Anda di halaman 1dari 7

No.

Dokumen :
POLTEKKES KEMENKES MALANG

STANDARD OPERASIONAL No. Revisi :


PROSEDUR
Tanggal Terbit :
SKRINING ANTIBODI
Halaman :
Petugas / pelaksana:
Unit : Laboratorium Prodi D3 Teknologi Bank Darah CI, Dosen, Mhs.
Pengertian Pemeriksan skrining dan identifikasi antibodi adalah suatu
pemeriksaan untuk mendeteksi antibodi yang lebih fokus pada
antibodi ireguler atau unexpected antibodies di luar dari antibodi
dalam sistem ABO.
Tujuan Mendeteksi antibodi sel darah merah selain anti-A dan anti-B atau
mendeteksi unexpected antibody yang bermakna secara klinis.
Persiapan tempat Laboratorium Prodi D3 Teknologi Bank Darah

Persiapan alat
Nama alat Fungsi
1. Tabung reaksi Mencampur dan menampung
reagen yang akan digunakan
2. Mikropipet memasukkan sampel ke dalam
tabung
3. Sentrifus Memutar sampel/objek dalam
kecepatan tinggi, perputaran ini
akan membuat partikel yang
akan jadi lebih berat lalu
terkumpul menuju dasar tabung
4. Incubator Untuk memaksimalkan reaksi
enzimatis
Persiapan bahan
Nama bahan Fungsi
1. Sampel pasien Sebagai media yang diuji dalam
proses pemeriksaan
2. Sel panel primer Sel panel kecil yang membawa
antigen utama seperti Rhesus,
Duffy, Kell, Kidd, MNSs, P dan
Lewis. Sel-sel ini digunakan
untuk skrining antibodi.
3. Reagen AHG Untuk mendeteksi sensitisasi
sel darah merah oleh IgG atau
komponen komplemen yang
terjadi secara in vivo
4. Saline Untuk mencuci sel dan sebagai
pengencer larutan
5. Enhancement reagent untuk menurunkan zeta
(albumin 22%, Low potensial disekitar eritrosit
Ionic Strength Solution sehingga interaksi antara
(LISS), dan eritrosit lebih baik dan
Polyethylene glycol meningkatkan peluang
(PEG)) terjadinya aglutinasi.
6. Coomb’s Control Cells Memberikan hasil positif pada
(CCC) semua hasil negative yang
menunjukkkan hasil
pemeriksaan valid
Validasi reagensia Biarkan reagensia pada suhu kamar dan catat lot.no serta exp.date
1. Bovine Albumin 6 %
2. Saline

3. Anti Human Globulin (Coombs serum)


4. CCC (Coombs Control Cell)

Prosedur pelaksanaan Tahapan skrining antibodi dibedakan menjadi tiga fase, yaitu:
1. Immediate spin atau fase salin (pada suhu ruang)
a. Siapkan 12 tabung (untuk 11 sel panel primer, 1
tabung untuk autokontrol), berikan label pada
masing-masing tabung.
b. Teteskan 2 tetes serum pasien ke dalam masing-
masing tabung.
c. Tambahkan masing-masing 1 tetes sel panel primer
pada 11 tabung, tambahkan 1 tetes suspensi sel
pasien ke dalam tabung nomor 12.
d. Campur dengan baik dan inkubasi pada suhu ruang
selama 1 jam.
e. Lakukan sentrifugasi dengan kecepatan 1000 rpm
selama 1 menit.
f. Goyangkan tabung dan baca ada tidaknya hemolisis
atau aglutinasi.
g. Hasil yang negatif sebaiknya dikonfirmasi secara
mikroskopis.
h. Catat hasil yang didapat pada kartu sel panel

