Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beras merupakan bahan pokok utama pangan masyarakat Indonesia.
Seluruh masyarakat Indonesia sebagian besar mengandalkan beras sebagai
makanan pokok untuk dikonsumsi setiap hari sepanjang hidup mereka. Dengan
tingkat konsumsi beras sebesar 130 kg/kap/th membuat Indonesia sebagai
konsumen beras tertinggi di dunia, jauh melebihi Jepang (45 kg), Malaysia (80
kg), dan Thailand (90 kg). Penduduk Indonesia yang berjumlah 240 juta
membutuhkan beras untuk keperluan industri dan rumah tangga lebih dari 30 juta
ton per tahun.

Indonesia adalah kawasan agraris yang mampu menghasilkan padi sebagai


bahan pokok utama masyarakat Indonesia. Berdasarkan Badan Pusat Statistik
Indonesia, Produksi padi tahun 2014 (ASEM) sebanyak 70,83 juta ton gabah
kering giling atau mengalami penurunan sebesar 0,63 persen sebanyak 0,45 juta
ton dibandingkan tahun 2013. Penurunan produksi padi tahun 2014 terjadi di
Pulau Jawa sebesar 0,83 juta ton. Daerah Jawa sebagian besar adalah Jawa Barat.

Daerah Jawa Barat yang merupakan kawasan penghasil padi terbesar di


Indonesia mengalami fluktuasi produksi padi setiap tahunnya. Sebagai daerah
penghasil padi terbesar, Jawa Barat mampu mencukupi kebutuhan masyarakatnya
sendiri bahkan mampu membantu memenuhi kebutuhan daerah diluar Jawa Barat.
Proses penurunan dan kenaikan hasil produksi dapat dilihat dari pengawasan hasil
beras masuk, beras keluar dan beras yang telah dikonsumsi.

Namun, proses pengawasan yang dilakukan dengan melakukan


perhitungan dengan perkalian luas panen dan produktivitas dalam satu tahun tanpa
melakukan perhitungan beras masuk dan keluar serta beras yang telah di konsumsi
di wilayah Jawa Barat. Kendala inilah yang menjadikan kurang akuratnya data
dan informasi perberasan di daerah Jawa Barat. Sehingga pengambilan keputusan
dalam fluktuasi harga beras menjadi terhambat.

Manajemen Informatika Politeknik Pos Indonesia/Laporan Tugas Akhir I-1


Bab I Pendahuluan

Proses pengawasan (monitoring) stok beras perlu dilakukan dari beberapa


lapisan penanggungjawab, dimulai dari desa, kecamatan, kabupaten dan provinsi
Jawa Barat. Proses monitoring dilapisan terendah yaitu desa merupakan proses
yang terbilang penting karena dari sinilah sumber informasi perberasan dimulai.
Setiap lapisan memiliki kordinator masing-masing. Desa di kordinir oleh
kecamatan, kecamatan dikordinir kabupaten dan kemudian seterusnya hingga
seluruh data perberasan dapat terkumpul menjadi satu informasi dan pelaporan
yang utuh untuk provinsi Jawa barat.

Proses pengawasan hakikatnya untuk mengantisipasi masalah kekurangan


stok beras di Jawa Barat. Monitoring akan menghasilkan informasi dini berupa
pemberitahuan kepada pemangku kewenangan untuk memberikan solusi dengan
masalah yang terjadi. Pemberitahuan dini bertujuan untuk mengantisipasi
kekurangan stok beras.

Oleh karena itu, Dibutuhkan suatu sistem informasi yang mampu me-
monitoring data logistik beras dari lapisan terendah sampai dengan tertinggi
sehingga menjadi suatu informasi perbersan yang komplek dan akurat guna
menjadi dasar pengambilan keputusan mengenai produksi, harga dan hal yang
menyangkut beras. Solusinya adalah membangun Sistem Informasi Monitoring
Logistik Beras yang berbasis SMS Gateway. SMS Gateway yang menjadi salah
satu solusi sistem guna mempermudah pelaporan dan penyampaian data informasi
dari lapisan desa yang menjadi sumber data perberasan. Desa yang memiliki
kendala dalam infrastruktur dan sumber daya manusia dalam hal teknologi
menjadi tertolong dengan SMS Gateway.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan latarbelakang maka inti dari permasalahan dapat
diidentifikasi sebagai berikut:

1. Stok beras dihasilkan melalui perhitungan perkalian antara luas panen


dan produktivitas setiap tahunnya dibandingkan dengan konsumsi

Manajemen Informatika Politeknik Pos Indonesia/Laporan Tugas Akhir I-2


Bab I Pendahuluan

kebutuhan setiap tahunnya. Perhitungan dengan melalui perkiraan ini


menjadi ketidaksesuaian dengan fakta dilapangan.
2. Perhitungan ketahanan beras mengabaikan beras masuk dan beras yang
telah keluar di daerah Jawa Barat.
3. Penyampaian data informasi perberasan tidak terjamin kebenerannya
karena lapisan terendah yaitu desa yang mejadi sumber data perberasan
belum memiliki teknologi dalam pelaporan data perberasan.
4. Proses monitoring belum didukung dengan adanya pemberitahuan dini
(early warning) mengenai zona tidak aman ketahanan beras di daerah
jawa Barat sebagai peringatan guna pengambilan keputusan.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan membangun Sistem Informasi Monitoring Logistik Beras
adalah sebagai berikut:

1. Membangun sistem informasi yang mampu memperlihatkan dan


menggambarkan stok beras dengan mengandalkan data perberasan dari
desa.
2. Membangun sistem yang dapat menggambarkan aliran logistic beras
masuk dan beras keluar di daerah Jawa Barat.
3. Membangun sistem pelaporan dari setiap instansi terkait logistik beras
dengan mengandalkan SMS Gateway sebagai teknologi akses data
informasi perberasan guna melaporkan data beras masuk, keluar dan
yang telah dikonsumsi. Melalui SMS Center setiap lapisan instansti
terkait dapat melakukan monitoring stok beras dan dapat melakukan
update data perberasan.
4. Membangun sistem yang dapat memberikan early warning kepada
pemangku kepentingan disaat ketahanan beras berada di zona tidak
aman sehingga dapat mejadi dasar dalam pengambilan keputusan
mengenai hal terkait.

Manajemen Informatika Politeknik Pos Indonesia/Laporan Tugas Akhir I-3


Bab I Pendahuluan

1.4 Batasan Sistem


Pembangunan Sistem Informasi Monitoring Logistik Beras Badan
Ketahanan Pangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan berbasis web
menggunakan fitur SMS Gateway. Batasan-batasan sistem adalah sebagai berikut:

1. Spesifikasi Pengguna
a. Super Administrator
b. Administrator Provinsi
c. Administrator Kabupaten/Kota
d. Administrator Kecamatan
e. Petugas Desa

2. Kemampuan Sistem
a. Fungsional
Secara fungsional Sistem Informasi Monitoring Logistik Beras
memiliki kempuan dalam pengelolaan data sebagai berikut:
1) Proses validasi user,
2) Proses pengelolaan master wilayah,
3) Proses pengelolaan master user,
4) Proses pengelolaan data beras,
5) Proses verifikasi petugas desa,
6) Proses early warning,
7) Proses tampil laporan.

b. Non Fungsional
Secara nonfungsional Sistem Informasi Monitoring Logistik Beras
memiliki kempuan sebagai berikut:
1) Tampilan antarmuka (User Interface), sistem memiliki tampilan
antarmuka yang mudah difahami (user friendly) oleh pengguna
sehingga mendukung dalam penggunaan sistem informasi.
2) Keamanan (Security), sistem tidak dapat sembarangan diases oleh
umum sehingga data-data terkait aman karena sistem hanya dapat
diakses oleh pengguna di instansi terkait.

Manajemen Informatika Politeknik Pos Indonesia/Laporan Tugas Akhir I-4


Bab I Pendahuluan

3) Kehandalan (Realibility), sistem informasi yang akan dibangun


telah lulus uji dan dapat dipercaya performansinya.

