Anda di halaman 1dari 21

2.

LANDASAN TEORI

Dalam bagian ini akan diuraikan teori-teori, konsep-konsep yang berkaitan


dengan penelitian ini, meliputi pertimbangan konsumen, aspek pembentuk ruang
yang terdiri lantai, dinding, plafon, jendela, dan aspek pengisi ruang yang terdiri
dari perabot, ornamen, warna, dan elemen dekoratif.
Desain oriental merupakan desain interior yang dipengaruhi dari daerah
timur asia (Freeman et al, 2001:9). Namun banyak orang mengidentifikasikan
desain oriental cenderung dipengaruhi oleh negara China. Sesungguhnya, desain
oriental merupakan gabungan pengaruh dari negara China, Jepang, Korea, dan
Thailand. Namun dalam skripsi ini, penekanan desain oriental cenderung
mengarah pada pengaruh dari China.

2.1 Pertimbangan Konsumen


Sebelum merencanakan kegiatan pemasarannya, sebuah perusahaan harus
mengidentifikasikan konsumen sasarannya dan proses keputusan mereka.
Walaupun banyak keputusan membeli melibatkan hanya satu pembuat keputusan,
keputusan-keputusan lain mungkin melibatkan beberapa perilaku. Dengan
mengetahui perilaku dari konsumen maka sebuah perusahaan dapat membentuk
strategi pemasarannya.
Menurut Engel, Blackwell and Miniard (1994, 45) mengemukakan bahwa
perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam menempatkan,
mengkonsumsi dan menghabiskan produk jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului dan menyusul tindakan ini. Dari pendapat Engel dapat diketahui
bahwa kegiatan pembelian yang nyata, hanyalah merupakan salah satu tahap dari
keseluruhan proses mental dan kegiatan fisik lainnya yang terjadi dalam proses
pembelian pada suatu peristiwa waktu tertentu serta pemenuhan kebutuhan
tertentu. Bagian proses lainnya yang dipersiapkan dan mengikuti pembelian nyata
tersebut amatlah penting dipahami melalui analisa terhadap proses pembelian
yang merupakan suatu rangkaian tahapan yang diambil oleh seorang konsumen.

10
11

Menurut Kotler (1997,170) bahwa pendekatan proses pembelian oleh


konsumen terdiri dari 5 (lima) tahap seperti tampak pada gambar dibawah ini.
Konsumen akan melalui lima tahap dalam membeli suatu produk, namun hal ini
tidak terlalu besar terutama untuk pembelian barang yang memiliki keterlibatan
rendah. Konsumen mungkin saja melengkapi atau melangkah mundur pada
beberapa tahapan. Beberapa tahapan yang akan dilalui konsumen sebelum
membeli sesuatu, adalah sebagai berikut:
1. Pengenalan kebutuhan
2. Pencarian Informasi
3. Evaluasi alternatif
4. Keputusan membeli
5. Perilaku pembelian
Proses pengambilan keputusan yang luas merupakan jenis pengambilan
keputusan yang paling lengkap yang bermula dari pengenalan masalah konsumen
yang dipecahkan melalui pembelian produk sampai pada tahap mengevaluasi hasil
dan keputusannya tersebut.

2.2 Desain Interior


2.2.1 Desain Interior
Dalam masalah perancangan tata ruang, digunakan istilah desain interior
dikarenakan oleh sistem dan sifat kerjanya. Desain adalah suatu sistem yang
berlaku untuk segala macam jenis perancangan di mana titik beratnya adalah
melihat suatu persoalan tidak secara terpisah atau tersendiri, melainkan sebagai
satu kesatuan.
Pengertian desain interior adalah karya seni yang mengungkapkan dengan
jelas dan tepat tata kehidupan manusia dari satu masa melalui media ruang,
Suptandar (1999, 11). Desain interior merupakan karya arsitek atau desainer yang
khusus menyangkut bagian dalam dari suatu bangunan, bentuk-bentuknya sejalan
perkembangan ilmu dan tehnologi yang dalam proses perancangan selalu
dipengaruhi aspek-aspek geografi setempat dan kebiasaan-kebiasaan sosial yang
diwujudkan dalam gaya-gaya kontemporer. Faktor-faktor utama dalam sistem
perancangan interior selalu menitikberatkan pada aspek-aspek:
12

