Penyebab Chikungunya
Chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya yang dibawa oleh nyamuk Aedes
aegypti atau Aedes albopictus. Kedua nyamuk tersebut adalah jenis nyamuk yang
juga menularkan penyakit demam berdarah dan virus Zika. Umumnya, nyamuk ini
menggigit di siang dan malam hari.
Nyamuk Aedes mendapatkan virus Chikungunya saat menggigit seseorang yang
telah terinfeksi sebelumnya. Penularan terjadi bila orang lain digigit oleh nyamuk
pembawa virus chikungunya. Meski demikian, virus chikungunya hanya menular
melalui nyamuk dan tidak menyebar secara langsung antarmanusia.
Chikungunya dapat menyerang siapa saja. Namun, risiko terserang penyakit ini lebih
tinggi pada bayi baru lahir, orang usia 65 tahun ke atas, dan orang dengan kondisi
medis lain, seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.
Gejala Chikungunya
Pada beberapa kasus, chikungunya tidak menimbulkan gejala apa pun. Akan tetapi,
kebanyakan penderita mengalami gejala yang timbul dalam 3–7 hari setelah tergigit
oleh nyamuk pembawa virus. Gejala yang timbul tersebut umumnya dapat berupa:
Demam hingga 39°C
Ruam kemerahan
Nyeri otot dan sendi
Nyeri tulang
Sendi bengkak
Sakit kepala
Lemas
Mual
Pada umumnya, gejala di atas akan membaik dalam 1 minggu. Namun, pada
sebagian penderita, nyeri sendi dapat berlangsung hingga berbulan-bulan. Selain
itu, meski sangat jarang, gejala chikungunya yang parah juga bisa
menyebabkan kelumpuhan sementara.
Kapan harus ke dokter
Segera periksakan diri ke dokter bila Anda mengalami gejala seperti yang telah
disebutkan di atas, atau jika sebelumnya Anda mengunjungi daerah yang banyak
terdapat kasus chikungunya.
Jangan tunda ke dokter jika mengalami gejala seperti gangguan penglihatan, nyeri
perut, perdarahan, penurunan kesadaran, nyeri parah, dan sendi bengkak.
Diagnosis Chikungunya
Untuk mendiagnosis chikungunya, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat
perjalanan pasien. Dokter juga akan melakukan tes darah guna menyingkirkan
kemungkinan gejala disebabkan oleh penyakit lain, seperti demam berdarah.
Guna lebih memastikan diagnosis, dokter akan melakukan tes ELISA (enzyme-
linked immunosorbent assays). Tes ELISA adalah tes serologi yang digunakan untuk
mengecek keberadaan antibodi IgM dan IgG chikungunya. Umumnya, kadar antibodi
IgM sangat tinggi pada 3–5 minggu setelah gejala muncul dan bisa bertahan hingga
2 bulan.
Pengobatan Chikungunya
Chikungunya tidak memerlukan pengobatan khusus, karena akan sembuh dengan
sendirinya. Dalam banyak kasus, gejala penyakit ini akan mereda dalam 1–2
minggu. Meski demikian, nyeri sendi dapat berlangsung hingga hitungan bulan atau
bahkan tahun.
Pengobatan chikungunya hanya untuk meredakan gejala penyakit ini. Dokter akan
meresepkan obat antiradang atau obat flu tulang, seperti paracetamol, ibuprofen,
atau naproxen, guna meredakan nyeri sendi dan demam. Di samping itu, pasien
juga akan disarankan banyak minum dan istirahat yang cukup.
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, jangan mengonsumsi aspirin atau obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) sebelum dokter memastikan gejala yang dialami
bukan gejala demam berdarah. Selain itu, konsultasikan terlebih dahulu dengan
dokter jika sedang menjalani pengobatan untuk kondisi lain.
Komplikasi Chikungunya
Pada kasus yang jarang, chikungunya dapat menimbulkan komplikasi berbahaya,
seperti:
Pencegahan Chikungunya
Pencegahan chikungunya dilakukan dengan menurunkan risiko terkena gigitan
nyamuk, salah satunya dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
melalui tindakan 3M Plus, yaitu:
Sedangkan tindakan Plus (tambahan) yang dapat dilakukan untuk membantu 3M,
yaitu: