Anda di halaman 1dari 53

BBPK 2021

UJI PRA TRANSFUSI

Dr. Ulfah Suryani, MARS., M.Biomed


TOPIK PEMBAHASAN
01 PENDAHULUAN

PRINSIP DAN METODE


02
UJI PRA TRANSFUSI

03 STANDAR
UJI PRA TRANSFUSI
04
KESIMPULAN

05 REFERENSI
PENDAHULUAN

Mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 2011 ten-


tang Pelayanan darah dan Peraturan Menteri Kesehatan
No. 91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi
Darah

Pra transfusi adalah suatu rangkaian prosedur pemeriksaan menco-


cokkan darah pasien dan darah pendonor yang diperlukan sebelum
darah diberikan kepada pasien.
A. PEMERIKSAAN GOLDAR ABO DAN RHESUS PRINSIP
PADA PASIEN DAN DONOR
UJI PRA TRANSFUSI

Pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus adalah pemerik-


saan untuk mengetahui golongan darah ABO dan Rhesus dengan
metode pemeriksaan cell typing untuk mendeteksi antigen ABO
dan Rhesus (D) yang terdapat pada sel darah merah serta serum
typing untuk mendeteksi antibodi ABO yang terdapat pada serum/
plasma.
IDENTIFIKASI
GOLONGAN DARAH ABO

• Cell typing
Sdm direaksikan dgn anti-A, anti-B (dan anti-AB 
polyklonal)

• Serum typing / back typing


Serum/plasma direaksikan dengan sdm golongan A, B dan O
dan auto kontrol

AGLUTINASI
Penggumpalan sdm oleh antibodi (AABB)
4+ = 1 gumpalan sdm yang besar
3+ = beberapa gumpalan besar
2+ = beberapa gumpalan sedang dgn latar belakang jernih
1+ = beberapa gumpalan kecil dgn latar belakang kemerahan
+w = beberapa gumpalan sangat kecil dgn latar belakang
kemerahan atau mikroskopis
Golongan Cell typing Serum typing
darah Anti-A Anti-B Anti-AB Sel A Sel B Sel O

A + - + - + -
B - + + + - -
AB + + + - - -
O - - - + + -

POPULASI GOLONGAN DARAH


Gol.darah White Black Chinese Indonesia
O 45 48 36 41
A 41 27 28 25
B 10 21 23 27
AB 4 4 13 7
SUBGROUPS

• Subgroups ialah phenotype ABO yang


berbeda dalam jumlah antigen yang ada
pada sel darah merahnya, sebagai
akibat produk yg kurang effektif dari
enzym glycosyltransferas
ANTIBODI SISTEM RHESUS
Umumnya antibodi Rh merupakan antibodi imun akibat transfusi
atau kehamilan, kecuali beberapa anti-E dan anti-Cw yg tidak diketahui
stimulusnya.

Antigen yang paling potent adalah antigen D diikuti dgn antigen c dan E.

Spes Reaksi positip invitro Imunoglobulin Terlibat dalam


NaCl Alb AHG Enz IgG IgM IgA Rx transf HDN
Anti-D X X X kebanyakan beberapa jarang X X
Anti-C X X X kebanyakan X X
Anti-E X X X X kebanyakan beberapa X X
Anti-c X X X kebanyakan beberapa X X
Anti-e X X X kebanyakan X X
B. PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI PRINSIP
UJI PRA TRANSFUSI

Pemeriksaan uji silang serasi


adalah pemeriksaan untuk menge-
tahui kecocokan antara darah
pasien dan darah pendonor 1. Mayor
2. Minor
3. Auto Kontrol
1. PEMERIKSAAN MAYOR

uji silang serasi mayor untuk mendeteksi


adanya antibodi
pada serum/plasma pasien yang bereaksi dengan sel
darah merah pendonor dengan cara
mereaksikan serum/plasma
resipien dengan sel darah merah donor.
2. PEMERIKSAAN MINOR

