DAN
DARUSSALAM
KOMITE MADRASAH
BAB I
Pasal 1
Kecamatan : Lembeyan
Kabupaten : Magetan
Pasal 2
Pasal 3
h. Melakukan kerja sama dengan orang tua, masyarakat dan instansi lain
yang terkait dalam rangka peningkatan mutu madrasah.
BAB III
Pasal 4
Pasal 5
BAB IV
Pasal 6
BAB V
KEUANGAN
Pasal 7
Keuangan komite diperoleh dari: anggota, bantuan pemerintah pusat dan atau
daerah, orang tua dan atau wali murid, masyarakat atau donatur, dunia usaha atau
industri dan sumber lain yang sah.
BAB VI
Pasal 8
Pasal 9
Perubahan Anggaran Dasar (AD) dan pembubaran komite hanya dapat dilakukan
oleh kepala madrasah bersama pengurus komite dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan hasil musyawarah.
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 10
1. Hal-hal yang belum diatur dalam anggran dasar akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga (ART)
Ditetapkan di : Magetan
Komite Madrasah
TSANAWIYAH
DARUSSALAM
Magetan 1
Ketua,
Darno, S.Pd
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KOMITE MADRASAH
BAB I
KEORGANISASIAN
Pasal 1
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Anggota
Anggota komite terdiri dari orang tua atau wali murid, dewan guru, karyawan,
tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, tokoh dunia usaha atau dunia industri,
organisasi profesi dunia pendidikan dan wakil alumni.
Pasal 3
Syarat-syarat Anggota
Pasal 4
Kewajiban Anggota
Hak Anggota
Pasal 6
Berakhirnya Keanggotaan
a. Meninggal dunia.
RAPAT ANGGOTA
Pasal 7
Pasal 8
3. Pimpinan rapat adalah ketua komite atau yang ditunjuk oleh anggota komite.
Susunan Komite
Ketua
Wakil Ketua
Sekertaris 1
Sekertaris 2
Bendahara 1
Bendahara 2
Pasal 10
c. Ketua formatur bersama dua orang pengurus komite dan dua orang dari
satuan pendidikan menyusun kepengurusan komite,
BAB IV
KEUANGAN
Pasal 11
BAB V
Pasal 12
PENUTUP
Pasal 13
1. Hal-hal yang belum tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) ini
akan diatur lebih lanjut oleh komite.
Ditetapkan di : Magetan
Komite Madrasah
Ketua,
Darno, S.Pd
Hasil Wawancara dengan Anggota Komite
bersiap-siap berangkat dari rumah untuk menuju kediaman Drs. Amri saat
itu. Inisiatif untuk datang ke kediaman Drs. Amri adalah atas ide dari beliau
Drs. Amri peneliti peroleh dari pak Giman (ketua komite) ketika melakukan
waktu itu disambut oleh seorang ibu rumah tangga yang sangat ramah dan
memiliki wajah yang ayu, beliau adalah istri Drs. Amri ternyata, kemudian
peneliti dipersilahkan masuk keruang tamu dan menunggu pak amri yang
masih dipanggil oleh beliau. Sambil duduk peneliti mengamati setiap sisi
ruang tamu yang sangat asri dengan tatanan yang rapi dan terdapat beberapa
peneliti tahu bahwa pak Amri ini memiliki 2 orang putra. Beberapa menit
peneliti menunggu seorang pria berperawakan sedang, rapi dan sangat ramah
terkesan orang yang berpendidikan terpancar dari aura tubuhnya muncul dari
bilik ruang tamu, beliau adalah Drs. Amri. Beliau menyapa peneliti dengan
kata salam dan serta merta peneliti membalasnya dengan salam pula. Kata
yang terucap pertama kali ketika beliau menyapa peneliti adalah: ”jam
berapa tadi berangkat dari rumah mbak?”, dengan hati sengan karena
ternyata pak Amri adalah sosok yang ramah dan familiar peneliti menjawab:
”kira-kira jam 12 kurang pak, tadi masih muter-muter mencari alamat ini,
jadi tiba disini sudah terlalu siang pak”, ”tapi tidak terlalu sulit kan mbak
”yah lumayan agak sulit pak”, serta merta beliau terkekeh sambil berkata:
”yah maklum mbak memang desanya agak nyelempit (istilah agak terpencil
untuk istilah jawa), kira-kira apa yang bisa saya bantu mbak?”, peneliti
adalah beliau, jadi saya perlu mengorek lebih jauh tentang eksistensi komite
yang ada di Tsanawiyah Darussalam itu melalui bapak sebagai salah satu
kepada beliau:
Peneliti : ”Sejak kapan teptnya bapak di tunjuk sebagai salah satu anggota
Amri : ”Tepatnya sejak 3 tahun yang lalu kurang labih, pada awal tahun
2006”
Peneliti : ”Kalau boleh tahu bagaimana awal mula bapak bisa terpilih
Peneliti : ”Selain sebagai anggota komite bapak ini juga berprofesi sebagai
apa?”
Peneliti : ”Jadi sudah bisa dibilang bapak ini pengalamannya sudah cukup
Amri : ”Sampai saat ini saya juga masih aktif di organisasi yang
Peneliti : ”Jadi apakah bisa dibilang bahwa pemilihan pak Giman sebagai
Amri : ”Kalau saya pribadi, pemilihan ketua yang ditujukan untuk pak
Giman itu adalah tindakan yang sangat tepat sekali karena selain
atas apapun yang sedang beliau lakoni termasuk juga sebagai ketua
orang yang
penuh dengan pengertian kepada kami yang meiliki berbagai
macam kesibukan”
Amri : ”Yah contoh konkritnya saja, ketika kami tidak bisa menghadiri rapat
kepada kami, meskipun kadang ketika saya tidak bisa hadir dalam
sumbangsih pemikiran, karena mau tidak mau saya ini kan juga
Peneliti: ”Lalu apa harapan bapak untuk Tsanawiyah Darussalam ini kedepan pak?”
Tak terasa waktu sudah sangat siang dan hampir sore, tentunya
peneliti harus segera undur diri karena merasa bahwa peneliti sudah merasa
sangat banyak menyita waktu pak Amri. Dengan acapan banyak terimakasih
peneliti mohon untuk undur diri dan akhirnya wawancara hari itu telah
terselesaikan.
Hasil Wawancara dengan Kepala Tsanawiyah Darussalam
pendahuluan
komite madrasah. Dengan berbekal surat pengantar peneliti masuk ruang TU,
Dan oleh pak Djahir (Kepala TU yang sedang menemui peneliti) peneliti
bertemu dengan beliau. Dengan melewati beberapa ruangan dari ruang TU,
peneliti sampai di ruang tamu yang berada tepat di depan ruang kepala
Beberapa saat kemudian, terlihat seorang lelaki berseragam yang keluar dari
berhadapan dengan peneliti. Saat itu peneliti menyadari bahwa lelaki tersebut
dan
peneliti jadi tahu nama beliau adalah Drs. Anwari MP.d atau cukup dipanggil
dalam memajukan lembaga misalkan dari segi fisik (yang dimaksud adalah
dilanjutkan untuk lantai kedua, dan tahun 2008 bulan februari kemarin dari
kerja tersendiri dan ruangannya ada di sebelah utara sambil menunjuk sebuah
ruangan yang bersebelahan dengan ruang kepala madrasah yang tampak
hanya berisi meja yang dikelilingi beberapa bangku. Namun mulai tahun
2007, pak Anwari melanjutkan karena komite itu kan jarang datang ke
madrasah ruangannya jarang dipake dan kami meminta izin kepada pak
ruang pertemuan guru mata palajaran. Dan Alhamdulillah pak Giman sangat
komite sudah dijadikan ruang rapat guru, bagaimana komite kalau datang ke
madrasah?”
