Anda di halaman 1dari 3

Perkembangan geografi pada abad 18

(geografi modern)

Oleh :
Faiz Ainaya Nur Maulida Firdaus (220721609198)
Faiz Ummu Azizah (220721601282)
Farika Dwi Febriani (220721600112)
Fera Arum Rahayuningsih (220721606375)
Lu’lu Ul Maknun (220721602992)
Marshanda Salsabila (220721600519)
Mey Wahyu Aviningrum (220721600228)

Dosen pengajar :
Dr.Adip Wahyudi, M.Pd.

Tahun ajaran 2022/2023


Sejarah :
Geografi abad ke 18 (modern)
Pada masa ini Geografi sudah dianggap sebagai suatu disiplin ilmiah dan sudah dipandang
dari sudut praktis dan menjadi bagian dari kurikulum di universitas di Eropa (terutama di Paris dan
Berlin), tetapi tidak di Inggris dimana geografi hanya diajarkan sebagai sub-disiplin dari ilmu lain.
Geografi di masa ini yang ditandai dari banyaknya para ilmuwan geografi baru. Di mana para
ilmuwan ini banyak melakukan kajian-kajian teoritis, konseptual, dan komprehensif mengenai ilmu
geografi di kampus-kampus di Eropa.
Tokoh :
Sumbangan Kant
Varenius dipandang tokoh yg meletakkan dasar lahirnya Geografi. Di zaman filsuf Immanuel
Kant ( 1724-1804) Geografi diberi dasar filsafat nya. Tokoh jerman ini mengajar geografi selama 4
dasawarsa di Universitas Konigsberg (1756-1796) Pikiran Kant ini dioper oleh Alfred Hettner
Geografi jerman abad lalu dan kemudian oleh geografi Amerika Richard Hartshorn yg menulis buku
terkenal The nature of Geography (1939).
Alexander von humboldt (1769-1859)
Karl Ritter (1779-1859)
Membentuk isi pengetahuan geografi menjadi ilmiah benar. Humboldt adalah ahli geografi
karena petualangannya mengelilingi benua-benua, khususnya Amerika tropika, sekaligus ahli
kosmografi. Ia melihat relasi yang jelas antara gejala sosial dan latar belakang alamnya. Buku yang
ditulisnya berjudul cosmos, yang memperkenalkan pembagian zona berdasarkan suhu secara vertikal
dan istilah isotherm. Meskipun berlainan latar belakang studi dan pendekatan telaahnya, konsepnya
tentang geografi pada dasarnya sama dengan tokoh Ritter. Seperti Kant, ia pun memisahkan sejarah
alam dari geografi fisis dari dunia.
Sebagai penyempurnaan humboldt muncul geografi Jerman lain Carl Ritter (1779-1859) ia
mementingkan studi terhadap Geografi regional. Ditulisnya buku berjudul Die Erdkunde yang
dilengkapi lagi dengan jilid kedua mengenai Asia, yang melihat bumi sebagai tempat tinggal manusia
dan membagi permukaan bumi atas wilayah wilayah alami yang pada umumnya berdasarkan
morfologinya. Memang dua tokoh Jerman itu sebagai anak dari zamannya mencerminkan ekspresi
filsafat abad ke-18.
Teori :
IMMANUEL KANT (1724-1804)
Kant dipandang sebagai tokoh yang meletakkan dasar-dasar lahirnya geografi sebagai ilmu
sebagaimana mestinya.Geografi diberi dasar-dasar filsafatnya. Menurutnya semua pengetahuan itu
dapat dikategorisasikan menjadi tiga kelompok.
- Pertama ilmu-ilmu sistematis, misalnya: botani yang menstudi tentang tumbuhan, geologi yang
menstudi tentang kulit bumi, sosiologi yang menstudi tentang masyarakat kelompok. -Kedua, ilmu-
ilmu historis, yang distudi adalah fakta-fakta dalam relasinya dengan waktu, misalnya: sejarah, pra
sejarah, sejarah geologi.
-Ketiga, ilmu-ilmu geografis yang obyek studinya adalah benda-benda, hal-hal atau gejala-gejala yang
tersebar di dalam ruang, misalnya: geografi dan kosmografi.
Sumbangannya lebih bercorak filsafat, khususnya yang menyangkut definisi dan hakikat
geografi dalam hubungannya dengan ilmu-ilmu alamiah. Menurut Kant pengetahuan manusia itu
diawali oleh kegiatan akal murni, melalui inderanya. Persepsi indra dibaginya dua macam yakni indra
batiniah dan indra lahiriah. Berkat dua jenis indra itu manusia memperoleh pengetahuan empiris
tentang dunia. Dunia sebagaimana dipersepsi oleh indra batiniah adalah seele (jiwa) dan mensch
(manusia) yakni diri sendiri. Adapun dari persepsi oleh indra lahiriah adalah natur (alam).
Dalam memahami alam diperlukan sejarah alam dan uraian alam. Dalam hal ini geografi fisis
menyajikan sejarah permukaan bumi dan dari situ dapat diuraikan aspek-aspek lain dari geografi yang
menurut Kant jumlahnya ada lima:
(1) Geografi matematis, yang menelaah bentuk, ukuran dan perputaran bumi serta posisinya di
dalam sistem matahari.
(2) Geografi moral, yang menelaah berbagai adat kebiasaan dan tabiat manusia di berbagai
negeri.
(3) Geografi politik, yang menelaah relasi antara unit-unit politis Latar belakang alamnya
masimasing-masin
(4) Geografi perniagaan, yang menelaah mengapa negeri tertentu memiliki komoditi khusus
sehingga terlibat dalam perniagaan dunia.
(5) Geografi teologis, yang menelaah sejauh mana latar belakang alam menjadikan bentuk-bentuk
ibadat lahiriah yang berlainan di berbagai negeri, padahal agamanya sama.

ALEXANDER VON HUMBOLDT(1769-1859)

Penelitian Alexander Von Humboldt memiliki dampak besar dalam pengembangan ilmu
pengetahuan pada zamannya. Selain pembuat peta, dia juga menjadi pelopor penetapan zona-zona
vegetasi dan mengembangkan sistem isotermal, kategori zona-zona di dunia berdasarkan suhu udara
yang sama. Dia juga kemudian membuat diagram cuaca yang memungkinkan kita memahami
fenomena cuaca lebih baik lagi.

Humboldt adalah orang pertama yang meneliti hubungan organisme dan lingkungan
biologisnya, alias ekologi. Dia juga adalah orang pertama yang mendeskripsikan fenomena perubahan
iklim akibat manusia, berdasarkan observasi yang di dapatkan ketika ia menjelajahi berbagai tempat.
Namun yang membuat Alexander von Humboldt menjadi sangat aktual saat ini adalah
pemahamannya tentang ekosistem dan hubungan antara lingkungan dan makhluk hidup di sekitarnya.

Carl Ritter (1779 – 1859)


Carl ritter merupakan geograf jerman.
Melihat geografi sebagai ilmu empiris , ia berpendapat bahwa metodologinya memerlukan
proses dari satu pengamatan ke pengamatan berikutnya, bukan dari pendapat atau hipotesis ke
pengamatan. Meskipun dia yakin bahwa ada hukum geografi, dia tampaknya tidak mementingkan
untuk menetapkannya dengan jelas. Sebaliknya, dia menekankan pentingnya memanfaatkan semua
ilmu untuk menggambarkan sifat geografi, yang menurutnya unik.
Carl Ritter juga seorang yang bertakwa oleh sebab itu ia berteori.
Ia melihat bumi sebagai tempat tinggal manusia dan ia membagi permukaan bumi tersbut
atas wilayah wilayah alami yang pada umumnya berdasarkan morfologi. Ia berpahaman juga bahwa
Tuhan itu menciptakan bumi sebagai sekolah latihan untuk umat manusia , sehingga dari taraf
kehidupan yang liar (barbar) manusia mampu meningkatkan diri menjadi manusia yang luhur secara
spritual.

Anda mungkin juga menyukai