Anda di halaman 1dari 2

Korelasi Antar Sang Garuda Dengan Kita Sebagai Manusia

Kita semua adalah makhluk hidup yang bernafas, yang dapat berpikir, dan yang tentu
bermoral. Sebuah makhluk yang bermoral pasti memiliki akal budi. Akal budi tersebut dapat
digunakan untuk berfikir dan menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Sebuah
aksi pasti memiliki konsekuen, maka dari itu akal budi yang sudah diberikan kepada kita itu
akan dipakai untuk melakukan hal yang benar di mata Tuhan dan yang dipandang benar
oleh masyarakat sekitar kita. Oleh karena itu diciptakanlah sebuah pedoman hidup untuk
menuntun kita jika kita tersesat di dalam kegelapan dunia ini. Salah satu contoh dari
pedoman tersebut adalah Alkitab. Alkitab digunakan oleh umat kristen untuk menuntun
mereka ke jalan yang benar yaitu Yesus Kristus.

Di Indonesia, pedoman tersebut ada di kehidupan sehari-hari kita dan tumbuh di dalam
setiap diri kita sebagai Rakyat Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pedoman tersebut
adalah Pancasila, simbol serta pedoman yang dapat menuntun kita untuk hidup rukun dan
ramah sebagai rakyat Republik Indonesia yang bermoral. Kita dilahirkan pada sebuah
negara yang beragam-ragam tetapi tetap satu. Untuk mengatasi perbedaan tersebut, kami
semua hidup di bawah suatu semboyan. Semboyan tersebut adalah “Bhinneka Tunggal Ika”.
Bhineka Tunggal Ika memiliki arti yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu. Maksud dari
semboyan ini adalah walaupun kita semua memiliki ras beda, agama beda, kita harus tetap
saling menghargai sesama dan menjunjung tinggi persatuan. Kita harus hidup di dalam
suatu persatuan dan satu kesatuan negara Indonesia. Kita semua tersebar dari Sabang
sampai dengan Merauke dan memiliki ideologi kita masing-masing juga. Tetapi berkat dari
Bhinneka Tunggal Ika serta Pancasila ini kita dapat sebuah tuntunan atas bagaimana kita
seharusnya hidup bersosialisasi dengan sesama Rakyat Indonesia.

Jadi agar lebih jelas dan lebih banyak contoh lagi, dialihkan balik ke Pancasila. Apa
hubungan nya Pancasila serta Bhinneka Tunggal dalam kehidupan kita hari lepas hari?
Apakah moral kita ada hubungan nya dengan Pancasila? Apakah aksi yang kita lakukan
sehari-hari ini ada konsekuensi nya terhadap kita dan ada dampak nya terhadap orang lain?
Jadi seperti yang rata-rata dari kita tahu dan seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya,
kita adalah mahkluk hidup yang dilahirkan dengan akal budi dan bermoral. Oleh sebab itu
kita semua pasti berpikir dan ada hak untuk berpikir bagi masing-masing diri kita. Hak
tersebut kita sebut dengan istilah (HAM). atau Hak Asasi Manusia. Kita sebagai manusia
dan makhluk hidup memiliki hak untuk berpendapat,berbicara dan mengungkapkan isi hati
kita. Semua orang selain memiliki ras dan agama beda, Orang-orang juga memiliki
perbedaan dalam ideologi dan pendapat. Hal tersebut memiliki arti bahwa kita memiliki hak
untuk menyuarakan pendapat tersebut atau tidak. Kadang orang itu tidak berani
menyuarakan pendapat tersebut karena takut dihujat sesama atau juga mungkin takut
dikucilkan dan tidak ada yang mau mendengarkan lagi. Kita harus ingat walaupun kita
semua memiliki pendapat kita semua tersendiri, ada sebuah catatan samping bahwa tidak
semua orang itu selalu menghargai dan menerima pendapat kita.

