PANDUAN PRAKTIS
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
PT KRAKATAU STEEL (Persero)
Manajemen Risiko
2008
PENGANTAR
Buku saku Manajemen Risiko ini diharapkan dapat menjadi panduan praktis
kegiatan analisis risiko disetiap unit kerja. Setiap Pimpinan Unit Kerja adalah
pemilik proses (process owner) sekaligus pemilik risiko (risk owner) yang
paling memahami jenis risiko yang ada dalam pekerjaannya serta bagaimana
mengendalikan risiko-risiko tersebut agar tidak terjadi. Dengan panduan
praktis buku ini, diharapkan praktek Manajemen Risiko menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari Manajemen Kinerja PTKS serta program-program kerja
lainnya.
FAZWAR BUJANG
Direktur Utama
DAFTAR ISI
PENGANTAR
I. KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO PTKS
II. MANFAAT MANAJEMEN RISIKO
III. PENGERTIAN & KONSEP DASAR MANAJEMEN
RISIKO
IV. PROSES MANAJEMEN RISIKO
A. Identifikasi Risiko
B. Pengukuran Risiko
C. Menyusun Rencana Mitigasi Risiko
D. Monitoring Kegiatan Pengendalian Risiko
V. PENILAIAN & PENGUKURAN RISIKO
VI. MENENTUKAN RESPON ATAS RISIKO
VII. STANDAR FORMULIR YANG DIGUNAKAN
VIII. PELAPORAN KEGIATAN
IX. CONTOH PENGISIAN FORMULIR
IMPLEMENTASI MANAJEMEN
RISIKO DI PT KRAKATAU STEEL
Ø DASAR :
• SK Direksi PT. Krakatau Steel (Persero) No.
06/C/DU-KS/KPTS/2007 tentang Penerapan
Manajemen Risiko.
Ø PETUNJUK PELAKSANAAN:
• Kebijakan Manajemen Risiko
• Pedoman Penerapan Manajemen Risiko
• Work Instruction Pemantauan dan Pelaporan
Risiko
• Work Instruction Analisis dan Pengendalian
Risiko
Untuk menerapkan Manajemen Risiko secara efektif, efisien dan konsisten, Direksi
menetapkan kebijakan Manajemen Risiko yang harus dilaksanakan oleh setiap unit kerja,
sebagai berikut :
a. Melakukan identifikasi risiko dan sumber risiko (penyebab) pada setiap kegiatan
bisnis perusahaan.
b. Mengukur tingkat risiko berdasarkan kemungkinan kejadian dan dampak risiko sesuai
ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan.
c. Menyusun rencana pengendalian risiko yang efisien dan efektif, serta
melaksanakannya secara konsisten berdasarkan prioritas yang telah ditetapkan.
d. Melakukan pemantauan atas aktifitas pengendalian risiko secara berkelanjutan dan
berkesinambungan.
e. Melakukan proses komunikasi dan pelaporan kegiatan pengelolaan risiko disetiap unit
kerja dan di tingkat perusahaan.
Budaya sadar risiko harus terus dibangun untuk memastikan bahwa seluruh fungsi dan
aktifitas bisnis di PT Krakatau Steel (Persero) menerapkan Manajemen Risiko secara
berkelanjutan dan berkesinambungan.
Ditetapkan di : Cilegon
Tanggal : 8 April 2009
PT KRAKATAU STEEL
FAZWAR BUJANG
Direktur Utama
Filosofi Risiko
1. Sebagai sebuah entitas bisnis yang tidak terlepas dari
ketidakpastian dalam berusaha, PT Krakatau Steel (Persero)
menyadari adanya risiko-risiko usaha yang dapat
menghambat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan.
2. Direksi dan seluruh Karyawan PT Krakatau Steel (Persero)
mempunyai komitmen untuk menjalankan manajemen risiko
secara efektif dan konsisten untuk menjamin Kontinuitas,
Profitabilitas dan Pertumbuhan P erusahaan selaras dengan
Visi dan Misi Perusahaan.
