Anda di halaman 1dari 1

Dokter Post

Dokter Post HOME

5 APRIL 2016 / INTERNAL MEDICINE

(KLINIS) Panduan Praktik


Klinis Krisis Hiperglikemia:
Bagaimana Membedakan
Ketoasidosis Diabetik dan
Status Hiperglikemia
Hiperosmolar?

Krisis hiperglikemia mencakup


ketoasidosis diabetik (KAD) dan
status hiperglikemia hipersolar
(SHH), merupakan komplikasi
metabolik akut paling serius pada
pasien diabetes melitus. Krisis
hiperglikemia terjadi akibat
defisiensi insulin dan peningkatan
hormon counterregulatory
(glukagon, katekolamin, kortisol
dan growth hormone).

SHH terjadi ketika defisiensi insulin yang


relatif (terhadap kebutuhan insulin)
menimbulkan hiperglikemia berat dan
dehidrasi dan akhirnya menyebabkan
kondisi hiperosmolaritas.

KAD terjadi bila defisiensi insulin yang berat


tidak saja menimbulkan hiperglikemia dan
dehidrasi, tapi juga mengakibatkan produksi
keton meningkat serta asidosis metabolik.
Spektrum kedua kondisi ini dapat saling
ovelap.

Tips dan trik membedakan antara KAD dan


SHH bermanfaat untuk membuat planning
terapi gawat darurat krisis hiperglikemia
yang sesuai. Namun, prinsip-prinsip
penatalaksanaan krisis hiperglikemia harus
dikuasai terlebih dahulu.

PENDEKATAN DIAGNOSIS
Pasien dengan KAD dan SHH memiliki
karakteristik klinis yang sering overlap,
sehingga membutuhkan "kecerdikan" untuk
membedakan dua kondisi
tersebut.Pendekatan diagnosis klinis yang
baik sebaiknya dilakukan untuk
membedakan diagnosis KAD dan SHH,
terutama oleh dokter di PPK 1 dengan
fasilitas kesehatan terbatas.

Ketoasidosis Diabetik

1. Anamnesis
Hasil anamnesis pasien KAD bisa
memunculkan keluhan yang
bervariasi diataranya mual/muntah,
haus/poliuria, nyeri perut, sesak
napas; gejala berkembang dalam
waktu < 24 jam. Faktor presipitasi
meliputi riwayat pemberian insulin
inadekuat, infeksi (pneumonia,
infeksi saluran kemih, infeksi
intraabdominal, sepsis), infark
(serebral, koroner, mesenterika,
perifer), obat (kokain), kehamilan.

2. Pemeriksaan Fisik
Gambaran pemeriksaan fisik yang
didapatkan diantaranya adala
takikardia, dehidrasi, hipotensi,
takipnea, pernapasan Kussmaul,
distres pernapasan, napas bau beton,
nyeri tekan perut (menyerupai
pankreatitis akut), letargi atau koma.

3. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis KAD ditegakkan bila
ditemukan hiperglikemia (>250
mg/dL), ketonemia dan/atau
ketonuria dan asidosis metabolik
(HCO3 < 18) dengan anion gap
meningkat.

SHH

1. Anamnesis
Hasil anamnesis pasien SHH
biasanya menunjukkan "kondisi
dehidrasi" yang lebih dominan yaitu
riwayat poliuria, berat badan turun,
dan berkurangnya asupan oral yang
terjadi dalam beberapaa minggu dan
akhirnya terjadi letargi/koma. Faktor
presipitasi meliputi infark miokard,
stroke, sepsis, pneumonia, infeksi
berat lainnya, keadaan seperti riwayat
stoke sebelumnya atau dimensia atau
situasi sosial yang menyebabkan
asupan air berkurang.

2. Pemeriksaan Fisik
Gambaran pemeriksaan fisik yang
dapat ditemukan yaitu tanda-tanda
dehidrasi, hipotensi, takikardia,
perubahan status mental

3. Pemeriksaan Penunjang
Hiperglikemia (dapat >600
mg/dL), hiperosmolalitas (>350
mOsmol/L) azotemia prerenal.
Asidosis dan ketonemia tidak
ada atau ringan. pH > 7,3 dan
bikarbonat > 18 mEq/L.

BAGAIMANA MEMBEDAKAN
KETOASIDOSIS DIABETIK DAN
STATUS HIPERGLIKEMIA
HIPEROSMOLAR?
KAD dan SHH adalah kondisi krisis
hiperglikemia yang terkadang memiliki
gambaran klinis yang tumpang tindih.
Perbedaan mendasar dari dua kondisi ini
adalah kadar insulin yang ada di sirkulasi.
KAD terjadi karena adanya defisiensi insulin
absolut yang sering memicu ketosis.
Sedangkan kadar insulin pada SHH relatif
"masih cukup banyak" untuk
mempertahankan agar produksi keton oleh
jaringan tidak berlebihan.

Gambar yang kami ambil dari medscape ini


mungkin dapat meberikan gambaran
bagaimana membedakan KAD dan SHH
secara klinis:

PENATALAKSANAAN KRISIS
HIPERGLIKEMIA

Terapi Cairan

Terapi cairan yang adekuat adalah kunci dari


strategi penatalaksanaan krisis hiperglikemia
(KAD dan SHH). Dokter boleh "terlambat"
memberikan terapi insulin, namun jangan
sampai "terlambat" memberikan tatalaksana
cairan pada pasien dengan krisis
hiperglikemia.