Uji silang serasi minor untuk mendeteksi adanya


antibodi pada serum/plasma pendonor yang
bereaksi dengan sel darah merah pasien dengan
cara mereaksikan serum/plasma pendonor
dengan sel darah merah pasien.
3. PEMERIKSAAN AUTO KONTROL

Uji silang serasi Auto Kontrol


untuk mendeteksi adanya
antibodi pada serum/plasma
pasien yang
bereaksi dengan sel darah
merah pasien itu sendiri
METODA PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI

1. Metoda Tabung

FASE I MEDIA SALINE

FASE II MEDIA BOVINE ALBUMIN 22%

FASE III MEDIA AHG ( anti


human globulin )

CCC ( coombs control cell)


METODA PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI

FASE I MEDIA SALINE

Pada fase I, reaksi antigen antibodi di-


lakukan pada suhu kamar dengan tujuan
untuk mendeteksi antibodi tipe IgM
seperti antibodi dari sistim golongan
darah ABO, P1, MN, dan Lewis.
METODA PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI

FASE II MEDIA BOVINE ALBUMIN 22%

Pada fase II, reaksi di suhu 37°C selama 15 menit dengan penambahan bovine albumin 22%
yang bertujuan sebagai media penguat atau potentiator.

Bovine albumin berperan dalam mengurangi zeta potensial yaitu mengurangi jarak antara sel
darah merah yang disebabkan oleh adanya ion-ion positif & negatif yang menyelubungi sel
darah merah.

Proses Inkubasi pada suhu 37°C bertujuan untuk memberikan kesempatan antibodi tipe IgG
bereaksi dengan antigen sehingga terjadi sensitisasi dan terlihat sebagai agglutinasi. Bila tidak
terlihat aglutinasi maka dilanjutkan ke fase III.
METODA PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI

FASE III MEDIA AHG

Pada fase III, dilakukan penambahan


AHG yang berperan untuk
menjembatani sel darah merah yang
telah disensitisasi oleh antibodi IgG
sehingga hasil reaksi aglutinasi dapat dili-
hat secara makroskopis dan
mikroskopis
METODA PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI

CCC

Hasil uji silang serasi yang negatif harus


divalidasi dengan menambahkan reagensia
coomb’s control cells (CCC), yang akan
memberikan hasil reaksi agglutinasi
(positif). Apabila reaksinya tetap negatif,
maka pemeriksaan menjadi ’invalid’
PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI

Plasma Donor Serum Pasien

M
i no
rT
es
Auto

t
Kontrol

st
Te
or
Darah Darah
Donor ay Pasien
M
Suspensi Suspensi
Sel Donor 5% Sel Pasien 5%
Metoda Pemeriksaan Uji Silang Serasi

2. Metoda Column Agglutination Test


(CAT)

Metoda column agglutination test menggunakan prinsip saringan, bila


terjadi reaksi antigen-antibodi (aglutinasi) maka aglutinat akan tertahan
pada bagian atas atau dalam kolom selama sentrifugasi
atau pemutaran dan diinterpretasikan sebagai hasil positif.

Sedangkan sel yang tidak beraglutinasi akan membentuk pellet


pada bagian bawah dari kolom dan diinterpretasikan sebagai hasil
negatif. Semakin besar agglutinasi yang terjadi maka reaksi
agglutinasi akan berada di bagian atas gel.
METODE GEL

Pembacaan :
1. Mayor labu 1 = Negatif
2. Minor labu 1 = Positif 2
3. Mayor labu 2 = Negatif
4. Minor labu 2 = Positif 3
5. Auto control = Positif 3
6. Gell kosong.