3. Untuk menjalankan Manajemen Risiko, PT Krakatau Steel
(Persero) menerapkan prinsip prioritas dalam
pengendalian dan melakukan penilaian serta pengukuran
risiko untuk mengalokasikan sumber daya perusahaan secara
optimal.
Komitmen Direksi
1.Manajemen Risiko merupakan tuntutan bisnis perusahaan
yang harus dijalankan secara efektif dan konsisten untuk
menjamin kelangsungan dan pertumbuhan bisnis perusahaan.
2.Risiko-risiko strategis akan menjadi perhatian Direksi untuk
dilakukan langkah-langkah mitigasi dan kemajuannya dimonitor
secara rutin.
3.Peningkatan kompetensi dan kesadaran setiap manajemen
dan karyawan terhadap pelaksanaan manajemen risiko
menjadi hal penting untuk menjadi perhatian.
Pertumbuhan yang
berkesinambungan
Pengelolaan risiko
bisnis & pencegahan
krisis
n UNDER CERTAINTY
o 100% confidence about
n UNDER RISK
n Known probabilities and
impacts
n “Known unknowns”
n UNDER UNCERTAINTY
n No known probabilities
n “Unknown unknowns”
PENGERTIAN
Pengawasan
Produk & Aktifitas Baru (PAB) & Pelaporan Key Risk Indicator (KRI)
& Minimum Control Standard (MCS)
Pengendalian
& Pengukuran PENGELOLAAN
Risiko RISIKO Identifikasi
Risiko
RISIKO
KOMPONEN RISIKO
(Melekat dalam setiap aktifitas)
RISIKO TERKENDALI
RISIKO INHEREN
RISIKO
RESIDUAL
RISIKO INHEREN
PENGENDALIAN/MITIGASI RISIKO
H
NO CONTOH JENIS RISIKO CONTOH MITIGASI RISIKO
O
1 Penolakan produk oleh 1.1 Riset pasar untuk mengetahui keinginan konsumen
pasar 1.2 Promosi produk
T
RISIKO RESIDUAL
1 Riset pasar utk mengetahui Setelah dilakukan riset pasar dan promosi produk, masih
keinginan konsumen dan ada kemungkinan peluncuran produk baru gagal
promosi produk
2 Penilaian kredibilitas kons. Masih ada kemungkinan konsumen gagal bayar.
dan memastikan jaminan Masih ada kemungkinan nilai jaminan tidak memenuhi sisa
pembayaran dari konsumen kewajiban konsumen
3 Penggunaan kemasan dan Tetap masih ada kemungkinan produk rusak, sekalipun
pelindung produk menggunakan kemasan dan pelindung produk
Risiko-Risiko Strategis
KLASIFIKASI RISIKO
Ø Risiko Strategis
Risiko-risiko yang yang bersifat strategis bagi
pengembangan bisnis perusahaan, seperti: perubahan
teknologi, kebijakan pemerintah, rencana investasi,
pengembangan produk baru.
Ø Risiko Operasional
Merupakan risiko yang terjadi akibat kegagalan atau
tidak memadainya proses pengendalian suatu proses
bisnis yang dapat disebabkan berbagi faktor seperti
manusia, alat, sistem atau faktor eksternal
perusahaan.
Contoh: Kesalahan prosedur, kegagalan pemasok,
kebakaran, kegagalan peralatan, dan lain-lain.
Ø Risiko Finansial
Merupakan risiko yang secara langsung maupun tidak
langsung menimbulkan kerugian dalam bidang
keuangan. Contoh: Penurunan nilai aset, Fluktuasi
nilai tukar, perubahan harga bahan baku, perubahan
tingkat suku bunga, risiko likuiditas, risiko kewajiban
finansial dan lain-lain.
