Anda di halaman 1dari 9

Materi Penyuluhan PKNM Kelompok 22

“KEHAMILAN YANG SEHAT DAN AMAN”

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang memiliki resiko meninggalnya bayi dan
ibu, resiko melahirkan bayi yang cacat dan resiko terjadi komplikasi kehamilan yang lebih besar
dari resiko pada kehamilan normal. Ada banyak hal yang menyebabkan suatu kehamilan masuk
dalam kategori resiko tinggi, antara lain:
1 Umur ibu terlalu muda (< 20 tahun)
Sebaiknya tidak hamil pada usia di bawah 20 tahun. Apabila telah menikah pada
usia di bawah 20 tahun, gunakanlah salah satu alat/obat kontrasepsi untuk menunda
kehamilan anak pertama sampai usia yang ideal untuk hamil.
2 Umur ibu terlalu tua (> 35 tahun)
Pada usia ini kemungkinan terjadi masalah kesehatan seperti anemia, TB paru,
penyakit jantung, diabetes mellitus, pre-eklamsi, persalinan menjadi lama,
perdarahan dan risiko cacat bawaan pada bayi.
a Anemia
Adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan ibu pada saat
proses persalinan. Tanda dan gejalanya seperti pusing, rasa lemah, kulit pucat
dan mudah pingsan. Penanganannya dengan pemberian pil tambah darah.
b TB paru
Adalah penyakit yang disebabkan karena adanya kuman yang menyerang paru-
paru dan menimbulkan gejala seperti batuk lama, batuk darah, dan badan
menjadi kurus.
c Penyakit jantung
Bila ibu hamil mempunyai penyakit jantung harus lebih hati-hati. Jangan sampai
terlalu kecapaian dan jaga kenaikan berat badan agar beban kerja jantung bisa
berkurang. Tanda gejalanya seperti cepat merasa lelah, jantungnya berdebar-
debar dan sesak napas.
d Diabetes mellitus
Adanya peningkatan kadar gula darah yang melebihi nilai normal. Kondisi ini
dapat menyebabkan bayi mengalami cacat bawaan, berat badan lahirnya
berlebihan, dan bayi lahir dalam kondisi telah meninggal dunia. Sehingga ibu
hamil harus memperhatikan pola makan untuk menjaga kadar gula darah tetap
normal.
e Pre-eklamsi
Adanya peningkatan tekanan darah yang melebihi nilai normal. Tanda dan
gejalanya seperti peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan
muka, dan sakit kepala yang hebat. Sehingga ibu hamil harus istirahat total dan
mengurangi konsumsi garam.
3 Jarak kehamilan terlalu dekat (< 2 tahun)
Bila jarak anak terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan
baik, pada keadaan ini perlu diwaspadai kemungkinan pertumbuhan janin kurang
baik, persalinan lama, atau perdarahan.
4 Jumlah anak terlalu banyak (> 4 anak)
Ibu yang memiliki anak lebih dari 4, apabila terjadi hamil lagi, perlu diwaspadai
kemungkinan terjadinya persalinan lama, karena semakin banyak anak, rahim ibu
makin melemah.
5 Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
Pada ibu hamil yang memiliki tinggi badan kurang dari 145 cm, dalam keadaan
seperti itu perlu diwaspadai adanya panggul sempit karena dapat mengalami
kesulitan dalam melahirkan.
6 Ibu memiliki riwayat kehamilan atau persalinan yang tidak baik sebelumnya seperti
pernah mengalami keguguran atau pernah mengalami perdarahan.

Kehamilan dengan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin
sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan. Karena itu, pemeriksaan kehamilan yang rutin
sangat penting untuk dilakukan oleh ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4x
kunjungan selama masa kehamilan yaitu :
1 Satu kali kunjungan pada triwulan pertama (tiga bulan pertama).
2 Satu kali kunjungan pada triwulan kedua (antara bulan keempat sampai bulan
keenam).
3 Dua kali kunjungan pada triwulan ketiga (bulan ketujuh sampai bulan kesembilan).
4 Bila ditemukan kehamilan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus dilakukan lebih
sering.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
(http://www.depkes.go.id/downloads/jica/kia.pdf, diakses tanggal 4 Januari 2014, jam 20.12
WIB)

Anda mungkin juga menyukai