PERTEMUAN KE-2
AL QUR'AN SEBAGAI PEMIMPIN KEHIDUPAN
Al-Quran dianggap oleh umat islam sebagai pedoman dan pemimpin kehidupan
mereka. Al-Quran adalah kitab suci dalam agama islam yang diyakini sebagai firman Allah
yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Umat Islam memandang Al-Quran sebagai
sumber utama ajaran agama, etika, hukum, dan pedoman sehari hari. Dalam Islam, mengikuti
ajaran Al-Quran dianggap sebagai cara untuk mencapai kebahagiaan, keadilan, dan kedekatan
dengan Allah. Oleh karena itu, Al-Quran memiliki peran sentral dalam mengatur tata cara
dalam mengatur tata cara hidup, etika, dan tindakan umat islam.
Ringkasan Materi Al-Quran sebagai Pemimpin Kehidupan dan Khutbah Haji Wada:
1. Perlindungan Harta dan Jiwa: Al-Quran mengajarkan prinsip dasar bahwa harta dan jiwa
individu harus dilindungi. Ayat 179 dari Surah Al-Baqarah menyatakan pentingnya
melindungi harta dan jiwa orang lain, dan menekankan agar seseorang tidak mengganggu
atau merugikan orang lain. Prinsip ini merupakan dasar dalam hukum Islam yang
mencerminkan nilai-nilai keadilan dan keamanan.
2. Amanah dan Kejujuran: Islam mendorong umatnya untuk menjalani hidup dengan amanah
dan kejujuran. Berkhianat (khianat) dianggap sebagai ciri khas munafik. Kejujuran dalam
kata dan tindakan merupakan prinsip penting dalam Islam.
3. Larangan Riba: Al-Quran secara tegas melarang riba (bunga) dalam transaksi keuangan.
Surah Al-Baqarah ayat 275 mengingatkan umat Islam untuk menjauhi riba, yang dianggap
sebagai praktik yang dilarang dalam Islam karena dianggap sebagai bentuk eksploitasi
ekonomi. Islam mendorong ekonomi yang adil dan bebas dari riba.
4. Pembayaran Dam (Denda) dalam Kasus Pembunuhan: Hukum Islam mengatur denda yang
harus dibayar oleh pelaku pembunuhan, baik yang disengaja maupun tidak sengaja. Denda ini
adalah salah satu aspek penting dalam penegakan keadilan dan kompensasi kepada keluarga
korban.
5. Masalah Warisan: Al-Quran mengatur aturan yang jelas tentang pembagian warisan di antara
ahli waris setelah kematian seseorang. Ini adalah salah satu hukum yang dijelaskan dalam Al-
Quran dan merupakan bagian penting dari hukum keluarga dalam Islam. Umat Islam
dianjurkan untuk menguasai ilmu faraidh, yaitu ilmu yang mengatur pembagian warisan,
karena merupakan salah satu ilmu yang akan mudah hilang dari penguasaan umat.
6. Perlindungan Hak Wanita: Al-Quran dan ajaran Nabi Muhammad menggarisbawahi
pentingnya melindungi hak-hak wanita. Rasulullah mengingatkan bahwa wanita memiliki
peran penting dalam masyarakat dan bahwa perlindungan serta pemeliharaan harga diri
mereka adalah tanggung jawab umat Muslim.
7. Ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan Islam): Al-Quran dan pesan Khutbah Haji Wada'
menekankan pentingnya persaudaraan dan persatuan di antara umat Islam. Ini berarti umat
Islam harus menjaga hubungan harmonis dan kerja sama antara sesama Muslim.
8. Tugas Dakwah: Dakwah (penyebaran ajaran Islam) adalah tugas yang diemban oleh setiap
individu Muslim, tanpa memandang pangkat atau jabatan. Ini menggambarkan bahwa
penyebaran ajaran Islam adalah tanggung jawab bersama semua Muslim.
9. Menghormati Garis Nasab: Al-Quran dan Islam tidak hanya melarang zina, tetapi juga
menekankan pentingnya menjaga garis keturunan (nasab). Hal ini mencerminkan pentingnya
kepatuhan terhadap hukum-hukum Islam yang melindungi keturunan dan keluarga.
الَيوَم َأْك َم ْلُت َلُك ْم ِد يَنُك ْم َو َأْتَم ْم ُت َع َلْيُك ْم ِنْع َم ِتي َو َر ِض يُت َلُك ُم اِإل ْس َالَم ِد يًنا
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” (QS. Al-Maidah:
3).
Aku telah tinggalkan untukmu suatu pegangan yang kamu sekali-kai tidak akan sesat
selamanya, jika kamu berpegang kepadanya, yaitu Kitabullah
ِكَتاَب ِهللا َو ُس َّنَة َر ُسْو ِلِه: َتَر ْكُت ِفْيُك ْم َأْمَر ْيِن َلْن َتِض ُّلْو ا َم ا َتَم َّسْكُتْم ِبِهَم ا
Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang
kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. (Hadits Shahih Lighairihi, HR.
Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm.
1. Menyelesaikan permasalahan dengan Al Qur’an harus bertazkia, hatinya bersih dan suci
dari kepentingan hawa nafsu, tidak menjadikan AL Qur’an sebagai alat bagi justifikasi
hawa nafsunya dan mebenarkan pemikiran, kepentingan, dan kemauannya.
2. Betul-betul tunduk kepada Alquran jadikan pemimpin dan kita adalah pengikut.
Pedoman Hidup (teks book, jurnal kita ini pembuatnya)
3. Meyakini Al Qur’an adalah Kalam Allah (tidak ada keraguan didalamnya), tidak sama
dengan teks book atau jurnal ilmiah.
4. Standar kebenaran Al Qur’an itu akhirat, berbeda dengan Teks Book atau Jurnal Ilmiah
yang standar kebenarannya dunia
5. Dalam mendiskusikan Al Qur’an jangan ada niat untuk menyalahkan isi Al Qur’an
IV. TANTANGAN AL-QUR’AN
“Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa (dengan) Alquran ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya,
sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.”
“Dan jika kamu meragukan (Alquran) yang Kami turunkan kepada hamba Kami
(Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-
penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”
Kedua: Turun ayat berisi perintah menjauhkan diri dari khamar karena mudaratnya lebih
besar daripada maslahatnya.
Allah Ta’ala berfirman,
َيْس َأُلوَنَك َع ِن اْلَخ ْم ِر َو اْلَم ْيِس ِر ُقْل ِفيِهَم ا ِإْثٌم َك ِبيٌر َو َم َناِفُع ِللَّناِس َو ِإْثُم ُهَم ا َأْك َبُر ِم ْن َنْفِع ِهَم ا
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat
dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfaatnya.” (QS. Al-Baqarah: 219).
Ketiga: Turun ayat untuk melarang khamar pada satu waktu, dibolehkan pada waktu
lainnya.
Allah Ta’ala berfirman,
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن َآَم ُنوا اَل َتْقَر ُبوا الَّص اَل َة َو َأْنُتْم ُس َك اَر ى َح َّتى َتْع َلُم وا َم ا َتُقوُلوَن
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat sedang kamu dalam keadaan mabuk,
sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan.” (QS. An-Nisaa’: 43).
PERTEMUAN KE-3
MAKSUD KEHIDUPAN MANUSIA
Apa tugas utama manusia? Apa misi kita? Beribadah saja?