Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada kami
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Ide Dan Peluang Dalam
Kewirausahaan” dengan baik walaupun dalam bentuk yang sederhana.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang
mengajarkan mata kuliah kewirausahaan yang telah memberikan bimbingan kepada kami
dalam menyelesaikan tugas ini, selanjutnya ucapan terima kasih kepada semua anggota
kelompok yang telah membantu saya dalam mengerjakan tugas ini sampai selesai.
Kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak,
sebagai masukan bagi saya dan jadikan tambahan pengetahuan dan pengalaman untuk
pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua. Terima kasih.`

Priaman,27-09-2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................3
1.3 Tujuan Pembahasan.........................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................4
2.1 Ide Dan Peluang Dalam Kewirausahaan..........................................................................4
2.2 Cara-Cara Mencari Gagasan Baru...................................................................................6
2.3 Peluang Dan Cara Memasuki Usaha Baru.......................................................................7
2.4 Bidang Usaha Kelompok Kreatif.....................................................................................8
2.5 Bidang Usaha Kelompok Konsultatif..............................................................................9
2.6 Bidang Usaha Kelompok Pelayanan................................................................................9
2.7 Bidang Usaha Kelompok Analitis..................................................................................10
2.8 Ide Usaha Dari Imitasi...................................................................................................11
2.9 Proses Perencanaan Dan Pengembangan Produk..........................................................13
BAB III.....................................................................................................................................14
PENUTUP................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................14
3.2 Saran...............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memulai untuk berwirausaha tidaklah semudah yang kita bayangkan. Mengingat di era
globaliasi ini persaingan berwirausaha sangat ketat. Jika kita ingin melakukan usaha, maka
kita harus mempunyai gagasan ide yang cemerlang untuk menembus dan memajukan
wirausaha kita dan kita juga harus bisa mencari peluang sekecil mungkin untuk mengenalkan
usaha kita pada dunia.
Ide akan menjadi peluang apabila wirausaha bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang
secara terus-menerus melalui proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda, mengamati
peluang, menganalisis proses secara mendalam, dan memperhitumgkan resiko yang mungkin
terjadi.
Untuk memperoleh peluang, wirausaha harus memiliki berbagai kemampuan dan
pengetahuan, seperti kemampuan untuk menghasilkan produk atau jasa baru, menghasilkan
nilai tambah baru, melakukan proses atau teknik baru, dan mengembangkan organisasi baru.
1.2 Rumusan Masalah
1. Ide kewirausahaan, sumber peluang dan gagasan potensial?
2. Menjelaskan cara-cara mencarui gagasan baru ?
3. Menangkap peluang dn cara memasuki usaha baru ?
4. Menjelaskan bidang usaha kelompok kreatif?
5. Menjelaskan bidang usaha kelompok konsultatif?
6. Menjelaskan bidang usaha kelompok pelayanan?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Ide kewirausahaan, sumber peluang dan gagasan potensial
2. Untuk mengetahui cara-cara mencari gagasan baru
3. Untuk mengetahui peluang dn cara memasuki usaha baru
4. Untuk mengetahui bidang usaha kelompok kreatif
5. Untuk mengetahui bidang usaha kelompok konsultatif
6. Untuk mengetahui bidang usaha kelompok pelayanan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ide Dan Peluang Dalam Kewirausahaan


