Abstrak.
Evaluasi Pasca Huni adalah sebuah metoda standar akademis yang digunakan oleh kalangan
ilmiah dan konsultan dibidang kawasan binaan dan arsitektur, untuk mengetahui sejauh mana
hasil sebuah karya arsitektur dan lingkungan binaan mempunyai dampak pada penghuninya.
Dampak yang dimaksud adalah dampak yang dirasakan oleh penghuni sebuah kawasan binaan.
Baik tangible maupun intangible. Namu dalam penelitian disini akan lebih dibahas terutama
dampak yang ditimbulkan oleh disain arsitektur dan teknis bangunan.
Dalam hal ini evaluasi pasca huni dilakukan pada lingkungan binaan rumah susun sarijadi
Bandung, dengan obyek penghuninya, untuk mengetahui sejauh mana penghuni rumah susun
sarijadi menyikapi hasil sebuah lingkungan binaan, setelah lebih dari 10 tahun menempati rumah
susun tersebut.
1
1. Latar belakang.
Latar belakang Evaluasi Pasca Huni pada rumah susun Sarijadi ini didasari pada keinginan untuk
mengetahui sejauh mana dampak disain bangunan pada penghuninya. Hal ini penting untuk
mengetahui timbal balik penggunan bangunan terhadap performa bangunan termasuk
didalamnya fungsi dan ketersediaan fasilitas .
Tujuan dari evaluasi pasca huni pada rumah susun Sarijadi ini adalah untuk mengetahui
persepsi penghuni terhadap performa disain rumah susun yang dipakai selama ini. Hasil – hasil
dari evaluasi pasca huni yang dillakukan ini digunakan sebagi rekomendai untuk memperbaiki
disain
3. Metode pelaksanaan
A. Identifikasi
Identifikasi ini mencoba untuk menemukan hal – hal yang menjadi faktor penentu bagi
keberlangsungan bangunan dan dampaknya pada pengguna bangunan. Juga
menemukan suatu dampak utama dari permasalahan yang timbul dari penghuni
setelah sekian lamanya memakai bangunan tersebut sebagai sebuah dugaan
hipotetik.
B. Investigasi
C. Diagnosa
4. Identifikasi.
3
Identifikasi Visual
Kondisi Eksisting Rumah Susun Sarijadi Bandung dengan tampilan arsitektur yang terlihat
cenderung menekankan funsgi ruang semata.sehingga disain yang dibuat sekedar
memenuhi standar perancangan ruang, standar utilitas, dan finishing yang seefisien mungkin.
Tidak terlihat upaya memberikan sentuhan estetika atau penambahan elemen dekoratif dan
penambahan finishing warna atau tekstur yang memungkinkan tampilan bangunan lebih
mempunyai vitalitas, kegairahan dan daya hidup layaknya manusia penghuninya..
4
Taman belakang dan pedestrian digunakan sebagai tempat parkir dan kios dagang. Hal ini terjadi
karena ketersediaan lahan untuk parkir tidak mengikuti standar jumlah penghuni, sehingga
penghuni memanfaatkan sisa – sisa lahan disekeliling lingkungannya untuk parkir kendaraan.
5
Bordes dan kanopi jendela difungsikan oleh penghuni menjadi tempat vegetasi kering. Hal ini
dilakukan karena keinginan penghuni untuk memiliki sebuah taman disekitar rumahnya,
walaupun hanya sekedar taman kering kecil.
Lahan Kosong disisi paling timur Rusun Sarijadi dipakai untuk pengembangan jangka panjang.
Baik untuk membangun Rusun, bangunan penunjang ataupun fasilitas komersial lainnya.
Sementara masih dimiliki oleh Perum Perumnas.
6
5. Investigasi
Investigasi untuk mengetahui aspek teknis, fungsional dan perilaku penghuni rumah susun
Sarijadi. Pada investigasi yang dilakukan dengan kuisiner yang mengambil responden 20
penghuni dari 32 penghuni pada tiap blok yang berjumlah total 11 blok bangunan rumah susun, maka
didapatkan hasil seperti di bawah ini :
No Pertanyaan Ya Tidak
% %
1. Apakah anda merasa nyaman tinggal di rumah susun Sarijadi ? 80% 20%
2. Apakah lingkungan anda cukup aman ? 100% -
3. Apakah rumah anda mempunyai pandangan keluar yang baik ? 85% 15%
4. Apakah jumlah ruang tidur anda sesuai dengan jumlah anggota 40% 60%
7
keluarga anda
8
5. Apakah luas rumah anda cukup bagi jumlah keluarga anda? 30% 70%
6. Apakah anda membutuhkan ruang tidur yang lebih besar? 30% 70%
7. Apakah anda membutuhkan penambahan ruang tidur? 60% 40%
8. Apakah saat ini anda membutuhkan lebih dari 2 ruang tidur? 50% 50%
9. Apakah anda mempunyai rencana untuk menambah ruang tidur? 35% 65%
10. Apakah ruang tamu anda cukup memadai bagi kegiatan? 70% 30%
11. Apakah dapur cukup lebar untuk memasak? 35% 65%
12. Apakah anda membutuhkan ruang makan tersendiri? 65% 35%
13. Apakah pencahayaan matahari pada ruang rumah anda cukup? 100% 0%
14. Apakah udara di dalam rumah saudara terasa panas? 10% 90%
15. Apakah di dalam rumah anda merasa bising? 20% 80%
16. Apakah kebisingan karena kegiatan tetangga anda? 10% 90%
17. Apakah anda terganggu dengan kegiatan tetangga anda? 5% 95%
18. Apakah anda terganggu dengan suara-suara di luar rumah anda? 35% 65%
19. Apakah anda mempunyai tanaman? 40% 60%
20. Apakah anda membutuhkan taman bagi rumah anda? 100% 0%
Dari hasil investigasi berupa kuisener ini , maka dapat disimpukan hasil analisa hipotetik yaitu :
1. Komposisi ruang yang ada cukup nyaman dengan lingkungan yang cukup aman (80% -
100% responden).
2. View yang dihasilkan dari penempatan ruang cukup baik (85% responden).
3. 60% responden membutuhkan jumlah ruang tidur lebih banyak karena tidak sesuai lagi
dengan membesarnya jumlah anggota keluarga.
4. 70% responden tidak membutuhkan dimensi ruang tidur yang lebih besar (tetapi
jumlah ruang tidur yang semestinya ditambah).
5. 65% responden menyatakan perlu perluasan dapur untuk
memasak. 6. 65% responden ingin mempunyai ruang makan
tersendri.
7. 70% responden menyatakan puas dengan dimensi ruang tamu.
8. 65% responden menginginkan ruang tamu yamg lebih besar.
9
9. Sistem pencahayaan dan penghawaan yang ada cukup memuaskan reponden
(90% - 100% responden menyatakan puas).
10. (90% - 100% responden) Para penghuni rumah susun ingin membutuhkan
taman tersendiri.
Dari hasil kuisiner dan wawancara , maka dapat disimpulkan keluhan – keluhan dari penghuni
rumah susun Sarijadi , yaitu:
1. Dibutuhkan penambahan ruang tidur bagi penghuni.
2. Dibutuhkan penambahan ruang
makan. 3. Dibutuhkan perluasan ruang
dapur.
4. Dibutuhkan ruang parkir mobil bagi sebagian penghuni.
5. Dibutuhkan zoning bagi penyediaan fasilitas dan kebutuhan
umum. 6. Dibutuhkan taman yang lebih luas.
6. Diagnosa
Bangunan bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam
bangunan- bangunan yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun
10
vertical dan
11
merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara
terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda
bersama dan tanah bersama.
alat dan sistem alarm kebakaran, alat pemadam kebakaran, penangkal petir dan
jaringan-jaringan air bersih, saluran pembuangan air kotor, tempat sampah, jaringan
listrik, generator listrik, tempat jaringan telepon & alat komunikasi
8. Alat transportasi bangunan: tangga, lift atau eskalator.
9. Lift & ekskalator untuk Rusun 5 lantai keatas.
4. Fasilitas kesehatan
5. Fasilitas
peribadatan
7. Kesimpulan
Rusun Sarijadi secara umum memenuhi standar teknis bangunan . dengan fakta – fakta yang
dapat dijelaskan didalan hasil survai lapangan dan survai angket yang telah disebarkan.
12
Namun terdapat beberapa permasalahan baik yang berhubangan dengan sedikit
permasalah teknis dan permasalahan psikologis – sosial. Masalah teknis yang masih ada
yaitu :
1. sistem perparkiran yang tidak didisain sejak awal sesuai dengan jumlah penghuni rumahnya
. sehingga setelah Rusun operasional lebih 10 tahun terjadi permasalahan perparkiran.
2. Kedua yaitu fasilitas sosial dan umum, serta fasilitas perniagaan yang tidak asessible,
dalam arti tidak memberikan cukup pelayanan dan maknanya sebagai sebuah
prasarana kurang mendapat perhatian warga Rusun.
