Anda di halaman 1dari 11

JURNAL MANAJEMEN

(Indonesia)
Kata pengantar
DAFTAR ISI
ARTIKEL INDONESIA

Waskita Beton Precast Berhasil Tingkatkan


Kualitas Manajemen Risiko Perusahaan
Liputan6.com
11 Jan 2023, 15:40 WIB
Diperbarui 11 Jan 2023, 22:58 WIB

Sebagai perusahaan terbuka yang bergerak di bidang manufaktur


beton dan jasa konstruksi, penerapan GRC (Governance, Risk, &
Compliance) di mana terdapat aspek manajemen risiko sangat penting. Ini
dilakukan mengingat PT Waskita Beton Precast Tbk atau WSBP harus
menghadapi perkembangan lingkungan baik dari dalam maupun dari luar.

Melalui manajemen risiko, WSBP dapat meningkatkan nilai bagi


pemegang saham, sekaligus memberikan gambaran komprehensif kepada
pemangku kepentingan maupun pengelola perusahaan mengenai peluang
dan risiko yang dihadapi.

Sejak tahun 2016, WSBP telah menerapkan Enterprise Risk Management (ERM)
yang meliputi pilar Tata Kelola & Budaya Risiko, Strategi Manjemen Risiko, Pedoman &
Prosedur Manajemen Risiko, Infrastruktur Manajemen Risiko, Proses Manajemen
Risiko, dan Komunikasi & Pemantauan Proses Manajemen Risiko.
“Pada masing-masing implementasi ini, ada tahap developing, managed, dan
established. Kami memiliki target pada implementasi ERM ini hingga 2026 mendatang,
di mana pada tahun 2026 target rata-rata atas Pilar ERM perusahaan sebesar 4,17,”
ujarnya Asep Mudzakir, Director of Finance & Risk Management, Rabu (11/1/2023).

Penempatan target ini tentunya didukung penerapan manajemen risiko di


lingkungan WSBP mulai dari pencapaian tingkat Risk Maturity WSBP periode tahun
2021 sebesar 3,20 mengalami peningkatan dari periode tahun 2020 sebesar
3,02.Pemuktahiran pedoman dan prosedur manajemen risiko secara berkala sesuai
dengan tuntutan dari stakeholder serta perubahan lingkungan perusahan baik secara
internal maupun eksternal, hingga proses Risk Control Self Assessment (RCSA) sudah
dilakukan melalui platform aplikasi Waskita Risk Management (WaRM) dengan berbasis
katalog risiko.

Pekerja menyelesaikan pembuatan spun pile atau tiang pancang di Plant Karawang PT Waskita Beton Precast,
Jawa Barat, Rabu (17/6/2020). Untuk tetap menciptakan inovasi dan meningkatkan kualitas produk menuju new
normal Waskita Beton Precast menjalankan protokol kesehatan. (Liputan6.com/Fery Pradolo).

WSBP juga melakukan control asessment dalam setiap periode pelaksanaan


RCSA dalam aplikasi WaRM sebagai dukungan untuk mempercepat implementasi
penerapan Risk Based Audit (RBA) di perusahaan.. Juga penguatan integrasi tata kelola
dan manajemen risiko dalam proses pengambilan keputusan proyek manufaktur dan
konstruksi melalui penerapan proses pre-screening, project risk scoring dan total risk
exposure, dan peningkatan prinsip kehatian-hatian melalui penerapan four eyes
principle dalam pelaksanaan Komite Manajemen Risiko Kegiatan Manufaktur dan
Konstruksi
Adanya penerapan High Level Guidance pada kegiatan manufaktur, konstruksi
dan investasi, menerapkan prinsip four eyes principles dan kriteria kelayakan minimal,
juga menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam mengimplementasikan GRC dalam
internal perusahaan, yang memiliki dampak yang signifikan pada kepercayaan terhadap
perusahaan.

JUDUL Waskita Beton Precast Berhasil


Tingkatkan Kualitas Manajemen Risiko
Perusahaan
TANGGAL DAN WAKTU PENULISAN 11 Jan 2023, 15:40 WIB
PENULIS Liputan6.com
KESIMPULAN WSBP juga melakukan control asessment
dalam setiap periode pelaksanaan RCSA
dalam aplikasi WaRM sebagai dukungan
untuk mempercepat implementasi
penerapan Risk Based Audit (RBA) di
perusahaan.. Juga penguatan integrasi
tata kelola dan manajemen risiko dalam
proses pengambilan keputusan proyek
manufaktur dan konstruksi melalui
penerapan proses pre-screening, project
risk scoring dan total risk exposure, dan
peningkatan prinsip kehatian-hatian
melalui penerapan four eyes principle
dalam pelaksanaan Komite Manajemen
Risiko Kegiatan Manufaktur dan
Konstruksi

metodeologi
Peran Manajamen Risiko dalam Mengendalikan
Dampak Covid-19 bagi Perusahaan

Coronavirus disease (Covid-19) mengguncang dunia. Kejadian besar yang


dipicu penyakit menular ini di luar prediksi banyak kalangan. Bahkan
kalangan praktisi dan ahli bidang manajemen risiko. Para chief risk officer
(CRO) dan manajer risiko banyak yang melewatkan risiko pandemi ini
menjadi risiko yang perlu diwaspadai pada tahun ini.