Pembacaan hasil :
Diamati secara makroskopis dengan latar belakang cahaya yang cukup adanya aglutinasi eritrosit pada Gell :
• Bila seluruh eritrosit terdapat pada dasar Gell : Negatif.
• Bila seluruh eritrosit terdapat pada permukaan Gell : Positif 4.
• Gradasi antara positif 1 sampai 4 dilihat dari sebaran dan banyaknya aglutinasi pada Gel antara permukaan
sampai dasar.
• Hasil yang dibaca adalah hasil akhir seluruh proses tidak lagi dibedakan berdasarkan fase I, II, III.
PRINSIP METODE GEL
• Materi gel: sephadex
• Aglutinasi ukuran besar
akan tetap berada di atas
• Aglutinasi kecil/lbh kecil
akan bergerak ke
bawah (tgt ukuran)
• Sel yg tidak beraglutinasi
akan langsung mengendap
di dasar gel
XM METODE GEL
• Masukkan suspensi eritrosit Donor (XM mayor)
• Tambahkan serum/plasma resipien
• Inkubasi - 15 menit ( tergantung alat yg digunakan )
• Sentrifus dan baca hasil
• (tanpa pencucian,
tanpa CCC)
REAKSI POSITIF KUAT
REAKSI LEMAH
REAKSI NEGATIF
SKORING
INDIKASI PENGGUNAAN TEKNOLOGI GEL DI UTD

• Imunohematologi
• Pem. golongan darah ABO/Rh
• Pem. golongan darah non ABO
• Skrining (deteksi) dan identifikasi Ab
• Uji kompatibilitas: XM
PROBLEM PENGGUNAAN
METODE KON-
VENSIONAL
• >> teknisi
• Hasil tergantung ketrampilan dan pengalaman
operator
• Hasil kurang stabil
• Jika pencucian eritrosit kurang bersih  hasil
negatif palsu
• Membutuhkan mikroskop
• Membutuhkan sel kontrol utk cek hasil negatif
• Membutuhkan waktu panjang
KELEBIHAN METODE GEL

• Terstandard, terukur
• Sederhana, mudah dan cepat

• Hasil reaksi: stabil, dpt disimpan, dicopy, difoto


dan di-scan
• Tanpa pencucian
• Sampel sedikit
• Pembacaan secara makro
• Masa kadaluwarsa panjang
• Samaph sedikit
• Keamanan meningkat
MATERIAL

1. ID Dispensor 5. Working table


2. Mikropipet 5, 6. Incubator 37oC
25,
50 ul 7. ID-centrifuge

3. Yellow tip 8. Marker

4. Tube
REAGENTS

1. LISS/Coombs card
2. ID Diluent 2 (LISS)
LISS/COOMBS CARD
ID DILUENT 2
(MODIFIED LISS) UTK
PEMBUATAN SUSPENSI
ERITROSIT 1%
INTERPRETASI HASIL UJI SILANG SERASI
Mayor Minor Otokontrol Interpretasi Keterangan
Negatif Negatif Negatif Darah Darah dapat ditransfusikan
kompatibel
Positif Positif Positif Darah Darah tidak dapat
inkompatibel ditransfusikan, kecuali atas
pertimbangan klinis khusus
Negatif Positif Positif Darah Hanya sel darah merah
inkompatibel pekat yang dapat
ditransfusikan dengan
catatan gradasi aglutinasi
minor sama dengan atau
lebih rendah daripada
gradasi otokontrol.
STANDAR UJI PRA TRANSFUSI
Persiapan Permintaan Darah dan/atau Komponen Darah
dari Ruang Perawatan

1. Intruksi permintaan darah


-Setiap permintaan darah harus disertai dengan formulir
permintaan darah yang telah diisi lengkap dan ditandatangani oleh
Dokter Penanggunga Jawab Pelayanan (DPJP) disertai sampel
darah pasien
-Untuk permintaan darah persiapan harus dibuat maksimal tiga
hari sebelum rencana pelaksanaan transfusi
-Untuk permintaan darurat harus dilengkapi dengan alasan
permintaan darurat menggunakan formulir khusus yang ditentukan
Rumah Sakit
STANDAR UJI PRA TRANSFUSI
Persiapan Permintaan Darah dan/atau Komponen Darah
dari Ruang Perawatan