1.5 Metodologi Penelitian


Pembangunan Siste Iformasi Monitoring Logistik Beras menggunakan
metodologi waterfall, tahapan-tahapan pembangunan istem informasi
digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Metodologi Penelitian Waterfall

Penjelasan dari tahapan-tahapan yang telah digambarkan diatas adalah


sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan
a. Studi Literatur
Dalam tahap studi literature penulis melakukan pencarian teori
terkait masalah yang diangkat. Pencarian referensi melalui
beberapa media yaitu jurnal, artikel, situs internet dan buku.

2. Tahap Analisis dan Requirement


a. Analisis
Pada tahap analisis penulis melakukan analisis dari masalah
kemudian menggambarkan solusi dari hasil analisis.

Manajemen Informatika Politeknik Pos Indonesia/Laporan Tugas Akhir I-5


Bab I Pendahuluan

b. Requirement
Pengumpulan kebutuhan-kebutuhan dari sistem dilakukan didalam
tahapan ini dengan menelusuri kebutuhan fungsional dan
kebutuhan non fungsional penulis mengelompokan dan
menguraikannya.
3. Tahap Perancangan
a. Perancangan
Tahap perancangan dilakukan dengan berdasarkan hasil analisis
kebutuhan kemudian menggambarkan dalam bentuk pemodelan
sistem menggunakan UML menggambarkan desain infrastruktur
dan arsitektur sistem kemudian melakukan desain aplikasi yang
akan dibangun.
4. Tahap Pemrograman
a. Pemrograman
Tahap pemrograman dilakukan berdasarkan desain aplikasi yang
telah dibuat dalam tahap perancangan. Pemrograman dilakukan
menggunakan Bahasa pemrograman PHP dengan Framework
Codeigniter.
5. Tahap Implementasi
a. Pengujian
Hasil dari pemrograman aplikasi kemudian dilakukan pengujian
(Testing) untuk menguji kelayakan dari aplikasi yang telah dibuat.
6. Tahap Dokumentasi
a. Dokumentasi Perangkat Lunak
Dokumentasi perangkat lunak dilakukan untuk mengarsipkan
aplikasi secara tertulis.

1.6 Sistematika Pembahasan


BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang, perumusan masalah,


tujuan, batasan sistem, metodologi penelitian dan sistematika
pembahasan. Pada latar belakang menjelaskan alasan membuat

Manajemen Informatika Politeknik Pos Indonesia/Laporan Tugas Akhir I-6


Bab I Pendahuluan

sistem informasi pada latar belakang menjabarkan masalah-


masalah. Perumusan masalah melakukan pengelmpokan
identifikasi masalah berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan. Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan kemudian
ditulis di tujuan bagaimana mengatasi masalah –masalah tersebut.
Batasan sistem menjelaskan tentang batasan-batasan yang
terdapat pada sistem. Pada metodologi penelitian dijelaskan
metode yang digunakan dalam pembangunan perangkat lunak.
Sistematika pembahasan menjelaskan tentang struktur penulisan
isi dari masing-masing bab

BAB II TEORI PENDUKUNG

Bab ini berisi tulisan dari pustaka yang dipakai untuk membuat
atau berhubungan dalam pembangunan sistem.
BAB III TINJAUAN ORGANISASI

Bab ini berisi tinjauan umum perusahaan, seperti deskripsi


perusahaan, sejarah, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi
perusahaan, serta deskripsi kerja bagian-bagian yang terkait dengan
sistem informasi.
BAB IV ANALISIS SISTEM

Bab ini berisi analisis terhadap sistem yang berjalan.


BAB V PEMBANGUNAN SISTEM

Pada bab ini hanya berisi uraian singkat mengenai pembangunan


perangkat lunak yang mengacu kepada Dokumen Pembangunan
Perangkat Lunak sebagai penjelasan detailnya.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pembangunan sistem yang


telah dilakukan serta saran untuk pengembangan software dan
perangkat lunak selanjutnya.

Manajemen Informatika Politeknik Pos Indonesia/Laporan Tugas Akhir I-7

Anda mungkin juga menyukai