1. Pengertian kewirausahaan
Istilah kewirausahaan baru dikenal dalam kosakata bahasa inggris pada tahun 1980-an,
walaupun istilah kewirausahaan atau entrepreneurship telah digunakan pada abad ke-18. Kata
kewirausahaan atau yang lebih dikenal dengan entrepreneurship berasal dari bahasa perancis,
entre yang berarti “antara” dan prende yang berarti “mengambil”. Kata ini pada dasarnya
digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang berani mengambil risiko dan memulai
hal-hal baru.
Banyak sekali definisi tenteng kewirausahaan atau entrepreneurship yang dikemukan oleh
ahli ekonom misalnya Schraam (2006) mendefinisikan entrepreneurship sebagai proses
seseorang atau kelompok yang memikul risiko ekonomi untuk menciptakan organisasi baru
yang akan mengeksploitasi tekonologi baru atau proses inovasi yang menghasilkan nilai
untuk orang lain.
2. Ide Kewirausahaan
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk
memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus
menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial
(peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang
mungkin terjadi dengan cara :
a. Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif
b. Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin
c. Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
Ada tiga resiko yang dapat dievaluasi, yaitu :
a. Resiko pasar atau persaingan
b. Resiko financial
c. Resiko teknik
Kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang dan jasa baru.
Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan
pengamatan secara terus menerus. Bagaimana ide bisa menjadi peluang? Jawaban atas
pertanyaan ini, diantaranya :
a. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih baik
untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
b. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
c. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara
melakukan suatu pekerjaan.
3. Sumber Peluang Potensial
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia
melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan ide atau
disebut screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi
produk dan jasa riil.
Adapun langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Menciptakan produk baru dan berbeda
Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk itu wirausaha harus
benar-benar mengenal prilaku konsumen di pasar.
Ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan :
1). Permintaan terhadap barang/jasa yang dihasilkan
2). Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa.
Kemampuan untuk memperoleh peluang , sangat bergantung pada kemampuan wirausaha
untuk menganalisis pasar, yang meliputi aspek :
1). Analisis demografi pasar,
2). Analisis sifat serta tingkah laku pesaing,
3). Analisis keunggulan bersaing pesaing dan kefakuman pesaing yang dapat dianggap dapat
menciptakan peluang.
b. Mengamati pintu peluang Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki
pesaing, misalnya :
1). Kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru,
2). Pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru,
3). Dukungan keuangan,
4).Keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar
Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi dengan mengamati
kelemahan-kelemahan dan resiko pesaing dalam menanamkan modal barunya.
Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki pesaing, dan peluang
yang dapat kita peroleh, menurut Zimmerer (1996 : 67) ada beberapa keadaan yang dapat
menciptakan peluang, yaitu :
1). Produk baru harus segera di pasarkan dalam jangka waktu yang relative singkat,
2). Kerugian teknik harus rendah,
3). Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya
4). Pesaing tidak memiliki teknologi canggih,
5). Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya,
6). Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk
barunya.
c. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam
Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang di
hasilkan memadai atau tidak.
d. Menaksir biaya awal Yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.
e. Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi. Resiko pesaing, kemampuan dan
kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisi pasarnya:
1). Kesamaan dan keunggulan produk yang dikembangkan pesaing
2). Tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan produknya
3). Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru

2.2 Cara-Cara Mencari Gagasan Baru


Metode dalam Mencari Gagasan Usaha
kita perlu mengetahui Metode Mengenali Gagasan Usaha
1. Inovasi Teknologi
Metode ini adalah suatu cara untuk mengenali ide dengan cara melakukan pencarian
terobosan atau temuan, perbaikan dari teknologi yang ada sehingga semakin hari semakin
banyak ragamnya. Inovasi bertujuan untuk memperluas pasar, melindungi dari kemungkinan
masuknya saingan baru dan memperluaskan pasar.
2. Pencarian Langsung
Penjaringan ide usaha dapat dilakukan dengan cara mencari langsung melalui suatu riset yang
telah dirancang secara teliti, dengan tujuan untuk menemukan produk atau usaha baru. Cara
seperti ini umumnya dapat dikelompokan kedalam katagori yaitu :
a. Riset Aplikasi, artinya pelaku secara aktif mencari produk. Produk baru yang telah di
komersialkan dipasar kemudian diambil dan diteliti untuk dicari cara-cara melakukan adopsi
dengan mengadakan berbagai modifikasi sehingga terlihat sebuah produk yang lain atau
berbeda dari produk yang sudah ada sebelumnya.
b. Riset Dasar, adalah riset yang bertujuan untuk menemukan produk baru dan belum pernah
ada di dunia saat ini.
3. Analisis Pemakaian Akhir
Metode penjaringan ide ini dilakukan dengan cara mengamati pemakaian pemakai akhir dari
suatu produk. Semua keluhan, kelemahan dicari penyebabnya. Adanya analisis pemakai akhir
akan mendorong munculnya gagasan penyempurnaan atau pembuatan produk baru sebagai
pengganti.
4. Metode Kreatif
Metode ini dilakukan dengan mengenali segala sesuatu dari pelaku, kreatifitas yang sangat
menentukan gagasan usaha yang akan muncul. Keterampilan seseorang, atau hobi yang
dikembangkan menjadi suatu usaha yang kreatif. Misalnya, karena ada bakat melukis,
makamuncul gagasan yang kreatif untuk membuka usaha sablon kaos dengan membuat
lukisan-lukisan yang menarik dan bersifat populer untuk para remaja.
5. Metode Aliansi, Akuisisi, dan Lisensi
Metode ini umumnya muncul karena ada beberapa keterbatasan, misalnya keterbatasan pasar,
keterbatasan sumber daya manusia, ada pemikiran tidak perlu terlalu lama untuk memajukan
suatu usaha, dan ada pemikiran tidak perlu terlalu lama untuk menunjukan suatu usaha. Jika
dengan melakukan aliansi, akuisisi, ataupun melalui lisensi masaalah gagasan usaha ini tidak
perlu harus mulai dari tahap awal, tetapi mungkin saja sudah berada tahap pertumbuhan.
2.3 Peluang Dan Cara Memasuki Usaha Baru
Jika kita mendapatkan Peluang Usaha tersebut kita akan langsung memanfaatkan nya dengan
sungguh – sungguh, namun bagaimana bagi orang yang tidak mendapatkan peluang usaha?,
jadi bagaimana Strategi Mengangkap Peluang Usaha Tersebut. Strategi adalah sebuah kiat
atau siasat. jadi pelang usaha yang ada harus dimanfaatkan dengan strategi yang sangat tepat.
berikut Strategi yang perlu kita lakukan supaya dapat memanfaatkan Peluang Usaha yang
ada.
1. Integrasi Vertikal, yaitu sebuah penggabungan usaha yang mempunyai sebuah
keterkaitan dan saling membutuhkan secara kontinu.
2. Menambahkan kapasitas, adalah menaikkan kuota atau jumlah produksi untuk
memenuhi kebutuhan peluang pasar baru atau wilayah pasar baru. ini dimungkinkan apabila
tempat usaha kita atau perusahaan masih memiliki kapasitas yang lebih.
3. Memasuki bisnis baru, yaitu membuka usaha baru yang tidak ada kaitan dengan usaha
yang kita jalankan sebelumnya. dengan ini kita dapat menambahkan jenis produk dari usaha
yang sudah pernah kita jalankan sebelumnya.
Bagaimanakah Cara Memasuki Dunia Usaha baru. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk
memulai atau memasuki dunia usaha yaitu :
1. Merintis usaha baru : yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru yaitu
membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide,organisasi
dan manajemen yang dirancang sendiri.
2. Membeli perusahaan orang lain (buying) yaitu dengan membeli perusahaan yang
telah didirikan atau dirintis atau diorganisir oleh orang lain dengan nama (goodwill)
dan organisasi usaha yang sudah ada.
3. Kerjasama Manajemen (Frachising) : kerjasama antara franchisee dengan
franchisor /parent company. Kerjasama ini biasanya: pemilihan tempat, rencana
bangunan, peralatan, pengendalian kualitas, riset.

2.4 Bidang Usaha Kelompok Kreatif

Pengertian Bidang Usaha Kelompok Kreatif


Terdiri dari orang-orang yang karena kreativitasnya, sangat mendambakan kebebasan.
Dalam bekerja, mereka berorientasi pada pencapaian hasil akhir yang baik. Biasa bekerja
sendiri, tidak banyak bicara.