- Manusia
- Ruang
- Lingkungan
Aspek pembentuk ruang yaitu aspek-aspek yang bersifat arsitektur dari
stuktur dan pembentuk ruang yang memberi bentuk pada bangunan memisahkan
dari luar dan membentuk pola tatanan ruang interior (Ching, 1996:160), yang akan
membahas:
a). Lantai
b). Dinding
c). Plafon
d). Jendela
Desain interior harus mengandung makna yang jelas melalui persepsi yang
berhasil diungkapkannya. Elemen ruang harus mampu mendukung dan
memperkokoh fungsi ruang sehingga mudah untuk dikenal kegiatan apa yang
terjadi di dalam ruang tersebut beserta berbagai fasilitasnya.
2.2.2 Desain Interior Restoran
Tujuan dari desain interior sebuah restoran adalah untuk menciptakan
suasana yang mendukung makanan atau jasa yang ditawarkan dan membuat
suasana makan lebih mengesankan, sehingga dapat membuat konsumen akan
datang kembali dan merekomendasikan restoran tersebut kepada orang lain
(Abrams, 1988:362). Desain yang dimaksud adalah ruang makan pribadi, bar,
lounge, dan restroom, dimana semua itu termasuk aspek-aspek yang menunjukkan
kualitas sebuah restoran.
2.2.3 Desain Oriental
Desain oriental memiliki penekanan pada proporsi yang baik, simetris,
garis-garis sederhana, penggunaan material kayu, dan penggunaan warna yang
biasanya kuat dan terang. Desain oriental memiliki beberapa macam motif dan
simbol, yang digunakan secara terpisah maupun dengan cara dikombinasikan.
13

Gambar 2.1 Desain Oriental


Sumber : Freeman et al. 2001. In The Oriental Style. p: 489

Desain oriental merupakan gabungan dari berbagai macam hiasan, pola


yang sangat kompleks, dan lempengan kayu yang kaya dengan warna merah dan
emas (Leece dan Freeman, 2002:9). Seni oriental juga sangat menonjolkan
keseimbangan, harmony, dengan sentuhan minimalis yang diadopsi dari prinsip
kemurnian dari aliran Zen Budhism (Whately, 2000:7). Selain itu, desain oriental
sangat menekankan pada feng (angin) dan shui (air) yang dapat membantu
kesimbangan dalam menghimpun energi di lingkungan tempat tinggal serta
mendatangkan nasib baik.
Konsep Yin dan Yang juga banyak digunakan dalam desain interior
oriental. Keseimbangan dari Yin (aktif) dan Yang (pasif) merupakan aspek utama
dalam penyusunan elemen interior (Quinn, 2002:36) maupun penyusunan perabot.
Konsep Yin dan Yang memberikan interaksi serta kebebasan terhadap perubahan
yang tidak terbatas yang bersifat alami. Keharmonisan merupakan inti dari konsep
Yin dan Yang tersebut.
Menurut Harwood, May, & Sherman (2002:10), interior oriental dengan
hati-hati ditata dan dirancang seperti bangunan-bangunannya dan yang penting
adalah simetris. Formalitas dan kesimetrisan menghasilkan bentukan dan penataan
letak dari pintu, jendela, dan mebel. Interior oriental ditandai dengan ukiran yang
dipernis, patung, dan vas porselin.
2.2.4 Aspek-Aspek Desain Interior
1. Lantai
Lantai merupakan salah satu bagian yang penting dari ruang. Secara makro
disebut lantai, yaitu bumi dimana kita berpijak, dan dalam perancangan interior
14