2. Pengisian formulir permintaan darah yang disediakan oleh Rumah Sakit


Harus diisi dengan informasi:
-Identitas pasien terdiri dari : nama lengkap (minimal nama depan dan belakang), tanggal lahir, nomor rekam medis, jenis kelamin
-Ruang perawatan
-Tanggal permintaan dan tanggal rencana transfusi
-Diagnosis klinis
-Indikasi transfusi
-Jenis permintaan (elektif, rutin dan darurat)
-Kadar hemoglobin atau trombosit pasien
-Golongan darah pasien
-Riwayat transfusi sebelumnya
-Riwayat reaksi transfusi
-Jenis dan volume komponen darah yang diminta
-Nama dokter DPJP, dilengkapi tanda tangan DPJP atau dokter yang meminta
-Nama dan tanda tangan personil yang mengambil sampel darah
STANDAR UJI PRA TRANSFUSI
Persiapan Permintaan Darah dan/atau Komponen Darah
dari Ruang Perawatan

3. Pengambilan sampel darah pasien

Sampel darah pasien untuk pemeriksaan pratransfusi


diambil langsung dari pembuluh darah pasien dan
harus ditampung di dalam tabung tersendiri
STANDAR UJI PRA TRANSFUSI

Persiapan Permintaan Darah dan/atau Komponen Darah


dari Ruang Perawatan

4. Penyerahan formulir permintaan darah ke BDRS

Formulir permintaan darah diserahkan secara


bersamaan dengan sampel darah pasien ke BDRS
oleh petugas Rumah Sakit yang telah dilatih rantai
dingin darah
STANDAR UJI PRA TRANSFUSI

Persiapan Permintaan Darah dan/atau Komponen Darah


dari Ruang Perawatan

5. Penyerahan darah dari BDRS ke Ruang Perawatan


- Pada tanggal rencana transfusi, perawat atau dokter
mengkonfirmasi apakah transfusi tetap berlangsung
atau ditunda.

- Bila transfusi ditunda lebih dari 3 x 24 jam, darah


dapat diberikan kepada pasien yang lebih
membutuhkan
STANDAR UJI PRA TRANSFUSI

Persiapan Permintaan Darah dan/atau Komponen Darah


dari Ruang Perawatan

6. Dokumentasi

Harus ada sistem dokumentasi permintaan darah di


ruang perawatan yang disimpan didalam folder rekam
medis pasien
STANDAR UJI PRA TRANSFUSI
Standar Penerimaan Permintaan Darah dan/atau Komponen Darah serta Sampel Pasien

Pengecekan identitas Pengecekan formulir per-


pasien Pengecekan sampel darah mintaan darah
pasien

Pengecekan usia sampel Pengecekan volume sam-


darah pel
STANDAR UJI PRA TRANSFUSI
Standar Penerimaan Permintaan Darah dan/atau Komponen Darah serta Sampel Pasien

Petugas BDRS harus memeriksa identitas pa-


sien pada formulir permintaan dan pada label
Pengecekan identitas sampel darah
pasien

-Petugas BDRS harus memeriksa kondisi sam-


pel.
-Jika kondisi sampel tidak layak (lisis, men-
ggumpal, volume kurang, label tidak sesuai
dengan formulir permintaan darah atau sampel
Pengecekan sampel darah tanpa label) sampel darah dibuang dan harus
pasien dimintakan sampel darah yang baru
STANDAR UJI PRA TRANSFUSI
Standar Penerimaan Permintaan Darah dan/atau Komponen Darah serta Sampel Pasien

Apabila formulir permintaan darah tidak lengkap


atau tidak terbaca, formulir permintaan darah
Pengecekan formulir per- dikembalikan ke ruangan
mintaan darah