3. Ketiga mengenai besaran ruang yang dirasa masih kurang memenuhi
kenyamanan penghuni seperti halnya di dapur tempat memasak dan kamar
mandi.
4. Keempat , adanya keinginan untuk menambah jumlah ruang tidur yang selama ini
dirasa tidak sesuai dengan perkembangan jumlah jiwa penghuninya.
5. Kelima , terdapat sejumlah penghuni yang ingin mempunyai ruang makan sendiri
sebagai sebuah private zone dalam rumahnya.
Masalah yang paling penting adalah kondisi psikologis penghuninya yang tidak menyetujui
dengan image yang dimunculkan dalam makna rumah susun sederhana adalah pasti dihuni
orang kurang mampu . padahal kenyataanya ada sejumlah penghuni adalah warga dengan
pendidikan S1. sehingga makan Rumah Rusun harus dirubah untuk memberikan image
baru sebagai hunian yang layak dan baik, dalam artian hunian yang dihuni karena
keterpaksaaan ataupun sebagai hunian masyarakat marginal di perkotaan.
Rumah susun juga bukan berarti hunian kelas dua yang jauh dari nyaman secara sosial, aman
secara teknis dan mempunyai kelengkapan fasilitas umum yang memadai
Persepsi rusun sebagai hunian bagi warga miskin ini, dalam dugaan hipotetik dikarenakan
kondisi bentukan yang memanjang – melajur seperti asrama atau barak militer, yang dalam
13
maknawi merupakan tempat yang temporal. Didisain untuk menampung fungsi secara darurat
atau sementara, sehingga tidak memerlukan image atau sekedar memenuhi fungsinya.
a. Bentukan yang lebih dinamis dan imaginative dengan tetap mengadaptasi fungsi,
kegiatan dan jumlah ruang.
b. Membagi bentukan masing – masing rumah menjadi lebih jelas tetapi masih dalam
konteks kebersamaan kegiatan sehingga menimbulkan rasa kepemilikan dan privasi
yang lebih baik dengan tetap memberikan ruang kegiatan bersama dan bersosialisasi.
c. Memberikan elemen – elemen yang lebih humanistik dan maknawi , dengan
memberi bentukan – bentukan yang unik dan inovatif untuk melawan persepsi
konvensional, sehingga keunikannya bentuk akan mengangkat harkat dan martabat
penghuninya
dengan tidak meninggalkan kenyamanan ruang dan dengan harga yang tetap
terjangkau. d. Kondisi kolektif memori masyarakat terlanjur memandang rumah susun
sebagai hunian
yang dihuni oleh sebuah masyarakat urban yang tak mampu dan berperilaku rural,
sehingga ketika terdengan kata “rumah susun”, bayangan kita umumnya menuju
kesebuah rumah bertingkat empat atau lebih yang terkesan dibangun tidak selesai (
unfinishing ) , dengan jemuran bergelantung, tanpa pemeliharaan dan pengelolaan, dihuni
oleh masyrakat berperilaku rural, tidak tertib dan akhirnya kumuh. Hal ini berbeda ketika
orang mendengan kata “ apartment” atau bahkan “kondominium”. Sehingga usulan
ekstrim disini adalah mengubah nama “rumah susun” menjadi nama yang menimbulkan
image baru yang menghilangkan collctive memory masyarakat semisal : hunian vertikal
masyarakat disingkat hukalmas, atau rumah tingkat kota, disingkat rutita, atau rumah
masyarakat kota, disingkat rumasta. Dsb.
Rancangan ini merupakan sebuah alternatip solusi yang menjadi rekomendasi yang dihasilkan
dari diagnosa yang dilakukan pada rumah susun sarijadi. Solusi rancangan baru tersebut
direncanakan
dibangun pada area terbuka disisi timur rumah susun sarijadi dan menyambung dengan rumah
susun yang lama.
Rancangan tersebut mempunyai konsep yang mengadopsi hasil – hasil evaluasi pasca huni dari
tahapan identifikasi – investigasi dan diagnosa, memperhitungkan aspek manusiawi , perilaku dan
aspek teknis arsitektural. Selain itu juga digagas permasalahan pencitraan sebuah rumah susun
sebagai hunian yang baik dan bukan sebagai hunian masyarakat kelas dua, seperti yang selama
ini menjadi citra yang melekat bagi penghuninya.
15
14
Rusun Jual berlantai 4 menggunakan sistem beton panil dan rangka beton tahun
1980 Sebanyak 60 blok = 960 unit hunian F.36 (lantai 1 s/d 4).
2. Jakarta – Rusuna Kebon Kacang
15
Peremajaan Lingkungan kumuh di lokasi Uji Kendaraan DLLAJR dengan Rusuna Jual
berlantai 4 menggunakan sistem konvensionil tahun 1994. Sebanyak 1 blok = 154 unit
hunian F.36 (lantai 1 s/d 4)
5. Semarang – Rusuna Bandar Harjo
Peremajaan Lingkungan Kumuh dengan Rusuna Jual berlantai 4 menggunakan
sistem konvensionil tahun 1996. Sebanyak 4 blok = 180 unit hunian F.21 (lantai 2
s/d4)
2. Medan–Rusuna Sukaramai
16
d. Peremajaan Bantaran Sungai
F.21 (lantai 2 s/d 5). Lantai dasar untuk unit usaha dan unit
sosial 5. Cirebon – Rusunawa Harjamukti
Peruntukan Karyawan industri di sekitar Harjamukti. Rusuna Sewa berlantai 5
menggunakan sistem outinord tahun 1999. Sebanyak 1 twinblok = 120 unit hunian
F.21. (lantai 2 s/d 5), lantai dasar untuk unit usaha dan unit sosial
6. Samarinda – Rusunawa Sel Kunjang
17
Daftar Pustaka.
Antoniades, C, Anthony, “Poetics of Architecture ‘, Van Nostrand Reinhold, New York, 1992
Architectural Design,”Reconstruction – Decontruction”, Acedemy Edition , London, 1989
Bauhaus, Institut Fur Auslandsbeziehungan, Stutgart, 1985
Corbusier, Le, “Talks with Students”, Princenton Architectural Press, 1999
Corbusier, Le, “Vers Une Architecture”,
Cook, Peter ,” New Spirit in Architecture,”Rizzoli , New York, 1991
Farmer, Ben ,” Companion to Contmporary Architectural Thought”, Routledge, New york, 1993.
Jenck, Charles,”The Architecture of The Jumping Universe”, Academy Edition, St. Martin Press,
New York 1995
J en kic,k Ce, ah Jurlregse, n“M. “oAd Herisn ot Mryo voef mMeondt einrn A Arrcchitietectutturere’, ”P,
eFnregdueinri cBko, oAk sP ,ra Aeugsetr,a lNiae,w 1 9Y7o3rk, . 1963
Jodidio, Philip, “Contemporary American Architect”, Benedikt taschen GmbH , Germany, 1993
Jodidio, Philip, “Richard Meier”, Benedikt Taschen GmbH, Germany, 1995
Johnson, philip, “ The International Style”, The Norton Library, New York, 1960
Lacy, Bill, “ 100 Contemporary Architects “, Thames and Hudson, London, 1991
Lampugnani, M, Vittorio,”Architecture and City Planning in the Twentieth Century”, Van Nostrnd
Reinhold Company, New York, 1980
Middleton, robin, ed. “The Beaux Arts “, MIT Press Edition , 1992
Nicholas , Karen, “Michael Graves: Building s and Project 1982 – 1989”, Princenton Architectural
Press, New York, 1990
Oliver, Paul and Hayward, Richard, “ Architecture and Invitation”, Basil Blackwell, Inc, Oxford, UK,
1990.
Papadakis, Andrea, “Modern Pluralism “, Architectural Design, Academy Edition, London, 1992
Papadakis, Andrea, Catherine Cookie, Andrew Benjamin, “Decontruction, Omnibus Volume”,
Rizzoli , New York, 1989
Pee, Lucy, “ An Introduction to 20 th Century Architecture “, Chartwell Books, Inc, New Jersey,
1989 Process, “Contemporary Soviet Architecture”, edisi 54 , January 1985
Pevsner , Nicholaus, “ A History of Building Types”, Bollingen Serries XXXV, Princenton University
Press, 1989
Rogers, Richard, ‘Architectural A Modern View”, Thames Hudson, London, 1991
Scully, Vincent,” The Arhitecture of Robert Ventury”, University of Mexico Press , Albuquerque,
1989
Terrail, Pierre, “Architectural Design for Today”, Academy Edition, London, 1991
Tschumi, Bernard, “Architecture and Disjunction”, MIT Press, Cambridge , 1996
Tschumi, Bernard, “The Manhattan Transcript”, Academy Edition, London, 1994
Ventury, Robert, “Complexity and Contradiction in Architecture “, Museum Modern Art, New York,
1969
Yeang , Ken , “Bioclimatic Skyscrapers”Arthemus, London, 1994
Yeang, Ken , “Designing with Nature”, McGraw Hill Book Company, London, 1995
19