fungsi lantai dalam ruangan sangat berperan (Suptandar, 1999:123). Lantai dapat
menunjang fungsi atau kegiatan yang terjadi di dalam ruang, dapat memberi
karakter dan dapat memperjelas sifat ruang misalnya, dengan memberikan
permainan pada permukaan lantai itu sendiri. Menurut Suptandar (1999:127),
lantai sebagai penunjang suatu bangunan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
- Kuat, lantai harus dapat menahan beban
- Mudah dibersihkan
Sedangkan menurut Lawson (1973:123-130), lantai harus:
- Fungsional
- Pemilihan mempengaruhi pembersihan dan perawatan
- Dekoratif
Lantai yang berfungsi sebagai isolasi suara, biasa digunakan pada lantai
dasar bangunan yang mempunyai fungsi berbeda. Isolasi panas sebagai penutup
lantai penting untuk kenikmatan dan kesehatan, karena dapat memberi rasa hangat
pada kaki, hal ini dapat diukur dengan menggunakan angka absorsi panas.
⇔ Bahan-bahan Penutup Lantai
Lantai adalah alas dari ruang. Pada mulanya lantai terbuat dari tanah liat
dan dalam proses perkembangan selanjutnya digunakan orang bahan
batu-batuan alam (Suptandar, 1999:124). Pada masa-masa berikutnya
sejalan dengan perkembangan teknologi banyak jenis-jenis lantai seperti
terrazzo, vinyl, parket, carpet, dan lain-lain.
Lantai kayu mempunyai kehangatan khusus terhadap kaki merupakan
isolasi panas yang baik.
Ceramic tiles dan batu lantai jika dalam kedaan basah, tidak mudah
menggelincir, kecuali apabila dalam keadaan kotor atau berlumut
(Suptandar, 1999:127).
⇔ Sifat Dan Karakteristik Lantai
Karakteristik lantai akan memberikan ciri tertentu terhadap ruang yang
bersangkutan dengan jenis kegiatan yang ada dalam bidang. Penggunaan
warna-warna pada penutup lantai dapat memberikan kesan tertentu
terhadap ruang, misal warna biru memberi kesan sejuk, warna merah
15

memberi kesan panas. Warna lantai yang gelap akan menjadikan ruang
tampak lebih kecil, warna yang formal menjadikan ruang tampak agung.
Begitu pula warna yang ringan akan menjadikan ruang tampak lebih
luas.
2. Dinding
Dinding merupakan aspek penting dalam pembentukan ruang, baik sebagai
aspek penyekat atau pembagi ruang maupun sebagai aspek dekoratif. Dalam
proses perancangan suatu “ruang dalam” dinding mempunyai peranan yang cukup
dominan dan memerlukan perhatian khusus, disamping aspek-aspek lain seperti
tata letak, desain furniture serta peralatan-peralatan lain yang akan disusun
bersama dalam satu kesatuan dengan dinding. Keistimewaan dinding dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Permanen
b. Dapat dibongkar seperti:
- Self supporting panel
- Terpasang pada rel atau jalur
- Menggantung
- Lipat
- Besar
- Double
- Single
Ada dua cara menghias dinding (Suptandar, 199:143), yaitu:
- Membuat motif-motif dekorasi dengan digambar, dicat, dicetak,
diaplikasi atau dilukis secara langsung pada dinding.
- Dinding ditutup/dilapisi dengan bahan yang ornamental atau dengan
memasang hiasan-hiasan yang ditempel pada dinding.
Maksud dari tujuan ini adalah untuk menambah keindahan ruang.
⇔ Fungsi dan Bentuk Dinding
Fungsi dinding terbagi menjadi 2 bagian:
a. Stuktur, misalnya:
- Bearing walls : Dinding yang dibangun untuk menahan tepi dari
tumpukan/urugan tanah.
16

- Load bearing wall : Dinding untuk menyokong/menopang balok,


lantai, atap dan sebagainya.
- Foundation wall : Dinding yang dipakai di bawah lantai, tingkat,
dan untuk menopang balok-balok lantai
pertama.
b. Non stuktur, misalnya:
- Party walls : Dinding pemisah antara 2 bangunan dan bersandar
pada masing-masing bangunan.
- Fire walls : Dinding yang dipergunakan sebagai pelindung dari
pancangan api yang disebabkan oleh kebakaran.
- Curtain walls : Dipergunakan sebagai pengisi pada suatu
konstruksi yang kaku, misal konstruksi rangka
baja, konstruksi rangka beton.
⇔ Pelapis Dinding
Setiap dinding mempunyai tekstur dan karakter masing-masing. Tekstur
yang kasar umumnya kurang memantulkan cahaya dan sebaliknya untuk
tekstur yang halus lebih peka terhadap pemantulan cahaya. Dinding yang
aman tidak selalu berbentuk yang kejam dan mengerikan (Suptandar, 1999:
146). Dinding kaca memberi komunikasi sangat penting antara dunia luar.
Manusia modern yang terbuka hati, demokratis dan bercakrawala luas sangat
suka memakai kaca sebagai bahan dinding, yang menutup dan sekaligus
membuka ruang.
- Batu, batu sebagai pelapis dinding, bahan tersebut tahan terhadap
benturan keras. Kesan psikologis yang timbul dengan adanya batu
sebagai pelapis dinding adalah hangat dan bahan ini tahan panas
dan dingin.
- Cat, sebagai pelapis dinding warna cat mudah berubah dan tidak
tahan terhadap panas dan dingin. Pada umumnya dinding yang
bercat tidak tahan terhadap panas tetapi tahan terhadap dingin
asalkan tidak lembab.
- Gelas, kaca atau gelas kuat terhadap segala pengaruh cuaca dalam
ruang, tetapi tidak tahan terhadap getaran, dinding kaca bisa
17

