Sebuah pabrik mobil di Jerman bernama Mercee, seiring dengan pembuatan mobil,
dikeluarkanlah buku petunjuknya berisi tentang kekuatan dan kecepatan maximum, bahan bakar
yang dipergunakan dan kalau rusak buka bagian ini, menservisnya begini dan onderdilnya
adalah ini. Karena pabrik yang mengeluarkan bukunya pasti sesuai dengan isinya.
Demikian juga halnya, Allah SWT menciptakan manusia, pasti mengetahui kemampuan
minimal dan maximal manusia yang ingin hidup bahagia di dunia dan selamat di akhirat. Maka
Allah menurunkan Al-Qur’an Al-Karim sebagai tuntunan dan pedoman hidup manusia.
Pada kesempatan ini izinkan khotib mengambil judul “Al-Qur’an sebagai tuntunan dan
pedoman hidup manusia”
ََيَاَ َاَيَهَا َالنَاسَ َقَدَ َجَاءَتَكَمَ َ َمَوَعَظَةَ َمَنَ َرَبَكَمَ َوَشَفَاءَ َلَمَا َفَيَ َالصَدَوَرَ َوَهَدَي َوَرَحَمَة
)57( َلَلَمَؤَمَنَيَن
Artinya : Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari tuhanmu,
penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang
beriman.
Menurut Imam ‘Ali Ash-Shobuny ayat ini adalah khitobul lijami’il basyar (berita
gembira untuk sekalian manusia). Apabila kita analisa, di dalam ayat ini ada 4 konsep Al-Qur’an
sebagai tuntunan dan pedoman hidup manusia.
Hadirin rohimakumullah
Ayat ini adalah ancaman bagi setiap orang yang berpaling dari Al-Qur’anul
karim, di dunia ditimpikan penghidupan yang sempit, sebagimana Imam ‘Ali Ash-
Shobuny mengatakan
Artinya : kehidupan yang sempit walaupun pada kenyataannya serba ada dan
serba membahagiakan.
Dengan kata lain serba ada, apakah itu harta, tahta, wanita, putra, senjata,
permata, bahkan mobil Toyota. Atau gedungnya yang gagah bertingkat, uangnya
yang berlipat-lipat, mobilnya mahal, mewah dan mingkilat, bahkan istrinya yang
cantik dan memikat. Lebih dari itu di akhirat kelak akan dikumpulkan dalam keadaan
buta. Na’dzubillah ,in dzaalik.