Ø Risiko Lingkungan
Risiko Lingkungan merupakan risiko-risiko yang
berdampak pada kerusakan lingkungan, pencemaran
lingkungan, gangguan sosial kemasyarakatan,
reputasi perusahaan dan lain-lain
Corporate
Manajemen
Risiko
Strategic Business
Project
INTERKORELASI
DIANTARA :
Ø 4 TUJUAN ENTITAS :
1. Strategic
2. Operations
3. Reporting
4. Compliance
Ø 8 LANGKAH PROSES :
1. Internal environment 5. Risk Response
2. Objective Setting 6. Control Activities
3. Event Identification 7. Information & Communication
4. Risk Assessment 8. Monitoring
Pemetaan &
Pedoman Penetapan Pengukuran
Prioritas Risiko Unit
PEMANTAUAN/ PENGAWASAN
Manaj. Risiko
Kerja
PENGENDALIAN INTERNAL
Risiko
Identifikasi &
Mitigasi Review Sistem Implementasi
Risiko Pengendalian Pengendalian
Risiko Risiko
Strategis
MEASURES
VALUES OBJECTIVES
& CONTROL
MANAJEMEN RISIKO vs
MANAJEMEN KINERJA
PROFIL RISIKO
SMKS IDENTIFIKASI & PENGUKURAN RISIKO 5
Risk 3
TINGKAT RISIKO
4
NO JENIS RISIKO PELUANG NILAI TINGKAT
Risk 4
KEJADIAN DAMPAK RISIKO
LIKELIHOOD
3
Risk 2
2
1 Risk 1
Risk 3
PENGENDALIAN RISIKO
1 2 3 4 5
TINGKAT RENCANA
NO JENIS RISIKO PIC IMPACT
RIISKO PENGENDALIAN
STATUS
JENIS PENGENDALIAN
NO PIC (Sudah/Sedang/
RISIKO RISIKO
Belum)
MANAJEMEN
KINERJA
IV. PROSES
MANAJEMEN RISIKO
1
Penetapan Identifikasi
Tujuan Risiko
2
6 Lingkungan Internal
7
Penilaian &
Pemantauan dan Informasi dan Pengukuran
Pelaporan Komunikasi Risiko
5
Penentuan
Tindak Lanjut
Respon Thd.
Thd. Respon 4
Risiko
5. PEMILIHAN
PEMILIHAN RESPON (MITIGASI)
1. PENETAPAN TUJUAN
& PENGENDALIAN RISIKO
2. IDENTIFIKASI
IDENTIFIKASI JENIS, SUMBER 6. MONITORING
MONITORING & PELAPORAN
DAN DAMPAK RISIKO HASIL TINDAK LANJUT
Form 1 Pic: Risk Owner (RO) Form 4 Pic: RO & Mgt Risiko
2
3. PENGUKURAN
PENGUKURAN & KLASIFIKASI
RISIKO
4. IDENTIFIKASI
IDENTIFIKASI ALTERNATIF
RESPON (MITIGASI) UNTUK
PENGENDALIAN RISIKO
PENILAIAN DAN
PENGUKURAN RISIKO
TINGKAT RISIKO
Tinggi rendahnya risiko
diukur berdasarkan:
Contoh : apabila pengukuran melibatkan lima (5) orang staf (risk owner) pelaksana
proses tsb. dan masing-masing menyatakan tingkat kemungkinan kejadian risiko sbb :
Optimistik adalah risiko yang tingkat kemungkinan kejadiannya dianggap paling rendah. Most Likely adalah
risiko yang tingkat kemungkinan kejadiannya paling banyak dipilih oleh responden (peserta FGD). Pesimistik
adalah risiko yang tingkat kemungkinan kejadiannya dianggap paling tinggi.
DAMPAK RISIKO adalah estimasi tingkat kerugian material yang akan timbul sendainya
risiko tsb. benar-benar terjadi. Dampak risiko bersifat kumulatip yang meliputi kerugian
disemua lini yang terpengaruh secara langsung oleh kejadian tsb, termasuk hilangnya
kesempatan memperoleh pendapatan (opportunity loss). Risiko-risiko lain yang tidak dapat
dikuantifisir (intangible) dapat menjadi faktor penambah skala risiko.