tembus cahaya dan pandangan. Gelas adalah penghantar panas atau


dingin yang kurang begitu baik, tapi dapat meneruskan panas,
ruang menjadi panas karena jenis kaca dapat menyimpan panas.
- Kain, kain penutup dinding umumnya tidak tahan terhadap
keadaan yang lembab, tidak tahan lama karena terdiri dari serat
yang agak halus dan tidak kuat menahan goresan dan tidak tahan
terhadap panas atau dingin. Bahan kain dapat dipakai hampir pada
seluruh ruang kecuali pada dinding yang lembab.
- Kayu, relatif kuat terhadap pengaruh cuaca dan temperatur ruang
dan tahan terhadap panas dan dingin. Hampir semua jenis kayu
tidak tahan terhadap air, oleh karena itu bahan dari kayu jangan
diletakkan di tempat yang lembab. Umumnya bahan kayu kuat
terhadap ruangan ber-AC maupun tidak. Penggunaan bahan kayu
pada restoran memberikan kesan suasana tradisional (kedaerahan)
dan penyusunan jalur-jalur kayu horizontal memberikan kesan
ruang lebih luas.
- Keramik, sebagai bahan pelapis dinding warnanya tidak mudah
luntur, tahan terhadap zat kimia (asam alkali), kuat, tahan dingin
atau panas, tahan terhadap tekanan dan senantiasa nampak bersih.
Bahan keramik bisa dipakai dalam ruang ber-AC dan tidak mudah
merusak bahan keramik itu sendiri.
Dinding dalam interior oriental dapat dibiarkan tanpa hiasan atau dihias
sebagian, melapisi permukaannya dengan kayu yang dilihat secara arsitektur
menyatu dengan dinding, ditambah dengan pengerjaan ukiran kayu secara teliti,
khususnya didaerah pertemuan antara dinding dengan plafon. Bentuk dari kolom
penopangnya dapat berupa lingkaran, bujur sangkar, segi delapan, atau divariasi
dengan bentuk binatang. Jendela dari interior oriental pada umumnya berbentuk
persegi panjang, serta bulat (Harwood, May, & Sherman, 2002:16).
18

Gambar 2.2 Dinding Dengan Hiasan Yang Ditempel Pada Dinding


Sumber : Quinn. 2003. Chinese Style. p: 67.

Gambar 2.3 Dinding Dengan Motif-motif Dekorasi Yang Dicetak


Sumber : Quinn. 2003. Chinese Style. p: 103

3. Plafon
Plafon merupakan salah satu aspek penting dalam interior, sebagai
pembentuk space (ruang). Plafon adalah bagian dari suatu bangunan, maka ia
tidak lepas dari fungsi, bentuk, dan karakter bangunan tersebut. Peran plafon juga
mengalami perubahan fungsi dan bentuk, stuktur, fungsi, bahan, tekstur dan
penampilan lain dari hanya sekedar plafon.
Secara umum dapat dikatakan plafon adalah sebuah bidang (permukaan)
yang terletak di atas garis pandangan normal manusia, berfungsi sebagai
pelindung (penutup) lantai atau atap dan sekaligus sebagai pembentuk ruang
19

