LANDASAN TEORI
10
11
- Manusia
- Ruang
- Lingkungan
Aspek pembentuk ruang yaitu aspek-aspek yang bersifat arsitektur dari
stuktur dan pembentuk ruang yang memberi bentuk pada bangunan memisahkan
dari luar dan membentuk pola tatanan ruang interior (Ching, 1996:160), yang akan
membahas:
a). Lantai
b). Dinding
c). Plafon
d). Jendela
Desain interior harus mengandung makna yang jelas melalui persepsi yang
berhasil diungkapkannya. Elemen ruang harus mampu mendukung dan
memperkokoh fungsi ruang sehingga mudah untuk dikenal kegiatan apa yang
terjadi di dalam ruang tersebut beserta berbagai fasilitasnya.
2.2.2 Desain Interior Restoran
Tujuan dari desain interior sebuah restoran adalah untuk menciptakan
suasana yang mendukung makanan atau jasa yang ditawarkan dan membuat
suasana makan lebih mengesankan, sehingga dapat membuat konsumen akan
datang kembali dan merekomendasikan restoran tersebut kepada orang lain
(Abrams, 1988:362). Desain yang dimaksud adalah ruang makan pribadi, bar,
lounge, dan restroom, dimana semua itu termasuk aspek-aspek yang menunjukkan
kualitas sebuah restoran.
2.2.3 Desain Oriental
Desain oriental memiliki penekanan pada proporsi yang baik, simetris,
garis-garis sederhana, penggunaan material kayu, dan penggunaan warna yang
biasanya kuat dan terang. Desain oriental memiliki beberapa macam motif dan
simbol, yang digunakan secara terpisah maupun dengan cara dikombinasikan.
13
fungsi lantai dalam ruangan sangat berperan (Suptandar, 1999:123). Lantai dapat
menunjang fungsi atau kegiatan yang terjadi di dalam ruang, dapat memberi
karakter dan dapat memperjelas sifat ruang misalnya, dengan memberikan
permainan pada permukaan lantai itu sendiri. Menurut Suptandar (1999:127),
lantai sebagai penunjang suatu bangunan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
- Kuat, lantai harus dapat menahan beban
- Mudah dibersihkan
Sedangkan menurut Lawson (1973:123-130), lantai harus:
- Fungsional
- Pemilihan mempengaruhi pembersihan dan perawatan
- Dekoratif
Lantai yang berfungsi sebagai isolasi suara, biasa digunakan pada lantai
dasar bangunan yang mempunyai fungsi berbeda. Isolasi panas sebagai penutup
lantai penting untuk kenikmatan dan kesehatan, karena dapat memberi rasa hangat
pada kaki, hal ini dapat diukur dengan menggunakan angka absorsi panas.
⇔ Bahan-bahan Penutup Lantai
Lantai adalah alas dari ruang. Pada mulanya lantai terbuat dari tanah liat
dan dalam proses perkembangan selanjutnya digunakan orang bahan
batu-batuan alam (Suptandar, 1999:124). Pada masa-masa berikutnya
sejalan dengan perkembangan teknologi banyak jenis-jenis lantai seperti
terrazzo, vinyl, parket, carpet, dan lain-lain.
Lantai kayu mempunyai kehangatan khusus terhadap kaki merupakan
isolasi panas yang baik.
Ceramic tiles dan batu lantai jika dalam kedaan basah, tidak mudah
menggelincir, kecuali apabila dalam keadaan kotor atau berlumut
(Suptandar, 1999:127).
⇔ Sifat Dan Karakteristik Lantai
Karakteristik lantai akan memberikan ciri tertentu terhadap ruang yang
bersangkutan dengan jenis kegiatan yang ada dalam bidang. Penggunaan
warna-warna pada penutup lantai dapat memberikan kesan tertentu
terhadap ruang, misal warna biru memberi kesan sejuk, warna merah
15
memberi kesan panas. Warna lantai yang gelap akan menjadikan ruang
tampak lebih kecil, warna yang formal menjadikan ruang tampak agung.
Begitu pula warna yang ringan akan menjadikan ruang tampak lebih
luas.
2. Dinding
Dinding merupakan aspek penting dalam pembentukan ruang, baik sebagai
aspek penyekat atau pembagi ruang maupun sebagai aspek dekoratif. Dalam
proses perancangan suatu “ruang dalam” dinding mempunyai peranan yang cukup
dominan dan memerlukan perhatian khusus, disamping aspek-aspek lain seperti
tata letak, desain furniture serta peralatan-peralatan lain yang akan disusun
bersama dalam satu kesatuan dengan dinding. Keistimewaan dinding dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Permanen
b. Dapat dibongkar seperti:
- Self supporting panel
- Terpasang pada rel atau jalur
- Menggantung
- Lipat
- Besar
- Double
- Single
Ada dua cara menghias dinding (Suptandar, 199:143), yaitu:
- Membuat motif-motif dekorasi dengan digambar, dicat, dicetak,
diaplikasi atau dilukis secara langsung pada dinding.
- Dinding ditutup/dilapisi dengan bahan yang ornamental atau dengan
memasang hiasan-hiasan yang ditempel pada dinding.
Maksud dari tujuan ini adalah untuk menambah keindahan ruang.
⇔ Fungsi dan Bentuk Dinding
Fungsi dinding terbagi menjadi 2 bagian:
a. Stuktur, misalnya:
- Bearing walls : Dinding yang dibangun untuk menahan tepi dari
tumpukan/urugan tanah.
16
3. Plafon
Plafon merupakan salah satu aspek penting dalam interior, sebagai
pembentuk space (ruang). Plafon adalah bagian dari suatu bangunan, maka ia
tidak lepas dari fungsi, bentuk, dan karakter bangunan tersebut. Peran plafon juga
mengalami perubahan fungsi dan bentuk, stuktur, fungsi, bahan, tekstur dan
penampilan lain dari hanya sekedar plafon.
Secara umum dapat dikatakan plafon adalah sebuah bidang (permukaan)
yang terletak di atas garis pandangan normal manusia, berfungsi sebagai
pelindung (penutup) lantai atau atap dan sekaligus sebagai pembentuk ruang
19
dengan bidang yang ada di bawahnya. Dengan jarak ketinggian tertentu dalam
bangunan plafon sebagai elemen penutup utama pada bidang atas sebagai
pembentuk atap bangunan.
Penggunaan penutup ruang yang tepat akan menggubah menjadi berbagai
bentuk ruang dan dapat menyembunyikan atau menutupi kesalahan-kesalahan
arsitektural. Ada beberapa cara untuk mencapai tujuan tersebut antara lain
(Suptandar, 1999:149):
- Plafon yang rendah, pola penutup dinding dapat mengundang mata untuk
melihat ke atas, sebaiknya digunakan warna pucat atau muda, pola yang
kecil atau garis-garis yang vertikal untuk memberikan kesan ruang yang
lebih tinggi.
- Plafon yang tinggi, supaya ruang terasa tidak terlalu tinggi digunakan
penutup dinding yang berpola horisontal atau pola yang bentuknya besar-
besar pada dinding atau tambahan pola-pola yang kuat atau diberi warna
gelap pada plafon.
Penurunan plafon umum digunakan dalam desain rumah makan, karena
kebutuhan persyaratan servis dan untuk menyembunyikan bagian-bagian
struktural yang tidak rata sehingga tercapai permukaan yang rata yang
mudah dirawat dalam kondisi bersih/higienis.
4. Jendela
Jendela yang terdapat pada restoran berfungsi sebagai shop front dan
memberikan view. Namun perlu adanya perhatian efek terhadap:
- Pencahayaan alami
- Penetrasi panas matahari dan silau
20
5. Perabot
Ruang yang kosong tanpa ada benda satupun di dalamnya tentu tidak akan
memuaskan kebutuhan manusia, apabila ruang telah dilengkapi dengan perabot,
barulah ruangan tersebut berfungsi.
Perabot merupakan aspek unik karena perabot itu sendiri adalah dekorasi
yang kehadirannya didalam ruang terbawa oleh fungsi. Menurut Suptanadar
(1999:173), penyusunan perabot harus disesuaikan dengan kebutuhan guna
kenyamanan si pemakai sedang fungsi perabot tidak dapat dipisahkan dengan
faktor estetika. Penyusunan perabot akan menimbulkan berbagai aspek yang
berhubungan dengan aktivitas, fungsi maupun segi-segi visual. Semua ini
mempunyai kaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lain. Desain perabot
dibagi menjadi dua kategori yaitu:
- Furniture yang berbentuk case (kotak) termasuk case,meja tulis, meja,
lemari buku dan kursi yang tidak mempunyai pelapis, tipe furniture
semacam ini di Indonesia masih dibuat dari kayu walaupun bahan-
bahan lainnya makin bertambah popular.
- Furniture yang dilapisi, misalnya sofa, kursi-kursi yang seluruhnya
atau sebagaian diberi pelapis termasuk perlengkapan-perlengkapan
tidur.
Desain perabot akan terikat oleh berbagai macam aspek antara lain,
(Suptandar, 1999:173-174):
- Siapa yang akan mempergunakan perabot dalam ruang tersebut.
- Terhadap bentuk ruang.
- Bagaimana bentuk yang diinginkan atau suasana yang ingin dicapai.
- Cost atau biaya yang diperlukan.
Pengaruh dua dinasti terbesar di oriental yaitu dinasti Qing dan dinasti
Ming dapat dilihat pada perabot yang digunakan dalam interior oriental. Perabot
yang digunakan dari dinasti Ming terkesan elegan dan lapisan pernis dengan
motif-motif auspicious (penuh dengan harapan). Perabot yang digunakan dalam
dinasti Qing berkesan mewah, berkilau, dan detail yang sangat teliti (Quinn, 2002:
94).
22
Gambar 2.6 Perabot Oriental Dengan Desain Kayu Hitam Seperti ebony
Pola Kotak Yang Sederhana, Elegan, dan Menekankan Pada Pola Simetris Yang
Indah
Sumber : Quinn. 2003. Chinese Style. p: 25
23
Gambar 2.7 Perabot Kursi Oriental Yang Terkesan Elegan dengan Lapisan Pernis
Sumber : Quinn. 2003. Chinese Style. p: 39.
dengan burung merak dan pheasant (sejenis burung), serta kehidupan disimbolkan
dengan pohon pinus, burung bangau, dan awan (Whately, 2000:34).
Gambar 2.10 Ornamen dan Elemen Dekorasi Oriental Berbentuk Ukiran Gambar
Burung
Sumber : Freeman et al. 2001. In The Oriental Style. p: 49
25
Gambar 2.12 Ornamen dan Elemen Dekorasi dari Dinasti Ming Berbentuk Vas
Sumber : Freeman et al. 2001. In The Oriental Style. p: 9.
26
7. Warna
Warna merupakan aspek yang dapat memepengaruhi penampilan visual
suatu ruang. Warna dibagi menjadi 3 bagian yaitu warna primer, sekunder, dan
tersier. Warna primer yaitu merah, kuning, biru. Warna sekunder terdiri dari
kombinasi 2 warna primer, sedangkan warna tersier terdiri dari hasil kombinasi 2
warna sekunder (De Chiiara, Paner, Zelnik, 2000: 45). Sifat warna umum yaitu:
⇔ Biru
Berkarakter tenang, sejuk, pasif dan damai. Biru melambangkan kesucian,
harapan, dan kedamaian.
27
⇔ Merah
Warna yang terkuat dan menarik perhatian, bersifat agresif dan lambang
primitif. Warna ini diasosiasikan sebagai darah, marah, berani, seks, bahaya,
kekuatan, kejantanan, dan kebahagiaan.
⇔ Hijau
Lebih bersifat netral dan pengaruh terhadap emosi hampir mendekati pasif,
lebih bersifat istirahat. Hijau mengungkapkan kesegaran, sesuatu yang
mentah, muda, dan belum dewasa, pertumbuhan kehidupan, kesuburan dan
harapan kelahiran kembali.
⇔ Hitam
Melambangkan kegelapan (ketidakhadiran cahaya), misteri, warna mati
yang merupakan kebalikan putih. Namun hitam bersifat tegas, kukuh, formal
dan berkesan berstruktur kuat.
