Anda di halaman 1dari 23

PEMERIKSAAN

PRETRANSFUSI

Raehana Samad
PENDAHULUAN

• Pemeriksaan pra transfusi → rangkaian prosedur pem.


mencocokkan darah resipien dan darah donor yang
diperlukan sebelum darah diberikan kepada resipien.

• Tujuan → memastikan ada tidaknya alloantibodi pada


darah resipien yang akan bereaksi dengan darah donor bila
ditransfusikan dan/atau sebaliknya.
ALUR
PEMERIKSAAN

Jika UTD telah


melakukan uji
saring antibodi
pada darah donor
ALUR
PEMERIKSAAN

Jika UTD belum


melakukan uji
saring antibodi
pada darah donor
PEMERIKSAAN PRETRANSFUSI
1. Pemeriksaan Golongan Darah
2. Skrining antibodi
3. Pemeriksaan crossmatching
• Pengujian golda pertama kali  saat seleksi donor bersamaan
dg pe. kadar Hb  perlu dikonfirmasi kembali melalui pengujian
golongan darah menggunakan sampel yang diambil setelah
pengambilan darah yang memiliki metoda dengan tingkat akurasi
lebih tinggi dan dilakukan di lab,

• Golongan darah ABO di identifikasi dengan melihat reaksi


aglutinasi

• Faktor-faktor yg mempengaruhi reaksi aglutinasi adalah:


1. Konstante keseimbangan
2. Temperatur
3. pH
4. Ionic Strength
5. Waktu inkubasi
6. Konsentrasi antigen dan antibodi
Metode pemeriksaan golongan darah ABO

Cell grouping/typing
• Tujuan : mendeteksi antigen golongan darah.
• Eritrosit yang akan diperiksa direaksikan dg antisera anti-A
(monoklonal) dan anti-B (monoklonal)

Serum grouping/typing
• Tujuan : mendeteksi antibodi golongan darah.
• Serum/plasma yang akan diperiksa direaksikan suspensi eritrosit
golongan A, B dan O (sebagai negatif kontrol) dan auto kontrol
dengan menggunakan eritrositnya sendiri.
PEMERIKSAAN ANTIGEN Du
PEMERIKSAAN CROSSMATCHING / UJI SILANG SERASI

• Pemeriksaan crossmatching : pem. silang serasi antara


darah donor dengan darah pasien yang bertujuan untuk
mengetahui adanya:

a. antibodi IgM/IgG dalam tubuh pasien yang dapat


berikatan dengan antigen golongan darah yang terdapat
pada membran eritrosit donor (mayor).
b. antibodi IgM/IgG dalam tubuh donor yang dapat
berikatan dengan antigen golongan darah yang terdapat
pada membran eritrosit pasien (minor).

• Autokontrol  antibodi IgM/IgG dalam tubuh pasien yang


dapat berikatan dg antigen golongan darah yang terdapat
pada membran eritrosit pasien itu sendiri.
PEMERIKSAAN CROSSMATCHING / UJI SILANG SERASI

a. Metode Konvensional/Tabung
b. Metode Gell
c. Metode Fase Solid
a. Metode Konvensional/Tabung

1. Fase I, fase suhu kamar di dalam medium salin (immediate-


spin crossmatch).
2. Fase II, fase inkubasi suhu 37°C di dalam medium Bovine
Albumin 22%.
3. Fase III, fase uji antiglobulin (AHG crossmatch).
a. Siapkan 3 buah tabung masing-masing diberi kode My (Mayor), Mn
(Minor) dan AK (autokontrol)

b. Isi tabung tersebut sebagai berikut:


1) Tabung My : 2 tetes plasma pasien + 1 tetes suspensi 5%
eritrosit donor
2) Tabung Mn : 2 tetes plasma donor + 1 tetes suspensi 5% eritrosit
pasien
3) Tabung AK : 2 tetes plasma pasien + 1 tetes suspensi 5%
eritrosit pasien
FASE I
• Goyangkan perlahan tabung berlabel My,Mn dan AK hingga homogen,
kemudian sentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 15-20 detik
• Baca hasil secara makroskopik dan mikroskopik

FASE II
• Tambahkan pada setiap tabung (My,Mn,AK) 2 tetes bovine albumin 22%
• Goyang perlahan ketiga tabung tersebut hingga homogen, inkubasi
pada suhu 370C selama 15 menit, kemudian sentrifus dengan kecepatan
3000 rpm selama 15-20 detik
• Baca hasil secara mikroskopik
FASE III
• Tambahkan salin ke dalam masing-masing tabung sebanyak 2/3 dari
tabung
• Goyangkan secara perlahan tabung hingga homogen, kemudian
sentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 3 menit
• Buang supernatan sebanyak-banyaknya (pencucian pertama), lakukan
hal yang sama hingga 3 kali
• Pencucian terakhir buang supernatan sebanyak-banyaknya
• Tambahkan pada setiap tabung (My,Mn,AK) 2 tetes coomb’s serum
• Goyang perlahan ketiga tabung tersebut hingga homogen, kemudian
sentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 15-20 detik
• Baca hasil secara mikroskopik
Validasi

• Bila hasil uji cocok serasi hingga Fase III tidak terjadi aglutinasi dan
hemolisis maka akan dilakukan validasi sebagai berikut:
1. Tambahkan satu tetes Coomb’s Control Cell (CCC) pada
masing-masing tabung
2. Goyangkan secara perlahan hingga homogen
3. Sentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 15-20 detik

• Baca hasil secara makroskopik


b. Metode Gell
• Siapkan ID Liss/coomb’s card
• Beri kode dibawah microtube:
a. Microtube I dengan label My (Mayor)
b. Microtube II dengan label Mn (Minor)
c. Microtube III dengan label AK (Autokontrol)
• Buka penutupnya sampai microtube III saja
• Masukkan ke dalam masing-masing microtube menggunakan micropipet:
a. Microtube I (Mayor) : 50 µl suspensi 1% eritrosit donor dan 25 µl serum
pasien
b. Microtube II (Minor) : 50 µl suspensi 1% eritrosit dan 25 µl serum donor
c. Microtube III (Autokontrol) : 50 µl suspensi 1% eritrosit pasien dan 25 µl
serum pasien
• Inkubasi pada ID Incubator suhu 370C selama 15 menit
• Putar dengan menggunakan ID centrifuge
• Baca hasil reaksi secara makroskopik
a. Bila terjadi hemolisis atau aglutinasi maka hasil tidak cocok/incompatible
b. Bila tidak terjadi hemolisis dan aglutinasi maka darah boleh
diberikan/ditransfusikan kepada pasien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai