Anda di halaman 1dari 7

Ekstrak Kulit Manggis Dapat Mengobati Penyakit Chikungunya

Oleh

Handika Muhammad Bimantoro

Hendikamb21@gmail.com

ABSTRACK

Penulis mengangkatkat artikel ini karena anggota keluarga penulis pernah mengalami penyakit
chikungunya dan diobati dengan rebusan kulit manggis.Metode yang digunakan untuk mengobati
chikunganya adalah dengan merebus kulit manggis sampai ekstrak dari kulit manggis keluar.dan
diminumkan selama 3x sehari maka dapat penyembuhan penyakit cikungunya . Chikungunya adalah
sejenis demam virus yang disebabkan alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies
Aedes aegypti. Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam
diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa
pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang. virus menyerang semua usia, baik anak-
anak maupun dewasa di daerah endemis. Secara mendadak penderita akan mengalami demam tinggi
selama lima hari, sehingga dikenal pula istilah demam lima hari. Pada anak kecil dimulai dengan
demam mendadak, kulit kemerahan. Ruam-ruam merah itu muncul setelah 3-5 hari. Mata biasanya
merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Pada anak yang lebih
besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah
bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan
kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. Kadang-kadang timbul rasa mual sampai
muntah. Untuk mengatasi hal ini kulit manggis Khasiat Kulit manggis mengandung yang sangat
bermanfaat untuk tubuh, yang di kenal dengan nama zat xanthone. Zat xanthone memiliki kandungan
antioksidan yang sangat tinggi, bahkan kandungan antioksidan yang terkandung dalam zat xanthone
lebih tinggi di bandingkan dengan kandungan antioksidan yang di miliki oleh vitamin C dan E.
Kandungan antioksidan yang sangat tinggi dalam zat xanthone mampu menangkal sekaligus
menyerang radikal bebas. Radikal bebas adalah salah satu pemicu utama timbulnya berbagai jenis
penyakit seperti penyakit chikungunya, DBD dan penyakit lainya.jadi bisa disimpulkan dengan kulit
manggis dapat menyembuhkan penyakit cikungunya.

Kata kunci:chikungunya,rebusan kulit manggis,nyamuk Aedes aegypti


ABSTRACK

 Mangosteen Peel Extract Can Treat Chikungunya Disease

The author raised this article because a member of the author's family had experienced chikungunya
disease and was treated with a decoction of mangosteen peel. The method used to treat chikungunya is
to boil the mangosteen peel until the extract from the mangosteen peel comes out. and drink it 3 times
a day, it can cure chikungunya disease. Chikungunya is a type of viral fever caused by an alphavirus
that is spread by the bite of a mosquito of the Aedes aegypti species. The main symptom of
Chikungunya disease is a sudden feeling of fever in the body followed by rheumatic pain in the joints.
In fact, because one of the typical symptoms is the emergence of aches, pains, and pain in the bones.
The virus attacks all ages, both children and adults in endemic areas. Suddenly the patient will
experience a high fever for five days, so it is also known as a five-day fever. In young children begins
with sudden fever, skin redness. The red rash appears after 3-5 days. The eyes are usually red with
flu-like signs. Children often find febrile seizures. In older children, fever is usually accompanied by
pain in muscles and joints, and enlarged lymph nodes. In adults, the symptoms of joint and muscle
pain are very dominant and can cause temporary paralysis due to pain when walking. Sometimes there
is a feeling of nausea to vomiting. To overcome this, mangosteen peel Benefits Mangosteen skin
contains very beneficial for the body, which is known as xanthones. Xanthone substances have a very
high antioxidant content, even the antioxidant content contained in xanthones is higher than the
antioxidant content possessed by vitamins C and E. The very high antioxidant content in xanthones is
able to ward off and attack free radicals. Free radicals are one of the main triggers for various types of
diseases such as chikungunya disease, dengue fever and other diseases. So it can be concluded that
mangosteen peel can cure chikungunya disease.

Keywords: chikungunya, mangosteen peel decoction, Aedes aegypti mosquito


A.PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Dewasa ini banyak sekali permasalahan yang menyangkut tentang kesehatan, terutama di negara
Indonesia. Meningkatnya beberapa penyakit menular (re-emerging disease), penyakit tidak menular,
dan penyakit degeneratif. Penyakit menular sampai saat ini masih menjadi penyebab tingginya angka
kesakitan dan kematian penduduk Indonesia. Upaya pemberantasan dan pengendalian penyakit
menular sering kali mengalami kesulitan karena banyaknya faktor yang mempengaruhi penyebaran
penyakit-penyakit menular tersebut (Soedarto, 2009).