Efek warna sangat menentukan bagi suatu ruang dan perabot. Bila kita
pandai memilih warna, maka kekurangan-kekurangan dalam bentuk dan
konstruksi bangunan dapat sedikit ditutupi (Wilkening, 1998:59). Guna
memperoleh warna yang harmonis, maka perbandingan antara warna-warna yang
membawa ketegangan harus dirangkum obyek pengikat.
Warna pada restoran memainkan peranan yang cukup penting (Mahnke
and Mahnke, 1994: 101). Peranan warna pada restoran dapat menambah nilai
kesegaran, dan penyajian dari makanan tersebut. Lampu juga merupakan faktor
penting yang memberikan kesan atraktif dalam desain sebuah restoran. Salah satu
syarat utama dalam menyediakan lampu di sebuah restoran bahwa lampu yang
dipasang tidak boleh terlalu terang atau terlalu gelap. Dekorasi sebuah restoran
harus dapat menimbulkan perasaan untuk menyantap sebuah hidangan. Warna-
warna seperti merah, coral, kuning, peach merupakan warna-warna yang dapat
menimbulkan gairah makan.
Desain oriental, khususnya desain Cina banyak dipengaruhi oleh dua
dinasti terbesar di Cina, yaitu dinasti Ming dan dinasti Qing. Pengaruh dari dinasti
Ming pada interior Cina cenderung berkesan natural (Quin, 2002:84). Sedangkan
pada dinasti Qing, cenderung menggunakan warna-warna yang dikembangkan dan
dikombinasikan dengan motif-motif yang berkesan mewah. Penggunaan warna-
28
warna merah, emas, hijau, dan kuning mulai menghias interior rumah pada masa
itu.
Setiap warna-warna yang digunakan dalam desain interior oriental
menunjukan simbol-simbol tertentu, contohnya: warna hitam melambangkan arah
utara serta kebijaksanaan, warna merah melambangkan arah selatan serta
keinginan untuk menonjolkan diri sendiri, warna kuning melambangkan bumi dan
warna-warna kerajaan, warna hijau melambangkan arah timur dan simbol dari
musim semi (Quin, 2002:84).
Warna-warna yang digunakan dalam desain oriental antara lain: merah
(seperti api, melambangkan kebahagiaan), kuning (seperti tanah), emas dan hijau
(melambangkan peruntungan), dan biru (melambangkan surga). Sedangkan
menurut Thames dan Hudson (2001:44) warna yang banyak digunakan dalam
desain oriental adalah:
- merah
- hitam dan kuning
- merah tua
- hijau
2.3 Restoran
Restoran adalah suatu usaha komersial yang menyediakan jasa pelayanan
makanan dan minuman bagi umum dan dikelola secara profesional (Soekresno,
2000:17). Dilihat dari pengelolaan dan sistem penyajian, restoran dapat
diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu (Soekresno, 2000:18):
1. Formal Restoran
Pengertian formal restoran adalah industri jasa pelayanan makanan dan
minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan pelayanan
eksklusif. Ciri-ciri restoran formal:
- Penerimaan pelanggan dengan sistem pemesanan tempat terlebih
dahulu.
- Para pelanggan terikat dengan menggunakan pakaian formal.
- Menu pilihan yang disediakan oleh menu klasik/menu eropa populer.
29
2. Informal Restoran
Pengertian restoran informal adalah industri jasa pelayanan makanan
dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan lebih
mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan, dan percepatan frekuensi
yang silih berganti pelanggan. Ciri-ciri restoran informal (Soekresno, 2000:
19):
- Harga makanan dan minuman relatif murah.
- Penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat.
- Para pelanggan yang datang tidak terikat untuk mengenakan pakaian
formal.
- Sistem penyajian makanan dan minuman yang dipakai American
Service/ready plate bahkan self service ataupun counter service.
- Tidak menyediakan hiburan musik hidup.
- Penataan meja dan bangku cukup rapat antara satu dengan yang lain.
- Daftar menu oleh pramusaji tidak dipresentasikan kepada tamu/
pelanggan namun dipampang di counter langsung di setiap meja
makan untuk mempercepat proses pelayanan.
30