Contoh :
1 Supply listrik terhenti • Potensi pendapatan yang hilang akibat pabrik tidak beroperasi - Rp ..
• Potensi keterlambatan pengiriman produk kepada konsumen
• Biaya start up mesin - Rp ..
3 Kegagalan produksi • Biayaproduksi yang hilang (material, mesin, tk, energy, dll) - Rp ..
• Potensi keterlambatan pengiriman produk kepada konsumen
4 Harga jual dibawah harga • Kerugian akibat hilangnya potensi pendapatan penjualan - Rp ..
pasar • Tidak tercapainya target profit perusahaan - Rp ..
• Rusaknya harga pasar
5 Harga beli barang mahal • Hilangnya potensi profit akibat mahalnya biaya produksi - Rp ..
• Harga jual produk mahal
MATRIKS RISIKO
5. Sangat
Besar Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim Ekstrim
4. Besar
Moderat Tinggi Tinggi Ekstrim Ekstrim
3. Sedang
Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
PETA RISIKO
Besar
Kemungkinan Kemungkinan
kejadian kecil - kejadian tinggi -
DAMPAK RISIKO
Kemungkinan Kemungkinan
kejadian kecil - kejadian tinggi -
Dampak kejadian Dampak kejadian
kecil kecil
Kecil
Kecil Tinggi
KEMUNGKINAN KEJADIAN
PENENTUAN RESPON
TERHADAP RISIKO
Penilaian dan
Pengukuran Risiko
Risiko Ya
dpt
diterima?
Tidak
Kurangi Pertahankan
Kemungkinan Kurangi Akibat Transfer Hindari
Status Risiko
Penilaian
Pertahankan
Residual Risiko
PENGENDALIAN RISIKO
Besar
Formal Physical
Avoidance
Control Control
DAMPAK RISIKO
Formal Physical
Training
Control Control
Formal
Informal Training
Control
Kecil
Kecil Tinggi
KEMUNGKINAN KEJADIAN
PENGENDALIAN RISIKO
II I
• Kemungkinan kejadian rendah • Kemungkinan kejadian tinggi
tapi dampak kerugian besar dan dampak kerugian besar
• Dampak kerugian besar • Mengancam pencapaian
walaupun jarang terjadi sasaran perusahaan
DAMPAK KEJADIAN
IV III
• Kemungkinan kejadian rendah • Kemungkinan kejadian tinggi
dgn dampak kerugian kecil dgn dampak kerugian kecil
• Risiko tidak berbahaya • Risiko yang sering terjadi
Saran tindakan : Monitoring & Saran tindakan : Tingkatkan
Review secara berkala untuk efektifitas pengendalian internal
menjaga tingkat risiko dalam control untuk mencegah kejadian
batas yang terkendali berulang
KEMUNGKINAN KEJADIAN
JENIS
NO SUMBER RISIKO DAMPAK RISIKO
RISIKO
Nama : Nama :
Tanggal : Tanggal :
RISIKO
PROFIL RISIKO
SUMBER
NO JENIS RISIKO KLASIFIKASI PELUANG DAMPAK TINGKAT
RISIKO
KEJADIAN RISIKO
LANJUT
DIISI
NO KOLOM/ ITEM KETERANGAN
OLEH
(Lanjutan)
DIISI
NO KOLOM/ITEM KETERANGAN
OLEH
PELAPORAN
1 Biaya kesehatan 1.1 Biaya overhead unit Bapelkes Mandiri tinggi •Beban biaya overhead perusahaan semakin
karyawan lebih mahal 1.2 Pemberlakuan tarif biaya berobat lebih mahal tinggi
1.3 Frekwensi berobat kary. semakin tinggi
2 Pelayanan kesehatan 2.1 Prosedur pelayanan belum dibuat •Karyawan tidak puas
semakin berbelit-belit 2.2 Adanya persyaratan lain yang tidak tercantum
dan tidak praktis dalam perjanjian kerjasama
3 Kualitas pelayanan 3.1 Lingkup pelayanan kesehatan semakin dibatasi •Karyawan tidak puas