Maka karena itu diciptakan Pancasila. Pancasila itu ada dengan tujuan agar kita semua ada
pedoman dan berani untuk menyuarakan pendapat itu. Pancasila terdiri dari 5 sila yang
masing-masing memiliki makna nya masing-masing untuk topik-topik tertentu dalam konteks
pendapat serta ideologi. Sila pertama berbunyi bahwa “Ketuhanan yang maha esa” Di sila
ini bisa disimpulkan bahwa kita itu memiliki hak dalam beragama. Percaya dengan siapapun
yang anda mau, tidak ada salahnya untuk memegang pada sebuah kepercayaan. Contoh
dari penerapan sila ini adalah untuk tidak menista agama orang lain. Biarkanlah orang lain
memiliki hak mereka untuk memeluk apa yang mereka percaya. Sebuah kepercayaan itu
berasal dari akar ideologi tiap-tiap orang. Kita juga tidak bisa asal memaksakan
kepercayaan kita terhadap orang lain. Hal ini juga dapat dilihat dari Deklarasi Universal
tentang HAM (Pasal 2) yang mencantumkan perlindungan terhadap HAM.

Lalu pada Sila ke 2 yang berbunyi bahwa “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Sila ini
memiliki arti bahwa semua orang itu adil di mata Tuhan. Kita semua itu diciptakan adil dan
sama derajatnya. Tidak ada yang lebih tinggi derajat nya karena suatu hal kecil. Semua
orang bisa berpendapat karena semua orang juga memiliki hak yang sama. Tidak ada yang
suara nya atau pendapat nya lebih tinggi atau lebih benar. Kita semua manusia yang pasti
ada salah. Tidak ada manusia yang sempurna. Kita dapat melihat hukum yang membahas
ini pada Pasal 7 Deklarasi HAM PBB yang melarang adanya diskriminasi.

Dan lanjut pada Sila ke 3 yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Seperti yang sudah
dijelaskan tadi sebelumnya walaupun kita hidup dalam keanekaragaman kita semua itu
harus di dalam suatu persatuan yaitu Kesatuan Negara Republik Indonesia. Kita jika berasal
dari suatu suku atau ras tidak menempatkan diri kita dalam posisi yang lebih tinggi ataupun
rendah. Karena hampir sama di semua HAM yang kita bahas, semua ideologi atau semua
hak itu sama nilainya. Dikutip dari prinsip HAM Pasal 1 bahwa Semua orang dilahirkan
merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati
nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan.

Kemudian pada sila ke 4 yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan”. Sila ini memiliki arti bahwa kita harus
musyawarah untuk mencari mufakat. Dalam musyawarah atau diskusi kita pasti ada
pendapat tersendiri. Kita semua harus berani berpendapat dan menyampaikan pendapat
kita dalam sebuah diskusi. Jika kita ingin pendapat kita dihargai alangkah baik nya kita juga
menghargai pendapat orang lain. Kita semua harus menuangkan pendapat kita untuk
mencari suatu kepentingan bersama.

Dan yang terakhir pada sila ke 5 “Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Hampir
sama seperti sila ke 3, sila ke 5 memiliki arti bahwa semua derajat sosial Rakyat Indonesia
sama. Karena dilahirkan dari anak menteri bukan artinya orang tersebut lebih tinggi
suaranya. Semua orang itu wajib berpendapat dan memiliki hak mereka sendiri.

Jadi dari semua sila ini kita bisa simpulkan semua orang itu memiliki pendapat. Pendapat
tersebut harus kita saling hargai dan saling kita dengar. Tidak ada pendapat yang salah
karena derajat semua orang itu sama. Untuk mendapat pedoman untuk penghargaan
pendapat dapat kita lihat dari Pancasila yang masih relevan sampai hari ini. Marilah kita
semua berani berpendapat dan juga ingin menghargai pendapat orang.

Anda mungkin juga menyukai