Anda di halaman 1dari 70

KEBIJAKAN AKREDITASI, KIAT & STRATEGI

SUKSES AKREDITASI PUSKESMAS


MENCAPAI PARIPURNA
Apa saja yang menjadi Keluhan Pasien ?
KESELAMATAN PASIEN

Di dunia: diperkirakan lebih 1 juta kematian pasien


meninggal karena kesalahan penanganan yang dapat Perubahan paradigma keselamatan pasien
dicegah

WHO
AS: sampai 1.000.000 kematian yang dapat
dicegah/tahun
Keselamatan Keselamatan Keselamatan
pasien di
pasien pasien
komunitas/
di RS di FKTP
publik
Eropa: 150 kematian yang dapat
dihindari/minggu

INDONESIA :
BUDAYA MELAPOR INSIDEN
KESELAMATAN PASIEN PERLU
DITINGKATKAN Sumber: WHO, 2018
ANCAMAN GLOBAL RESISTENSI
Deaths attributable to AMR every year
Compared to other major couses of death
DAMPAK RESISTENSI ANTIMIKROBA

 Mengancam upaya pencegahan dan pengobatan efektif untuk berbagai


infeksi yang terus meningkat, yang disebabkan oleh bakteri, parasit, virus
dan jamur
 Secara global 480,000 orang mengalami MDR TB/tahun
 Mempersulit pemberantasan infeksi HIV dan malaria

 Mutu pelayanan kesehatan menurun, karena lama perawatan memanjang,


resiko kematian tinggi
 Mengancam upaya pengobatan modern (seperti operasi open heart,
transplantasi organ)
 Meningkatkan beban ekonomi, karena perpanjangan lama rawat inap,
penggunaan antimikroba yang lebih mahal dan lebih lama

ANCAMAN KESELAMATAN PASIEN

 Perkiraan kematian akibat AMR saat ini sebesar 700.000/ thn


 Tahun 2050- ada 10 juta kematian/tahun karena AMR
 Angka kematian lebih tinggi dibandingkan dengan akibat kanker*
SITUSASI GLOBAL TERKAIT MUTU PELAYANAN
Di sebagian besar negara, terutama low-middle income countries (LMIC) didapatkan data sebagai berikut:

1.Di 8 negara LMIC, kepatuhan terhadap PPK 4. Di high income countries, 1 dari 10 pasien mengalami
dibawah 50% pada beberapa kasus, kejadian yang tidak diharapkan selama perawatan
menyebabkan rendahnya mutu pelayanan dan 5. Di high income countries, 7 dari 100 pasien rawat inap
antenatal care serta tidak berhasilnya program mengalami infeksi akibat pelayanan di RS (di negara
KB. berkembang angka ini menjadi 1 dari 10 pasien), infeksi
2.Indikator penyediaan pelayanan kesehatan yang dengan mudah dihindari melalui kebersihan dan
menunjukan variasi yang signifikan terkait tidak penggunaan antimikroba dengan bijak.
adanya penyedia layanan ( 14,3 % – 44,3 %), 6. Resistensi antimikroba telah menjadi masalah kesehatan
produktivitas harian (5.2% - 17,4 %), akurasi yang utama, salah satu penyebab adalah
diagnosis (34% – 72,2%) dan kepatuhan penyalahgunaan dan penggunaan antibiotika yang
terhadap PPK ( 22 – 43,8%) berlebihan.
3.Pada beberapa negara LMIC, Sebuah systematic 7. Secara global, diperkirakan biaya yang dihabiskan
review terhadap 80 studi menunjukan bahwa berkaitan dengan kesalahan pengobatan sebesar 42
prkatik klinis yang kurang optimal umum terjadi milyar USD tanpa memperhitungkan kehilangan
di puskesmas maupun klinik swasta. pendapatan, produktivitas, biaya pelayanan kesehatan.

Delivering quality health services. A global imperative for universal health coverage. Geneva: World Health organization, OECD and The World Bank; 2018
Ancaman penyakit akibat kejadian tidak diharapkan
Sumber : Institute of Health Metrics and Evaluation, 2015.

8
“Without quality,
universal health
coverage (UHC) remains
an empty promise.”

Pelayanan kesehatan yang bermutu rendah


berbahaya bagi pasien, membuang uang dan
waktu.

https://www.thelancet.com/action/showPdf?pii=S2214-109X%2818%2930394-2
UHC without quality will not get us to health

Utilization Health

Utilization x Quality = Health


UHC – an empty promise without quality
Empowared Multisectoral
people and Integrated health
policy and
communities services
action prioritizing
essential public
health functions
and primary care

Complementary
domains

Relationship between quality primary health care and achievement of universal health coverage (World
Health Organization 2018)
SYARAT POKOK PELAYANAN KESEHATAN

TERSEDIA & MUDAH BERMUTU


MUDAH
BERKESINAMBUNGA DAPAT DITERIMA DICAPAI OLEH
N DIJANGKAU ( QUALITY &
(ACCEPTABLE) MASYARAKAT
(AVAILABLE) (AFFORDABLE) SAFETY)
(ACCESSIBLE)
DIMENSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN
LAYANAN KESEHATAN DIBERIKAN
BERDASARKAN ILMU PENGETAHUAN
ILMIAH DAN PEDOMAN YANG BERBASIS-
BUKTI

MENCEGAH HOSPITAL-ACQUIRED
Effectiveness INFECTIONS DAN KESALAHAN MEDIS

INTEGRATED
Efficiency Safety LAYANAN YANG
DITERIMA DARI
MENCEGAH PENGULANGAN TERAPI BERBAGAI FASILITAS
DAN PEMBOROSAN SUMBER DAYA. DAN PENYEDIA
DIMENSI MUTU LAYANAN DAPAT
SALING
DIKOORDINASIKAN

Equity People centred

MUTU LAYANAN YANG DITERIMA TIDAK AKAN HARUS DAPAT MENGHARGAI DAN MEMENUHI
BERGANTUNG PADA KARAKTERISTIK PERSONAL
SEPERTI JENIS KELAMIN, RAS, ETNIK, LOKASI
Timely KEBUTUHAN, PILIHAN DAN NILAI-NILAI PENTING
PASIEN
GEOGRAFIS SERTA STATUS SOSIAL DAN EKONOMI.

LAYANAN YANG DITERIMA TEPAT WAKTU

Menurut WHO “ Handbook NATIONAL QUALITY POLICY & STRATEGY” TAHUN 2018
Kotak 2. Mendefinisikan mutu layanan kesehatan

Mutu layanan kesehatan dapat didefinisikan dengan berbagai cara, tetapi terdapat
peningkatan pengetahuan bahwa mutu layanan kesehatan di seluruh dunia haruslah :

 Efektif : menyediakan layanan kesehatan yang berbasis-bukti untuk mereka yang


membutuhkannya.
 Aman : menghindari cidera bagi mereka yang menjalani perawatan.
 Berfokus pada pasien : memberikan layanan yang sesuai dengan pilihan,
kebutuhan dan nilai-nilai individu.

