MAKALAH
Dosen Pengampu:
Ike Lusi Meilina, M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Riza Rachmawati Fauziah NIM.126211201014
Laras Fitry Sholekah NIM.126211202056
Muhammad Ezif Dzaky NIM.126211202060
Aleg Dwinoto NIM.126211203077
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................................. 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya, menemukan ide bisnis tidaklah sulit. Akan tetapi, banyak pengusaha
pemula yang kesulitan untuk mendapatkan sebuah ide bisnis. Padahal, jika dicermati
lebih lanjut ada banyak metode yang bisa dilakukan untuk menangkap gagasan-gagasan
brilian tersebut. Kewirausahaan awalnya dikenal dengan istilah Kewiraswastaan. Istilah
kewiraswastaan di Indonesia dikemukakan oleh Bapak Suparman pada tahun 1967.
Berdasarkan suku katanya wiraswasta terdiri dari: wira berarti berani, swa berarti sendiri,
dan sta berarti berdiri, sehingga wiraswasta diartikan sebagai sifat keberanian, keutamaan
dan keteladanan dalam mengambil risiko yang bertumpu pada kemampuan sendiri.
Wiraswastawan adalah orang yang gagah berani untuk berdiri dengan kekuatan
sendiri. Wiraswasta adalah orang yang berbudi luhur dan mampu mandiri membangun
bangsa. Swasta lebih tepat diartikan sebagai berdiri sendiri, baik dalam menyelesaikan
tugas pekerjaannyamaupun tanggung jawabnya. Karena itu kewiraswastaan tidak hanya
terjadi pada bidang swasta, tetapi juga pada bidang pemerintahan, bahkan pada para
pejabat.
Perkembangna selanjutnya, orang lebih cendrung menggunakan istilah wirausaha
dari pada wiraswata, oleh karena terasa lebih tepat dengan konteks gerakan
membudayakan kewirausahaan dan membangun manusia wirausaha indonesia sebanyak-
banyaknya, untuk mempercepat kemajuan ekonomi.
Memulai untuk berwirausaha tidaklah semudah yang kita bayangkan. Mengingat di
era globaliasi ini persaingan berwirausaha sangat ketat. Jika kita ingin melakukan usaha,
maka kita harus mempunyai gagasan ide yang cemerlang untuk menembus dan
memajukan wirausaha kita dan kita juga harus bisa mencari peluang sekecil mungkin
untuk mengenalkan usaha kita padadunia. Ide akan menjadi peluang apabila wirausaha
bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus melalui proses
penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda, mengamati peluang, menganalisis proses
secara mendalam, dan memperhitumgkan resiko yang mungkin terjadi.
1
2
3
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus
bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan
ide atau disebut screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial
menjadi produk dan jasa riil.
Adapun langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Menciptakan produk baru dan berbeda
Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk itu
wirausaha harus benar-benar mengenal prilaku konsumen di pasar.
Ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan:
1). Permintaan terhadap barang/jasa yang dihasilkan
2). Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa.
Kemampuan untuk memperoleh peluang, sangat bergantung pada kemampuan
wirausaha untuk menganalisis pasar, yang meliputi aspek:
1). Analisis demografi pasar,
2). Analisis sifat serta tingkah laku pesaing,
3). Analisis keunggulan bersaing pesaing dan kefakuman pesaing yang dapat
dianggap dapat menciptakan peluang.
b. Mengamati pintu peluang
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya:
1. Kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru,
2. Pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru,
3. Dukungan keuangan,
4. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar.
1. Produk baru harus segera di pasarkan dalam jangka waktu yang relative singkat,
2. Kerugian teknik harus rendah,
4
3. Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya
4. Pesaing tidak memiliki teknologi canggih,
5. Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya,
c. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam
Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang
di hasilkan memadai atau tidak.
d. Menaksir biaya awal
Yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.
e. Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi.
Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisi
pasarnya:
1). Kesamaan dan keunggulan produk yang dikembangkan pesaing
2). Tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan produknya
3). Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru
B. Peluang dan Cara Memasuki Usaha Baru
Jika kita mendapatkan Peluang Usaha tersebut kita akan langsung memanfaatkan
nya dengan sungguh – sungguh, namun bagaimana bagi orang yang tidak mendapatkan
peluang usaha?, jadi bagaimana Strategi Mengangkap Peluang Usaha Tersebut. Strategi
adalah sebuah kiat atau siasat. Jadi pelang usaha yang ada harus dimanfaatkan dengan
strategi yang sangat tepat. Berikut Strategi yang perlu kita lakukan supaya dapat
memanfaatkan Peluang Usaha yang ada.
a. Integrasi Vertikal, yaitu sebuah penggabungan usaha yang mempunyai sebuah
keterkaitan dan saling membutuhkan secara kontinu.
b. Menambahkan kapasitas, adalah menaikkan kuota atau jumlah produksi untuk
memenuhi kebutuhan peluang pasar baru atau wilayah pasar baru. ini dimungkinkan
apabila tempat usaha kita atau perusahaan masih memiliki kapasitas yang lebih.
c. Memasuki bisnis baru, yaitu membuka usaha baru yang tidak ada kaitan dengan
usaha yang kita jalankan sebelumnya. dengan ini kita dapat menambahkan jenis
produk dari usaha yang sudah pernah kita jalankan sebelumnya.
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai atau memasuki dunia usaha yaitu :
a. Merintis usaha baru : yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru yaitu membentuk
5
b. dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan
manajemen yang dirancang sendiri.
c. Membeli perusahaan orang lain (buying) yaitu dengan membeli perusahaan yang
telah didirikan atau dirintis atau diorganisir oleh orang lain dengan nama (goodwill)
dan organisasi usaha yang sudah ada.
d. Kerjasama Manajemen (Frachising): kerjasama antara franchisee dengan franchisor
/parent company. Kerjasama ini biasanya: pemilihan tempat, rencana bangunan,
peralatan, pengendalian kualitas, riset.
C. Macam-macam Bidang Usaha Kelompok
Bidang usaha kelompok adalah salah satu jenis usaha yang dikelola bersama-sama, baik
dalam modal, pengelolaan, keuntungan, hingga bagi hasil. Secara mudahnya, usaha
kelompok merupakan usaha gabungan dari beberapa orang. Karena dikelola lebih dari
satu orang, maka setiap orang memiliki tugas dan perannya masing-masing. Sehingga,
usaha tetap bisa berjalan dengan lancar dan berpeluang memperoleh banyak keuntungan.
Beberapa jenis usaha kelompok diantaranya adalah:
1. Firma
Firma adalah perusahaan yang didirikan oleh dua orang atau lebih untuk menjalankan
usaha bersama dengan satu nama. Dalam persekutuan ini, semua anggota bertanggung
jawab secara penuh atas usaha yang. Setiap anggota firma memiliki hak untuk
mengambil tindakan atas nama firma. Oleh karena itu, segala macam bentuk risiko
menjadi tanggung jawab semua anggota firma. Selain itu, pembagian keuntungan juga
didasarkan atas saham yang sudah ditanamkan. Usaha berbentuk firma pada umumnya
bergerak di bidang layanan konsultasi hukum dan keuangan.
Persekutuan komanditer atau CV adalah perusahaan yang didirikan oleh satu orang atau
lebih dengan modal sendiri atau beberapa penanam modal. Pimpinan perusahaan
dibedakan menjadi dua, yaitu sekutu aktif dan sekutu pasif. Yang jadi pembeda, sekutu
pasif mempercayakan seluruh pengelolaan kegiatan usaha kepada sekutu aktif. Jadi,
6
sekutu aktif bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan, Contohnya yakni
usaha penerbitan, pertanian, industri makanan, dan perdagangan.
Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang
modalnya diperoleh dari penjualan saham yang nilai nominalnya sama besar. Bila ada
seseorang yang membeli saham di suatu PT disebut sebagai pesero. Setiap persero wajib
bertanggung jawab terhadap saham yang ditanamnya di PT tersebut. Para pemegang
saham memperoleh pembagian keuntungan yang disebut deviden.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah perusahaan yang modalnya berasal dari
negara. Salah satu tujuan dari dibentuknya badan usaha ini adalah untuk mendatangkan
pemasukan bagi kas negara. Jadi, dana yang diperoleh bakal digunakan untuk membiayai
kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Hal ini demi memberikan kenyamanan bagi
masyarakat yang akan menggunakan fasilitas yang dibangun oleh pemerintah. Bentuk
BUMN bisa berupa PT dan perusahaan umum (perum), beberapa contoh BUMN yang
berbentuk perum yaitu Perum Perhutani, Perum DAMRI, dan Perum Badan Urusan
Logistik (BULOG). Sedangkan contoh BUMN berbentuk PT adalah PT Dirgantara
Indonesia, PT Kereta Api Indonesia (KAI), dan PT Perkebunan Nusantara.
5. Koperasi
Koperasi adalah usaha bersama atas dasar sukarela dari sejumlah orang. Kegiatan
koperasi meliputi produksi, penjualan, dan pembelian barang atau jasa. Modal koperasi
diperoleh dari setiap anggotanya yang berupa simpanan pokok, simpanan wajib, dan
simpanan sukarela. Tujuan dari dibentuknya koperasi adalah untuk menyejahterakan
seluruh anggotanya. Soal pembagian keuntungan, koperasi menggunakan cara sisa hasil usaha
(SHU) yang dilakukan setiap tahun. Saat ini koperasi dibagi menjadi beberapa jenis yaitu
koperasi produksi, koperasi konsumsi, koperasi simpan pinjam, koperasi jasa, dan koperasi serba
usaha.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang
untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar
sekaligus menjadi peluang usaha.
2. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai atau memasuki dunia usaha yaitu:
merintis usaha baru, dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide,
organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri, Membeli perusahaan orang lain
(buying), dan yang terakhir yakni kerjasama Manajemen (Frachising).
3. Lima bidang usaha kelompok yakni: Firma, CV, PT, BUMN DAN Koperasi.
B. Saran
Karena keterbatasan penulis untuk mengolah kata dan akses buku maupun sumber
kajian, penulis berharap agar penulis setelah ini dapat menyempurnakan materi, yang dapat
diambil dari buku yang sudah digunakan untuk rujukan makalah sebelumnya.
8
Daftar Rujukan
Suryana. Kewirausahaan: pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses. Jakarta: salemba
empat. 2003.
Justin g. Longenecker. Dkk. Kewirausahaan: manajemen usaha kecil. Jakarta: Salemba empat.
2001