Hingga awal 2020, banyak yang tidak menduga bahwa Covid-19 ini akan
berdampak semasif ini. Awalnya diperkirakan hanya sektor tertentu yang
terdampak, seperti sektor penunjang pariwisata. Kini seluruh sektor
terdampak, bahkan menyentuh cara beribadah dan berkehidupan sosial.

Banyak yang beranggapan bahwa pandemi COVID-19 ini adalah krisis yang
relatif tidak terduga. Pandemi ini disetarakan dengan fenomena angsa
hitam atau black swan. Fenomena black swan dipopulerkan oleh Nassim
Nicholas Taleb, seorang penulis dan ahli matematika Amerika Serikat
kelahiran Lebanon dalam bukunya Black Swan di tahun 2007. Black swan
adalah istilah kepada kejadian yang muncul secara mengejutkan, besar
pengaruhnya, dan meskipun tidak disangka-sangka, dapat dijelaskan
penyebabnya setelah terjadi.

Manajemen Kelangsungan Bisnis Covid-19 yang telah menjadi pandemi


global, bukan lagi sebagai risiko. Covid-19 menjadi problem perusahaan.
Bagi perusahaan dengan level maturitas manajemen risiko rendah atau
belum punya manajemen kelangsungan bisnis (business continuity
management/BCM), pada umumnya kurang terstruktur dalam merespon
Covid-19. Perusahaan yang memiliki BCM tentu sudah melakukan business
impact analysis. Sudah memiliki proses bisnis kritikal yang harus tetap
dijalankan perusahaan di tengah bencana. Perusahaan dituntut tetap
mampu memberikan layanan standar minimum kepada pemangku
kepentingannya di tengah work from home atau pembatasan sosial berskala
besar (PSBB)
Mitigasi Risiko Lanjutan Mempertahankan operasional proses bisnis kritikal
saat ini sedang berjalan. Bagi yang sudah menerapkan manajemen risiko,
pada umumnya telah melakukan identifikasi jenis risiko, metode
pengukuran/evaluasi beserta pengendalian dan mitigasinya. Dampak
Covid-19 bisa diklasifikasikan ke dalam jenis risiko relevan, misalnya pada
risiko strategi, risiko operasional, risiko kredit, bahkan hingga risiko
kepatuhan. Apa pun standar manajemen risiko yang digunakan, fokus
utama perusahaan adalah meminimalisasi deviasi sasaran. Untuk
mengendalikan dampak Covid-19 secara efektif, ada beberapa langkah yang
perlu dilakukan perusahaan. 

Pertama, melakukan analisis dampak langsung dan mitigasi dampak dari


merebaknya Covid-19. Termasuk dampak kebijakan WFH, social distancing,
dan PSBB. Fase ini seharusnya sudah dilakukan oleh perusahaan. 

Kedua, melakukan identifikasi potensi risiko lanjutan dalam jangka panjang


sekaligus membuat rencana mitigasinya secara holistik. Ini perlu dilakukan
untuk memastikan ketahanan perusahaan ke depan. Perusahaan akan siap
dari berbagai kemungkinan dampak yang belum terjadi. Mitigasinya bisa
teknis atau bahkan strategis (khususnya untuk antisipasi jangka panjang). 

Ketiga, BCM adalah keharusan. Bagi yang belum punya BCM, masih ada
waktu untuk membuatnya. Melalui BCM, perusahaan akan memiliki
resilience lebih baik, khususnya untuk merespons kejadian yang bersifat
black swan. 

Keempat, menghadirkan kepemimpinan dan komunikasi yang efektif.


Dalam situasi krisis, peran pemimpin sangat krusial. Perannya tak hanya
sekadar memberikan arahan atau memandu, tetapi lebih dari itu, yakni
menguatkan moral tim. Sementara itu, komunikasi menjadi bagian inheren
dari setiap proses manajemen risiko (ISO 31000:2018). Tiap tahapan
membutuhkan komunikasi efektif, baik secara vertikal maupun horizontal
dalam perusahaan. Komunikasi ke stakeholders eksternal memegang peran
penting, khususnya untuk memberi gambaran tentang kondisi dan
ketahanan perusahaan, termasuk dalam pengendalian risiko reputasi. 

