Anda di halaman 1dari 11

KEBIJAKAN PENGENDALIAN RESISTANSI

ANTIMIKROBA DI FASILITAS PELAYANAN


KESEHATAN

Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D, Sp.THT-KL (K), MARS


Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan

22 November 2021

1
Meningkatkan kesadaran pemangku
kepentingan, penyedia layanan
kesehatan dan masyarakat umum
tentang :
• AMR dan risikonya
• Pentingnya penggunaan antimikroba
Spread Awareness,
secara bijak dan bertanggung jawab
Stop Resistance • Pengendalian dan mitigasi dampak
AMR

2
Saat ini Kematian Akibat AMR 700.000 orang / tahun
pada Tahun 2050 à pandemi AMR dg kematian 10.000.000 orang/tahun

Dampak Ekonomi
Penurunan GDP 2 -
3.5 %

Membebani dunia
sampai USD 100
triliun

KEMENKES R.I 3
Pasien tidak menyelesaikan Penggunaan antimikroba yang
Pemberian resep
pengobatan berlebihan di peternakan dan
antimikroba berlebihan
PENYEBAB perikanan
RESISTANSI
ANTIMIKROBA

Kurangnya Higiene dan sanitasi Pengembangan


pengendalian infeksi di yang kurang baik antimikroba baru yang
RS dan fasyankes lain masih kurang

Sumber : www.who.int/drugresistance
DAMPAK RESISTANSI ANTIMIKROBA

Biaya Mutu dan


Length of perawatan keselamatan
Stay (LOS) meningkat pasien
meningkat menurun

Readmisi Morbiditas
akibat dan
infeksi mortalitas
meningkat meningkat

5
KEBIJAKAN
PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
Membentuk Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) 2020-2024
melalui Kepmenkes No: HK.01.07/MENKES/6460/2021

Permenko PMK No. 7 Permenkes No.8 Permenkes No.28 Permenkes No.


Tahun 2021 tentang Tahun 2015 tentang Tahun 2021 tentang 27 Tahun 2017 PPRA dalam
Rencana Aksi Nasional Program Pedoman tentang Pedoman Standar Akreditasi
Pengendalian Pengendalian Penggunaan Pencegahan dan SNARS edisi 1.1
Resistansi Antimikroba Resistensi Antibiotik Pengendalian
Tahun 2020-2024 Antimikroba di RS Infeksi

6
STRATEGI PENGENDALIAN RESISTANSI
ANTIMIKROBA

Peningkatan kesadaran dan Peningkatan pengetahuan dan Pengurangan infeksi


01 pemahaman AMR 02 bukti ilmiah
03 • Sanitasi
• KIE, Gema Cermat • Surveilans à 20 RS sentinel site • Higiene
• diklat. GLASS • PPI
• penelitian

Optimalisasi, pengawasan dan Peningkatan investasi Tata kelola dan koordinasi


04 penerapan sanksi pelanggaran
peredaran dan penggunaan
05 • Penemuan obat, metode 06
diagnostik dan vaksin baru
antimikroba tidak sesuai
standar
GLOBAL ANTIMICROBIAL RESISTANCE
AND USE SURVEILLANCE SYSTEM (GLASS) REPORT
Tingkat resistansi yang tinggi pada infeksi umum pada manusia

Tingkat resistensi yang sangat tinggi pada patogen yang


01 menyebabkan ISK terhadap obat lini pertama seperti kotrimoksazol
(sekitar 50%)

Tingkat resistensi yang tinggi ciprofloxacin terhadap ISK


02 komunitas yang disebabkan E. coli dan K. pneumoniae

Adanya resistensi terhadap obat golongan beta-laktam dan


03 kuinolon

Tingkat resistensi sangat tinggi carbapenem terhadap


04 Acinetobacter spp. dan carbapenem terhadap K. pneumoniae
Sumber : WHO, 2021
KEMENKES R.I 8
INDIKATOR NASIONAL MUTU PELAYANAN
RUMAH SAKIT

1 Kepatuhan terhadap Formularium Nasional


Tujuan :
• Pengobatan efektif dan efisien sehingga
tercapai penggunaan obat rasional

2 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway (alur


klinis)
Tujuan :
• Menjamin kepatuhan dokter dan Profesional
Pemberi Asuhan yang lain terhadap standar
pelayanan 9
KESIMPULAN

1. Resistansi antimikroba merupakan ancaman global


karena dapat menurunkan mutu pelayanan
kesehatan dan keselamatan pasien, serta
meningkatkan biaya pelayanan kesehatan.
2. Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistansi
Antimikroba 2020-2024 merupakan arah kebijakan
perencanaan dan pelaksanaan PPRA baik di
tingkat Pusat maupun Daerah.
3. Perlu penguatan kolaborasi lintas sektor dengan
pendekatan One Health antara pemangku
kepentingan, pembuat kebijakan, penyedia layanan
kesehatan dan sektor swasta.
KEMENKES R.I 10
KEMENKES R.I 11

Anda mungkin juga menyukai