Materi Dinda
Materi Dinda
Standar umum
Artinya keharusan seorang auditor untuk memiliki pendidikan formal dibidang auditing dan
akuntansi, pengalaman praktik yang memadai bagi pekerjaan yang sedang dilakukan, serta
mengikuti pendidikan profesional yang berkelanjutan.
Kecermatan Profesional
Dalam aspek ini menyangkut tentang kecermatan dalam melakukan auditing. Auditor adalah
profesional yang bertanggung jawab melaksanakan tugasnya dengan tekun dan seksama. Sebagai
profesional, auditor tidak boleh bertindak ceroboh atau dengan niat buruk, tetapi mereka tidak
juga diharapkan selalu sempurna.
Standar pekerjaan lapangan
menyangkut pengumpulan bukti dan aktivitas lain selama pelaksanaan audit yang sebenarnya.
Audit direncanakan secara layak untuk memastikan audit itu memadai dan para asisten diawasi
sebagaimana mestinya. Pengawasan lapangan sebagian besar dilakukan oleh para anggota staff
yang kurang berpengalaman.
Auditor harus memahami bisnis dan industri klien, untuk mengidentifikasi risiko bisnis yang
signifikan serta resiko adanya salah saji yang material dalam laporan keuangan. Salah satu
konsep yang paling diterima luas dalam teori dan praktik auditing adalah pentingnya sistem
pengendalian internal klien untuk mengurangi bisnis risiko bisnis klien, menjaga aktivitas dan
catatan, serta menghasilkan informasi keuangan yang andal. Pengendalian internal bisa juga
tidak efektif dalam hal audit.
Bukti yang Mencukupi dan Tepat
Berisi tentang pengumpulan bukti serta keadaan yang mempengaruhi jumlah dan jenis bukti
yang diperlukan.
1. Standar ini tidak mengharuskan auditor menyatakan tentang fakta, namun mewajibkan auditor
untuk memberikan pernyataan mengenai kesesuaian dalam penyusunan laporan keuangan
dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Prinsip akuntansi yang berlaku umum
mencakup konvensi, aturan, dan prosedur yang dibutuhkan untuk membatasi praktik akuntansi.
2. jika terjadi ketidakkonsistenan pada penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dengan periode yang sebelumnya. Standar ini merujuk pada standar
konsistensi yang bertujuan untuk menuntut auditor independen agar dapat memahami antara
konsistensi dengan daya banding laporan keuangan. Jika terjadi kekurangan konsistensi, maka
penerapan prinsip akuntansi dapat menyebabkan kurangnya daya banding laporan keuangan.
3. Penyajian laporan keuangan harus berisi informasi yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang
memadai atas hal material yang meliputi bentuk, susunan, isi laporan keuangan, dan catatan atas
laporan keuangan. Auditor juga harus mampu memastikan beberapa hal tertentu yang
diungkapkan sehubungan dengan keadaan yang diketahui saat dilaksanakan audit.
4. Jika pendapat dari keseluruhan tidak bisa diberikan, maka alasan harus ditanyakan. Pada
kondisi ini, laporan auditor harus menyajikan petunjuk yang jelas tentang pekerjaan audit yang
berhasil dilaksanakan. Standar pelaporan auditing ini bertujuan untuk mencegah kesalahan
penafsiran akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan.