Anda di halaman 1dari 4

Nama : Alya Luthfia

NIM : P1337434221014
Prodi : DIII TBD

A. Judul IMLTD III


B. Praktikum Pemeriksaan HIV Metode CHLIA
C. Hari/tgl Rabu, 8 Februari 2023
D. Landasan Metode CHLIA bergantung pada deteksi sinar yang dipancarkan
Teori dan diasosiasikan dengan penghilangan energi dari substansi
elektronik sebagai akibat reaksi elektrokimia. Ia menggunakan
substrat chemiluminescence yang bereaksi dengan berbagai enzim
yang dipergunakan untuk menandai, berupa luminol,
isoluminol/derivatnya atau derivate acridium ester sehingga
mengeluarkan cahaya Ketika ditambahkan reagen trigger seperti
peroksidase dan H2O2 atau system enzimatik lainnya yang
menghasilkan H2O2, seperti oksidase glukosa. Jika ditambahkan p-
iodofenol, akan meningkatkan emisi cahaya sampai 2.800 kali.
CHLIA menetapkan konsentrasi analit pada sampel berdasarkan
intensitas dari luminescen yang dikeluarkan akibat reaksi kimia.
Pada umumnya menggunakan teknologi assay sandwich, yaitu
jumlah signal yang diukur secara proporsional langsung
menujukkan jumlah analit yang ada pada sampel (Cinguanta,
Fontana, & Bizzaro, 2017)
E. Prinsip Pada pemeriksaan HIV ini menggunakan prinsip kerja sandwich
assay:
1. Penambahan paramegnetik mikropartikel ke sampel
2. Inkubasi
3. Pencucian pertama, tambahkan konjugat. Kemudian
inkubasi
4. Elektromagnetik akan merangsang ruthenium (Ru) dan
menghasilkan sinyal yang akan memungkinakan deteksi
kompleks Ag-Ab.
5. Pencucian kedua, tambah larutan Pre-trigger da Trigger ke
dalam reaksi pencampuran
6. Pembacaan
F. Tujuan Untuk mendeteksi antigen p24 dan natibodi HIV1/HIV2 di dalam
serum atau plasma dari darah pendonor.
G. Metode CMIA (Chemiluminescencet microparticle immunoassay)
H. Alat & 1) Persiapan alat
Bahan - Alat architect
- Carrier sampel alat architect
2) Persiapan Reagensia
- Mikropartikel
- Conjugate
- Assay Diluent
- Architect I pre-Trigger Solution
- Trigger solution
- Wash buffer
3) Persiapan Sampel
- Serum/Plasma
4) Bahan control
- Negative control
- Positive control 1
- Positive control 2
- Positive control 3
5) Kalibrator, yaitu Architect HIV Ag/Ab Combo Calibrators
I. Prosedur a. Persiapan
Kerja Botol mikropartikel perlu dihomogenkan untuk melarutkan
Kembali mikropartikel yang telah mengendap. Kenakan
sarung tangan yang bersih, keluarkan septum dari kemasan.
Pasang septum di bagian atas botol dengan hati-hati. Order
kalibrasi jika diperlukan dengan melihat Manual Operasi
ARCHITECT System. Perintah tes atu order tes, dilakukan
sesuai dengan Manual Operasi ARCHITECT System.
b. Prosedur Pemeriksaan
1. Memasukkan kit reagen ARCHITECT HIV Ag/Ab
Combo ke dalam ARCHITECT i system.
2. Memeriksa semua reagen yang diperlukan telah tersedia
3. Memastikan septum telah terpasang pada semua botol
reagen
4. Volume sampel
5. Volume minimum sample cup dihitung oleh system dan
dicetak pada laporan Orderlist. Jika menggunakan
tabung primer atau aliquot, gunakan alat pengukur
sampel untuk memastikan bahwa jumlah volume sampel
yang mencukupi telah tersedia.
6. Menyiapkan kalibrator dan control
7. Kalibrator 1 dan control ARCHITECT HIV Ag/Ab
Combo harus dihomogenkan dengan membolak-
balikkan secara perlahan sebelum digunakan. Untuk
memperoleh persyaratan volume yang
direkomendasikan untuk calibrator 1 dan controls,
pegang botol secara vertikel dan keluarkan 20 tetes
kalibrator atau 10 tetes masing-masing control ke setiap
sample cup yang dimaksud.
8. Memasukkan sampel
9. Menekan RUN
10. Perawatan rutin
11. Untuk kinerja yang optimal, prosedur perawatan rutin
dilakukan seperti pada petunjuk dalam Manual Operasi
ARCHITECT System
12. Prosedur Pengenceran Spesimen
13. Spesimen tidak dapat diencerkan pada tes ARCHITECT
HIV Ag/Ab Combo
14. Kalibrasi
15. Kalibrasi dilakukan dengan tes Kalibrator 1 dalam tiga
kali pengulangan.
J. Interpretasi 1. Spesimen dengan nilai S/CO < 1,00 dianggap non-reactive
Hasil (NR)
2. Spesimen dengan nilai S/CO ≥ 1,00 dianggap reactive (R)
atau initial Reactive (IR)
Catatan: Semua specimen yang pertama reaktif harus disentrifugasi
dan dites ulang secara duplo. Hasil pengulangan seperti pada Tabel
6.1, selajutnya dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan
status darah dan status donor (Abbott, 2016)

A. Judul IMLTD III


B. Praktikum Pemeriksaan HBsAg Metode CHLIA
C. Hari/tgl Rabu, 8 Februari 2023
D. Landasan Chemiluminescence Immuno Assay (CHLIA) merupakan tes
Teori serologi yang mengukur konsentrasi suatu substansi di dalam
sampel darah dengan melihat reaksi antibody terhadap antigen agen
infeksi.
Metode CHLIA bergantung pada deteksi sinar yang
dipancarkan dan diasosiasikan dengan penghilangan energi dari
substansi elektronik sebagai akibat reaksi elektrokimia. Ia
menggunakan substrat chemiluminescence yang bereaksi dengan
berbagai enzim yang dipergunakan untuk menandai, berupa
luminol, isoluminol/derivatnya atau derivate acridium ester
sehingga mengeluarkan cahaya Ketika ditambahkan reagen trigger
seperti peroksidase dan H2O2 atau system enzimatik lainnya yang
menghasilkan H2O2, seperti oksidase glukosa. Jika ditambahkan p-
iodofenol, akan meningkatkan emisi cahaya sampai 2.800 kali.
CHLIA menetapkan konsentrasi analit pada sampel berdasarkan
intensitas dari luminescen yang dikeluarkan akibat reaksi kimia.
Pada umumnya menggunakan teknologi assay sandwich, yaitu
jumlah signal yang diukur secara proporsional langsung
menujukkan jumlah analit yang ada pada sampel (Cinguanta,
Fontana, & Bizzaro, 2017)
E. Prinsip Liat di buku ajalah
F. Tujuan Untuk mendeteksi secara kualitatif penanda HBsAg di dalam serum
atau plasma dari darah pendonor.
G. Metode CMIA (Chemiluminescence Microparticle Immunoassay)
H. Alat & a. Persiapan alat
Bahan Assay file ARCHITECT HBsAg Qualitative II harus ter-
install pada ARCHITECT i System sebelum menjalankan
prosedur.
- Alat Architect i1000 System
- Carrier sampel alat Architect
b. Persiapan Reagensia
- Microparticles
- Conjugat
- Ancilliary Wash Buffer
- Pre-trigger solution
- Trigger solution
- Wash buffer
- Pengawet: agen antimikroba
c. Persiapan Sampel
Serum/plasma
d. Bahan control
- Negative control
- Positive control
e. Kalibrator
Architect HBsAg Qualitative II Calibrators
I. Prosedur a. Persiapan
Kerja Homogenkan botol mikropartikel sebanyak 30 kali. Setelah
mikropartikel larut Kembali, pasang septum sesuai instruksi
kerja dari pabrik.
b. Prosedur Pemeriksaan
1. Memasukkan kit reagen ARCHITECT HBsAg
Qualititative II ke dalam ARCHITECT i System
2. Memeriksa semua reagen yang diperlukan telah tersedia
3. Memastikan septum yang telah terpasang pada semua
botol reagen
4. Order kalibrasi (jika perlu)
5. Order tes sesuai instruksi
6. Volume sampel
Prioritas: 125 µl untuk tes pertama, 75 µl untuk masing-
masing tes tambahan dari sampel cup yang sama. Jika ≤
3 jam on board 150 µl untuk tes pertama dan 75 µl
untuk tambahan. Jika >3 jam on board maka ganti
dengan sampel yang baru (sampel, control, dan
kalibrator).
7. Menyiapkan kalibrator dan control
8. Memasukkan sampel sesuai instruksi
9. Menekan RUN sesuai instruksi
10. Melakukan perawatan rutin
11. Prosedur pengenceran specimen
12. Kalibrasi
J. Interpretasi 1. Specimen dengan nilai S/CO < 1,00 dianggap non-reactive
Hasil 2. Specimen dengan nilai S/CO ≥1,00 dianggap reactive (R)
atau initial reactive (R)
Catatan: Semua specimen yang pertama reaktif harus disentrifugasi
dan dites ulang secara duplo. Hasil pengulangan seperti pada Tabel
6.2, selajutnya dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan
status darah dan status donor

Anda mungkin juga menyukai