Anda di halaman 1dari 6

Nama : I Gusti Agung Ayu Eka Wahyuni

Nim : P07134019041

Kelas : V A

Mata kuliah : imunnohematologi

Dosen pengempu : 1. Heri Setiyo Bekti, S.ST., M.Biomed

2. Dr. drg. I Gusti Agung Ayu Dharmawati, M.Biomed

Obyektif

1. C

2. B

3. B

5. C

6. D

7. C

8. E

9. E

10. A

11. E

Essay

1. Pemeriksaan yang dilakukan sebelum transfusi bertujuan agar sel- sel darah yang
ditransfusikan dapat hidup di tubuh pasien dan tidak menimbulkan kerusakan pada sel
darah pasien

2. Mayor crossmatch, merupakan serum pasien direaksikan dengan sel donor, apabila
di dalam serum pasien terdapat antibodi yang melawan terhadap sel maka dapat
merusak sel donor tersebut. Sedangkan Minor crossmatch, merupakan serum donor
direaksikan dengan sel pasien.
3. Berdasarkan mediumnya yaitu saline, bovine dancoomb’s.

  Fase I : Fase suhu kamar didalam medium saline.Fase ini akan dapat mendeteksi :
Antibodi komplet yang bersifat IgM (Cold Antibody) seperti anti-A,anti-B, anti-
M, anti-N, anti-Lewis, anti-P1 dananti-H.

 Fase II : Fase inkubasi 37ºC dlm medium Bovine albumin. Fase ini
akan dapat mendeteksi beberapa antibodi system Rhesus seperti anti-D, anti-
E, anti-C dan juga antibodi lainnya seperti anti-Lewis,anti-Kell, anti-Duffy.
Fase III : Fase Antiglobulin Test. Semua antibodi inkomplet yang
telah diikat pada sel darah merah(pada fase II) akan beraglutinasi (positip) den
ganbaik setelah penambahan Coombs serum 

4.Reaksi silang yang dilakukan hanya pada suhukamar saja tidak dapat mengesampin
gkan aglutinin Rh yang hanya bereaksi pada suhu 37°C. Penentuan antiRh   sebaiknya
digunakan   cara Crossmatch dengan  high
protein methode. Serum antiglobulinmeningkatkan sensitivitas pengujian in vitro. An
tibodikelas IgM yang kuat biasanya menggumpalkaneritrosit yang mengandung
antigen yang relevan secara nyata, tetapi antibodi yang lemah sulitdideteksi. Banyak
antibodi kelas IgG yang tidak mampu menggumpalkan eritrosit walaupun antibodi itu
kuat. Semua pengujian antibodi termasuk uji silang tahap pertama menggunakan cara
sentrifugasi serum dengan eritrosit. Sel dan serum kemudian diinkubasi selama 15-30
menit untuk memberi kesempatan
antibodi melekat pada permukaan sel, laluditambahkan serum antiglobulin dan bila pe
nderita mengandung antibodi dengan eritrosit donor maka terjadi gumpalan 

5. Prinsip pemeriksaan crossmatch metode gel adalah penambahan suspensi sel dan


serum atau plasma dalam microtube yang berisi gel di dalam buffer berisireagen
(Anti-A, Anti-B, Anti-D, enzim, Anti-Ig G, Anti komplement). Prinsip
pemeriksaan crossmatch metode gel adalah penambahan suspensi sel dan serum atau
plasma dalam microtube yang berisi gel di dalam buffer berisireagen (Anti-A, Anti-B,
Anti-D, enzim, Anti-Ig G, Anti
º
komplement). Microtube selanjutnya diinkubasiselama 15 menit pada suhu 37  C dan 
disentrifus.Aglutinasi yang terbentuk akan terperangkap di atas permukaan gel.
Aglutinasi tidak terbentuk apabila eritrosit melewati pori-pori gel, dan akan
mengendap di dasar microtube 

6. Prosedur uji crossmatch dengan metode gel

 Alat: ID Sentrifuge, ID Inkubator, Mikropipet ( Adjustable Mikropipet) ( 5 µl, 25


µl , 50µl ), Rak Tabung, Tabung Serologis.
 Bahan: Serum pasien / OS, Plasma donor / DN, Sel Darah Merah 100% OS, Sel
Darah Merah 100% DN, ID liss / Coomb’s Card, Yellow Tip Disposable, Label,
Tissue.