dengan bidang yang ada di bawahnya. Dengan jarak ketinggian tertentu dalam
bangunan plafon sebagai elemen penutup utama pada bidang atas sebagai
pembentuk atap bangunan.
Penggunaan penutup ruang yang tepat akan menggubah menjadi berbagai
bentuk ruang dan dapat menyembunyikan atau menutupi kesalahan-kesalahan
arsitektural. Ada beberapa cara untuk mencapai tujuan tersebut antara lain
(Suptandar, 1999:149):
- Plafon yang rendah, pola penutup dinding dapat mengundang mata untuk
melihat ke atas, sebaiknya digunakan warna pucat atau muda, pola yang
kecil atau garis-garis yang vertikal untuk memberikan kesan ruang yang
lebih tinggi.
- Plafon yang tinggi, supaya ruang terasa tidak terlalu tinggi digunakan
penutup dinding yang berpola horisontal atau pola yang bentuknya besar-
besar pada dinding atau tambahan pola-pola yang kuat atau diberi warna
gelap pada plafon.
Penurunan plafon umum digunakan dalam desain rumah makan, karena
kebutuhan persyaratan servis dan untuk menyembunyikan bagian-bagian
struktural yang tidak rata sehingga tercapai permukaan yang rata yang
mudah dirawat dalam kondisi bersih/higienis.

Gambar 2.4 Salah Satu Bentuk Plafon Oriental


Sumber : Freeman et al. 2001. In The Oriental Style. p: 92

4. Jendela
Jendela yang terdapat pada restoran berfungsi sebagai shop front dan
memberikan view. Namun perlu adanya perhatian efek terhadap:
- Pencahayaan alami
- Penetrasi panas matahari dan silau
20

- Masuknya sinar matahari


- Perawatan
- Keamanan
- Berkurangnya privasi
Rencana ruang banyak ditentukan oleh ruang (lubang) jendela (Wilkening,
1998:42). Kegunaan dari jendela bukan hanya untuk jalan masuk sinar matahari
atau untuk memandang keluar dari dalam rumah. Jendela juga berfungsi sebagai
tempat sirkulasi udara serta tempat untuk melihat pemandangan ke taman (Quinn,
2002:20). Jendela dari interior oriental pada umumnya berbentuk persegi panjang,
serta bulat (Harwood, May, & Sherman, 2002:16).

Gambar 2.5 Bentuk Jendela Oriental


Sumber : Freeman et al. 2001. In The Oriental Style. p: 48.
21

5. Perabot
Ruang yang kosong tanpa ada benda satupun di dalamnya tentu tidak akan
memuaskan kebutuhan manusia, apabila ruang telah dilengkapi dengan perabot,
barulah ruangan tersebut berfungsi.
Perabot merupakan aspek unik karena perabot itu sendiri adalah dekorasi
yang kehadirannya didalam ruang terbawa oleh fungsi. Menurut Suptanadar
(1999:173), penyusunan perabot harus disesuaikan dengan kebutuhan guna
kenyamanan si pemakai sedang fungsi perabot tidak dapat dipisahkan dengan
faktor estetika. Penyusunan perabot akan menimbulkan berbagai aspek yang
berhubungan dengan aktivitas, fungsi maupun segi-segi visual. Semua ini
mempunyai kaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lain. Desain perabot
dibagi menjadi dua kategori yaitu:
- Furniture yang berbentuk case (kotak) termasuk case,meja tulis, meja,
lemari buku dan kursi yang tidak mempunyai pelapis, tipe furniture
semacam ini di Indonesia masih dibuat dari kayu walaupun bahan-
bahan lainnya makin bertambah popular.
- Furniture yang dilapisi, misalnya sofa, kursi-kursi yang seluruhnya
atau sebagaian diberi pelapis termasuk perlengkapan-perlengkapan
tidur.
Desain perabot akan terikat oleh berbagai macam aspek antara lain,
(Suptandar, 1999:173-174):
- Siapa yang akan mempergunakan perabot dalam ruang tersebut.
- Terhadap bentuk ruang.
- Bagaimana bentuk yang diinginkan atau suasana yang ingin dicapai.
- Cost atau biaya yang diperlukan.
Pengaruh dua dinasti terbesar di oriental yaitu dinasti Qing dan dinasti
Ming dapat dilihat pada perabot yang digunakan dalam interior oriental. Perabot
yang digunakan dari dinasti Ming terkesan elegan dan lapisan pernis dengan
motif-motif auspicious (penuh dengan harapan). Perabot yang digunakan dalam
dinasti Qing berkesan mewah, berkilau, dan detail yang sangat teliti (Quinn, 2002:
94).
22