2. Fase enzim pada suhu 37℃


a. Tambahkan 1 tetes enzim papain pada masing-
masing tabung pada fase salin
b. Campur dengan baik dan inkubasi pada suhu 37℃
selama 1 jam.
c. Lakukan sentrifugasi dengan kecepatan 1000 rpm
selama 1 menit.
d. Goyangkan tabung dan baca ada tidaknya hemolisis
atau aglutinasi.
e. Hasil yang negatif sebaiknya dikonfirmasi secara
mikroskopis.
f. Catat hasil yang didapat pada kartu sel panel
3. Indirect antiglobulin test
a. Lakuan pencucian 3 kali dengan normal salin pada
kedua belas tabung yang digunakan pada fase enzim
untuk menghilangkan antibodi yang tidak terikat.
b. Tambahkan 2 tetes reagen AHG, eritrosit yang
tersensitisasi akan diikat oleh antibodi pada AHG.
c. Lakukan sentrifugasi dengan kecepatan 1000 rpm
selama 1 menit.
d. Goyangkan tabung dan baca ada tidaknya hemolisis
atau aglutinasi.
e. Hasil yang negatif sebaiknya dikonfirmasi secara
mikroskopis.
f. Catat hasil yang didapat pada kartu sel panel
g. Konfirmasi hasil yang negatif dengan penambahan
coomb’s control cells

Sikap 1. Menggunakan komunikasi yang efektif


2. Disiplin
3. Teliti
4. Akurat
5. Tanggung jawab
6. Bekerja sesuai SOP
Interpretasi hasil 1. Aglutinasi atau hemolisis pada pemeriksaan skrining antibodi
pemeriksaan (disertai menyatakan hasil positif dan mengindikasikan pemeriksaan
foto) identifikasi antibodi perlu dilakukan.
2. Hasil pemeriksaan skrining antibodi dan autokontrol dapat
menjadi petunjuk atau arah bagi pemeriksaan identifikasi dan
resolusi terhadap jenis antibodi yang positif.
3. Pada pasien-pasien dengan multipel antibodi, hasil
pemeriksaan skrining antibodi positif dapat lebih dari satu.
Multipel antibodi umumnya positif pada fase yang berbeda
dan adanya autoantibodi dapat diperkirakan dari hasil
autokontrol yang positif.
Langkah-langkah untuk melakukan interpretasi terhadap hasil
pemeriksaan skrining antibodi adalah sebagai berikut:
1. Melakukan eksklusi atau rule-out
2. Tandai atau lingkari jenis antigen yang tidak ada coretan.
3. Pertimbangkan jenis antibodi yang mungkin reaktif pada
masing-masing fase pemeriksaan.
4. Lakukan teknik inklusi dengan mencocokkan pola reaksi
yang positif pada hasil pemeriksaan dengan pola antigen pada
sel panel.
5. Lakukan pengecekan apakah The 3 and 3 rule atau rule of
three terpenuhi. Artinya minimal ada 3 sel yang positif dan 3
sel yang negatif pada pola antigen sel panel.
6. Melakukan uji statistik, untuk memastikan bahwa pola reaksi
yang didapat bukan hanya suatu kebetulan saja. Uji statistik
yang bisa dilakukan adalah The Fischer exact test untuk
menentukan P value (Probability). Nilai P ≤ 0,05 menyatakan
hasil identifikasi valid
Daftar Pustaka Petunjuk Praktikum Imunserologi Laboratorium Patologi Klinik
Prodi D3 Analis Kesehatan FIK UMSURABAYA
Laboratorium Pratransfusi Up Date, Udayana University Press
OBSERVASI PENILAIAN KOMPETENSI
Nama Mahasiswa : ………………………………………………………………………….…...

NIM : ……………………………… Tanggal Penilaian: ……………………......

Kompetensi : Assesment

Sub Kompetensi : Menggunakan Data Kesehatan sesuai Perkembangan IPTEK

SKALA
No. ELEMEN KRITERIA PENCAPAIAN KOMPETENSI PENILAIAN
YA TIDAK
1 2 3 4 5
1. 1.
2.
3.
2. 1.
2.
3.
4.
5.
TOTAL

Keterangan :

Ya : 1, Tidak : 0

NA (Nilai Akhir) = Jumlah Ya didapat_________________________ X 100%


Juml Ya tertinggi dari kompetensi yang dicapai
Observer / Penilai

( )

Anda mungkin juga menyukai