Produksi adalah pilihan yang sesuai dengan tipe ini. Yang terpenting produk yang kita
produksi dapat laku di pasaran, tentu juga memenuhi aspek halal. Contoh bidang kerja yang
dapat digeluti:
1) Kerajinan
Selain untuk kebutuhan dalam negeri, barang kerajinan juga unggul dalam hal ekspor. Calon
wiraswastawan di daerah-daerah sebaiknya memikirkan atau menggali kembali potensi
daerahnya yang mungkin saja memiliki jenis-jenis kerajinan yang bisa diketengahkan ke
lingkup nasional maupun internasional.
2) Peternakan dan tambak
Ini juga sangat berpotensi ekspor, sehingga patut diperhitungkan sebagai jalur bisnis kebal
krisis. Udang adalah salah satu komoditas primadonanya.
3) Bidang makanan dan minuman
Bidang ini sangat bervariasi dan bisa diwujudkan dalam berbagai tingkatan sesuai dengan
tingkat lapisan masyarakat yang akan dituju. Mereka tetap ingin menjalankan peran
domestiknya dengan menyediakan masakan di rumah, tetapi tidak punya waktu untuk
meracik, menyiangi, mengupas, dan memotong.
4) Pertanian dan Agrobisnis
Bidang yang merupakan sumber daya paling fundamental dari bangsa Indonesia. Dalam masa
krisis, bidang ini telah membuktikan diri sebagai bidang usaha yang tidak saja kebal krisis,
tapi bahkan menangguk keuntungan berlipat ganda.
5) Mainan anak-anak
Komoditas ini ternyata cukup menjanjikan, karena jumlah anak-anak amat banyak.
Memproduksi mainan anak tidak perlu yang mewah dan mahal. Di lingkungan sekolah
banyak pedagang-pedagang kecil yang menjual mainan-mainan sederhana buatan sendiri
(pekerjaan tangan), ternyata amat laris. Anak kecil tidak banyak memperhatikan segi
kemewahan, yang penting adalah ide yang sejalan dengan dunia khayal anak-anak. Ada juga
beberapa pengusaha kecil yang memproduksi mainan anak sederhana terbuat dari tripleks,
dan bisa dipasarkan kepada berbagai sekolah taman kanak-kanak.
2.5 Bidang Usaha Kelompok Konsultatif
Pengertian Bidang Usaha Kelompok Konsultif
Bidang usaha yang lebih sesuai adalah bidang-bidang yang memungkinkan mereka berada
pada posisi sebagai pemegang kendali. Berikut bidang bidang yang mungkin di geluti
kelompok konsultatif (ekstrovert dominan):
1) Perdagangan (distributor, dealer, agen, retailer, dll)
Bidang ini merupakan bidang yang banyak diminati entrepreneur dengan kepribadian
“dominant extravert”. Selain mudah dimasuki, bidang ini dapat dilakukan kapan saja dan
mudah pula ditinggalkan. Pengertian dagang yang paling murni adalah mengambil barang
lalu menjualnya kepada orang lain.
2) Jasa Konsultasi
Dengan menjadi konsultan, orang-orang dari kelompok iniakan bisa menyalurkan
pembawaanya yang dominan, langsung pada klien. Di sini, hubungan kerja antara wirausaha
(konsultan) dengan pelanggannya (klien) akan sangat “klop”.
3) Kursus/pelatihan
Alternatif lain bagi kaum konsultatif adalah membuka usaha dalam bidang pendidikan dan
pelatihan. Kursus-kursus keterampilan dan ketenagakerjaan amat diperlukan di Indonesia
karenasebagai negara berkembang, tenaga-tenaga ahli atau terampil sangat dibutuhkan dalam
pelaksanaan pembangunan.
4) Pusat kebugaran atau pelatih olahraga
Bagi mereka yang menyenangi dan menguasai teknik-teknik berolahraga juga dapat
menggunakan kepandaiannya itu untuk berwirausaha. Antara lain dengan menjadi pelatih
olah raga atau membuka pusat kebugaran.

2.6 Bidang Usaha Kelompok Pelayanan


Pengertian Bidang Usaha Kelompok
Pelayanan Kelompok ini cenderung melayani dan mengikuti keinginan/permintaan orang
lain. Contoh bidang kerja yang mungkin digeluti:
1) Biro Jasa
Banyak jenis biro jasa, misalnya jasa pengurusan surat-surat, seperti perpanjangan SIM,
STNK, penarikan kendaraan mogok, sekolah mengemudi, jasa pengiriman TKI dan
sebagainya.
2) Jasa Pengetikan, Rental Komputer, Warnet, dll
Jasa pengetikan amat populer dewasa ini karena jumlah kantor dan perguruan tinggi sudah
banyak. Mahasiswa yang sedang dalam tugas membuat skripsi dan kantor-kantor yang harus
mengerjakan laporan-laporan merupakan pelanggan utama dari jasa pengetikan semacam itu.
Oleh karena itu, perhatikan lokasi usaha yang strategis terhadappusat-pusat keberadaan
pelanggan, seperti kampus dan gedung-gedung perkantoran.
3) Fotokopi dan Penjilidan
Bidang usaha ini masih satu rumpun dengan jasa pengetikan. Namun, jasa ini memerlukan
investasi yang lebih besar daripada jasa pengetikan sehingga perlu dipikirkan bagaimana
mencari solusi yang tepat untuk mengatasi persoalan modal. Alternatif yang dapat diambil
misalnya mencari mitra mesin fotokopi bisa disewa untuk keperluan tersebut.
4) Perbengkelan
Meski pada prinsipnya sama, perbengkelan bisa mencangkup berbagai bidang yang berbeda.
Misalnya ada bengkel otomotif, yang melayani perbaikan kendaraan roda empat atau hanya
menjadi spesialis dalam kendaraan roda dua.
5) Rumah Kost/Kontrakan
Untuk kebutuhan karyawan atau mahasiswa di kota-kota bear, permintaan jasa akomodasi
dalam bentuk rumah kos atau rumah kontrakan cukup tinggi. Namun, semuanya harus
dikembangkan dengan bekal informasi pasar yang cukup. Jumlah orang yang banyak dan
berapa biaya pemondokan yang mampu mereka sisihkan. Peluang ini perlu ditangkap karena
masa depannya cukup cerah. Satu kamar berukuran 15 m2 bisa dikenakan biaya sebesar
Rp.350.000 per bulan.

