PK
Rencana Baca : Rabu, 30 Oktober 2019 Pukul 07.30 Wita
Tempat : Ruang Pembacaan RSP Gd. A Lt. 4 Jurnal Bank Darah dan
Kedokteran Transfusi
Takako Ono, Hitoshi Ohto, Hiroyasu Yasuda, Rie Hikichi, Kinuyo Kawabata,
Keiji Minakawa, Satoshi Ono, Masami Kikuchi, Akiko Sugawara, Shunnichi
Saito, Nozomi Takano, Kenneth E. Nollet
Tujuan : Antibodi yang bermakna secara klinis bisa saja tidak terdeteksi dan
dapat memicu terjadinya reaksi transfusi. Hemolisis dilaporkan pada pasien yang
telah ditransfusikan dengan anti-Kidd yang tidak terdeteksi menggunakan metode
gel column tetapi terdeteksi dengan metode lain.
Hasil: Secara umum hasil dari Sistem otomatis sesuai dengan metode tabung yang
menujukkan 98% atau lebih pada sistem ABO forward grouping dan RhD, tetapi
menunjukkan reaksi yang lebih lemah dalam pengujian ABO reverse grouping
terhadap A1 (K=0.88 dengam metode MP dan K=0.77 dengan metode GC) dan sel
B (K=0.66 dengan metode MP and K=0.68 dengan metode GC) dan gagal untuk
mendeteksi beberapa anti-A (2 dari 273 sampel dengan metode MP) dan anti-B (2
dari 273 sampel dengan metode MP dan 1 dari 272 sampel dengan metode GC).
MP tidak dapat mendeteksi 2 (anti-E dan -Fyb) dari 8 antibodi dan GC tidak dapat
mendeteksi 5 (2 anti-E dan 1 masing-masing dari -Fyb, -Jka dan -Lea) dari 10
antibodi, tetapi terdeteksi secara manual menggunakan metode PEG-IAT. Di
antara 11 aloantibodi yang diketahui, MP dapat mendeteksi 7 antibodi pada
pengenceran yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode tabung PEG-IAT,
sebaliknya GC menunjukkan nilai yang lebih rendah pada 7 sampel dibandingkan
dengan metode tabung PEG-IAT dan tidak dapat mendeteksi 2 antibodi yang
bermakna secara klinis (anti-C dan anti-Fyb).
1
pada antibodi yang bermakna secara klinis, sehingga dalam penggunaannya harus
sangat memperhatikan kemungkinan terjadinya hemolisis pasca transfusi.
Kata Kunci: ABO grouping, metode Gel column, antibodi ireguler, metode
microplate, dan metode tabung.