nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Nyamuk ini berperan sebagai perantara
atau vektor yaitu organisme yang membawa virus chikungunya di dalam tubuhnya
tanpa terjangkiti. Keduanya adalah jenis nyamuk sama yang menyebabkan demam
berdarah.
Penyebab dan gejalanya yang serupa menyebabkan penyakit chikungunya sering
didiagnosis secara keliru sebagai penyakit demam berdarah.
Nyamuk Aedes aegypti banyak hidup dan ditemui di daerah tropis dan subtropis,
sementara Aedes (Ae.) albopictus hidup di daerah bertemperatur sedang dan lebih
dingin. Kedua jenis nyamuk ini biasa ditemukan terutama di pagi dan sore hari.
Kasus chikungunya sendiri telah teridentifikasi di sekitar 60 negara yang berada di Asia,
Afrika, Eropa, dan Amerika.
Demam chikungunya masih sering menjadi masalah epidemi di daerah tropis dan
subtropis, termasuk di Indonesia. Rendahnya status kekebalan penduduk terhadap
virus serta tingginya jumlah nyamuk sebagai vektor virus chikungunya menjadi faktor
pendukung timbulnya epidemi penyakit ini. Disinyalir meningkatnya genangan air
sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk ketika musim hujan juga ikut
berkontribusi.