Salah satu penyakit menular yang perlu menjadi perhatian adalah chikungunya yang jumlah kasusnya
cenderung meningkat serta penyebarannya luas dan cenderung menimbulkan KLB (Ditjen P2PL,
2012). Demam chikungunya relatif kurang berbahaya dan tidak fatal dibandingkan dengan DBD.
Demam chikungunya merupakan penyakit self limiting disease (sembuh sendiri). Meski demikian,
akibat yang ditimbulkan demam chikungunya cukup merugikan, penderita bisa mengalami
kelumpuhan. Kelumpuhan pada kasus demam chikungunya hanya bersifat sementara sebagai efek
dari proses perkembangbiakan virus dalam darah yang menimbulkan perasaan nyeri pada tulang dan
persendian, sehingga sulit menggerakan anggota tubuh. Walaupun itu bukan berarti 2 kelumpuhan
total, tetapi produktivitas kerja dan aktivitas sehari-hari praktis terhenti (Amirullah et al, 2011).

Chikungunya adalah infeksi virus yang ditandai dengan demam dan nyeri sendi secara mendadak.
Virus ini menyerang dan menulari manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes
albopictus, dua jenis nyamuk yang juga dikenal sebagai penyebab demam berdarah(Dr pittara,2022)

Lokasi penyebaran penyakit ini tidak berbeda jauh dengan DBD karena vektor virus chikungunya
yaitu nyamuk Aedes dan banyak ditemukan pada daerah tropis dan subtropis. Pada musim hujan,
kejadian infeksi sering terjadi, dikarenakan kondisi yang sesuai untuk perkembangan nyamuk. Hal ini
menyebabkan peningkatan jumlah populasi nyamuk sebagai vektor virus, sehingga mempercepat
penyebaran penyakit yang ditemukan pada daerah pedesaan dan urban (Dyah Ayu dan Setyawan,
2012 : 254). Penyebaran penyakit chikungunya tidak lepas dari pengaruh keadaan lingkungan dan
perilaku. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberadaan vektor chikungunya terutama
lingkungan perumahan dimana rumah adalah sebagai tempat tinggal dan untuk berlindung dari
gangguan iklim dan gangguan luar lainnya. Lingkungan alam seperti air yang tergenang, lingkungan
yang kotor atau tidak sehat, dan perilaku yang tidak melakukan 3 M (menguras, menutup dan
mengubur), sangat mempengaruhi tempat perkembangbiakan nyamuk penyebar chikungunya. Faktor
yang memegang peranan dalam penularan penyakit chikungunya, yaitu manusia sebagai inang/host,
virus sebagai agen penyakit, dan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai vektor
perantara (Kementerian Kesehatan RI, 2012).

Virus chikungunya ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes sp, kemudian virus
berkembangbiak dalam waktu 8-10 hari sebelum ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan
berikutnya. Pada musim hujan, populasi Aedes sp akan meningkat karena telur-telur yang tadinya
belum sempat menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya (TPA bukan keperluan
sehari-hari dan alamiah) mulai terisi air hujan. Kondisi tersebut akan meningkatkan populasi nyamuk,
sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan demam chikungunya (Kemenkes RI, 8 : 2012)

Gejala Penyakit Chikungunya :


Gejala Pada Anak: Anak kecil pada awalnya akan menderita demam secara mendadak, ruam-ruam
kemerahan setelah 3-5 hari, mata memerah dan flu. Terkadang juga terjadi kejang pada anak jika suhu
panas tinggi. Anak yang lebih besar akan mengalami demam yang disertai rasa nyeri otot dan sendi,
kelenjar getah bening membesar. Biasanya, demam pada anak hanya terjadi dalam waktu 3 hari
saja.Gejala pada Orang Dewasa : Biasanya demam dialami selama 5 hari disertai nyeri sendi, pegal-
pegal, tulang terasa sakit dan ngilu. Meskipun ada beberapa yang merasakan kelumpuhan, hal itu
hanya sementara saja karena disebabkan rasa nyeri yang hebat. Namun, tidak menyebabkan
kelumpuhan

Jika dibiarkan hal ini tentu menjadi penghambat bagi orang yang ingin melakukan aktivitas .Artikel
ini dibuat dengan tujuan untuk memberitahukan bahwa ekstrak kulit manggis dapat membantu
meredakan penyakit cikungunya.

B.PEMBAHASAN

PENGERTIAN CIKUNGUNYA

Chikungunya adalah demam yang disebabkan oleh virus chikungunya (CHIK) yang disebarkan oleh
gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti (sebagai vektor). Orang awam sering menyebutnya sebagai
penyakit demam lima hari (pada anak-anak) atau demam tulang/flu tulang (pada orang dewasa).
Berdasarkan gejala pada penderita (posisi tubuh), chikungunya berarti meliuk atau melengkung,
penderita mengalami nyeri sendi yang hebat (arthralgia), pada lutut, pergelangan kaki, serta
persendian tangan dan kaki (Akhsin Zulkoni, 2011 : 162).

Etiologi

Virus chikungunya adalah virus yang termasuk dalam genus virus alfa dari family Togaviridae. Virus
ini berbentuk sferis dengan ukuran diameter sekitar 42 nm. Virus ini bersama dengan virus O‟nyong-
onyong dari genus virus alfa dan virus penyebab penyakit „Demam Nil Barat‟ dari genus flavi
menyebabkan gejala penyakit mirip dengue. Sebelum menyerang manusia, 200-300 tahun yang lalu,
virus ini telah menyerang primata di hutan dan padang savana di Afrika. Hewan primata yang sering
terjangkit adalah baboon (papio sp) dan cercopithecus sp. Meskipun belum ada penjelasan tentang
perubahan siklus serangan dari hewan primata - nyamuk - hewan primata menjadi manusia - nyamuk -
manusia, karena tidak semua virus 13 hewan dapat mengalami perubahan tersebut, kemungkinan hal
ini terjadi karena mutasi genetik pada virus (Widoyono, 2008 : 69).

Gejala Klinis

Sesudah masa inkubasi selama 3-12 hari, gejala awal adalah seperti flu, sakit kepala yang parah,
kedinginan demam, (>400 C), sakit pada persendian, nausea (mual), dan muntah-muntah. Sendi-sendi
utama menjadi bengkak dan sakit bila disentuh. Sering terjadi rash (bintik-bintik kecil atau ruam).
Jarang terlihat adanya pendarahan (hemorrhage). Penderita yang sakit jarang yang sembuh dalam
waktu 3-5 hari. Sering menderita sakit pada persendian selama beberapa bulan (Dantje T Sembel,
2009 : 72).

Demam

Biasanya demam tinggi, timbul mendadak disertai mengigil dan muka kemerahan (flushed face).
Panas tinggi bisa bertahan selama 2-3 hari dilanjutkan dengan penurunan suhu tubuh selama 1-2 hari,
kemudian naik lagi membentuk kurva “sadle back fever” (Bifasik). Pada beberapa penderita
mengeluh nyeri di belakang bola mata dan bisa terlihat mata kemerahan (injection conjungtiva), mata
berair, dan rasa terbakar pada mata

Sakit Persendian

Nyeri sendi biasanya terlokalisir di daerah sendi yang besar, tetapi bisa juga di beberapa sendi kecil.
Persendian yang nyeri tidak bengkak, tetapi teraba lebih lunak. Nyeri persendian ini sering merupakan
keluhan yang pertama muncul sebelum timbul demam dan dapat bermanifestasi berat menyerupai
artritis rheumatoid, sehingga kadang-kadang penderita memerlukan kursi roda sebelum 14 datang
berobat ke fasilitas kesehatan. Pada pemeriksaan sendi tidak terlihat tandatanda pengumpulan cairan
sendi. Sendi yang sering dikeluhkan adalah sendi lutut, siku, pergelangan, jari kaki, tangan, serta
tulang belakang. Pada posisi berbaring biasanya penderita miring dengan lutut tertekuk dan berusaha
mengurangi dan membatasi gerakan. Artritis ini dapat bertahan selama beberapa minggu, bulan,
bahkan ada yang sampai beberapa tahun, sehingga dapat menyerupai rheumatoid artritis.

Nyeri Otot

Nyeri otot (fibromyalgia) bisa pada seluruh otot terutama pada otot peyangga berat badan seperti pada
otot bagian leher, daerah bahu, dan anggota gerak. Kadang-kadang terjadi pembengkakan pada otot
sekitar mata kaki atau sekitar pergelangan kaki (archilles). Bercak Kemerahan (Rash) pada Kulit
Kemerahan pada kulit bisa terjadi pada seluruh tubuh berbentuk makulomakulo popular (viral rash),
sentrifugal (mengarah ke bagian anggota gerak, telapak tangan, dan telapak kaki). Bercak kemerahan
ini terjadi pada hari pertama demam. Lokasi kemerahan biasanya pada daerah muka, badan, tangan,
dan kaki. Sakit Kepala Keluhan sakit kepala merupakan keluhan yang sering ditemui. Biasanya sakit
kepala tidak terlalu berat.

Kejang dan Penurunan Kesadaran

Kejang biasanya pada anak karena panas yang terlalu tinggi, jadi bukan secara langsung oleh
penyakitnya. Kadang-kadang kejang disertai penurunan 15 kesadaran. Pemeriksaan cairan spinal
(cerebro spinal) tidak ditemukan kelainan biokimia dan jumlah sel (Cecep Dani, 2011 : 156-157).
Pada anak kecil ada manifestasi kulit kemerahan, ruam-ruam merah itu muncul selama 3-5 hari. Mata
biasanya merah disertai tanda-tanda seperti flu. Sering dijumpai anak kejang demam. Demam
biasanya diikuti rasa sakit pada sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang
dewasa gejalapenyakit ini adalah demam mendadak yang mencapai 390C, nyeri pada persendian
terutama pada lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan, serta tulang belakang yang disertai ruam
(kumpulan bintik-bintik kemerahan) pada kulit. Gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan sampai
menimbulkan kelumpuhan sementara, karena rasa sakit bila berjalan, kadang-kadang timbul rasa mual
sampai muntah. Salah satu gejala yang khusus adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul
rasa sakit pada tulang, sehingga bisa disebut dengan demam tulang atau disebut flu tulang (Akhsin
Zulkoni, 2011: 163).

Kulit Manggis

Metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh tumbuhan dan memiliki
bioaktifitas yang biasanya memiliki fungsi sebagai pelindung bagi tumbuhan terhadap serangan hama
penyakit. Metabolit sekunder tumbuhan diklasifikasikan menjadi 4 kelompok utama yaitu, senyawa
mengandung nitrogen, terpenoid, fenolik dan poliasetat (Nugroho, 2009). Secara umum, kandungan
kimia yang terdapat dalam kulit manggis adalah xanthone, antosianin, alkaloid, steroid dan
triterpenoid, flavonoid, saponin, dan tannin yang merupakan senyawa bioaktif fenolik (Puspitasari
dkk., 2013). Xanthone merupakan metabolit sekunder terbesar pada kulit manggis yang memiliki
gugus hidroksida (OHˉ) yang efektif mengikat radikal bebas di dalam tubuh sehingga dapat berfungsi
sebagai antioksidan. Pada senyawa xanthone terdapat senyawa α-mangostin dan ϒmangostin (Kondo
et al., 2009). Flavonoid, saponin, dan tanin yang terkandung pada kulit manggis terbukti mampu
bekerja sebagai larvasida. Cara kerja larvasida dalam membunuh nyamuk bermacam-macam, salah
satunya yaitu dengan cara mengganggu pencernaan dengan menurunkan aktivitas pencernaan dan
merusak struktur saluran pencernaan (Dinata, 2008; Procópio et al., 2015; Suparjo, 2008).

Buah manggis kaya akan vitamin B1, B2 dan C, serta kalsium, potassium, sodiumdan zat besi.
Manggis juga mengandung XANTHONE, mangostin, garsinon, flavonoid, epicatechin,
spingomyolinase dan gartanin. Dalam kulit buahnya, kandungan XANTHONE yang tertinggi, yaitu
40 persen. Dengan kandungan XANTHONE yang tinggi(123,97 mg/ml), dalam kulit buah manggis
yang mana dapat membunuh penyakit dan memperbaiki sel yang telah rusak serta melindungi sel-sel
di dalam tubuh. XANTHONE adalah substansi kimia alami, yang tergolong senyawa polyhenolic
yang dapat digunakan sebagai zat untuk mengatasi berbagai penyakit. XANTHONE memiliki
manfaat sebagai pengobatan untuk penyakit jantung, aterosklorosis (plak di pembuluh darah),
hipertensi dan trombosis. XANTHONE juga dikatakan sebagai anti bakteri karena dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Mycobacterium tubercolosis (TBC) dan Staphylococcus aureus (bakteri
penyebab infeksi dan gangguan pencernaan).

Hasil dari penelitian secara ilmiah kulit manggis mengandung anopentosin A, anopentosin B,
Anopentosin C, murikatosin acetoginin A, murikatosin B, murikapentosin, anomurisin E. Acetogenins
inilah yang mampu melawan lebih dari 12 macam kanker diantaranya kanker paru-paru, kanker usus
besar dan yang lainnya tanpa mengganggu sel-sel dalam tubuh manusia.