Sejak periode Ming, kebanyakan perabot Oriental hanya menggunakan


kayu atau bambu yang diplitur. Ciri tersendiri dari perabot Oriental antara lain
kaki perabot memiliki sudut yang landai, bundar, lonjong, dan ada bagian yang
ramping dengan ukiran (Harwood, May, & Sherman, 2002:25). Material perabot
pada umumnya menggunakan kayu solid keras dari daerah setempat, beberapa
macam kayu dapat dikombinasikan pada satu perabot.
Perabot oriental juga seperti interior, memiliki keformalitasan, keteraturan,
simetris, dan garis-garis lurus. Menurut Freeman et al (2001:44). Sebagian perabot
oriental didesain dengan diadaptasi dari seni modern China, Korea, Thailand, dan
Jepang. Pada umumnya perabot oriental mempunyai ciri (Freeman et al: 2001:44)
dilapisi dengan pernis, lembut, dan terbuat dari kayu rosewood.
Freeman et al juga mengungkapkan bahwa karakteristik dari perabot yang
digunakan dalam desain oriental adalah: kulit, lemari berlaci, dan peti besar.
Whately (2000: 29), mengatakan bahwa sebagian besar perabot yang digunakan
dalam desain oriental menggunakan desain kayu hitam seperti ebony dan wenge,
pola kotak yang sangat sederhana, elegan, dan menekankan pada pola simetris
yang indah.

Gambar 2.6 Perabot Oriental Dengan Desain Kayu Hitam Seperti ebony
Pola Kotak Yang Sederhana, Elegan, dan Menekankan Pada Pola Simetris Yang
Indah
Sumber : Quinn. 2003. Chinese Style. p: 25
23

Gambar 2.7 Perabot Kursi Oriental Yang Terkesan Elegan dengan Lapisan Pernis
Sumber : Quinn. 2003. Chinese Style. p: 39.

6. Ornamen dan Elemen Dekoratif


Untuk mencapai hasil yang optimal dari suatu perancangan tata ruang
dalam, banyak aspek-aspek yang mendukungnya (Suptandar, 1994:195). Salah
satu diantaranya adalah aspek dekorasi, karena tanpa dekorasi keindahan ruang
akan menjadi berkurang. Aspek-aspek dekorasi meliputi pengertian tentang teori
estetika warna, proporsi, tekstur, keseimbangan dan lain-lain, dalam bentuknya
yang nyata yaitu: perabot tambahan, lukisan, pot bunga, benda antik, dan lain-lain.
Pemakaian motif atau pola-pola, warna atau garis yang berirama dengan
gaya diulang-ulang akan mempengaruhi ritme guna menjaga kesatuan dan
proporsi secara keseluruhan. Skala elemen dekorasi disesuaikan dengan dimensi
ruang terutama terhadap obyek-obyek yang berdekatan dan tercatat hubungan
yang serasi dengan fungsi.
Kelengkapan aspek-aspek dekorasi akan memperkuat nilai estetik pada
tiap ruang individu terdapat banyak bahan-bahan pelengkap yang jenisnya juga
berbeda-beda, tetapi semua dapat dipakai sebagai dekorasi di dalam rumah
asalkan mengetahui dasar peletakannya. Kombinasi dari berbagai bentuk
dikembangkan untuk bisa menjadi hiasan yang lebih unik.
Pola atau tekstur yang banyak digunakan dalam desain oriental
mengandung simbol-simbol yang diharapakan membawa keberuntungan.
Kedamaian disimbolkan dengan peletakan vas bunga, keindahan disimbolkan
24

dengan burung merak dan pheasant (sejenis burung), serta kehidupan disimbolkan
dengan pohon pinus, burung bangau, dan awan (Whately, 2000:34).

Gambar 2.8 Ornamen Oriental


Sumber : Quinn. 2003. Chinese Style. p: 49

Gambar 2.9 Ornamen Oriental Dengan Bentuk Ukiran Bermotif Kotak


Sumber : Freeman et al. 2001. In The Oriental Style. p: 49

Gambar 2.10 Ornamen dan Elemen Dekorasi Oriental Berbentuk Ukiran Gambar
Burung
Sumber : Freeman et al. 2001. In The Oriental Style. p: 49
25

Gambar 2.11 Ornamen dan Elemen Dekoratif Oriental Berbentuk Patung


Sumber : Quinn. 2003. Chinese Style. p:165 dan 147

Interior oriental banyak menggunakan dekorasi seperti lukisan, vas


porselin, ukiran-ukiran, patung, permadani, dan lain-lain. Dan dekorasi-dekorasi
tersebut diberi simbol-simbol yang dipercaya oleh orang China dapat
mendatangkan nasib baik, misalnya dekorasi dengan gambar atau ukiran naga,
patung singa, dan sebagainya. Menurut Leece dan Freeman (2002:9), karakter
desain oriental pada dinasti Ming lebih menonjolkan pada penggunaan porcelain
dan perabot, sedangkan pada dinasti Qing lebih menonjolkan pada ukiran dan
penggunaan warna yang mencolok.

