERBASIS-BUKTI
MENCEGAH HOSPITAL-ACQUIRED
Effectiveness INFECTIONS DAN KESALAHAN MEDIS
INTEGRATED
Efficiency Safety LAYANAN YANG
DITERIMA DARI
MENCEGAH PENGULANGAN TERAPI BERBAGAI FASILITAS
DAN PEMBOROSAN SUMBER DAYA. DAN PENYEDIA
DIMENSI MUTU LAYANAN DAPAT
SALING
DIKOORDINASIKAN
People
Equity
centred
MUTU LAYANAN YANG DITERIMA TIDAK AKAN
BERGANTUNG PADA KARAKTERISTIK PERSONAL SEPERTI HARUS DAPAT MENGHARGAI DAN MEMENUHI
JENIS KELAMIN, RAS, ETNIK, LOKASI GEOGRAFIS SERTA Timely KEBUTUHAN, PILIHAN DAN NILAI-NILAI PENTING PASIEN
STATUS SOSIAL DAN EKONOMI.
Menurut WHO “ Handbook NATIONAL QUALITY POLICY & STRATEGY” TAHUN 2018
Kotak 2. Mendefinisikan mutu layanan kesehatan
Mutu layanan kesehatan dapat didefinisikan dengan berbagai cara, tetapi terdapat
peningkatan pengetahuan bahwa mutu layanan kesehatan di seluruh dunia haruslah :
Selain itu, untuk memahami manfaat mutu layanan kesehatan, maka pelayanan kesehatan
haruslah :
Tepat waktu :mengurangi waktu tunggu dan penundaan yang berbahaya, baik bagi
mereka yang menjalani perawatan maupun yang memberikan perawatan.
Adil :memberikan layanan dengan mutu yang sama tanpa memandang usia, jenis
kelamin, gender, ras, etnis, lokasi geografik, agama, status sosioekonomik, bahasa
atau afiliasi politik.
Terintegrasi :memberikan layanan yang terkoordinasi di seluruh tingkatan dan
provider serta menyediakan layanan kesehatan yang paripurna sepanjang hayat.
Efisien :memanfaatkan sumberdaya yang ada secara maksimal dan menghindari
pemborosan.
Menempatkan dimensi mutu
Berfokus pada pasien Apakah pasien dan keluarga memiliki pengalaman positif
dalamperawatan?
1 2 3
Jangkauan Akses Transisi
Mortalitas dan
menuju Universal Demografis:
Urbanisasi Morbiditas Penyakit
Coverage
4
BONUS DEMOGRAFI
ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Pola Hidup / Faktor OTONOMI DAERAH
AKREDITASI
Resiko Linglungan SISTEM PEMBIAYAAN & PEMBAYARAN (KAPITASI)
Perubahan Pola PENGUATAN UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF
Penyakit KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA
JAMAN NOW /ERA MILENNIAL/ ERA IT/ MEDSOS
HARAPAN PELAYANAN
KESEHATAN PRIMER
QUALITY INTERVENTIONS
AKREDITASI
• Sumber :Dr Shams Syed, Coordinator, Quality Systems & Resilience , Nop 2018
PERSYARATAN
KREDENSIALING &
REKREDENSIALING
BPJS
BERLAKU JANUARI
2021
ALASAN FKTP PERLU AKREDITASI
FILOSOFIS YURIDIS
Bentuk perlindungan pemeritah dalam PMK 46 / 2015 ttg Akreditasi FKTP, ps 3
memenuhi hak setiap WN terhadap Puskesmas, Klinik Pratama, tempat praktik mandiri dokter,
dan tempat praktik mandiri dokter gigi wajib terakreditasi.
pelayanan yang diberikan fasilitas (2) Akreditasi Puskesmas dan Klinik Pratama sebagaimana
kesehatan secara layak dimaksud pada ayat (1) dilakukan setiap 3 (tiga) tahun.
(UUD 45, ps 28 dan 34) (3) Akreditasi tempat praktik mandiri dokter dan tempat
praktik mandiri dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan setiap 5 (lima) tahun.
Sebagai WAHANA
PEMBINAAN peningkatan Sebagai 1. Memperkuat
kepercayaan
1. Memberikan keunggulan kompetitif
2. Menjamin pelayanan kesehatan
mutu kinerja melalui
perbaikan yang
syarat masyarakat primer yang berkualitas .
2. Adanya 3. Meningkatkan pendidikan pada staf
berkesinambungan recrede Jaminan 4. Meningkatkan pengelolaan risiko
terhadap
1. sistem manajemen, nsialing Kualitas dan keselamatan pasien
2. sistem manajemen pelayanan 5. Membangun dan meningkatkan
mutu kerja tim antar staf
3. sistem
penyelenggaraan
6. Meningkatkan reliabilitas dalam
pelayanan klinis, pelayanan, ketertiban
4. penerapan pendokumentasian, dan konsistensi
manajemen risiko. dalam bekerja
7. Meningkatkan keamanan dalam
bekerja.
• TREND PENINGKATAN ANGGARAN DAK NON FISIK AKREDITASI PUSKESMAS
• MAMPUKAH PUSKESMAS MEMBUKTIKAN BAHWA AKREDITASI BERDAMPAK SECAR
A NYATA TERHADAP PENINGKATAN MUTU YANKES DAN DIRASAKAN RAKYAT ?
CAPAIAN AKREDITASI PUSKESMAS
Perkembangan Jumlah Puskesmas
9825 9983
9731 9754 9767
9655
7.518
Puskemas
Tersertifikasi Akreditasi
PERBANDINGAN
TARGET & CAPAIAN KECAMATAN JUMLAH
YANG PUSKESMAS
MEMILIKI MINIMAL 1 PUSKESMAS
SUDAH TERAKREDITASI DANAKREDITASI
TERSERTIFIKASI BELUM TERAKREDITASI
6000 5358
5000 5600
3447 4900
4000
3000
2000 2800
1308
1000
93
0 700
350
TH 2015 TH 2016 TH 2017 TH 2018 TH 2019
TARGET ( KUMULATIF) CAPAIAN (KUMULATIF)
0
DISTRIBUSI % CAPAIAN KECAMATAN
YANG MEMILIKI MINIMAL 1 PUSKESMAS TERSERTIFIKASI AKREDITASI
JAMBI
SULBAR JAMBI BABEL KALTENG SULBAR
JAMBI BABEL KALTENG SUMBAR
SUMBAR
SUMSEL
SEMSEL
DIY
DIY
BALI NTT
BALI NTT
(< 50%)
(50 – 59%)
(60 – 79%) TANTANGAN AKREDITASI PERDANA DI KAWASAN PEDESAAN & DTPK
(80 – 89%)
(> 90%)
DISTRIBUSI % CAPAIAN PUSKESMAS TERSERTIFIKASI AKREDITASI
JAMBI JAMBI
KALTENG SULBAR JAMBI KALTENG SULBAR
BABEL BABEL
SUMBAR SUMBAR
SULSEL SUMSEL
SULTRA SULTRA
MALUKU PAPUA MALUKU PAPUA
BENGKULU BENGKULU
KALSEL KALSEL
LAMPUNG LAMPUNG
DKI DKI
SULSEL JATENG SULSEL
JATENG JATIM
JATIM
JABAR JABAR
BANTEN Lampung BANTEN
NTB
NTB
DIY DIY
(< 50%)
(50 – 59%)
(60 – 79%) TANTANGAN AKREDITASI PERDANA DI KAWASAN PEDESAAN & DTPK
(80 – 89%)
(> 90%)
CAPAIAN AKREDITASI PUSKESMAS
TREND CAPAIAN
AKREDITASI
PARIPURNA STABIL
UTAMA 3 %/TH
MADYA 9 %/TH
VARIASI MUTU SANGAT LEBAR
DASAR - 11%/TH
SANDINGAN PKM TERAKREDITASI DAN RENCANA AKREDITASI 33
vs
PKM YANG MEMBERIKAN PELAYANAN SESUAI STANDAR
PKM MEMBERIKAN PKM TERAKREDITASI
YANKES SESUAI STANDAR S/D DES 2018
(5720) (N = 7518)
717
578 589
PEAK SEASON
524
486
418
379
356
315 312
293
245
214
208
120 127
85 94
82
61 70
46 52 38
34 41 42
40
33
14 20
14 19 31
9
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES
PEAK SEASON
502
367
312
300 280
209
141 153
138
106
61 54 47
20 33
28 29
17 32
0 7
3 5
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
PERDANA REAKREDITASI
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES TOTAL
PERDANA 0 3 5 28 17 32 54 153 312 502 367 106 1579
REAKREDITASI 0 7 20 33 29 61 141 138 300 280 209 47 1265
02/03/2019 Data 31 Des 2018 - Komisi FKTP Askar 4
SURVEIOR HARUS MAMPU MENGGESER KE LEBIH AWAL MELALUI KETERLIBATAN DALAM PEMBINAAN
KAJIAN DISKRIPTIF CAPAIAN SKOR
STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
(PADA STATUS KELULUSAN DASAR DAN MADYA)
• SAMPEL
Pengambilan sampel
dilakukan menggunakan
“systematic random
sampling”, dengan confident
interval (CI) 95% dan margin
of error 5% didapat sampel
sebanyak 353 puskesmas
DISTRIBUSI SAMPEL BERDASARKAN TAHUN SURVEI
(N = 353 PUSKESMAS)
TATA KELOLA
MANAJEMEN PROGRAM UKP
TATA KELOLA
MANAJEMEN MUTU DAN RISIKO
NILAI TERENDAH PADA MANAJEMEN MUTU & RISIKO
NILAI TERTINGGI PADA MANAJMEN SEBAGAI INSTITUSI
CAPAIAN STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
DENGAN STATUS KELULUSAN DASAR DAN MADYA
KESIMPULAN
1. Terdapat hubungan (korelasi) positif antara IKS dengan
status akreditasi Puskesmas, yang secara statistik
bermakna, namun korelasi tersebut sangat lemah.
2. Nilai IKS antar kelompok status akreditasi Puskesmas
berbeda bermakna secara statistik, yang dapat dilihat
dari peringkat rata-rata IKS antar kelompok status
akreditasi tersebut. Peringkat rata-rata IKS dari yang
terendah secara berurutan adalah Puskesmas Akreditasi
Dasar, Puskesmas Akreditasi Madya, Puskesmas Akreditasi
Utama, dan Puskesmas Akreditasi Paripurna
3. Keterbatasan analisis ini adalah jumlah sampel
Puskesmas yang akreditasi utama dan paripurna yang
sangat sedikit sehingga mempengaruhi kekuatan
hubungan (korelasi) IKS dengan status akreditasi
Puskesmas.
4. Uji analisis ini belum mempertimbangkan pelaksanaan
intervensi lanjut oleh Pusksmas yang dapat
mempengaruhi IKS.
42