hanya terdiri dari sebuah meja dikelilingi 7 buah kursi dan di sudut ruangan
ruangan tersebut, pak Anwari mengajak peneliti untuk melihat bangunan dan
koperasi
siswa yang saat itu tutup karena sedang beralangsung proses belajar
mengajar, setelah itu kami melewati taman dengan jalan yang menurun kami
tanah ini hasil swadaya komite madrasah sejak tahun 2006 dan mulai kami
musholla yang baru saja diselesaikan pada bulan februari kemarin. Peneliti
memang melihat bangunan mushollah itu tampak masih baru dan terlihat
Tanpa terasa bel istirahat berbunyi dan telihat para siswa keluar dari
ruang tamu namun karena peneliti merasa informasi yang sudah peneliti
dapatkan sudah cukup dan peneliti juga melihat pak Anwari terlihat capek
Darussalam yakni Drs. Anwari M.Pd. Peneliti sengaja datang tepat pukul 9
pagi karena pada hari sebelumnya sudah ada janji bertemu dengan Drs. Rico
sebelum bertemu dengan Drs. Rico Asikin terlebih dulu peneliti menyapa dan
itu peneliti temui sebelum bertemu dengan Drs. Asikin. Ditanya tentang
beliau menjelaskan bahwa pada hari ini Pak anwari tidak ke kantor seperti
keluar kelas dan dengan santun pak Djahir mempersilahkan peneliti untuk
segera manemui Drs. Rico Asikin. Setelah itu peneliti langsung bertandang
memiliki nama Drs. Rico Asikin, ternyata seorang guru lelaki yang nampak
rapi dan wangi menyapa peneliti dengan sangat ramah itulah Drs. Rico
Tsanawiyah Darussalam karena beliau sebagai salah satu dari anggota komite
celetukan penuh canda beliau mengatakan: ”wah berarti hari ini saya
mendadak jadi selebritis yang akan mengadakan jumpa pers ya mbak”, tentu
saja celetukan pak Rico ini serta merta membuat peneliti jadi terhenyak dan
tertawa, ternyata pak Rico adalah sosok orang yang humoris diantara
penampilan yang serapi dan sesantun itu. Tentu saja untuk mencairkan
suasana dengan segera peneliti menimpali dengan candaan juga: ”iya dan saya
mendadak jadi persnya”, suasana jadi semakin bersahabat dengan candaan dan
tawa kita. Namun peneliti tidak ingin terhanyut terlalu lama dalam candaan
itu karena teringat dengan beberapa pertanyaan yang ingin peneliti ajukan
kepada beliau, maka dengan serius peneliti mulai bertanya dengan pertanyaan
pembuka.
Peneliti : ”Pak Rico ini sudah lama menjadi tenaga pengajar di Tsanawiyah
Darussalam?”
Peneliti : ”Dari awal dulu memang sudah langsung menjadi tenaga pengajar
Rico : ”Oh tidak mbak, saya menjadi tenaga pengajar disini setelah
ditempatkan disini”
pak?”
Rico : ”Tepatnya begitu mbak, sebelum disini dulu saya sempat menjadi
Peneliti : ”Selama 7 tahun itu bapak mengampu mata pelajaran apa di MAN
ini?”
Rico : ”Kebetulan dari awal saya mengajar disini sampek detik ini saya
Tsanawiyah Darussalam?”
Rico : ”Sejak awal tahun 2006, saya sendiri juga tidak menyangka akan
mbak kan anggota komite yang lainnya itu dari kalangan masyarakat
semua anggota komite saya yang lebih sering ketemu dengan pak
Peneliti : ”dari intensitas pertemuan bapak dengan pak Giman, kira-kira bisa
ketua komite”
Rico : ”kalau berhubungan dengan hal itu, menurut saya pak Giman
adalah sosok orang yang yang komit dan tanggung jawab dengan
tugas yang diembannya ya mbak, mungkin itu juga salah satu sikap
profesinya. Selain itu pak Giman adalah orang yang selalu bisa
Rico : ”ya banyak hal ya mbak, karena setiap kali ada hal-hal yang
masing pengurus komite, hal itu tentu saja membuat kami jadi tahu
Peneliti : ”Kalau tugas bapak sendiri berkenaan dengan anggota komite itu
menurut beliau informasi dari saya adalah salh satu informasi yang
penting buat beliau, menurut beliau saya anggota yang tahu akan
kedepan?”
Rico akhirnya peneliti menyadari bahwa hari sudah sangat siang dan pak
kepada pak Rico atas informasi yang telah peneliti dapatkan hari ini.
Pak giman saat berkunjung ke Tsanawiyah Darussalam Wawancara Peneliti dengan pak Giman
Bangunan lokal baru hasil komite Bangunan lokal baru hasil komite
dijanjikan dengan pak Giman supriatno, ketua komite Tsanawiyah Darussalam untuk
dengan pak Giman untuk memperkenalkan diri dan atas rekomendasi dari kepala
pembicaraan itu pak Giman meminta peneliti untuk datang ke rumah beliau di
peneliti untuk bertemu di madrasah saja karena ada sesuatu hal yang ingin
dibicarakan dengan kepala madrasah. Pada waktu yang telah disepakati, oleh
untuk menemui pak Giman. Di ruang kepala madrasah yang tidak begitu luas
namun tampak bersih dan rapi yang dilengkapi denan seperangkat kursi tamu itu
peneliti melihat pak Giman tengah berbincang dengan kepala madrasah. Menyadari
kehadiran peneliti, kepala madrasah yang sebelumnya telah bertemu muka dengan
sembari mengatakan kepada pak Giman “ini orang yang kita tunggu sudah datang”
Pak Giman kemudian menimpali “oalah ternyata sampean toh mbak
orangnya, kemarin kan Cuma denger suarane tho’ sekarang ketemu orangnya
langsung” begitu sapa beliau dengan ramah. Dan itu membuat perasaan peneliti
menjadi lebih tenang setelah sebelumnya peneliti merasa sangat tegang karena
menurut informasi yang peneliti dengar pak Giman adalah purnawirawan TNI yang
tentu saja tergambar dalam bayangan peneliti seorang yang keras dan tidak bisa
berbasabasi. Namun setelah pak Giman menyapa dengan ramah bayangan peneliti
langsung berubah bahwa pak Giman adalah seorang yang ramah. Dan dari cara
berpakaianpun beliau tampak seorang yang sederhana namun tetap terlihat rapi.
bersama, pak Anwari memulai pembicaraan. Beliau mengatakan pak Giman ini
sudah dianggap sebagai orang tua oleh pak Anwari, karena selain masalah-masalah
madrasah diakui pak Anwari kerapkali berkonsultasi tentang masalah pribadi. Dan
memang sebelum peneliti masuk ke ruangan pak Anwari peneliti mendengar pak
Giman dan pak Anwari tampak sangat akrab membicarakan keluarga masing-
masing. setelah pak Anwari dan pak Giman secara bergantian menanyakan tentang
peneliti, 10 menit kemudian pak Anwari mengantarkan kami ke ruang rapat guru
meninggalkan peneliti dan pak giman untuk memulai wawancara. Dan wawancara
Giman : Saya menjadi komite itu sejak komite baru disahkan yaitu tahun 2002,
Giman :Sebelum menjadi komite saya itu sudah beberapa kali menjadi pengurus
BP3, tau BP3 kan? Pak Giman balik bertanya namun kemudian beliau
saya menjadi sebagai ketua BP3 di SMP 3 Magetan pada tahun 1993 dan
Giman : Ya itu tadi, saya juga heran kenapa saya dilih jadi ketua komite? Pak
mbak saya itu dengan pak Anwari sudah kenal sejak lama. Kebetulan
ngerti kalo saya ini pernah menjadi ketua BP3, jadi waktu itu kebetulan
akan dibentuk pengurus komite, pak Anwari meminta saya agar mau
menjadi ketua komite. Saya jawab kalo orang-orang setuju saya jadi ketua
ya monggo tapi kalo gak mau ya jangan dipakasa. Kemudian dalam acara
pemilihan itu, pak Anwari mengajukan agar saya yang menjadi ketua
komite, dan tanpa ada satupun yang membantah semua langsung setuju.