2.7 Bidang Usaha Kelompok Analitis

Pengertian Bidang Usaha Kelompok Analitis


Kelompok ini kurang suka bertemu dengan orang lain, tetapi ingat, kelompok ini adalah
“problem solver”/ pemecah masalah. Berikut contoh usaha yang dapat digeluti kelompok ini:
1) Jasa Terjemahan
Bisnis ini cukup memberi tantangan kepada analis, dengan intensitas yang memadai. Banyak
di perlukan perusahaan internasional.

2) Jasa Reparasi Alat Elektronik


Dua Bidang yang memberikan tantangan analitik yang besar adalah dunia elektronik serta
teknologi informasi. Bidang ini juga bisa dijadikan alternatif pemilihan bidang usaha. Tentu
saja dengan catatan bahwa teknologi yang diperlukan harus dikuasai.
3) Karya Intelektual
Bidang ini adalah bidang yang sama dengan yang kita dapatkan pada kaum kreatif karena
kedua kelompok ini mempunyai komponen pembawaan yang sama, yaitu “introvent”
4) Laundry
Bidang usaha ini sangat menonjol bagi keperluan orang-orang di kawasan perkotaan.
Berbagai perkembangan teknik dalam hal layanan laundry sudah semakin canggih sehingga
perlu dicermati dan dipelajari.
5) Jasa Penjahitan
Baik di kawasan perkotaan maupun di daerah-daerah pedesaan yang sudah cukup maju,
menjalankan usaha penjahitan cukup menjanjikan masa depan yang baik. Yang perlu dijaga
adalah masalah ketepatan waktu serta mutu pekerjaan yang baik.

2.8 Ide Usaha Dari Imitasi


Usaha imitasi adalah suatu usaha yang dijalankan oleh seorang wirausahawan dengan
memulainya dari meniru ide-ide orang lain, meniru barang-barang yang telah dihasilkan
orang lain, ataupun meminjam nama hak paten yang telah dimiliki oleh orang lain dalam
menjalankan usaha yang serupa.
Usaha imitasi banyak ditemui di Indonesia, contohnya barang imitasi yang kita kenal dengan
istilah KW. Mahalnya harga barang branded asli/original membuat para usahawan
mengembangkan ide untuk menciptakan barang yang serupa dengan menggunakan merk
yang sama tetapi kualitas di bawah barang aslinya dan hasilnya barang ini sangat digemari
oleh sebagian masyarakat Indonesia, karna dengan harga yang jauh lebih murah mereka
mendapatkan barang yang hampir serupa dengan barang brand aslinya.

contoh salah satu brand yang di imitasi

Usaha imitasi juga merupakan tiruan dari ide-ide usaha yang sudah ada, baik Meniru teknik,
desain, proses, pelayanan, pola pemasaran dll yang sudah ada. Misal: usaha warnet yang
mulanya merupakan usaha yang hanya beberapa orang yang menjalankan dengan seiring
kebutuhan komunikasi dan internet masyrakat dan pangsa pasar yang masih luas, maka kini
banyak yang membuka usaha warnet.
warnet di buat senyaman mungkin untuk pengunjung
Warabala atau franchising juga merupakan salah satu ide usaha imitasi, dimana pemilik
warabala memberika izin untuk menggunakan hak intelektualnya, dalam nama, merek
dagang, produk, atau jasa dan sistem operasi usaha kepada pembeli warabala. Atas pemberian
hak itu, pihak franchisor menerima franchise atau royalty fee atau lainnya dari pihak
franchisee.

