Anda di halaman 1dari 10

CROSSMATCH

Pemeriksaan Crossmatching
(Uji Silang Serasi)
Merupakan langkah akhir yang penting di
dalam menetapkan kecocokan antara darah
donor dan resipien → kompatibel atau tdk

Fungsi:
1. Cek akhir uji kecocokan golongan
darah ABO
2. Mengetahui ada tidaknya reaksi
antara darah donor dan resipien
3. Mendeteksi ada tidaknya antibodi
yang tidak diharapkan
Pemeriksaan Crossmatching
(Uji Silang Serasi)
Ada 2 macam :
1. Mayor Crossmatch
Serum pasien + Sel donor
Untuk mendeteksi ada tidaknya antibodi dalam serum pasien yang dapat
merusak sel donor
2. Minor Crossmatch
Serum donor + Sel resipien
Untuk mendeteksi ada tidaknya antibodi dalam serum donor yang dapat
merusak sel resipien

Ada 2 metode :
1. Metode aglutinasi/konvensional
a. Fase I : Dalam larutan garam/saline → 3 Metode
b. Fase II : Dalam albumin
c. Fase III : Indirect Coomb’s Test
2. Metode Gel
Pemeriksaan Crossmatching
Metode Aglutinasi
FASE I : Dalam larutan garam/saline
a) Metode cepat / immediate spin
 Tabung A (Mayor) : tambahkan 2 tetes serum resipien dan 1
tetes suspensi 2-5% eritrosit donor
 Tabung B (Minor) : tambahkan 2 tetes serum donor dan 1 tetes
suspensi 2-5% eritrosit resipien
 Campur baik-baik. Sentrifus dengan kecepatan 3400 rpm selama
15 detik
 Periksa/nilai reaksi yang terjadi, scr makroskopis dan mikroskopis
Bila terjadi hemolisis atau aglutinasi → positif
Bila tidak terjadi hemolisis atau aglutinasi → negatif
Pemeriksaan Crossmatching
Metode Aglutinasi
FASE I : Dalam larutan garam/saline
b) Metode Inkubasi 22oC
Cara seperti Metode Cepat, hanya sebelum disentrifus, diinkubasi dulu pada
temperatur kamar (22oC) selama 15-30 menit

c) Metode Inkubasi 37oC


Cara seperti Metode Cepat, hanya sebelum disentrifus, diinkubasi dulu pada
suhu 37oC selama 15-30 menit
Untuk menjamin kompatibilitas, karena ada antibodi yang bekerja optimal
(bereaksi) pada suhu tubuh (in vivo)
– Tahap penggolongan darah & deteksi complete Ab
– adanya cold autoagglutinin/auto-Ab tipe dingin
– adanya cold alloagglutinin/allo-Ab tipe dingin
(anti A1, anti M, anti P1, anti Lewis dll)
Pemeriksaan Crossmatching
Metode Aglutinasi
Bila pada fase I hasilnya negatif
→ lanjutkan ke fase II
FASE II : Dalam Albumin
 Pada tabung A dan B ditambahkan 2 tetes bovine albumin
22%
 Campur baik-baik
 Inkubasi pada suhu 37oC selama 15 menit
 Sentrifus dengan kecepatan 3400 rpm selama 15 detik
 Periksa/nilai reaksi yang terjadi, scr makroskopis dan
mikroskopis
Bila terjadi hemolisis atau aglutinasi → positif
Bila tidak terjadi hemolisis atau aglutinasi → negatif
• Tahap Rh grouping
• Incomplete Ab akan tersensitisasi
• Inkubasi terlalu lama : sensitisasi melemaH
• Kd incomplete Ab sistim Rh dpt terdeteksi (anti-D, anti-C, anti-E),
tampak reaksi aglutinasi
• incomplete Ab lain spt K, k, Fya, Fyb, Jka, Jkb hanya tersensitisasi
saja, tampak aglutinasi jika di + reagen Antiglobulin
Pemeriksaan Crossmatching
Metode Aglutinasi
Bila pada fase II hasilnya negatif → lanjutkan ke
fase III
FASE III : Indirect Coomb’s Test
 Cuci eritrosit pada tabung A dan B dengan saline sebanyak 3 kali untuk
membuang antibodi bebas yg tdk terikat pd eritrosit
 Pada tabung A dan B ditambahkan 2 tetes Coomb’s serum
 Campur baik-baik
 Sentrifus dengan kecepatan 3400 rpm selama 15 detik
 Periksa/nilai reaksi yang terjadi, scr makroskopis dan mikroskopis
Bila terjadi hemolisis atau aglutinasi → positif
Bila tidak terjadi hemolisis atau aglutinasi → negatif
 Pada hasil yg negatif, untuk menguji apakah tes ini sudah dilakukan scr
benar, dilakukan kontrol dengan menambahkan 1 tetes Coomb’s cell pada
tiap tabung, kemudian disentrifus dgn kecepatan 3400 rpm selama 15
detik, dan HASILNYA HARUS POSITIF
 Mendeteksi incomplete Ab yg sudah melapisi eritrosit
Minor + : sebab?
- Ab donor ?
- Ab melapisi eritr pasien ?

Cek dg tes Coombs Direk

negatif positif

Ab yg melapisi eritrosit pasien:


Ab donor • AIHA
• HDN
• transfusi sebelumnya
hasil
• Bila reaksi silang mayor dan minor dari fase 1 sampai fase 3
tidak menunjukkan reaksi hemolisis dan/atau aglutinasi, darah
donor tsb dinyatakan cocok untuk pasien.
• Bila pada salah satu fase terjadi reaksi  tidak cocok.
• Bila pada fase 1 atau 2 terjadi reaksi, maka fase 2 atau 3 tidak
perlu diteruskan.

Anda mungkin juga menyukai