Membangun Budaya Risiko Terlepas dari debat apakah Covid-19 adalah


black swan atau bukan, cara pandang dan mengelola risiko perlu
diperbarui. Organisasi tidak cukup hanya memiliki standar, struktur, dan
personel manajemen risiko. Membangun budaya risiko (risk culture) jauh
lebih penting. Melalui budaya risiko, organisasi akan selalu siap
menghadapi risiko karena proses pengambilan keputusan organisasi telah
menimbang unsur risiko dan melekatkan manajemen risiko dalam operasi
organisasi (RMA, 2013). Paradigma manajemen risiko yang melekat dalam
proses organisasi menjadikan organisasi memiliki daya tahan terhadap
setiap risk event dan mengurangi dampaknya. Organisasi akan lebih
tanggap pada bencana, termasuk yang bersifat black swan. Lebih dari itu,
budaya risiko tak hanya untuk mereduksi dampak negatif, tetapi bisa
digunakan untuk mengelola peluang untuk mencapai keunggulan
kompetitif (Hillson, 1997).

"Manajamen Risiko pada Bisnis Sepatu Bekas",

Sepatu adalah salah satu bisnis yang sangat menonjol diantara bisnis
fashion lain nya dan juga sepatu adalah bagian penting dalam kehidupan
kita.pada saat era modern seperti sekarang,sepatu bukan hanya sebagai
pelindung ataupun alas kaki saja,tetapi lebih mengarah ke fashion,Style
dan bahkan di kalangan tertentu sepatu dapat menonjolkan bahwasanya
kamu ada di golongan kasta yang tinggi ataupun dalam melihat kasta
seseorang dari sepatu apa yang ia kenakan.

Nahh itu baru sekedar pemahaman umum mengenai sepatu yaa


teman teman.

Pernah denger kan sebelumnya ataupun belakangan ini yang sedang


marak di dunia bisnis fashion?yaitu thrifting,mungkin thrifting kebanyakan
menjual pakaian,baik itu baju,kemeja,jaket ataupun celana.dan kita kali ini
akan membahas seputar bisnis sepatu second ataupun sepatu thrifting an.

Jadii,thrifting itu ialah istilah buat kegiatan orang orang yang


mencari ke pasar pasar ataupun Toko offline,mereka mencari ataupun
membeli barang barang bekas,biasa nya identik dengan pakaian,tetapi
sepatu juga banyak kok tempat tempat thrifting an nya di Indonesia,dan
juga sekarang thrifting bukan Cuma bisa belanja bi offline ke toko ataupun
pasar lohh,sekarang sudah banyak toko online di instagram khususnya
yang menjual barang barang bekas atau second an agar memudahkan
orang orang yang tidak ada tempat thrift di daerah nya ataupun yang malas
pergi ke pasar.

Tercipta nya bisnis sepatu bekas di karenakan adanya permintaan


pasar dari problem yang ada di masyarakat itu sendiri,biasa nya mereka
tidak mampu untuk membeli sepatu original yang dalam kondisi baru dari
toko dan mereka berfikiran “mending saya beli bekas tapi original dari pada
baru tapi kw,mau beli baru yang original harga nya mahal,ga sesuai di
kantong” itulah alasan kebanyakan orang memilih produk sepatu second.

Kali ini kita kupas seputar risiko dari bisnis sepatu bekas.sangat
amat banyak risiko yang di hadapi pebisnis sepatu bekas,dan kurang lebih
risiko nya sama dengan bisnis produk fashion lain nya.agar lebih ter
uraikan dengan padat dan jelas informasi nya,jadi kita membeberkan risiko
yang khusus di alami oleh pebisnis sepatu bekas.resiko nya antara lain
yang pertama adalah,terkadang ketika barang yang terlalu lama di simpan
karena kondisi nya itu sepatu bekas risiko nya adalah dapat
berjamur.terkadang juga kondisi yang di dapat para seller tidak semua nya
mulus,ada juga yang terkendala di lem lem sepatu yang sudah kebuka dan
perlu di lem ulang.biasa nya kalo pembeli membeli online,mereka yang
sekedar melihat foto ketika sampe barang yang mereka beli tersebut di
alamat nya,ada juga orang orang yang kecewa dengan kualitas dan kondisi
barang yang di beli nya,padahal sang seller sudah memberikan informasi
yang cukup jelas mengenai kondisi sepatu yang ia beli tapi terkadang sang
pembeli yang super perfecsionis malah beranggapan barang yang mereka
beli harus mendekati kondisi baru.

Seperti risiko yang sudah saja jelaskan di atas tadi dan sekarang kita bahas
mengenai bagaimana meminimalisir ataupun menghindari risiko nya?

Seperti risiko kondisi sepatu yang lem lem an nya terbuka dan itu mungkin
tidak dapat di hindari karna rentan waktu umur dari waktu tab,alangkah
baik nya jika berhadapan dengan situasi tsb kita haru me reglue ulang
sepatu tsb dengan lem yang kokoh

Sepatu yang rentan bau,untuk menghindari bau pada sepatu yang sudah di
cuci dengan cara menyemprot kan cairan antiseptik pada sepatu tsb yang
juga ada campuran parfum nya.

Anda mungkin juga menyukai