 Reagen: ID Diluent

 Prosedur kerja:

- Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah Pasien / OS 1 %

1. Tabung serologis disiapkan dan diberi label.

2. Dimasukkan 500 µl ID Diluent.

3. Ditambahkan 5 µl suspensi sel 100% pasien.

4. Dihomogenkan

- Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah DN 1%

1. Tabung reaksi disiapkan dan diberi label.

2. Dimasukkan 500 µl ID Diluent.

3. Ditambahkan 5 µl suspensi sel 100% donor.

4. Dihomogenkan

- Pembuatan Auto Pool Sel Donor 1%

1. Disiapkan 1 buah tabung serologis

2. Diteteskan masing – masing suspensi sel 1% donor dengan perbandingan yang


sama

3. Dihomogenkan

- Pembuatan Auto Plasma Donor

1. Disiapkan 1 buah tabung serologis

2. Diteteskan masing – masing plasma donor dengan perbandingan yang sama

3. Dihomogenkan

- Crossmatching / Uji Silang Serasi Metode Gel Test

1. ID Liss / Coomb’s card disiapkan.

2. Diberi label identitas pada ID Liss.

3. Penutupnya dibuka.

4. Ke dalam masing-masing microtube dimasukkan :


- Microtube I (Mayor Test): dengan micropipet dimasukkan 50 µl sel donor I
suspensi 1 % dan dengan micropipet ditambahkan 25 µl serum pasien.

- Microtube II (Mayor Test): dengan micropipet dimasukkan 50 µl sel donor II


suspensi 1 % dan dengan micropipet ditambahkan 25 µl serum pasien.

- Microtube III (Minor Test): dengan micropipet dimasukkan 50 µl sel pasien


suspensi 1 % dan dengan micropipet ditambahkan 25 µl plasma donor I.

- Microtube IV (Minor Test): dengan micropipet dimasukkan 50 µl sel pasien


suspensi 1 % dan dengan micropipet ditambahkan 25 µl plasma donor II.

- Microtube V (Auto Control): dengan micropipet dimasukkan 50 µl sel pasien


suspense 1 % dan dengan micropipet ditambahkan 25 µl serum.

- Microtube VI (Auto Pool): dengan micropipet dimasukkan 50 µl pool sel donor


1% dan dengan micropipet ditambahkan 25 µl pool plama donor

5. Diinkubasi pada ID incubator pada suhu 370 C selama 15 menit

6. Diputar dalam ID centrifuge dengan kecepatan 1030 rpm selama 10 menit ( sudah
diatur pada alat )

7. Hasil reaksi dibaca secara makroskopis.

8. Pembacaan hasil :

Tidak hemolisis / aglutinasi : cocok / compatible. Darah boleh diberikan kepada


pasien.

Terjadi hemolisis / aglutinasi : tidak cocok / incompatible. Darah tidak boleh


diberikan kepada pasien.

7. Hasil crossmatch dapat diinterpretasikan seperti tabel


Interpretasi Hasil Crossmatch

Mayor Minor AC/DCT Kesimpulan

- - - Darah keluar

+ - - Ganti darah donor

- + - Ganti darah donor
- + + Darah keluar bila minor lebih kecil atausama
dengan AC/DCT  informconcent

+ + + Lihat keterangan

Keterangan :

1. Crossmatch mayor, minor dan AC (auto control) = negatif, darah


pasien kompatibel dengan darah donormaka darah boleh dikeluarkan.
2. Crossmtacth mayor = positif, minor = negatif, AC = negatif.
Golongan darah pasien diperiksa sekali lagi,apakah sudah sama dengan
donor, apabila golongan darah sudah sama artinya ada irregular
antibody pada serum
pasien. Darah donor diganti dengan melakukancrossmatch lagi sampai di
dapat hasil cross negatif pada mayor dan minor, apabila tidak ditemukan
hasil crossmatch yang kompatibel meskipun darah donortelah diganti ma
ka harus dilakukan screening dan identifikasi antibodi pada serum pasien,
dalam hal ini sampel darah dikirim ke UTD Pembina terdekat.
3. Crossmatch mayor = negatif, minor = positif, AC = negatif, artinya
ada irregular antibody pada serum /plasma donor. Penyelesaiannya darah 
donor digantidengan yang lain, dilakukan crossmatch lagi.
4. Crossmatch  mayor = negatif, minor = positif, AC = positif,
dilakukan direct coombs test (DCT) pada pasien. Hasil DCT positif
pada crossmatch minor dan AC berasal dari autoantibody. Apabila
derajat positif pada minor sama atau lebih kecil dibandingkan derajat
positif pada AC/DCT, darah boleh dikeluarkan.Apabila derajat positif
pada minor lebih besar dibandingkan derajat positif pada AC/DCT, darah
tidak boleh dikeluarkan. Darah donor diganti dengan
melakukan crossmatch lagi sampai ditemukan positifpada minor sama ata
u lebih kecil dibanding AC / DCT

Anda mungkin juga menyukai