Selain itu, untuk memahami manfaat mutu layanan kesehatan, maka pelayanan kesehatan
haruslah :

 Tepat waktu :mengurangi waktu tunggu dan penundaan yang berbahaya, baik bagi
mereka yang menjalani perawatan maupun yang memberikan perawatan.
 Adil :memberikan layanan dengan mutu yang sama tanpa memandang usia, jenis
kelamin, gender, ras, etnis, lokasi geografik, agama, status sosioekonomik, bahasa
atau afiliasi politik.
 Terintegrasi :memberikan layanan yang terkoordinasi di seluruh tingkatan dan
provider serta menyediakan layanan kesehatan yang paripurna sepanjang hayat.
 Efisien :memanfaatkan sumberdaya yang ada secara maksimal dan menghindari
pemborosan.
Menempatkan dimensi mutu

Pertanyaan untuk membantu menempatkan dimensi mutu ke dalam kebutuhan lokal,


dalam konteks sasaran dan prioritas kesehatan nasional

Efektif Apakah pelayanan sudah sesuai dengan kebutuhan kesehatan


masyarakat dan konsisten dengan ilmu pengetahuan dan bukti-
bukti untuk mencapai outcome kesehatan terbaik?

Aman Apakah pemberian layanan kesehatan menggunakan cara yang


paling aman dan mengurangi cedera yang bisa dihindari?

Berfokus pada pasien Apakah pasien dan keluarga memiliki pengalaman positif
dalamperawatan?

Apakahmasyarakat mempercayaimutulayanan kesehatan yang


tersedia?

Apakah pasien, keluarga dan masyarakat merasa dilibatkan


sebagai mitra dalam merancang dan menyempurnakan
pelaksanaan layanan kesehatan?

Tepat waktu Apakah waktu tunggupelayanan dapat diterima oleh masyarakat


dan cukup pendek untuk menghindari cedera yang tidak
diperlukan?

Adil Apakah ada hambatan atau kesenjangan dalam faktor-faktor


yang berkaitan dengan usia, jenis kelamin, gender, ras, etnis,
lokasi geografis, agama, status sosial ekonomi, bahasa atau
afiliasi politik?

Terintegrasi Apakah ada kesenjangan dalam perawatan klinis pasien?

Apakah komponen-komponendi seluruh sektor kesehatan saling


berkomunikasi untuk melancarkan transisi perawatan pasien?

Efisien Apakah sumberdaya dialokasikan dan digunakan dengan cara


sebaik mungkin untuk mencapai hasil?
Pertanyaan yang penting untuk dipertimbangkan saat mengidentifikasi stakeholder
kunci meliputi berikut

• SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS MUTU DI SETIAP TINGKAT SISTEM


LAYANAN KESEHATAN ?
• SIAPA ATAU APA YANG MEMENGARUHI MUTU DI SETIAP TINGKAT SISTEM
LAYANANKESEHATAN ?
• APA SAJA HAL-HAL PENDUKUNG PENTING UNTUK MENCAPAI OUTCOME
KESEHATAN YANG LEBIH BAIK DAN SIAPA YANG MENDORONG HALINI ?
• KELOMPOK MANA YANG AKAN MENJADI CHAMPION (PENDUKUNG) DAN KELOMPOK
MANA YANG AKAN MENJADI PENGHAMBAT STRATEGI MUTU NASIONAL ?
• APA ORGANISASI UTAMA YANG BERTANGGUNGJAWAB MEMBERIKAN LAYANAN DI
SELURUH SISTEM KESEHATAN ?
• ORGANISASI ATAU INDIVIDU MANA YANG MENDUKUNG KEMENTERIAN KESEHATAN
DALAM MENGEMBANGKAN RENCANA STRATEGI ?

DIMANA PERAN SURVEIOR ?


PRINSIP PERBAIKAN MUTU
SELURUH SISTEM KESEHATAN HARUS :
• Mengimplementasikan intervensi berbasis-bukti yang menunjukkan perbaikan;
• Melakukan perbandingan dengan sistem lain yang serupa yang memiliki performa terbaik;
• Memastikan pasien dengan penyakit kronik dapat meminimalisir dampak penyakit terhadap kualitas hidup;
• Mempromosikan sistem budaya dan praktik untuk mengurangi cedera pada pasien;
• Membangun ketahanan untuk pencegahan, deteksi dan respon terhadap ancaman keamanan kesehatan melalui
perhatian yang difokuskan pada mutu;
• Menyediakan infrastruktur untuk pembelajaran;
• Menyediakan dukungan teknis dan manajemen pengetahuan untuk perbaikan.

SELURUH MASYARAKAT DAN PASIEN HARUS


• Terlibat aktif dalam perawatan untuk mengoptimalkan status kesehatan;
• Memainkan peran utama dalam desain model baru layanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal;
• Mendapat informasi mengenai hak untuk mendapatkan akses ke perawatan yang sesuai dengan standar mutu modern;
• Mendapat dukungan, informasi dan kemampuan untuk mengelolakesehatan jangka-panjang.

SELURUH TENAGA KESEHATAN HARUS


• Berpartisipasi dalam pengukuran dan perbaikan mutu bersama dengan para pasien;
• Menganut filosofi praktis kerjasama tim;
• Menjadikan pasien sebagai mitra dalam memberikan pelayanan;
• Berkomitmen terhadap diri sendiri untuk menyediakan dan menggunakan data untuk menunjukkan efektivitas dan
18
keamanan pelayanan.
OLEH KARENA ITU SETIAP NAKES & SURVEIOR FKTP
HARUS MAMPU :
1. Memahami pentingnya upaya perbaikan dan peningkatan mutu
pelayanan di FKTP
2. Memahami pengertian, kerangka konsep, dimensi mutu pelayanan
di FKTP
3. Memahami prinsip-prinsip upaya perbaikan dan perningkatan
mutu di FKTP
4. Memahami indikator upaya perbaikan dan peningkatan mutu
pelayanan di FKTP
5. Mampu melakukan siklus perbaikan dan peningkatan mutu (Plan –
Do – Check – Act) secara terus menerus dan berkelanjutan di
FKTP yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
TANTANGAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

1 2 3
Jangkauan Akses Transisi
Mortalitas dan
menuju Universal Demografis:
Urbanisasi Morbiditas Penyakit
Coverage

4 

BONUS DEMOGRAFI
ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Pola Hidup / Faktor
Resiko Linglungan 
Perubahan Pola



OTONOMI DAERAH
SISTEM PEMBIAYAAN & PEMBAYARAN (KAPITASI)
PENGUATAN UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF
AKREDITAS
Penyakit 

KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA
JAMAN NOW /ERA MILENNIAL/ ERA IT/ MEDSOS I

PELAYANAN KESEHATAN PRIMER


BERKUALITAS

HARAPAN PELAYANAN
KESEHATAN PRIMER
Quality Interventions

AKREDITASI

• Sumber :Dr Shams Syed, Coordinator, Quality Systems & Resilience , Nop 2018
PERSYARATAN
KREDENSIALING &
REKREDENSIALING
BPJS
BERLAKU JANUARI
2021
ALASAN FKTP PERLU AKREDITASI

FILOSOFIS YURIDIS
Bentuk perlindungan pemeritah dalam PMK 46 / 2015 ttg Akreditasi FKTP, ps 3
memenuhi hak setiap WN terhadap Puskesmas, Klinik Pratama, tempat praktik mandiri dokter,
dan tempat praktik mandiri dokter gigi wajib terakreditasi.
pelayanan yang diberikan fasilitas (2) Akreditasi Puskesmas dan Klinik Pratama sebagaimana
kesehatan secara layak dimaksud pada ayat (1) dilakukan setiap 3 (tiga) tahun.
(UUD 45, ps 28 dan 34) (3) Akreditasi tempat praktik mandiri dokter dan tempat
praktik mandiri dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan setiap 5 (lima) tahun.