Gambar 2.12 Ornamen dan Elemen Dekorasi dari Dinasti Ming Berbentuk Vas
Sumber : Freeman et al. 2001. In The Oriental Style. p: 9.
26

Gambar 2.13 Ornamen dan Elemen Dekorasi Berbentuk Tulisan


Sumber : Quinn. 2003. Chinese Style. p: 201

Gambar 2.14 Ornamen dan Elemen Dekorasi Berbentuk Pemandangan Dan


Binatang
Sumber : Quinn. 2003. Chinese Style. p: 201

7. Warna
Warna merupakan aspek yang dapat memepengaruhi penampilan visual
suatu ruang. Warna dibagi menjadi 3 bagian yaitu warna primer, sekunder, dan
tersier. Warna primer yaitu merah, kuning, biru. Warna sekunder terdiri dari
kombinasi 2 warna primer, sedangkan warna tersier terdiri dari hasil kombinasi 2
warna sekunder (De Chiiara, Paner, Zelnik, 2000: 45). Sifat warna umum yaitu:
⇔ Biru
Berkarakter tenang, sejuk, pasif dan damai. Biru melambangkan kesucian,
harapan, dan kedamaian.
27

⇔ Merah
Warna yang terkuat dan menarik perhatian, bersifat agresif dan lambang
primitif. Warna ini diasosiasikan sebagai darah, marah, berani, seks, bahaya,
kekuatan, kejantanan, dan kebahagiaan.
⇔ Hijau
Lebih bersifat netral dan pengaruh terhadap emosi hampir mendekati pasif,
lebih bersifat istirahat. Hijau mengungkapkan kesegaran, sesuatu yang
mentah, muda, dan belum dewasa, pertumbuhan kehidupan, kesuburan dan
harapan kelahiran kembali.
⇔ Hitam
Melambangkan kegelapan (ketidakhadiran cahaya), misteri, warna mati
yang merupakan kebalikan putih. Namun hitam bersifat tegas, kukuh, formal
dan berkesan berstruktur kuat.
Efek warna sangat menentukan bagi suatu ruang dan perabot. Bila kita
pandai memilih warna, maka kekurangan-kekurangan dalam bentuk dan
konstruksi bangunan dapat sedikit ditutupi (Wilkening, 1998:59). Guna
memperoleh warna yang harmonis, maka perbandingan antara warna-warna yang
membawa ketegangan harus dirangkum obyek pengikat.
Warna pada restoran memainkan peranan yang cukup penting (Mahnke
and Mahnke, 1994: 101). Peranan warna pada restoran dapat menambah nilai
kesegaran, dan penyajian dari makanan tersebut. Lampu juga merupakan faktor
penting yang memberikan kesan atraktif dalam desain sebuah restoran. Salah satu
syarat utama dalam menyediakan lampu di sebuah restoran bahwa lampu yang
dipasang tidak boleh terlalu terang atau terlalu gelap. Dekorasi sebuah restoran
harus dapat menimbulkan perasaan untuk menyantap sebuah hidangan. Warna-
warna seperti merah, coral, kuning, peach merupakan warna-warna yang dapat
menimbulkan gairah makan.
Desain oriental, khususnya desain Cina banyak dipengaruhi oleh dua
dinasti terbesar di Cina, yaitu dinasti Ming dan dinasti Qing. Pengaruh dari dinasti
Ming pada interior Cina cenderung berkesan natural (Quin, 2002:84). Sedangkan
pada dinasti Qing, cenderung menggunakan warna-warna yang dikembangkan dan
dikombinasikan dengan motif-motif yang berkesan mewah. Penggunaan warna-
28