salah satu warlaba yang banyak dijumpai


Beberapa usaha imitasi kini masih menjanjikan jika seseorang ingin memulai usahanya.
Dengan meniru ide-ide seseorang tidak menutup kemungkinan kita dapat mengembangkan
ide-ide tersebut sehingga kita pun dapat menciptakan ide baru dan membuat produk baru.
Karna salah satu kunci suksesnya suatu usaha adalah ciri khas yang dihasilkan dari produk
yang dihasilkan ataupun pelayanan dan lain-lain.
2.9 Proses Perencanaan Dan Pengembangan Produk
1. Proses perencanaan dan pengembangan produk dapat diuraikan secara ringkas sebagai
beriku :
a. Tahap 1 : ide produk suatu produk datang dan dia ali dari sebuah ide atau gagasan. ѡ
Tahap tersebut selanjutnya dievaluasi dengan berbagai aspek, mulai dari aspek bahan baku,
teknis, administrasi, hingga aspek-aspek lain yang relevan dengan kelayakan laboratories.
Jika proses evaluasi pada tahap ini ternyata hasilnya memuaskan maka dilanjutkan ke tahap 2
b. Tahap 2 : konsep produk pada tahap ini, produk sudah mengalami uji laboratories.
Tahapan ini intinya adalah mencocokkan antara ide produk dengan kelayakan laboratories.
Bila dianggap layak setelah dievaluasi secara laboratories, maka lanjut ke tahap 3
c. Tahap 3 : tahap pengembangan produk pada tahap ini, pilot project atau produk a al ѡ
dengan jumlah tertentu mulai dijalankan dan di uji coba untuk diluncurkan. Pada tahap
pengembangan produk, bila dinyatakan berhasil setelah dievaluasi sudah berhasil, maka
langkah selanjutnya adalah pada tahap tes produk di pasar.
d. Tahap 4 : tahap tes produk di pasara, pada tahap ini, tes produk untuk diluncurkan dipasar
dapat dimulai. Pada tahap ini, jika setelah dilakukan tes ternyata hasilnya baik, maka semi
komersial dapat dijalankan sebelum masuk pada tahap komersial atau peluncuran a al produk
e. Tahap 5 : tahap komersialisasi produk, pada tahap ini mencakup tahap peluncuran perdana
(lounching) atau pengenalan produk dipasar, pertumbuhan (gro th), kematangan ѡ (maturity),
dan penurunan (declining). Jika produk tidak mampu lagi bertahan setelah mencapai tahap
penurunanan, maka kemungkinan produk akan terdepak atau keluar dri pasar
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk
memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus
menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial
(peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang
mungkin terjadi dengan cara
2. Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia
melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan ide atau
disebut screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi
produk dan jasa riil.
3. Peluang dalam bahasa inggris adalah opportunity yang berarti kesempatan yang muncul
dari sebuah kejadian atau momen. Inspirasi merupakan sumber dari peluang.
4. Inspirasi bisa muncul dari mana saja dan kapan saja. Faktor-faktor yang mempengaruhi
adalah faktor internal dan faktor eksternal.
5. Untuk mengetahui besar-kecilnya minat masyarakat terhadap usaha yang kita dirikan, kita
bisa melakukan observasi.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, mahasiswa atau pembaca dapat mengetahui ide dan
peluang usaha dan dapat terinspirasi untuk melakukan suatu peluang bisnis/usaha demi
kelangsungan hidup
DAFTAR PUSTAKA

http://nisfia.wordpress.com/kewirausahaan/
ammadghazali.files.wordpress.com/2008/04/10-03-2008-ide-dan-peluang-dalam-
kewirausahaan.pdf
http://lookforscience.wordpress.com/2010/04/04/ide-dan-peluang-dalam-kewirausahaan/
http://cobah-ajah.blogspot.com/2012/05/ide-dan-peluang-kewirausahaan.html
Suryana,kewirausahaan:pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses.jakarta: salemba
empat.2003 hlm 3
Suryana,kewirausahaan:pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses. jakarta: salemba
empat.2003 hlm 57-58
Justin g. Longenecker.dkk, kewirausahaan:manajemen usaha kecil, jakarta:salemba empat,
2001, hlm 93-95
Irham fahmi, kewirausahaan teori, kasus dan solusi, bandung:cv alfabeta, 2013 hlm 3-4
Suryana,kewirausahaan:pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses. jakarta: salemba
empat.2003 hlm 58-61.

Anda mungkin juga menyukai