Anda di halaman 1dari 2

Jika ingin menghadapi fobia Islam dan menghapusnya dari benak

masyarakat dunia, tiada lain adalah dengan kembali kepada ajaran al-
Quran. Mari kita tengok surat Ali Imron ayat 153:

‫اورْ هُ ْم‬ ِ ‫ك ۖ فَاعْفُ َع ْنهُ ْم َوا ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َش‬ َ ِ‫ب اَل ْنفَضُّ وا ِم ْن َحوْ ل‬ ِ ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِمنَ هَّللا ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۖ َولَوْ ُك ْنتَ فَظًّا َغلِيظَ ْالقَ ْل‬
َ‫فِي اَأْل ْم ِر ۖ فَِإ َذا َع َز ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى هَّللا ِ ۚ ِإ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ ْال ُمتَ َو ِّكلِين‬

“Oleh karena rahmat Allah-lah, kamu (Muhammad) sanggup berlaku


lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan
berhati kasar, sudah pasti mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”.
Ayat di atas menyeru agar umat Islam mempunyai sikap yang lemah
lembut, penuh kasih, bertutur santun, dan berhati sutra. Tidak berarti umat
Islam lemah, sebab syariat sudah memberikan batas-batasnya.
Penekanannya adalah jika kita bersikap keras dan berhati kasar, maka
sudah pasti, jangankan yang non Muslim, umat Islam akan lari menjauh,
meski kita meneriakkan kebenaran. Di sinilah mulai tersemai benih-benih
fobia.

Lalu ayat tersebut mengajak untuk mentradisikan dialog dalam


menghadapi pelbagai masalah, bermusyawarah, rembukan, rapat, sidang,
baik sendiri-sendiri maupun perwakilan (demokrasi), sebagaimana ayat
tersebut juga menyeru umat Islam untuk mudah memberikan permaafan
alias tidak pendendam. Inilah kunci sukses dakwah Nabi Muhammad yang
sempurna, jauh dari fobia. Apabila nilai-nilai ini bisa kita tampilkan secara
konsisten di depan masyarakat dunia, sedikit demi sedikit fobia mereka
terhadap Islam akan terkikis.

Adapun menghadapi kelompok-kelompok radikal yang selama ini telah


dengan nyata membuat fobia warga non-Muslim dunia, maka dilihat dulu,
jika mereka menebar aliran radikalnya itu melalui pemikiran, maka harus
dilawan juga dengan pemikiran melalui mimbar-mimbar pengajian,
pendidikan, dan semacamnya.

Namun, jika mereka menebarkannya melalui senjata dan membuat jatuh


korban jiwa, maka tiada lain senjata dibalas dengan senjata melalui aparat
negara. Sebab Nabi pun sudah menginstruksikan demikian dalam sebuah
hadist yang diriwayatkan Ali Bin Abi Thalib:
“Akan keluar pada akhir zaman nanti sekelompok orang yang masih muda-
muda umurnya dan pendek akalnya. Mereka berkata dan ucapan yang
terbaik (pandai berceramah). Mereka membaca Al-Quran, (akan tetapi)
tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka melesat keluar dari batas-
batas agama ini seperti melesatnya anak panah keluar dari tubuh
buruannya. Maka apabila kalian mendapati mereka, perangilah mereka
karena sesungguhnya orang-orang yang memerangi mereka akan
mendapat pahala di sisi Allah pada hari kiamat.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).
Jadi memerangi Islamofobia adalah dengan menghabisi akar
penyebabnya.

Anda mungkin juga menyukai