warna merah, emas, hijau, dan kuning mulai menghias interior rumah pada masa
itu.
Setiap warna-warna yang digunakan dalam desain interior oriental
menunjukan simbol-simbol tertentu, contohnya: warna hitam melambangkan arah
utara serta kebijaksanaan, warna merah melambangkan arah selatan serta
keinginan untuk menonjolkan diri sendiri, warna kuning melambangkan bumi dan
warna-warna kerajaan, warna hijau melambangkan arah timur dan simbol dari
musim semi (Quin, 2002:84).
Warna-warna yang digunakan dalam desain oriental antara lain: merah
(seperti api, melambangkan kebahagiaan), kuning (seperti tanah), emas dan hijau
(melambangkan peruntungan), dan biru (melambangkan surga). Sedangkan
menurut Thames dan Hudson (2001:44) warna yang banyak digunakan dalam
desain oriental adalah:
- merah
- hitam dan kuning
- merah tua
- hijau

2.3 Restoran
Restoran adalah suatu usaha komersial yang menyediakan jasa pelayanan
makanan dan minuman bagi umum dan dikelola secara profesional (Soekresno,
2000:17). Dilihat dari pengelolaan dan sistem penyajian, restoran dapat
diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu (Soekresno, 2000:18):
1. Formal Restoran
Pengertian formal restoran adalah industri jasa pelayanan makanan dan
minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan pelayanan
eksklusif. Ciri-ciri restoran formal:
- Penerimaan pelanggan dengan sistem pemesanan tempat terlebih
dahulu.
- Para pelanggan terikat dengan menggunakan pakaian formal.
- Menu pilihan yang disediakan oleh menu klasik/menu eropa populer.
29

- Sistem penyajian yang dipakai adalah Russian Service/ French Service


atau modifikasi dari kedua table service tersebut.
- Disediakan ruang cocktail selain ruangan jamuan makan digunakan
sebagai tempat untuk minum yang beralkohol sebelum santap makan.
- Dibuka untuk pelayanan makan malam atau untuk makan siang tidak
menyediakan makan pagi.
- Menyediakan berbagai merek minuman bar secara lengkap khususnya
wine dan champagne dari berbagai Negara penghasil wine di dunia.
- Menyediakan hiburan musik dan tempat untuk melantai dengan
suasana romantis dan eksklusif.
- Harga makanan dan minuman relatif tinggi dibanding harga makanan
dan minuman di restoran informal.
- Tenaga relatif banyak dengan standar kebutuhan satu pramusaji untuk
melayani 4-8 pelanggan.

2. Informal Restoran
Pengertian restoran informal adalah industri jasa pelayanan makanan
dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan lebih
mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan, dan percepatan frekuensi
yang silih berganti pelanggan. Ciri-ciri restoran informal (Soekresno, 2000:
19):
- Harga makanan dan minuman relatif murah.
- Penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat.
- Para pelanggan yang datang tidak terikat untuk mengenakan pakaian
formal.
- Sistem penyajian makanan dan minuman yang dipakai American
Service/ready plate bahkan self service ataupun counter service.
- Tidak menyediakan hiburan musik hidup.
- Penataan meja dan bangku cukup rapat antara satu dengan yang lain.
- Daftar menu oleh pramusaji tidak dipresentasikan kepada tamu/
pelanggan namun dipampang di counter langsung di setiap meja
makan untuk mempercepat proses pelayanan.
30

- Menu yang disediakan relatif sedikit dengan standar kebutuhan, 1


pramusaji untuk melayani 12-16 pelanggan.
3. Specialities Restoran
Pengertian specialities restoran adalah industri jasa pelayanan
makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan
menyediakan makanan khas dan diikuti dengan sistem penyajian khas suatu
negara. Ciri-ciri specialities restoran (Soekresno, 2000: 19) adalah:
- Menyediakan sistem pemesanan tempat.
- Menyediakan menu khas suatu negara tertentu, popular, dan disenangi
banyak pelanggan secara umum.
- Sistem penyajian disesuaikan dengan budaya negara asal dan
dimodifikasi dengan budaya internasional.
- Hanya dibuka untuk menyediakan makan siang dan makan malam.
- Menu ala carte dipresentasikan oleh pramusaji ke pelanggan.
- Biasanya menghadirkan musik/hiburan khas asal negara asal.
- Harga makanan relatif tinggi dibanding informal restoran dan lebih
rendah dibanding formal restoran.
- Jumlah tenaga kerja service, dengan standar kebutuhan 1 pramusaji
untuk melayani 8-12 orang.

Anda mungkin juga menyukai