SOSIOLOGIS PMK 99/2015 perubahan dari PMK 71/2013


tentang JKN :
Survei menggunakan standar akreditasi Persyaratan kerjasama dg BPJS FKTP harus telah
(manajemen, UKM, UKP) menjadi satu terakreditasi
kesatuan sebagai upaya peningkatan FKTP harus menyesuaikan dengan ketentuan dalam
Peraturan Menteri ini dalam jangka waktu 7 (tujuh)
mutu & berfokus pada keselamatan
tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku.
pasien dan masyarakat
Jenewa, 23 Januari 2019
Direktur Regional WHO SEARO (South East Asia Region) menyampaikan apresiasi atas capaian pembangunan Indonesia Sehat di
bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dalam 4 tahun terakhir ini. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Regional, Dr. Poonam Khetapral Singh,
dalam pertemuan dengan Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek, SpM(K), di sela-sela Pertemuan Programme, Budget and Administration
Committee (PBAC) Executive Board WHO yang diselenggarakan pada tanggal 21-23 Januari 2019 di Jenewa.
Lebih lanjut Dr. Poonam menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas dedikasi Menteri Kesehatan RI dan seluruh staf Kementerian Kesehatan dalam
meningkatkan kinerja pembangunan kesehatan di Indonesia sejalan dengan target SDGs Bidang Kesehatan dan 8 Flagship Prioritas WHO SEARO,
serta meningkatnya kerja sama Kementerian Kesehatan dengan WHO Indonesia dan SEARO.
Dr. Poonam antara lain mengapresiasi keberhasilan Indonesia menuju Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage), pencegahan dan
pengendalian penyakit menular, peningkatan mutu Puskesmas dan penguatan sistem rujukan, serta kesiapsiagaan menangani bencana.
Lebih lanjut Dr. Poonam menyatakan keinginannya untuk berkunjung ke Indonesia untuk melihat langsung berbagai kemajuan yang dicapai tersebut
sehingga dapat menyampaikan best practices Indonesia kepada negara-negara di kawasan dan masyarakat global.
“Saya kagum dengan peningkatan mutu Puskesmas di Indonesia sampai ke daerah perbatasan dan
kepulauan. Saya sangat terkesan dengan program akreditasi Puskesmas karena Indonesia adalah
satu-satunya negara di dunia yang melakukan akreditasi terhadap Puskesmas.
Karenanya saya ingin berkunjung ke Indonesia untuk melihat langsung kemajuan tersebut”, demikian
ditegaskannya kepada Menteri Kesehatan RI.
Menteri Kesehatan RI menyambut baik keinginan Direktur Regional SEARO tersebut dan akan menyiapkan program kunjungan yang dapat merefleksikan kondisi nyata
pembangunan Indonesia Sehat.
Pertemuan telah membahas pula berbagai kerja sama Indonesia dengan WHO selama ini dan beberapa inisiatif baru antara lain rencana penyelenggaran Forum Kesehatan
Pemuda (Youth Health Forum) di Indonesia dan kebijakan magang untuk staf muda Indonesia di WHO Pusat dan SEARO.
Menteri Kesehatan RI berada di Jenewa dalam rangka menghadiri Pertemuan PBAC pada tanggal 21-23 Januari 2019 dalam kapasitas sebagai anggota Executive Board WHO
periode tahun 2018-2021 dan terpilih sebagai anggota PBAC periode 2019-2020.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes
melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(gi)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
BEBERAPA REGULASI TERKAIT AKREDITASI FKTP
• PMK 75/2014 TENTANG PUSKESMAS
• UU 1/2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA • PMK 9/2014 TENTANG KLINIK
• UU 29/2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN • PMK 90/2015 TENTANG PKM DI TERPENCIL DAN SANGAT TERPENCIL
• UU 36/2009 TENTANG KESEHATAN • PMK 46/2015 TENTANG AKREDITASI PUSKESMAS, KLINIK PRATAMA,
TPMDr/Drg
• UU 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN
• PMK 39/2016 TENTANG PISPK
• UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
• PMK 44/2016 MANAJEMEN PUSKESMAS
• UU 38/2014 TENTANG KEPERAWATAN • PMK 74/2016 TENTANG PELAYANAN FARMASI DI PUSKESMAS
• PP 74/2012 TENTANG BLU • PMK 42/2016 TENTANG PERUBAHAN PASAL 9 PMK 46/2015
• PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH • PMK 11/ 2017 TENTANG KESELAMATAN PASIEN

• PP 47/2016 TENTANG FASYANKES • PMK 27/2016 TENTANG PPI


• PP 2/2018 TENTANG SPM • PMK 52/2018 TENTANG K3
• PERPRES 72/ 2012 TENTANG SKN • PMK 4/2019 TENTANG SPM
• PERMENDAGRI 61/2007 TENTANG BLU • PMK 28/2017 TENTANG BIDAN
• KEPMENKES 514 /2015 TENTANG PANDUAN YANKES BAGI
• PERMENDAGRI 100/2017 TENTANG SPM DOKTER DI FKTP
• KEPMENKES 432/2016 TENTANG KOMISI AKREDITASI FKTP
MANFAAT AKREDITASI FKTP
BAGI DINKES BAGI BPJS BAGI MASYARAKAT BAGI
PROV & KAB/KOTA KESEHATAN FASYANKES

Sebagai WAHANA 1. Memperkuat 1. Memberikan keunggulan kompetitif


PEMBINAAN peningkatan Sebagai kepercayaan 2. Menjamin pelayanan kesehatan primer yang
mutu kinerja melalui perbaikan
yang berkesinambungan
syarat masyarakat berkualitas .
2. Adanya Jaminan 3. Meningkatkan pendidikan pada staf
terhadap recredensi Kualitas pelayanan 4. Meningkatkan pengelolaan risiko dan
1. sistem manajemen,
2. sistem manajemen mutu aling keselamatan pasien
3. sistem penyelenggaraan 5. Membangun dan meningkatkan kerja tim
pelayanan klinis, antar staf
4. penerapan manajemen
risiko. 6. Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan,
ketertiban pendokumentasian, dan konsistensi
dalam bekerja
7. Meningkatkan keamanan dalam bekerja.
TREND ALOKASI ANGGARAN AKREDITASI PUSKESMAS (MILYAR)
900

800 769
721
700

600
480
500

400

300

200
109
100

0
TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 (RENCANA)

• TREND PENINGKATAN ANGGARAN DAK NON FISIK AKREDITASI PUSKESMAS


• MAMPUKAH PUSKESMAS MEMBUKTIKAN BAHWA AKREDITASI BERDAMPAK S
ECARA NYATA TERHADAP PENINGKATAN MUTU YANKES DAN DIRASAKAN R
AKYAT ?
CAPAIAN AKREDITASI PUSKESMAS
Perkembangan Jumlah Puskesmas
9825 9983
9731 9754 9767
9655
7.518
Puskemas
Tersertifikasi Akreditasi

2013 2014 2015 2016 2017 2018


Sumber: Pusdatin Kemenkes (Data per Des 2018)

PERBANDINGAN
TARGET & CAPAIAN KECAMATAN JUMLAH
YANG PUSKESMAS
MEMILIKI MINIMAL 1 PUSKESMAS
SUDAH TERAKREDITASI DANAKREDITASI
TERSERTIFIKASI BELUM TERAKREDITASI
6000 5358
5000 5600
3447 4900
4000
3000
2000 2800
1308
1000
93
0 700
350
TH 2015 TH 2016 TH 2017 TH 2018 TH 2019
TARGET ( KUMULATIF) CAPAIAN (KUMULATIF)

Sumber: Dit. Mutu Akeditasi Yankes (Data per Jan 2018 )


% CAPAIAN KECAMATAN YANG MEMILIKI MINIMAL 1 PUSKESMAS
TERSERTIFIKASI AKREDITASI PER PROVINSI
(per 20 Januari 2019)
120
100 100 99 99 98
100 94 93 91
89 88 88 87 87 86
82 82 80 80 78
77 77 77 75 74
80 71 71 70
60 59 59 57
60 51
42
40
20
20 11

0
DISTRIBUSI % CAPAIAN KECAMATAN
YANG MEMILIKI MINIMAL 1 PUSKESMAS TERSERTIFIKASI AKREDITASI

DESEMBER 2017 DESEMBER 2018


KALTARA KALTARA
ACEH ACEH

SUMUT SUMUT KALBAR


KALBAR SULUT
SULUT
GORONTALO
GORONTALO
KEPRI KEPRI
PAPUA RIAU PAPUA
RIAU KALTIM KALTIM MALUKU BARAT
SULTENG MALUKU BARAT SULTENG
UTARA UTARA

JAMBI
SULBAR JAMBI BABEL KALTENG SULBAR
JAMBI BABEL KALTENG SUMBAR
SUMBAR

SUMSEL
SEMSEL

SULTRA BENGKULU SULTRA MALUKU PAPUA


BENGKULU MALUKU PAPUA KALSEL
KALSEL
LAMPUNG
LAMPUNG
DKI JATENG
DKI SULSEL
SULSEL
JATENG JATIM
JATIM
BANTEN JABAR
JABAR
BANTEN Lampung
NTB
NTB

DIY
DIY
BALI NTT
BALI NTT

(< 50%)
(50 – 59%)
(60 – 79%) TANTANGAN AKREDITASI PERDANA DI KAWASAN PEDESAAN & DTPK
(80 – 89%)
(> 90%)
DISTRIBUSI % CAPAIAN PUSKESMAS TERSERTIFIKASI AKREDITASI

DESEMBER 2017 DESEMBER 2018


KALTARA KALTARA
ACEH ACEH

SUMUT KALBAR SUMUT KALBAR


SULUT SULUT
GORONTALO
GORONTALO
KEPRI KEPRI
RIAU
PAPUA PAPUA
RIAU KALTIM KALTIM
SULTENG MALUKU BARAT SULTENG MALUKU BARAT
UTARA UTARA

JAMBI JAMBI
KALTENG SULBAR JAMBI KALTENG SULBAR
BABEL BABEL
SUMBAR SUMBAR

SULSEL SUMSEL
SULTRA SULTRA
MALUKU PAPUA MALUKU PAPUA
BENGKULU BENGKULU
KALSEL KALSEL
LAMPUNG LAMPUNG
DKI DKI
SULSEL JATENG SULSEL
JATENG JATIM
JATIM
JABAR JABAR
BANTEN Lampung BANTEN
NTB
NTB

DIY DIY

BALI BALI NTT


NTT

(< 50%)
(50 – 59%)
(60 – 79%) TANTANGAN AKREDITASI PERDANA DI KAWASAN PEDESAAN & DTPK
(80 – 89%)
(> 90%)
CAPAIAN AKREDITASI PUSKESMAS
TREND CAPAIAN
DISTRIBUSI STATUS 70% AKREDITASI
PARIPURNA 60%
UTAMA
73
798 (1%) 50%
(11%) DASAR
DASAR
2.405 40%
(32%) MADYA
30% UTAMA

20% PARIPURNA

10%

0%
TH 2015 TH 2016 TH 2017 TH 2018

PARIPURNA STABIL
MADYA
4.242 UTAMA 3 %/TH
(56%)

MADYA 9 %/TH
VARIASI MUTU SANGAT LEBAR
DASAR - 11%/TH
SANDINGAN PKM TERAKREDITASI DAN RENCANA AKREDITASI
vs
PKM YANG MEMBERIKAN PELAYANAN SESUAI STANDAR
PKM MEMBERIKAN PKM TERAKREDITASI
YANKES SESUAI STANDAR S/D DES 2018
(5720) (N = 7518)

602 5118 2400

PKM MEMBERIKAN PKM YG DIUSULKAN


YANKES SESUAI STANDAR AKREDITASI 2019
(5720) (N = 2844)
MEMBERI BELUM MEMBERI
SURVEI 2019 JUMLAH PELAYANAN PELAYANNA
SESUAI STANDAR SESUAI STANDAR
RINCIAN
PERDANA 1579 517 1062
4105 1615 1229 2019
RE-AKRED 1265 1098 33 167
811

717

PEAK SEASON 578 589


524
486
418
379
356
315 312
293
245
214
208
34
120 127
85 94
82
61 70
46 52 38
34 41 42
40
33
14 20
14 19 31
9
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOP DES

TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018


TOTAL SURVEIOR 850
STATUS ASN PURNA SWASTA
ROADMAP 540 296 14
RATA-RATA SURVEI/TH 4 24 12
DAN JML SURVEI 2160 7104 168

KEKUATAN TIM TOTAL SURVEI


JML TIM SURVEI YG DIBUTUHKAN
9432
3144
SUREVIOR ROADMAP 2019 2844

GRAFIK ROADMAP AKREDITASI 2019

502
PEAK SEASON
367
312
300 280
209
141 153
138
106
61 54 47
20 33
28 29
17 32
0 7
3 5
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

PERDANA REAKREDITASI

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES TOTAL
PERDANA 0 3 5 28 17 32 54 153 312 502 367 106 1579
REAKREDITASI 0 7 20 33 29 61 141 138 300 280 209 47 1265
02/03/2019 Data 31 Des 2018 - Komisi FKTP Askar 4

35
SURVEIOR HARUS MAMPU MENGGESER KE LEBIH AWAL MELALUI KETERLIBATAN DALAM PEMBINAAN
KAJIAN DISKRIPTIF CAPAIAN SKOR
STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
(PADA STATUS KELULUSAN DASAR DAN MADYA)

Tujuan Analisis ini :


1. Untuk mengetahui Bab dan Standar serta Kriteria mana yang lebih banyak
berkontribusi menyebabkan Puskesmas tidak dapat mencapai kelulusan
Utama dan Paripurna
2. Untuk melakukan tindak lanjut terhadap penyebab tersebut
METODE PENGAMBILAN & DISTRIBUSI SAMPEL BERDASARKAN STATUS KELULUSAN
(N = 353 PUSKESMAS)
• POPULASI
Sebanyak 4.247 Puskesmas
terakreditasi dasar dan
madya sd 31 Agustus 2018
138, 39%
• SAMPEL 215, 61%
Pengambilan sampel
dilakukan menggunakan
“systematic random
sampling”, dengan confident
interval (CI) 95% dan margin
of error 5% didapat sampel
sebanyak 353 puskesmas
DASAR MADYA
DISTRIBUSI SAMPEL BERDASARKAN TAHUN SURVEI
(N = 353 PUSKESMAS)