kesehatan tidak lebih 3.2 Kualitas RS & klinik Mitra tidak sesuai standar
baik dari kondisi kualitas yang diharapkan
sebelumnya 3.2 Hubungan kemitraan yg tidak harmonis antara
Bapelkes Mandiri dengan RS/Klinik mitra
4 Karyawan tidak 4.1 Adanya kebijakan penghentian premi • Tingkat kunjungan ke RS/klinik semakin tinggi
menerima Premi kesehatan bagi anggota dari perusahaan • Biaya kesehatan karyawan tinggi
kesehatan 4.2 Karyawan selalu menggunakan fasilitas
berobat yang disediakan perusahaan
5 Semakin maraknya 5.1 Mengejar target peningkatan omzet/ • Tingkat kunjungan ke RS/klinik semakin tinggi
penyalahgunaan pendapatan RS/Klinik mitra • Biaya kesehatan karyawan tinggi
fasilitas berobat 5.2 Lemahnya pengendalian anggaran pengobatan • Terjadinya moral hazard
oleh Bapelkes
5.3 Pengawasan tidak dilakukan secara maksimal
6 Berkurangnya tingkat 6.1 Adanya alternatif RS/Klinik mitra • Berkurangnya pendapatan RSKM sebagai
kunjungan karyawan ke 6.2 Kualitas pelayanan RS/Klinik mitra dinilai lebih unit bisnis grup PTKS
RSKS baik dari RSKM • RSKM tidak dapat memenuhi kebutuhan
likuiditas bulanan
• RSKM terancam bangkrut
Nama : Nama :
Tanggal : Tanggal :
PROFIL RISIKO
NO JENIS RISIKO KLASIFIKASI SUMBER RISIKO PELUANG DAMPAK TINGKAT
KEJADIAN RISIKO
1 Biaya kesehatan Finansial 1.1 Biaya overhead unit Bplkes Mandiri Sedang Merugikan Tinggi
karyawan lebih mahal tinggi
1.2 Pemberlakuan tarif biaya berobat
lebih mahal
1.3 Frekwensi berobat kary. semakin
tinggi
2 Pelayanan kesehatan Operasional 2.1 Prosedur pelayanan belum dibuat Besar Merugikan Tinggi
semakin berbelit-belit 2.2 Adanya persyaratan lain yang tidak
dan tidak praktis tercantum dlm perjanjian kerjasama
3 Kualitas pelayanan Operasional 3.1 Lingkup pelayanan kesehatan Sedang Sangat Ekstrim
kesehatan tidak lebih semakin dibatasi Merugikan
baik dari kondisi 3.2 Kualitas RS & klinik Mitra tdk sesuai
sebelumnya standar kualitas yang diharapkan
3.2 Hubungan kemitraan yg tidak
harmonis antara Bapelkes Mandiri
dengan RS/Klinik mitra
4 Karyawan tidak Finansial 4.1 Adanya kebijakan penghentian premi Kecil Merugikan Moderat
menerima Premi kesehatan bagi anggota dari perush.
kesehatan 4.2 Kary. selalu menggunakan fasilitas
berobat yang disediakan perusahaan
5 Semakin maraknya Operasional 5.1 Mengejar target peningkatan omzet/ Besar Sangat Ekstrim
penyalahgunaan fasilitas pendapatan RS/Klinik mitra Merugikan
berobat 5.2 Lemahnya pengendalian anggaran
pengobatan oleh Bapelkes
5.3 Pengawasan tidak dilakukan secara
maksimal
6 Berkurangnya tingkat Strategis 6.1 Adanya alternatif RS/Klinik mitra Besar Sangat Ekstrim
kunjungan karyawan ke 6.2 Kualitas pelayanan RS/Klinik mitra Merugikan
RSKS dinilai lebih baik dari RSKM
ALTERNATIF RESPON
KLASIFIK ESTIMASI
NO JENIS RISIKO SUMBER RISIKO RESPON YG YG PIC
ASI BIAYA
MEMUNGKINKAN DIPILIH
1 Biaya kesehatan Finansial 1.1 Biaya overhead unit Bplkes 1.a Pembatasan biaya Rp 500 jt/th 1.a GM Akunt.
Mandiri tinggi overhead B Mandiri 1c GM Akunt.