Dalam hati saya berpikir, mungkin orang-orang ini gak mau direpotin
paling kalo pas ada rapat saja dikasih duit, itupun Cuma 100.000 Cuma
Peneliti : Kalo bapak sudah tau gak bibayar bapak kok mau dijadikan ketua komite?
Giman : Menurut saya, hidup ini pasti akan mati. Dan ada dalil yang mengatakan
lain” jadi, selama kita masih dibutuhkan, masih berguna kenapa tidak kita
jalankan saja? Lawong hidup itu Cuma sekali?iya kan mbak?lagi-lagi pak
Peneliti : Bapak kan seorang purnawirawan TNI, kok bisa akhirnya terjun ke dunia
pendidikan?
Giman : Sebenarnya sejak remaja saya memang senang dengan organisasi apalagi
jadi guru mbak, tapi karena dulu ada pendaftaran tentara sama bapak saya
disuruh ikut dan diterima jadi ya mau gimana lagi? Trus waktu saya jadi
anggota TNI AD dan waktu itu bertugas di Malang pada tahun 1967 saya
pengetahuan umum.
Giman : Kalo dulu masih sering mbak, tapi sekarang ini sudah jarang saya
ketemuan kadang di rumah saya atau dimana yang dekat dengan rumah
saya.
Giman : Yo sama saja mbak, karena mereka itu kan orang-orang sibuk jadi mereka
komite.
kemudian kami pihak komite menelaah ulang setelah itu baru dirapatkan
Ditengah perbincangan kami, pak Giman melihat jam tangan, saat itu
waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 WIB. Pak giman kemudian berkata kepada
peneliti: ”mbak, sebelumnya saya minta maaf, jam 10 ini saya punya janji dengan
seseorang saya kira wawancaranya satu jam sudah cukup ternyata masih belum
selesai ya mbak, kata pak Giman sembari tersenyum”. Peneliti mengerti maksud
pak Giman, oleh karena itu peneliti mengatakan kepada pak Giman: ”iya pak,
terima kasih atas waktunya meski sebenarnya wawancara ini belum selesai” pak
Giman menimpali :”lah iya itu, kalo mbaknya mau ya kita lanjutkan saja dirumah
saya sekalian biar tahu tempat tinggal saya, nanti kapan-kapannya sampean telphon
dulu”. Peneliti mengangguk hormat seraya berkata”baik pak, nanti saya hubungi
bapak, sekali lagi terimakasih atas waktunya”. Dan pertemuan hari itu peneliti
ujung gang kedua perumahan Dayu. Ketika peneliti sampai di rumah beliau,
peneliti diterima oleh istri pak Giman, peneliti dipersilahkan duduk sambil
menunggu pak Giman yang masih berada di belakang. Pak Giman hanya
tinggal berdua bersama istri. Dalam jeda waktu menunggu pak Giman
taman yang sengaja ditanami beberapa jenis bunga dan di samping barat
rumah ada sebuah pohon rambutan yang melindungi rumah dari terik
matahari sore. Sedangkan di ruang tamu, peneliti tidak melihat ada barang-
barang mewah yang dipajang hanya beberapa foto yang berjajar rapi. Mulai
dari foto pak Giman memakai seragam TNI bersama ibu, foto ketika
kampanye Golkar, foto dengan anggota komite madrasah dan foto keluarga
yang lain yang tertata apik dan rapi. Tidak berselang lama, pak Giman
maaf telah membuat peneliti menunggu lama. Setelah sedikit berbasa basi,
madrasah?
madrasah.
