Anda di halaman 1dari 3

Keteladanan, Kepemimpinan dan Kepahlawanan Bung Hata

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua

Pertama, tak henti-hentinya kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat allah SWT.
Karena rahmat dan karunia-Nya, kita semua dapat ikut berpartisipasi dalam acara
Lomba Pidato. Selanjutnya, kata penghormatan sekaligus ucapan rasa terima kasih
turut saya sampaikan kepada dewan juri, panitia dan hadirin sekalian atas segala
partisipasinya demi kelangsungan acara ini.

Pada kesempatan kali ini, saya ingin membahas tentang keteladanan, kepemimpinan
dan kepahlawan Bung Hatta. Dari point-point tersebut kita akan akan dapat
mengaplikasikannya atau meniru sikap-sikap itu.

Jika membahas tentang Bung Hatta, hal yang pertama kali terlintas dipikiran kita
beliau merupakan wakil Presiden Indonesia pertama yang memiliki julukan sebagai
Bapak Proklamator dan Bapak Koperasi Indonesia. Bung Hatta memiliki peranan
yang cukup besar dalam kemerdekaan Indonesia, beliau diangkat atau dipilih menjadi
wakil Presiden Indonesia bukan tanpa alasan. Beliau memiliki sifat-sifat luar biasa
seperti cinta tanah air, mementingkan kepentingan bangsa, rela melawan demi bangsa
dan negara dan memiliki sifat yang berani dalam mengungkapkan pendapat.

Dari seluruh keperibadian unggul Bung Hatta tadi, Bung Hatta juga memiliki sifat
keteladanan yang tinggi, memilki sifat kepemimpinan, dan juga beliau memiliki sifat
kepahlawanan.

Ketiga sifat dari Bung Hatta tersebut, merupakan sifat-sifatnya yang sangat menonjol
dan diperhatikan banyak orang. Kenapa? Akan saya bahas satu persatu.

Dimulai dari keteladanan, keteladan Bung Hatta tercakup dalam hal bernegara
berbangsa, beribadah, berorganisasi, penuh etika, tertib, disiplin, konsekuen dan lain-
lain.

Didalam sikap teladan Bung Hatta, terdapat semangat tinggi dalam melepaskan diri
dari penjajah. Beliau bukan tipe orang yang melakukan sesuatu tanpa berpikir, Bung
Hatta merupakan tipe orang yang selalu memikirkan sesuatu sebelum berbuat. Bung
Hatta memiliki sikap cinta tanah air yang sangat luar bisasa, bahkan ketika dia masih
bersekolah di negri orang lebih tepatnya di Belanda dia bergabung dalam sebuah
organisasi bernama Perhimpunan Indonesia dan beliau sangat aktif dalam organisasi
tersebut. Akan tetapi, dampak dari keaktifannya itu beliau ditangkap Pemerintah
Belanda.

Namun beliau dibebaskan oleh pihak Belanda karena melakukan pembelaan dengan
berpidato yang berjudul Indonesia Free.

Dari hal tersebut, terlihat jelas bahwa Bung Hatta memiliki sikap keteladanan yang
luar bisa terutama dalam berjuang demi bangsa dan negara serta tak hanya itu sikap
beliau dalam berjuang tersebut juga mencakup, berani dalam berpendapat, memiliki
sikap tanah air, memihak penuh dalam kebebasan bangsa dan Negara Indonesia.
Selanjutnya tentang sikap kepemimpinan yang dimiliki oleh Bung Hatta. Sebelum
membahas sikap pemimpin dari Bung Hatta pertama saya akan memberitahu konsep
kepemimpinan yang pernah diucapkan oleh Bung Hatta. Menurut bung Hatta,
kewajiban utama dari seorang pemimpin adalah membaca perasaan rakyat dan
memberikan jalan kepada perasaan itu. Seoang pemimpin harus bisa menangkap
persoalan rakyat dari yang paling hingga yang paling besar serta seorang pemimpin
juga harus bisa mengetahui dan menyelesaikan persoalan yang masih terpendam.

Itu merupakan konsep yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin menurut Bung Hatta
dan menurut saya itu menurut saya adalah hal yang sangat tepat. Kenapa? Ya tentu
saja seorang pemimpin harus mengetahui serta memahami apa saja yang dibutuhkan
oleh rakyatnya serta seorang pemimpin harus dapat membuat rakyatnya aman dan
nyaman. Menurut saya cara yang paling tepat adalah cara yang diungkapkan oleh
Bung Hatta yakni membaca perasaan rakyat dan memeberikan jalan kepada perasaan
itu bahkan persoalan yang masih terpendam sekalipun.

Pada masa penjajahan dulu menurut Bung Hatta pada mulanya, rakyat tak tahu akan
berbuat apa pada masa penjajahan yang keji itu. Mereka tak dapat berpikir panjang
tetapi hanya bisa memikirkan hal-hal simpel seperti bagaimana saya akan
mendapatkan makan untuk hari ini. Hal ii terjadi karena pendidikan serta pengetahuan
yang dimiliki rakyat Indonesia pada waktu itu sangat terbelakang. Dan yang lebih
parahnya lagi pada masa rezim otoriter yang mana rakyat bahkan tak diberi runag
untuk dapat bersuara.

Namun, menurut Bunh Hatta rakyat yang bodoh sekalipun mereka tetap manusia.
Mereka memiliki kemauan dan tujuan dalam hidup. Maka disanalah menurut Bung
Hatta pemimpin harus menunaikan tuganya dalam memahami rakyat dan menemukan
jalan keluarnya. Pendek kata, pemimpin yang akan mengemudikan rakyatnya menuju
jalan terbaik yang tentunya dikehendaki oleh rakyat.

Melalui tahapan demi tahapan, tentu saja kaum terpelajarlah yang diharapkan dapat
menjadi partisipan dalam membangkitkan rakyat yang dapat diartikan sebagai cikal
bakal pemimpin bangsa.

Lalu barulah hal baru harus dilakukan untuk dapat membangkitkan rakyat menurut
Bunh hatta, yakninya mengubah aksi orang banyak yang dituangkan kedalam satu
wadah atau dapat diartikan sebagai organisasi. Dalam organisasi ini kita dapat
menyuarakan suara rakyat dalam perkumpulan bersama seperti kongres, rapat umum
dan rapat.

Organisasi yang diciptakan bertujuan untuk dapat menyalurkan suara rakyat dan
mengeluarkan argumen dalam tujuan mendapakatkan mufakat yang bernilai positif.
Dan juga oraganisasi adalah cerminan dari kemauan bersama.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki sikap
yang didasari oleh prinsip dan azas serta seorang pemimpin harus memiliki tujuan
yang pasti sebelum melakukan sesuatau. Walaupun itu seorang pemimpin, jika dia
melanggar aturan yang telah ditetapkan maka dia harus diadili oleh anggotanya.
Untuk itu, seorang pemimpin harus selalu mementingkan apa yang di perlukan rakyat
dan tak boleh sekalipun membelakangi atau meninggalkan kemauan rakyat.
Itulah konsep yang telah tertanak di hari Bung Hatta yang sangat saya
rekomendasikan untuk diri kita semua. Karena konsep yang dikeluarkan oleh Bung
Hatta sanagat sesuai dengan prinsip bangsa Indonesia yakninya dari rakyat untuk
rakyat.

Anda mungkin juga menyukai