21 8
(6%) (2%)
94
(27%)

230
PALING BANYAK TERPILIH
(65%) PUSKESMAS YANG
TERSURVEI PADA TAHUN
2017

TH 2015 TH 2016 TH 2017 TH 2018


CAPAIAN SKOR PER BAB ( BAB I – IX)
BERDASARKAN HASIL SURVEI OLEH SURVEIOR

P A R I P U R N A
≥ 80%
3,23% 2,95%
7,14%
7,73%
10,41%
10,92% 77,05%
33,85%
76,77%
34,65% 72,86% BAB 1
35,86%
72,27% BAB 2
69,59% BAB 5
69,08% BAB 4
46,15% BAB 7 TATA KELOLA
MANAJEMEN SEBAGAI INSTITUSI
45,35% BAB 8 TATA KELOLA
44,14% BAB 3 MANAJEMEN PROGRAM UKM
BAB 6
BAB 9 TATA KELOLA
MANAJEMEN PROGRAM UKP

TATA KELOLA NILAI TERENDAH PADA MANAJEMEN MUTU & RISIKO


MANAJEMEN MUTU DAN RISIKO
NILAI TERTINGGI PADA MANAJMEN SEBAGAI INSTITUSI
CAPAIAN STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
DENGAN STATUS KELULUSAN DASAR DAN MADYA
RATA-RATA CAPAIAN STANDAR RATA-RATA CAPAIAN STANDAR
POKJA ADMEN POKJA UKM
72.54 73.56 73.81 76.60 76.86
100.00 75.84 75.90 76.21 76.44 78.71 83.51
88.45
80.00 65.24 69.21 70.42 71.98 72.18
80.00 66.80 74.82 45.35
60.00
60.00 46.15
40.00
40.00
20.00
20.00
0.00
0.00

RATA-RATA CAPAIAN STANDAR


POKJA UKP
97.14
100.00
90.00 74.53 74.75 74.82 79.71
80.00 66.19 66.82 68.05 68.71 70.13 70.31
70.00 57.04 57.87 60.28
60.00 46.86 46.97 47.76 49.33 52.02 52.83
50.00 35.44
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
(≥ 20% – < 40%)
(≥ 40% – < 60%)
(≥ 60% – < 80%)
(≥ 80% – 100%)
KAJIAN KORELASI TINGKAT STATUS AKREDITASI
PUSKESMAS DENGAN IKS
- JUMLAH POPULASI : 7.518 PUSKESMAS
- JUMLAH SAMPEL : 500 PUSKESMAS

KESIMPULAN
1. Terdapat hubungan (korelasi) positif antara IKS dengan status
akreditasi Puskesmas, yang secara statistik bermakna, namun korelasi
tersebut sangat lemah.
2. Nilai IKS antar kelompok status akreditasi Puskesmas berbeda
bermakna secara statistik, yang dapat dilihat dari peringkat rata-rata IKS
antar kelompok status akreditasi tersebut. Peringkat rata-rata IKS dari
yang terendah secara berurutan adalah Puskesmas Akreditasi Dasar,
Puskesmas Akreditasi Madya, Puskesmas Akreditasi Utama, dan
Puskesmas Akreditasi Paripurna
3. Keterbatasan analisis ini adalah jumlah sampel Puskesmas yang
akreditasi utama dan paripurna yang sangat sedikit sehingga
mempengaruhi kekuatan hubungan (korelasi) IKS dengan status
akreditasi Puskesmas.
4. Uji analisis ini belum mempertimbangkan pelaksanaan intervensi lanjut
oleh Pusksmas yang dapat mempengaruhi IKS.
RENCANA SURVEI AKREDITASI 2020 – 2024
PUSKESMAS KLINIK PRATAMA
Rencana Survei
Rencana Survei Target Rencana Total Target Rencana
TAHUN Target Rencana
survei survei
survei
perdana reakre perdana reakre

2019 1462 1379 2841 2484 1 2485 5326


2020 1204 2744 3948 2565 1 2565 6513

2021 100 3295 3395 80 12 92 3487

2022 100 2841 2941 80 2485 2565 5506

2023 100 3948 4048 80 2565 2645 5593


2024 100 3395 3495 80 92 172 3667

42
PENDANAAN AKREDITASI FKTP
JENIS FKTP SUMBER PEMBIAYAAN STANDAR JASA HONOR
SURVEIOR
PUSKESMAS 1. DAK NF ( PMK 3/2019) PMK 3 TAHUN 2019
2. SUMBER LAIN YANG DAPAT
DIPERTANGGUNGJAWABKAN
KLINIK 1. PEMILIK KLINIK PRATAMA MENGACU PADA SBM/SBU
PRATAMA 2. SUMBER LAIN YANG DAPAT KAB/KOTA SETEMPAT
DIPERTANGGUNG JAWABKAN
TPMD 1. PEMILIK TPMD MENGACU PADA SBM/SBU
2. SUMBER LAIN YANG DAPAT KAB/KOTA SETEMPAT
DIPERTANGGUNG JAWABKAN
KEBIJAKAN & STRATEGI PERBAIKAN
MUTU YANKES PRIMER ( FKTP) YANG
SUDAH, SEDANG , & AKAN
DIKEMBANGKAN
KEBIJAKAN & STRATEGI PENINGKATAN MUTU YANKES PRIMER
SECARA BERKELANJUTAN
DUKUNGAN KEBIJAKAN REGULASI KEBIJAKAN & STRATEGI OPERASIONAL

PENGUATAN PENGUATAN DINKES


PENGUATAN Intervensi CQI
PENGUATAN FASYANKES
REGULASI MUTU DUKUNGAN PROV DAN KAB/KOTA • Akreditasi ( siklus 3
STAKEHOLDER DI • Pembentukan PKM tahun)
YANKES • Pembentukan Tim PERCONTOHAN
SEMUA LEVEL Pembina Terpadu Prov dan • Pengukuran Mutu
• PP TENTANG Kab/kota • Supervisi Fasilitatif secara Periodik
KEBIJAKAN & • Advokasi dan Sosialisasi Terpadu oleh TPTLP • Monev Rutin secara
• Penguatan TPT Dinkes Kab/kota
STRATEGI MUTU (Engangement) Kab/kota Terpadu oleh TPTLP
NASIONAL (NQPS) Stakeholder Kab/Kota

KPI : KPI : KPI :


Adanya Kebijakan KPI : Adanya minimal 1 PKM Adanya peningkatan
KPI : Dukungan masing-masing Adanya SK & Anggaran Model tersertifikasi status Akreditasi (
Adanya PP tentang NQPS Stakeholder sesuai bagi TPT Dikes Prov dan akreditasi Paripurna per Sertifikat Akreditasi oleh
pada tahun perannya terhadap Kab/kota per tahun Kab/kota sampai dengan KAFKTP) minimal 15%
peningkatan Mutu Yankes tahun 2024 per tahun
Primer

PENGEMBANGAN SISTEM MONEV MUTU DI FKTP BERBASIS IT REAL


TIME
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL
PELAYANAN KESEHATAN MENGENAI
PEMBINAAN MUTU DAN AKREDITASI
PUSKESMAS, MEMINTA GUBERNUR DAN
BUPATI/WALIKOTA MENUGASKAN DINKES
PROPINSI DAN KAB/KOTA MEMFASILITASI
DAN MEMBINA PUSKESMAS YANG TELAH
LULUS TERSERTIFIKASI AKREDITASI
MINIMAL SETIAP 6 BULAN SEKALI, MELALUI
KEGIATAN :
1. BIMBINGAN TEKNIS
2. SUPERVISI
3. PEMANTAUAN KEPUASAN MASYARAKAT
PENGGUNA PELAYANAN PUSKESMAS
LIBATKAN SELURUH STAKEHOLDER DALAM UPAYA AKSELERASI AKREDITASI PUSKESMAS

1. Penyiapan Dana Alokasi Khusus 1. Pelatihan Pendampingan Pra Akreditasi : Pelaksanaan


Non Fisik akreditasi Puskesmas Pendamping • Lokakarya penggalangan komitmen Akreditasi FKTP :
2. Penyiapan Dana Dekonsentrasi
Akreditasi Kab/Kota • Workshop pengenalan standar dan 1. Pembentukan
untuk memperkuat Dinkes Provinsi instrumen
2. Penyusunan tim mutu
dalam rangka Akselerasi Akreditasi • Self Assessment 2. Penyusunan
Puskesmas Roadmap Akreditasi • Pendampingan Penyusunan Dokumen Dokumen
3. Bimbingan Teknis & Supervisi Tingkat Provinsi • Pendampingan Implementasi & Penilaian 3. Implementasi
Bersama Dinkes Provinsi dan 3. Bimbingan Teknis Pra Survei 4. Evaluasi
Dinkes Kab/Kota terkait akreditasi dan Supervisi • Penyusunan Road map Akreditasi tingkat Implementasi
Puskesmas Kab/kota
dengan pendekatan
4. Penyiapan Dana Workshop 2. Pengusulan Survei
Pemahaman Standar Akreditasi TPCB 3. Penganggaran Implementasi dengan APBD
FKTP, Audit Internal, Keselamatan 4. Monitoring dan Maupun Dak Non Ffisik
Pasien untuk Puskesmas Evaluasi Pasca 4. Bimbingan Teknis dan Supervisi
5. Monitoring dan Evaluasi Pasca Akreditasi dengan 5. Pendampingan Pasca Akreditasi
Survei pendekatan TPCB 6. Bimtek & Monitoring dan Evaluasi
6. Sosialisasi dan Advokasi Akreditasi dengan Pendekatan TPCB

KEMENKES DINKES PROV DINKES KAB/KOTA PKM DTPK


KOMISI AKREDITASI FKTP :
1. Menyelenggarakan survei dan penetapan akreditasi secara profesional dan berkualitas
2. Melaksanakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan survei akreditasi
3. Memberikan masukan kepada kemenkes mengenai perbaikan pelaksanaan akreditasi

KEMENDAGRI, KEMENKEU, KEMENKOKES, BAPPENAS


Dukungan Kebijakan dan Pembiayaan dan Dukungan Sosialisasi dan Advokasi ke PEMDA
Bagaimana Pasca Akreditasi?
AKREDITASI BUKAN SIKLUS YANG TIDAK
AKHIR TUJUAN
02 AKAN PERNAH
BERHENTI

Penguatan Bimbingan Pasca


Akreditasi Minimal 1 Tahun Sekali
oleh Dinkes Provinsi*
Dan Penilaian FKTP Berprestasi

Penguatan Bimbingan Pasca Penilaian Kembali


Akreditasi Minimal 6 Bulan Setelah 3 Tahun
Sekali oleh Dinkes Kab/Kota*

01 TUJUAN UTAMA AKREDITASI YAITU PENINGKATAN


MUTU YANG BERKESINAMBUNGAN (CQI)
03
*)
• PELAKSANAAN REKOMENDASI HASIL SURVEI
• MEMASTIKAN PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN DILAKSANAKAN MELALUI SIKLUS PDCA
• PERSIAPAN REAKREDITASI
PEMBINAAN PUSKESMAS OLEH DINKES KAB/KOTA METODE TPCB

Pembentukan cluster disesuaikan dengan


jumlah bidang yang ada di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
misal :
Jumlah bidang 3-5, maka Puskesmas di
wilayah kabupaten/kota dibagi menjadi 3-5
Cluster Binaan, setiap cluster binaan akan
terdiri atas beberapa Puskesmas
1. Pembagian Cluster Binaan dan Pembagian Tim Pembina Wilayah di Bidang Kesehatan tingkat Puskesmas / tingkat Kab/Kota (Penentuan Wilayah
Cluster dan Intervensi Binaan)
2. Pengorganisasian Tim Pembina Puskesmas dan Kab/Kota (Pembagian Tugas dan Fungsi)
3. Analisis Situasi Capaian IKS di tingkat Kecamatan, Kab/Kota Binaan dan Provinsi Binaan
4. Persiapan Pelaksanaan kegiatan Pembinaan Cluster Binaan dalam meningkatkan kemampuan Manajemen Puskesmas, Peningkatan Capaian
Indikator Program, Perbaikan Mutu dan Peningkatan Status Akreditasi Puskesmas, serta Capaian IKS tingkat Kecamatan, Kab/Kota, Provinsi dan
1. Peningkatan Mutu dan Status tingkat Nasional
Akreditasi 5. Koordinasi lintas program dan lintas sektor guna peningkatan IKS tingkat Kecamatan, Kab/Kota & Provinsi, Peningkatan kemampuan Manajemen
2. Capaian Target SPM Kab/Kota Puskesmas, Peningkatan Capaian Indikator Program, Perbaikan Mutu dan Peningkatan Status Akreditasi Puskesmas, serta Capaian IKS tingkat
3. Peningkatan Indikator Kesehatan Kecamatan, Kab/Kota, Provinsi dan tingkat Nasional
(IKS) tingkat Kecamatan, Kab/Kota,
Provinsi dan Nasional PLAN 6. Pelaksanaan pembinaan Puskesmas oleh Tim
Pembina Terpadu dalam meningkatkan kemampuan
8. Perumusan Tindak Lanjut manajemen Puskesmas, Peningkatan Capaian
ACT DO
Indikator Program, Perbaikan Mutu dan Peningkatan
9. Disseminasi Hasil
Status Akreditasi Puskesmas, serta capaian IKS
 Berbagi Informasi Hasil Peningkatan CHECK tingkat Kecamatan, Kab/kota, Provinsi dan tingkat
manajemen Puskesmas, Peningkatan Capaian Nasional
Indikator Program, Perbaikan Mutu dan
Peningkatan Status Akreditasi Puskesmas, 7. Pemantauan dan Evaluasi Pembinaan
serta Capaian IKS tingkat Kecamatan,
 Indikator Program dan Indikator Mutu
Kab/Kota, Provinsi dan tingkat Nasional.
 Review dan Evaluasi Hasil Pembinaan
 Supervisi
TUPOKSI Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
NSPK

SPM Bidang Kesehatan Teknis dan manajemen


Kabupaten/Kota program

Konsep rujukan UKM dan Fungsi-fungsi


UKP secara horizontal Manajemen, termasuk
maupun vertikal manajemen sumberdaya.

Konsep manajemen
Akreditasi Puskesmas
Puskesmas

Teknik komunikasi dan Analisa data dan


pembinaan informasi
P e laks anaan P e m binaan C lus te r B inaan

Rencana Pembagian tugas, peran Pelaksanaan Pembinaan Pemantauan Perumusan


pembinaan dan kewajiban masing- Puskesmas oleh Tim dan Evaluasi RTL
masing anggota tim Pembina Cluster Pembinaan
Puskesmas

Pembinaan Tidak Langsung : Pembinaan Langsung :


1. Memberikan umpan balik atas laporan yang
Dinas Kesehatan dengan Tim Pembina Cluster
dikirimkan Puskesmas sebelum diundang
Puskesmas memberikan pembinaan lapangan
dalam forum pembahasan lintas program di
berdasarkan urutan skala prioritas program dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/ kota
kebutuhan Puskesmas yang telah disepakati
2. Pertemuan pembahasan hasil kinerja
dalam forum Kalakarya tingkat Dinas Kesehatan
Puskesmas dan pembinaannya secara rutin
Kabupaten/Kota
setiap triwulan
KOMPETENSI YANG HARUS DIMILIKI SURVEIOR FKTP

Kompetensi
Kompetensi
FKTP Teknis NSPK/Regulasi
Manajerial
Program

Kompetensi Kompetensi
UU 23/2014 Pemerintahan Teknis Survei Pengetahuan
PP 18/2016 & Skill Audit
KIAT & STRATEGI SUKSES
RE- AKREDITASI PUSKESMAS MENCAPAI
PARIPURNA

Jak20ta, 2 Nopember 2017


TAHAPAN AKREDITASI FKTP • Bukti Pelaksanaan Pendampingan
• TANDA TANGAN FAKTA • SK PENETAPAN • Bukti pealksanaan Rekomendasi hasil
INTEGRITAS AKREDITASI HASIL PRA SURVEI FKTP SIAP AKREDITASI • PUSKESMAS survei
• DOKUMEN DUKUNGAN LS TERSERTIFIKASI • SA Pendampingan PASCA akreditasi

OUT
PUT
OUT

OUT
PUT

PUT

OUT

OU
TP
PUT

UT
PENILAIAN
& PENETAPAN
• Penilaian Tim
oleh
Surveior dari Ko
misi Akreditasi F
KTP
• Sk Penetapan &
pemberian sertifi
kat kelulusan

DIDAMPINGI OLEH TIM PENDAMPING KAB/KOTA TERLATIH AKREDITASI


Pengawasan Survei oleh • MINIMAL 1 X/6 BULAN oleh Tim Penda
mping akreditasi Dinkes Kab/kota
DIBEKALI DENGAN : Komisi • 1 kali oleh Dinkes Provinsi
- Diklat Teknis Akreditasi
- Diklat Teknis pendampingan
- Lokakarya Patient Safety dan Internal Audit - RTM Quality Control
IMPLEMENTASI PDSA/PDCA & PERAN TIM PEMBINA TERPADU KAB/KOTA DALAM AKREDITASI FKTP

QUALITY &
PLAN SAFETY
DO
Akreditasi PARIPURNA
CHECK
ACTION

SIKLUS PDCA BELUM DIPAHAMI


DAN DILAKSANAKAN DENGAN
BAIK AoC PLAN
Sebagian besar Puskesmas
sudah “DO”, DO
Tetapi belum berdasarkan “PLAN”
yang baik karena belum didasari CHECK
hasil evaluasi,
Proses“CHECK dan ACTION”
jarang bahkan tidak dilaksanakan
TPT ACTION
PENDEKATAN USE PDS/CA DALAM “TOPS” UNTUK
PENDEKATAN USE PDS/CA UNTUK PERCEPATAN AKREDITASI PUSKESMAS
PENYELENGGARAAN UKP & UKM PUSKESMAS YG BERKUALITAS
• U = UNDERSTAND QUALITY IMPROVEMENT NEED(s)
• S = STATE THE QUALITY PROBLEM(s)
• E = EVALUATE THE ROOT CAUSE(s)
• P = PLAN THE SOLUTION
• D = DO, OR IMPLEMENT THE SOLUTION
• S/C = STUDY/CHECK THE SOLUTION RESULT
• A = ACT TO STANDARDIZED THE SOLUTION; dalam…….
“TOPS” = TEAM ORIENTED PROBLEM SOLVING 12
KONSEP DASAR PENGGUNAAN SIKLUS PDCA/PDSA DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU

SMART D S
MELAKSANAKA MEMPELAJARI 5W2H
Penggunaan kata N RENCANA HASIL
kerja ; Misal PERBAIKAN PERBAIKAN
Apa masalah yg mendesak ut
Specific Menurunkan , MUTU MUTU What
diselesaikan ?
mengilangkan,
meningkatkan P A
Where Dimana akan diselesaikan ?
Menggunakan MEMBUAT STANDARISASI
RENCANA HASIL
indikator
Measurable PERBAIKAN PERBAIKAN
keberhasilan MUTU When Kapan dilaksanakan
MUTU
(TERUKUR)

Harus dapat Who Siapa yang bertanggungjawab


Achievable
dicapai
MENYATAKAN AKAR PENYEBAB MASALAH MUTU
Harus terkait Why Mengapa dilakukan ?
Relevant dgn dengan visi-misi
Visi-misi dan tujuan
organisasi MENYATAKAN MASALAH MUTU YANG ADA Bagaimana cara melakukan
How
perbaikan mutu
Time
Menetapkan batas
Bound/ MEMAHAMI KEBUTUHAN PERBAIKAN MUTU
waktu pencapaian
Timely (menyadari /potensi masalah mutu) How Berapa biaya ? Berapa manfaat yang
Much diperoleh
MASALAH MUTU
BAGAIMANA UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MUTU KELULUSAN AKREDITASI ?
• Sumber Pembiayaan?
• Pembiayaan sesuai
APAKAH
kebutuhan? • Pemangku kebijakan di daerah yang
• JUKNIS penggunaan memahami dan mendukung kesehatan?
TERSEDIA? APAKAH
anggaran apakah sudah • Ketersediaan SDM?
TERSEDIA?
MONEY sesuai kebutuhan?? • Kompetensi SDM?
MAN • Budaya Mutu?

PELAKSANAAN
SIKLUS PDCA
APAKAH
APAKAH
TERSEDIA?
TERSEDIA? METHOD
MATERIAL
• Penggunaan teknologi tepat guna? • Kelengkapan
• Adanya pedoman, SOP, panduan? sarpras dan alat HARUS MAMPU
• Penggunaan SOP yang konsisten?
• Penguasaan SOP ? MENEMUKAN
• Mekanisme monitoring dan evaluasi
dari level yang lebih tinggi
DIMANAKAH RANTAI
LEMAHNYA???
CONTOH
Kriteria 1.2.6. SKOR
EP 1 1. Ada mekanisme yang jelas untuk menerima SK, panduan. SOP
keluhan dan umpan balik dari pengguna pelayanan, komunikasi dengan Ada bukti umpan balik
maupun pihak terkait tentang pelayanan dan masyarakat (lihat 1.1.1 masyarakat yang
penyelenggaraan Upaya Puskesmas. EP 3 dan 1.1.2) disampaikan

