Anda di halaman 1dari 4

Bagian : SOP Pemeriksaan Crossmatch

Judul : Standar Operasional Prosedur Crossmatch

Halaman :1/2

BAGIAN LABORATORIUM
UNIT DONOR DARAH PALANG MERAH INDONESIA
PROVINSI BENGKULU

PROSEDUR STANDAR PEMERIKSAAN CROSSMATCH

Disahkan Oleh : Kepala UDD PMI Provinsi Tanggal Pelaksanaan :


Bengkulu
01 Agustus 2022
PadaTanggal : 1 Agustus 2022

Kepala UDD PMI Provinsi Bengkulu

Peninjauan Kembali :

01 Januari 2023
(dr. Tari Nasawida)
Penerima/ pemegang

Salinan Penanggung Jawab Teknis Pelayanan UDD PMI


Provinsi Bengkulu

Diberikan kepada pelayanan UDD PMI


Provinsi Bengkulu (dr. Rizki Rahmalia)

DaftarIsi :
I. PENGERTIAN
II. TUJUAN
III. PERALATAN DAN BAHAN
IV. PROSEDUR
A. PENGERTIAN Pemeriksaan crossmatching adalah langkah akhir yang penting
didalam menetapkan kecocokan antara darah donor dan
resipien menjadi kompatibel atau tidak.
Fungsi Pemeriksaaan Crossmatch adalah Cek akhir uji
kecocokan golongan darah ABO dan Rhesus, Mengetahui ada
tidaknya reaksi antara darah donor dan resipien, Mendeteksi
ada tidaknya antibodi yang tidak diharapkan.

B. TUJUAN Pemeriksaan crossmatch dilakukan untuk meyakinkan bahwa


tidak ada antibodi di dalam serum pasien yang akan bereaksi
dengan sel darah donor jika Transfusi dilakukan. Adapun fungsi
utama crossmatch adalah :
a. Untuk melakukan pengecekan terakhir dan meyakinkan
bahwa golongan darah ABO antara pasien dan donor sudah
sesuai sehingga reaksi transfusi dapat dicegah.
b. Untuk mendeteksi ada tidaknya antibodi di dalam serum
pasien yang akan bereaksi dengan antigen pada sel darah
merah donor terutama pada kondisi dimana antibodi tidak
terdeteksi dengan skrining antibodi karena tidak adanya
antigen yang sesuai pada panel sel skrining (Downes, 2014).
Dengan melakukan pemeriksaan crossmatch maka
diharapkan dapat mendeteksi ada tidaknya antibodi, baik
antibodi komplit (IgM) maupun antibody inkomplit (IgG)
yang terdapat dalam serum atau plasma pasien, yang dapat
menyebabkan kerusakan sel darah merah donor, sehingga
dapat memberi keyakinan akan manfaat transfusi yang
maksimal untuk penderita (meningkatkan kesempatan
hidup sel darah donor dalam tubuh pasien)
C. PERSIAPAN Alat
ALAT DAN  Centrifuge
BAHAN  Mikroskop
 Objeck glass
 Dect glass
 Spuit 3cc
 tip kuning
 Mikropipet
 Tabung reaksi
Bahan
 Whole blood/plasma
 Bovine Albumin
 Comb serum
D. PROSEDUR Pemeriksaan crossmatching ada 2 macam yaitu :
1. Mayor crossmatching (Uji Silang Serasi) ada 2 macam
yaitu :
a. Mayor Crossmatch
Serum pasien + sel donor
Untuk mendeteksi ada tidaknya antibodi dalam
serum pasien yang dapat merusak sel donor
a. Minor Crossmatch
Serum donor + sel resipien
Untuk mendeteksi ada tidaknya antibodi dalam
serum donor yang dapat merusak sel resipien
A. Metode Pemeriksaan Crossmatching
1. Metode aglutinasi/ konvensional
a. Fase I : Dalam larutan garam/ saline
terdiri dari 3 metode
b. Fase II : Dalam albumin
c. Fase III : Indirect Coomb’s Test
FASE I : Dalam larutan garam/ saline
a) Metode cepat/ Immediate spin
 Tabung A (Mayor) : tambahkan 2 tetes serum resipien
dan 1 tetes suspensi 2-5% eritrosit resipien
 Homogenkan dengan cara centrifuge dengan
kecepatan 3400 rpm selama 15 detik
 Baca hasil reaksi yang terjadi secara makroskopis dan
mikrokopis.
 Bila terjadi hemolisis atau aglutinasi berarti positif
 Bila tidak terjadi hemolisis atau aglutinasi berarti
negatif
 lanjutkan dengan fase II
2. Pemeriksaan Crossmatching Metode Aglutinasi
Fase I : Dalam Larutan garam/ saline
 Metode Inkubasi 220C
Cara seperti metode cepat, hanya sebelum
dicentrifuge, diinkubasi dulu pada temperatur
kamar 220C selama 15-30 menit
 Metode Inkubasi 370C
Cara seperti metode cepat hanya sebelum
dicentrifuge, di inkubasi dulu pada suhu 37 0C
selama 15-30 menit untuk menjamin
kompatibilitas, karena ada antibodi yang bekerja
optimal (bereaksi) pada suhu tubuh (in vivo)
3. Pemeriksaan Crossmatching Metode Aglutinasi
Bila pada fase I hasilnya negatif lanjutkan ke fase II
Fase II : Dalam Albumin
 Pada tabung Mayor dan Minor ditambahkan 2
tetes bovine albumin 22%
 Homogenkan
 Inkubasi pada suhu 370C selama 15 menit
 Centrifuge dengan kecepatan 3400 rpm selama
15 detik
 Baca hasil reaksi yang terjadi, secara makroskopis
dan mikroskopis
Bila terjadi hemolisis atau aglutinasi Positif
Bila tidak terjadi hemolisis atau aglutinasi
Negatif
Pada hasil negatif , untuk menguji apakah tes ini
sudah dilakukan secara benar dilakukan kontrol
dengan menambah 1 tetes Coomb’s cell pada
tabung Mayor dan Minor kemudian dicentrifuge
dengan kecepatan 3400 rpm selama 15 detik dan
hasilnya harus Positif.
Fase III : Indirek Coomb’s Test
1. Cuci eritrosit pada tabung Mayor dan Minor
dengan NaCl sebanyak 3 kali untuk membuang
antibodi bebas yang terikat pada eritrosit
2. Pada tabung Mayor dan Minor ditambahkan 2
tetes Coombs serum
3. Homogenkan dengan cara centrifuge dengan
kecepatan 3000 rpm selama 2 menit
4. Periksa reaksi yang terjadi secara makroskopis
dan mikrokopis
 Bila terjadi hemolisis atau aglutinasi
Positif
 Bila tidak terjadi hemolisis atau aglutinasi
Negatif
5. Pada hasil negatif untuk menguji apakah tes
ini dilakukan sudah benar dilakukan kontrol
dengan menambahkan 1 tetes coombs test
pada setiap tabung kemudian disentrifuge
dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 detik
dan hasilnya harus positif.

Anda mungkin juga menyukai