Giman : tentu saja iya, karena kebetulan pak Anwari ini adalah termasuk
Giman : kalo dengan anggota komite yang lain memang saya jarang ketemu
dan kebetulan asalah satu anggota komite kami H Naf’an itu kan
Peneliti : kalo sedang rapat apakah anggota komite juga berkenan untuk
hadir?
Giman : seperti yang saya bilang tadi mbak, mereka itu orang-orang yang
sangat sibuk jadi waktu rapat kadang mereka datang kadang juga
Darussalam? Giman : tentu saja saya ini berharap yang baik-baik terhadap
Tsanawiyah Darussalam,
kuno, tidak bisa maju. Oleh karena itulah kita sebagai orang islam
tidak boleh berhenti dan putus asa untuk tetap berjuang menegakkan
beliau sepertinya memang sedang menunggu peneliti dengan duduk santai di teras
rumah beliau yang tampak sejuk. Dari bangunan rumahnya H imam Baidhowi memang
tergolong orang berada. Di garasi samping rumah tampak dua mobil mewah berjajar
rapi. Namun meski begitu penampilan H Imam Baidhowi sangat bersahaja, beliau
hanya memakai kaos tanpa krah dengan celana kain warna hitam. Melihat kedatangan
peneliti beliau langsung berdiri untuk menyapa dan mempersilahkan masuk. Semula
peneliti meminnta untuk di teras saja, namun beliau tidak berkenan dan
peneliti dipersilahkan untuk duduk. Peneliti melihat sekeliling ruang tamu yang
dipenuhi dengan lukisan kaligrafi dan foto keluarga. Disamping ruang tamu juga berdiri
kokoh sepasang guci yang sangat besar. Setelah berbincang sejenak H imam Baidhowi
masuk ke ruang dalam dan tak lama berselang datang seorang perempuan paruh baya
memperkenalkan diri beliau adalah H Kurnia Dewi, istri dari H Imam Baidhowi. Beliau
meyapa peneliti sangat ramah, menanyakan nama dan alamat peneliti. Lima menit
kemudian H Imam Baidhowi keluar dan Hj. Kurnia dewi mempersilahkan peneliti
meminum teh untuk kemudian melanjutkan pembicaraan dengan H Imam Baidhowi dan
Peneliti : “Sudah berapa lama abah (Panggilan untuk H Imam Baidhowi) menjadi
Abah : “Saya dipilih menjadi bendahara komite itu sejak tahun 2006 karena
kebetulan anak saya sekolah disana dan waktu itu ada pergantian pengurus
komite, dan saya juga tidak tau siapa yang memulai untuk mengajukan saya
Peneliti : “Sebagai bendahara komite tentu saja abah yang memegang keuangan
komite?”
Abah : “Kalo itu ya enggak mbak, keuangan tetap dipegang sekolah cuman nanti
saya ini juga agak bisa lah kalo masalah pembukuan keungan jadi saya tahu
Abah : “Masalahnya begini mbak, saya ini kan jarang-jarang bisa hadir di sekolah,
saya juga sering pergi-pergi, jadi kalo saya yang pegang uang kan kasihan
sekolah waktunya butuh uang saya tidak ada. Jadi memang kami dari komite
tidak ada kasus penyelewengan dana yang dilakukan oleh pihal sekolah.”
Abah : “Saya kan tidak sendiri, biasanya waktu laporan keuangan itu selain pak
Giman juga dihadiri anggota komite yang lain agar nanti kalo ditanya
masyarakat kita bisa menjawab. Laporan dari madrasah itu kita lihat dan