EP 2 2. Keluhan dan umpan balik direspons, diidentifikasi, Hasil analisis dan


dianalisa, dan rencana tindak lanjut rencana tindak lanjut
keluhan dan umpan balik
(lihat 1.1.2)
EP 3 3. Ada tindak lanjut sebagai tanggapan terhadap Bukti tindak lanjut
keluhan dan umpan balik. terhadap keluhan dan
umpan balik (lihat 1.1.2)
EP 4 4. Ada evaluasi terhadap tindak lanjut Bukti evaluasi thd tindak
keluhan/umpan balik. lanjut keluhan/umpan
balik (lihat 1.1.2)
Jumlah 0
STRATEGI OPERASIONAL PERCEPATAN AKREDITASI
PUSKESMAS
• PEMBENTUKAN TIM PENDAMPING TERPADU DI TINGKAT DINKES PROVINSI
DAN KAB/KOTA ( LEVEL DINKES)
• AKTIFKAN PTP ( LEVEL PUSKESMAS)
• PENINGKATAN KEMAMPUAN /KOMPETENSI AKREDITASI TERMASUK
MANAJERIAL (P1P2P3)
• LAKUKAN IDENTIFIKASI & ANALAISIS TERHADAP HASIL KELULUSAN
AKREDITASI PUSKESMAS
• TETAPKAN INDIKATOR /UKURAN KEBERHASILAN
• LAKUKANPER BIDANG ( ADMEN,
IDENTIFIKASI DANUKM, UKP), SETIAP
PRIORITAS STANDARSECARA
MASALAH DIANALISIS DAN
TERPADU
DIIDENTIFIKASI PER KRITERIA SAMPAI DENGAN PER EP ( INPUT,
• BUAT PERENCENAAN IMPLEMENTASI
PROSES, OUTPUT) DIMANA LETAK KEGIATAN
MASLAHNYADENGAN
(5W2H) SKALA PRIORITAS (
TERGANTUNG SUMBER DAYA YANG TERSEDIA)
• LAKUKAN MONEV SECARA PERIODIK
• TINDAK LANJUTI HASIL MONEV
PEMANFAATAN DATA (UNTUK PERENCANAAN 2018)

1. DATA IKS DLM PIS-PK


IKS
HASIL HOME VISIT 2017

HASIL PKP

2. DATA KINERJA
3. DATA HASIL PENGUMPULAN PROGRAM/ MIN: SPM &
SURVAILANS OLEH , PENGOLAHAN, DATA DASAR
PUSKESMAS ANALISIS DATA PUSKESMAS DLM
PROFIL 2017

KEPATUHAN
TERHADAP SOP
 RISET KESEHATAN
NASIONAL
4. HASIL SURVEY  (RISKESDAS, SIRKESNAS,
KESEHATAN DAN RIFASKES)
SUMBER DATA LAIN  BPS, DUKCAPIL63
 PODES, PROFIL DESA/KLH,
 DLL
KEBIJAKAN, STRATEGI, & PROGRAM PERBAIKAN MUTU
DI YANKES PRIMER YANG SEDANG DIKEMBANGKAN
1. MENETAPKAN NQPS ( SAAT INI SEDANG PROSES FINALISASI)
2. MENJADIKAN AKREDITASI FKTP SEBAGAI INDIKATOR KINERJA
(INDIKATOR RENSTRA)
3. REFRESHING STANDAR & INSTRUMEN AKREDITASI FKTP KEPADA 34
KADINKES PROV & KAB/KOTA TERPILIH
4. LOKAKARYA STANDAR & INSTRUMEN AKREDITASI FKTP KEPADA
SURVEIOR FKTP
5. MELAKUKAN UJI KOMPETENSI SURVEIOR SECARA PERIODIK
6. MELIBATKAN SURVEIOR FKTP DALAM PEMBINAAN AKREDITASI FKTP
7. MELAKUKAN RISET DAMPAK AKREDITASI TERHADAP KINERJA FKTP
(BEKERJA SAMA DENGAN LITBANGKES )
8. MEMPERBAIKI SISTEM MONEV & PENCATATAN PELAPORAN BERBASIS IT
( BEKERJA SAMA DENGAN BINUS) YANG REAL TIME
KEBIJAKAN MENGURANGI
VARIASI MUTU YANKES DASAR
1. MENGURANGI KELULUSAN DASAR &
MADYA AKREDITASI FKTP SECARA
BERTAHAP
2. PENGUKURAN MUTU BERDASARKAN 6
DIMENSI MUTU SECARA PERIODIK
Sepuluh kriteria untuk menilai indikator mutu sebagai perangkat dasar

Prioritas kesehatan. Apakah indikator mengukur prioritas kesehatan yang spesifik?


Lingkup dampak. Apa ruang lingkup dampak pengukuran indikator (misal outcome klinis
di tingkat masyarakat)?
Berbasis-bukti. Apakah tersedia bukti yang cukup dan dapat dipercaya untuk indikator ini?
Defensibilitas. Apakah indikator ini dapat dipertahankan baik dari sudut pandang ilmiah
maupun dari perspektif yang dianggap penting oleh pembuat keputusan utama?
Kemudahan. Apa kemudahan yang dapat diberikan data yang sudah terkumpul; seberapa
mudah untukdilaksanakan?
Akurasi. Apakah data yang dikumpulkan indikator ini akurat?
Dapat ditindaklanjuti. Apakah mungkin dilakukan tindakan dan perubahan yang jelas
dalam perilaku individu, institusional atau system berdasarkan indikator ini?
Komparabilitas. Dapatkah indikator ini dibandingkan dengan standar baku atau dengan
negara lain atau lintas wilayah?
Kredibilitas. Apakah indikator ini kredibel bagi pihak-pihak pengambil tindakan dan pihak-
pihak yangdiukur dan dibandingkan kinerjanya?
Kejelasan. Apakah indikator dijelaskan dalam istilah yang jelas dan tidak ambigu?

Dikutip dari Buku saku NQPS ( WHO, 2018)


KEBIJAKAN PENINGKATAN MUTU
SURVEIOR FKTP
RENCANA PENGEMBANGAN
AKREDITASI KE DEPAN
1 AKREDITASI FKTP
REVIEW STANDAR DAN INSTRUMEN

2 PENGUSULAN NORMA KAPITASI BERDASARKAN


TINGKAT STATUS KELULUSAN AKREDITASI
AKREDITASI
3
PENETAPAN SYARAT MUTLAK SURVEI
FKTP AKREDITASI PUSKESMAS

MEMASUKKAN KOMPONEN AKREDITASI DALAM


4 KAPITASI PUSKESMAS UNTUK MENDORONG
KEMANDIRIAN PEMBIAYAAN AKREDITASI

PELAKSANAAN SURVEI AKREDITASI FKTP BERBASIS IT


5 SECARA BERTAHAP
SURVEIOR ( SAAT INI ) ADALAH MILIK
KEMENTERIAN KESEHATAN DAN
MERUPAKAN ASET YANG SANGAT
DIBUTUHKAN UNTUK BERPERAN PENTING
DALAM MEMPERBAIKI TATA KELOLA DALAM
RANGKA MEWUJUDKAN BUDAYA MUTU DI
FKTP

SURVEIOR MEMILIKI FUNGSI GANDA , BAIK


SEBAGAI ASESOR ( SAAT SURVEI) JUGA SEBAGAI
PEMBIMBING PERSIAPAN AKREDITASI, SAAT
SURVEI, PASCA AKREDITASI
MARI KITA LAKUKAN

Anda mungkin juga menyukai