Obat Tradisional Chikungunya kulit manggisjuga mempunyai kandungan yang sama dengan yang
diperoleh dari ekstrak daun sirsak dimana pemanfaatannya sendiri sudah sejak lama digunakan untuk
berbagai keperluan pengobatan dan kini setelah dikembangkan melaui serangakaian proses penelitian
yang cukup ketat dan hasil test menunjukan bahwa didalam kandungan ekstrak daun sirsak terdapat
sebuah zat yang salah satunya yaitu zat acetogenins dimana kemampuannya dalam menekan serta
menghambat pertumbuhan sel kanker 10.000 kali lebih kuat dibandingkan dengan obat antikanker
lainnya yang biasa digunakan untuk terapi kemo bahkan dapat mengurangi dampak dari kemoterpi itu
sendiri, begitu pula terhadap berbagai penyakit lainnya, dan tentunya dengan zat yang terkandung
lainnya pula.

Cara Mengolah Kulit Manggis untuk Obat

Ambil kulit manggis segar dari buah yang sudah benar-benar matang, kemudian cuci dengan air
mengalir hingga bersih.

Rebus kulit manggis di dalam air mendidih selama 10 menit, kemudian buang air rebusannya untuk
menghilangkan getah dan tannin yang bisa membuat perut mulas.

Masukkan kulit manggis ke dalam es batu selama 10 menit, kemudian blender tanpa campuran
apapun. Saring dan peras airnya hingga Anda mendapatkan ekstrak.

Simpan ekstrak kulit manggis di dalam wadah tertutup dan letakkan di dalam lemari es. Minum 2
sendok makan setiap hari untuk mendapatkan khasiatnya.
C.PENUTUP

Dari berbagai pengkajian didapat Chikungunya adalah demam yang disebabkan oleh virus
chikungunya (CHIK) yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies Aedes aegypti (sebagai
vektor). Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti
dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-
pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot
sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan.
Kadang-kadang timbul rasa mual sampai muntah. Untuk mengatasi hal ini kulit manggis Khasiat
Kulit manggis mengandung yang sangat bermanfaat untuk tubuh, yang di kenal dengan nama zat
xanthone. Zat xanthone memiliki kandungan antioksidan yang sangat tinggi, bahkan kandungan
antioksidan yang terkandung dalam zat xanthone lebih tinggi di bandingkan dengan kandungan
antioksidan yang di miliki oleh vitamin C dan E. Kandungan antioksidan yang sangat tinggi dalam zat
xanthone mampu menangkal sekaligus menyerang radikal bebas. Radikal bebas adalah salah satu
pemicu utama timbulnya berbagai jenis penyakit seperti penyakit chikungunya

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan dosis ekstrak kulit manggis bertingkat untuk menilai
efektifitas pemberian ekstrak kulit manggis terhadap efek samping ototoksisitas dari gentamisin. Perlu
diperhatikan dalam memilih buah manggis yang akan diekstrak

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah, Endang Puji Astuti, 2011, Chikungunya Transmisi dan Permasalahannya, Aspirator Vol 3
No 2 Tahun 2011, hlm : 105

Dinata, A., 2008. Atasi Jentik DBD dengan Kulit Jengkol. (Online). http://arda.students-
blog.undip.ac.id/2009/10/18/atasi-jentik-DBD-dengankulit-jengkol, diakses tanggal 14 Juni 2017.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012, Pedoman Pengendalian Penyakit Chikungunya


2012 : Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Kementrian Kesehatan RI, Profil Kesehatan Indonesia 2013, Jakarta : Kemenkes RI.

Kementrian Kesehatan RI, 2011, Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah,: Jakarta : Kemenkes RI

Mutia,Sari Ika.(2015). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN CHIKUNGUNYA DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUWUNGGEDE KECAMATAN TANJUNG KABUPATEN BREBES.UNNES.
http://lib.unnes.ac.id/27970/1/6411411046.pdf diakses pada tanggal 28 oktober 2022

Soedarto, 2009, Penyakit Menular di Indonesia, Jakarta : CV Sagung Seto

Theodora,Luis.(2018). EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI
BIOLARVASIDA PADA LARVA NYAMUK AEDES AEGYPTI INSTAR III MELALUI KERUSAKAN
MIDGUT.Universitas Brawijaya

http://repository.ub.ac.id/id/eprint/167638/1/Lois%20Theodora.pdf diakses pada tanggal 28 oktober


2022

web : https://obattradisionalchikungunyaalamia22.wordpress.com/

Anda mungkin juga menyukai