Anda di halaman 1dari 16

Kuliah ke 3

BUDI PEKERTI UTAMA ( BP III )


Sudahkah kalian temukan jawabannya untuk 2
pertanyaan ini….?
• Bagaimana mencerminkan kebaktian dan ketaatan kita kepada Tuhan YME dan
utusanNya di dalam kehidupan sehari- hari….?
A. bekerja keras untuk mendapatkan hasil
b. menjalankan tugas dan kewajiban dengan
baik
C. menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya
• Mengapa banyak orang mengaku berbakti dan mengaku taat kepada Tuhan YME / Allah
SWT tapi tanda bakti dan taatnya pada Tuhan YME / Allah SWT tidak terwujud di dalam
perbuatannya sehari-hari, bahkan banyak melanggar dan menyimpang dari aturan Tuhan
YME / Allah SWT…?
• Karena mereka belum memiliki budi luhur . Pengakuan mereka hanya sebatas lisan tanpa
aksi artinya nihil sama saja tidak mencerminkan kebaktian dan ketaatan pada Tuhan.
Topik Utama Pembahasan pada
pertemuan ini...

Bagaimana mencerminkan kebaktian


dan ketaatan kepada Tuhan YME dan
utusanNya
Pada semester ini,
Mahasiswa akan diajak untuk mengerti
dan memahami istilah :
Dasa Sila atau sepuluh langkah menuju
sukses lahir bathin yang berisi 10 macam
kebaktian manusia,
Yang dapat membekali para mahasiswa
akan perilaku utama ketika mereka terjun
ke masyarakat yang lebih luas.
Mata kuliah ini, sangat berguna juga
untuk menyadarkan para mahasiwa bahwa
aturan main dalam percaturan hidup
bermasyarakat mensyaratkan hal-hal yang
harus dipahami untuk ditaati dimanapun
mereka nantinya akan berada.
Untuk itulah secara rinci mereka harus
mengetahui darimana harus memulai
langkahnya.
•Latar Belakang

Semakin banyaknya orang-orang terdidik, para


akademisi di Indonesia, ternyata juga mendatangkan masalah
baru ketika mereka mulai tergiur untuk menjadi ‘brain drain’ atau
orang-orang yang tidak mau kembali ke tanah air setelah
mengenyam pendidikan di luar negeri, karena merasa ilmunya
lebih dihargai di luar negeri, daripada di tanah air.

Semakin banyaknya orang pintar juga mencetuskan


pertikaian baru :
Yakni ketika mereka lebih mengagungkan kepandaiannya
untuk memberontak pada tatanan negara, ketimbang
menyumbangkan kemampuannya untuk membangun.
Mata kuliah ini diharapkan akan menjadi
penyeimbang kemampuan kognisi mahasiswa, sehingga
ketika mereka lulus dari USB, telah terbentuk dalam diri
mereka budaya Berbakti kepada Tuhan YME / Allah
SWT, Budaya berbakti kepada Utusan Tuhan YME / Allah
SWT, Budaya cinta tanah air, budaya kebhaktian pada
kalifatullah, budaya berbakti kepada orang tua ( Ayah
dan Ibu ), budaya berbakti kepada saudara tua, budaya
berdaya berbakti kepada Guru, budaya berbakti kepada
pelajaran keutamaan, budaya kasih sayang pada sesama
hidup dan budaya menghormati semua agama.
sebagaimana yang tercantum dalam urutan Dasa Sila.
•Ilustrasi Negeri Kita
Bagi yang pernah beruntung melihat suasana negara
lain yang lebih maju, mungkin tergores pertanyaan: mengapa
di negara tetangga seperti Singapore, Jepang, Korea, dan
negara maju lainnya, ketertiban begitu nampak. Kota dan
desa bersih dari sampah, suasana hijau pepohonan dan suara
burung berpadu rapih dengan hiruk pikuk kota yang tertata.
Public space (ruang public) benar-benar dipakai sebagai
paru-paru kota dan bukan menjadi tempat pedagang kaki
lima, lalu lintas sangat teratur dan hampir tidak pernah ada
pelanggaran, termasuk tidak ada orang menyeberang di
sembarang jalan. Mereka patuh pada lampu lalu lintas dan
zebra cross. Mengapa di Indonesia hal semacam itu belum
tampak nyata ?
Kalau kita melihat urutan Dasa Sila kita akan mengerti
bahwa pangkal dari segala macam ketertiban adalah
kesadaran dan kedisiplinan manusia untuk mentaatinya.
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk
terbanyak nomer 4 di dunia, memang menghadapi
permasalahan yang lebih rumit dibanding negara-negara
maju yang jumlah penduduknya kecil. Namun, kita juga
harus ingat pepatah yang mengatakan: Berikan barang jelek
pada orang yang baik, maka barang itu akan menjadi baik.
Sebaliknya, berikan barang baik kepada orang jelek, maka
barang itu akan menjadi jelek. Pepatah itu menguatkan
kenyataan bahwa manusialah yang akan dapat membuat
merah-hijaunya negara.
Sebuah filosofi yang telah dibuktikan
menggambarkan bahwa sebuah negara akan
mengalami ketidaktenteraman ketika:

- Para pegawai, pejabat dan pemimpinnya


tidak memikirkan kepentingan rakyat banyak

- Para bawahan dan rakyat tidak taat pada


atasan / pimpinan dan peraturan yang berlaku

- Sesama rakyat saling bertikai


Tiga hal itu saling berkaitan, dan menjadi pilar
keberhasilan pemerintahan. Ketika pemimpin tidak
mencintai rakyatnya tetapi lebih mencintai golongan
atau partainya, tentulah para bawahan akan melihat
perilaku semacam itu sebagai hal yang perlu dirombak.
Ketika upaya merombak tatanan tidak lagi mengikuti
aturan dan jalur yang benar, maka jelas bakal terjadi
masalah/ kekacauan seperti yang sering kita lihat ketika
wakil-wakil rakyat beradu pendapat. Kita menyaksikan
bagaimana mereka masing-masing ingin memenangkan
golongannya. Rakyat yang merasa tidak puas, karena
merasa kepentingannya tidak terwakili akan
memberontak. Chaotic situation pun terjadi.
Sebuah lingkaran setan sering kita saksikan: trotoir
yang seharusnya dipakai untuk para pejalan kaki, justru
dipakai pedagang kaki lima menggelar dagangannya.
Mereka kadang malah membawa gerobak, menggelar tikar,
memasang tenda sehingga pejalan kaki terpaksa lewat
jalan aspalan yang seharusnya dipakai kendaraan
melintas. Ketika para aparat mencoba memperingatkan
dan membersihkan trotoir dan berusaha mengembalikan
fungsinya, para pedagang yang merasa menjadi rakyat
kecil, marah. Kemarahan mereka dilindungi LSM yang
hanya melihat dari sisi rakyat. Para LSM itu berkilah,
pemerintah tidak dapat tmencukupi kebutuhan rakyatnya,
mengapa harus mengusir rakyat yang mencoba mandiri
mencari nafkah? Nah, wakil rakyatpun menjadi semakin
kebingungan memposisikan diri mereka. Pertanyaanpun
berlanjut, sesungguhnya darimana kita dapat memulai
membangun bangsa yang taat dan tertib?
10 langkah menuju sukses lahir bathin
/ Dasa Sila adalah

Aturan yang kalau ditaati akan


memberikan kenyamanan bagi diri
sendiri dan orang lain. Kalau saja
seluruh rakyat Indonesia mengerti
urutan Dasa Sila dan mereka dengan
konsekwen mentaatinya, maka negara
kita akan menjadi negara yang kuat.
Berikut adalah urutan Dasa Sila yang akan kita bahas masing-masing silanya:

1. Berbhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa


2. Berbhakti kepada utusan Tuhan
3. Berbhakti kepada Kalifatullah
4. Cinta Tanah Air
5. Berbhakti kepada orang tua (ayah-ibu)
6. Berbhakti kepada saudara tua
7. Berbhakti kepada guru
8. Berbhakti kepada pelajaran keutamaan
9. Kasih sayang sesama hidup
10. Menghormati semua agama
•Berbhakti Kepada Tuhan YME dan kepada utusan
Tuhan YME
Ketaatan pada perintah agama adalah dasar dari
kebaktian kepada Tuhan YME. Tidak ada satupun agama di
dunia yang tidak mengajarkan kasih sayang. Pertikaian antar
umat berlainan agama selalu terjadi karena masing-masing
umat merasa keyakinannya yang paling benar. Di negeri yang
pluralis dari sisi keyakinan, agama, budaya dan etnik seperti
Indonesia, kebaktian pada Tuhan YME harus selalu dikaitkan
dengan pelaksanaan toleransi dan kasih sayang. Karena
disitulah sebenarnya kekuatan fondasi bangunan negara yang
tata tenteram.
Tugas kuliah ke 3 untuk dicari jawabannya dan di
aplikasikan di dalam kehidupan kalian…

Bagaimana mewujudkan tanda bakti kita kepada


Tuhan YME / Allah SWT didalam kehidupan kita
sehari - hari, sehingga bisa dirasakan hasilnya
di dalam kehidupan pribadi maupun
lingkungan sekitar kita ?

Anda mungkin juga menyukai