Pada pasien dengan krisis hiperglikemia


(sebelum tahu apakah pasien KAD ata SHH),
periksa status dehidrasi pasien dan perhatian
khusus diberikan jika pasien mengalami syok
kardiogenik. Pada beberapa pasien, KAD
dapat disertai dengan sindroma koroner akut
yang tidak jarang diperberat dengan gagal
jantung akut. Jangan ragu konsul dokter
spesialis penyakit dalam atau jantung dalam
kondisi seperti ini.

Pastikan status dehidrasi pasien, apakah


termasuk status dehidrasi sedang-berat atau
ringan. Jika menemukan ada tanda-tanda
syok hipovolemik, berikan terapi cairan yang
adekuat (jika perlu "grojok" hingga kondisi
hemodinamik pasien stabil. Jika didapatkan
pasien mengalami dehidrasi ringan,
sesuaikan terapi cairan dengan kadar
natrium serum dari hasil pemeriksaan serum
elektrolit.

Koreksi Kalium

Pemeriksaan Serum Elektrolit penting untuk


mengukur kadar kalium serum. Waspadai
jika pasien jatuh dalam kondisi hipokalemia,
lakukan pemeriksaan fungsi ginjal.
Pemberian insulin pada pasien dengan
hipokalemia akan memperberat penyakit
pasien karena insulin akan menginduksi
kaium serum "masuk" ke intraseluler. Kadar
kalium dipertahankan dalam rentang 4-5
mEq/L

Terapi Insulin

Terapi insulin adalah upaya spesifik untuk


menurunkan kadar gula darah pasien krisis
hiperglikemia. Ada banyak metode yang
digunakan untuk memberikan terapi insulin
ini. Di Surabaya, dikenal metode RCI
(Regulasi Cepat Insulin). Metode RCI,
menurut admin subyektif, bagus bila
diterapkan di fasilitas kesehatan terbatas.
Namun, tidak banyak center di Indonesia
yang menganut RCI.

Dalam artikel ini akan dijelaskan metode


terapi insulin yang merujuk pada PPK
Penanatalaksanaan dari PAPDI (Gambar di
atas).

Bikarbonat

Bikarbonat diberikan pada pasien yang


mengalami asidosis metabolik. Jika pH vena
< 6,9 berikan 100 mmol natrium bikarbonat
dalam 400 ml sterile water ditambah 20
mEq KCl diberikan selama 2 jam. Jika pH
masih <7, ulangi setiap 2 jam sampai pH > 7.
Periksan kadar kalium serum setiap 2 jam.
Jika pH vena ≥ 6.9, tidak perlu diberikan
natrium bikarbonat

Monitoring, Komplikasi dan


Prognosis Krisis Hiperglikemia
Pada pasien dengan krisis hiperglikemia
pantau tekanan darah, nadi, napas, status
mental, asupan cairan dan urin tiap 1-4 jam.
Waspadai berbagai komplikasi yang
mungkin muncul, diantaranya renjatan
hipovolemik, trombosis vena, perdarahan
saluran cerna atas, dan sindrom distres
pernapasan akut. Komplikasi pengobatan
diantaranya adalah hipoglikemia,
hipokalemia, over load edema serebral. KAD
memiliki angka kematian 2% untuk usia < 65
tahun dan 22% untuk usia > 65 tahun. SHH
memiliki angka mortalitas 20-30%.

Semoga bermanfaat

=
Sponsored Content

Buku paling dicari dokter puskesmas, IGD


dan Klinik Pratama dari aceh-papua ini
sudah mau terbit lagi, setelah 3000
eksemplar sold out < 30 hari. Versi update
tahun 2018 "BUKU 155 DIAGNOSIS DAN
TERAPI FASKES PRIMER"

Ini kata dr Nares, TS dari Jakarta tentang


"BUKU 155 DIAGNOSIS DAN TERAPI
FASKES PRIMER"

Dokter Post
about 3 years ago

KATA DR NARES
Hai dok...
Buku 155 Dx & Tx Faskes Primernya sudah sampaii... ...

14 1 Share

Kamu bisa pesan bukunya via WA


085608083342 (Yahya) atau link order ini

Jangan sampai nggak kebagian kayak


kemarin^^

Dokter Post
Clinical Researcher, Book Read More
Author, Creative Scientific
Blogger

INTERNAL MEDICINE
(KLINIS) Panduan Praktik Klinis Krisis
Tiroid: Diagnosis Klinis Di Fasilitas
Kesehatan dengan Sumberdaya
Terbatas
Krisis tiroid merupakan suatu keadaan klinis
hipertiroidisme yang paling berat dan
mengancam jiwa. Umumnya keadaan ini timbul
pada pasien dengan penyakit Graves atau struma
multinodular toksik. Beberapa kondisi khusus
dapat menjadi faktor pencetus

DOKTER POST

INTERNAL MEDICINE
(KLINIS) Mengidentifikasi Pasien
Palpitasi Yang Membutuhkan
Perawatan Gawat Darurat
Tidak jarang seorang dokter IGD harus menerima
seorang pasien dengan suatu keluhan utama
(sinkop, penurunan kesadaran atau bahkan
demam) yang disertai palpitasi. Kapan kita harus
waspada bahwa palpitasi tersebut membawa
konsekuensi emergensi? Artikel

DOKTER POST

Dokter Post © 2021


Latest Posts Facebook Ghost

Shares

Anda mungkin juga menyukai