karyawan lebih mahal
1.2 Pemberlakuan tarif biaya 1.b Pembatasan tarif < Tarif
berobat lebih mahal
biaya pengobatan RSKM
1.3 Frekwensi berobat kary.
semakin tinggi
1.c Premi berobat tetap Rp 3 M/th
diberlakukan
2 Pelayanan kesehatan Operasion 2.1 Prosedur plyn. belum dibuat 2.a Disiapkan prosedur - 2.a Bapelkes
semakin berbelit-belit al 2.2 Adanya persyaratan lain yang plyn yg sederhana 2.b Bapelkes
tidak tercantum dlm perjanjian 2.b Perjanjian kerjasama -
dan tidak praktis kerjasama
harus jelas & detail
3 Kualitas pelayanan Operasion 3.1 Lingkup pelayanan kesehatan 3.a Lingkup plyn minimal - 3.a Bapelkes
semakin dibatasi = RSKM 3.b Bapelkes
kesehatan tidak lebih al
3.2 Kualitas RS & klinik Mitra tdk 3.b Perjanjian kerjasama - 3.c Logistik
baik dari kondisi sesuai standar kualitas yang
sebelumnya harus jelas & detail
diharapkan
3.2 Hubungan kemitraan yg tidak
3.c Melakukan asesmen -
harmonis antara Bapelkes thd calon RS/Klinik
Mandiri dgn RS/Klinik mitra Mitra
4 Karyawan tidak Finansial 4.1 Adanya kebijakan penghentian 4.a Premi berobat tetap Rp 3 M/th 4.a GM Akunt.
premi kesehatan bagi diberlakukan 4.b Bapelkes
menerima Premi
anggota dari perush. 4.b Perjanjian kerjasama
kesehatan -
4.2 Kary. selalu menggunakan
harus jelas & detail
fasilitas berobat yang
disediakan perusahaan
5 Semakin maraknya Operasion 5.1 Mengejar target peningkatan 5.a Melakukan - 5.a GM Akunt.
omzet/ pendapatan RS/Klinik Pengendalian dan 5.b Bapelkes
penyalahgunaan fasilitas al
mitra pengawasan progr.
berobat 5.2 Lemahnya pengendalian secara ketat
anggaran pengobatan oleh
Bapelkes
5.b Menerapkan aturan -
5.3 Pengawasan tidak dilakukan & perjanjian
secara maksimal kerjasama secara
konsisten
6 Berkurangnya tingkat Strategis 6.1 Adanya alternatif RS/Klinik 6.a RSKM tetap sebagai - 6.a GM MBAP
mitra RS Mitra 6.b Direksi
kunjungan karyawan ke
6.2 Kualitas pelayanan RS/Klinik 6.b Peningkatan kualitas - RSKM
RSKS mitra yg lebih baik dari RSKM
pelayanan RSKM
5 Semakin 5.1 Mengejar target 5.a Pengendalia n 5.a On progress Pengawasan Akan dibentuk tim Mei ‘08 Bapelkes
peningkatan omzet/ dan pengawasan kurang intensif Pengawasan yang
maraknya
pendapatan RS/Klinik progr. secara ketat lengkap
penyalahgunaan mitra 5.b Menerapkan 5.c On progress
fasilitas berobat 5.2 Lemahnya pengendalian aturan & perjanjian
anggaran pengobatan kerjasama secara
oleh Bapelkes konsisten
5.3 Pengawasan tdk
dilakukan maksimal
6 Berkurangnya 6.1 Adanya alternatif 6.a RSKM tetap 4.a Selesai - - - -
RS/Klinik mitra sebagai RS Mitra
tngkat kunjungan
6.2 Kualitas pelayanan 6.b Peningkatan 4.b On progress
kary. ke RSKM RS/Klinik mitra yg lebih kualitas pelayanan
baik dari RSKM RSKM