Jenis sampel Suhusimpan Maksimal usia sampel


Darah EDTA 18 – 25°C 24 jam
Darah EDTA 4°C 3 hari
Serum/Plasma 4°C 1 minggu
Pengecekan usia sampel
darah Yang dimaksud dengan usia sampel darah adalah waktu
antara pengambilan sampel darah dengan waktu pe-
laksanaan pemeriksaan uji pratransfusi.
STANDAR UJI PRA TRANSFUSI
Standar Penerimaan Permintaan Darah dan/atau Komponen Darah serta Sampel Pasien
Jenis Tipe
Pemeriksaan Spesimen
Usia dan
Volume
Pengecekan volume sam-
pel Golongan darah, uji sar- ≥ 4 bulan 3 mL
ing antibodi dan uji dalamtabung
silang serasi EDTA
 4 bulan 1-2 mL dalam
tabung EDTA
(jika memu-
ngkinkan
sampel darah
ibu dan bayi
dikirimkan
bersamaan)
STANDAR UJI PRA TRANSFUSI

Standar Pemeriksaan Standar Pemeriksaan


Golongan Darah ABO Uji Silang Serasi
dan Rhesus

Standar Penyimpanan Standar Pemeriksaan


Sampel Darah Pasien Uji Silang Serasi den-
dan Pendonor gan lebih dari Satu
Pendonor
Standar Penanganan Hasil
Tidak Cocok/ Inkompatibel
STANDAR UJI PRA TRANSFUSI
Uji Silang Auto Pool
Darah Donor

Mereaksikan pool plasma


Standar Pemeriksaan donor dengan pool sel darah
Uji Silang Serasi den- merahnya. Darah donor dapat
gan lebih dari Satu dipool maksimal 3 donor.
Pendonor

Uji Silang Antar Pool


Donor

Mereaksikan plasma 1 donor dengan pool sel darah


merah 2 donor. Uji silang antar pool donor dilakukan
apabila jumlah donor minimal 6 orang.
STANDAR UJI PRA TRANSFUSI
-Dilakukan setelah darah donor diberi
identitas/label kecocokan

-Sampel darah resipien dan donor (dari selang


kantong darah donor yang sudah dipotong)
Standar Penyimpanan diikat menjadi satu
Sampel Darah Pasien
dan Pendonor -Sampel darah resipien dan donor disimpan
dalam blood bank selama 7 (tujuh) hari

-Didalam blood bank penyimpanan, sampel


darah donor dan resipien disusun menurut
hari

-Sampel darah ini dapat dipakai sebagai


bahan pemeriksaan kalau ada laporan reaksi
transfusi
STANDAR UJI PRA TRANSFUSI

Standar Pemeriksaan Standar Pemeriksaan


Golongan Darah ABO Uji Silang Serasi
dan Rhesus

Standar Penyimpanan Standar Pemeriksaan


Sampel Darah Pasien Uji Silang Serasi den-
dan Pendonor gan lebih dari Satu
Pendonor
Standar Penanganan Hasil
Tidak Cocok/ Inkompatibel
KESIMPULAN

 Darah yang akan ditransfusikan harus


melalui pemeriksaan uji pra transfusi
 Pastikan golongan darah pasien sama
dengan golongan darah pendonor
 Hasil uji pra transfusi harus kompatibel
REFERENSI

Peraturan Menteri Kese- Surat Keputusan Kepala


hatan RI No. 83 Tahun Badan Pengawasan Obat
2014 tentang UTD, BDRS dan Makanan No. 10
dan Jejaring Pelayanan Peraturan Menteri Kese- Tahun 2017 tentang
Transfusi Darah. hatan RI No. 91 Tahun Pedoman CPOB di UTD
2015 tentang Standar dan Pusat Plasmaferesis
Pelayanan Transfusi
Darah.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai