Anda di halaman 1dari 120

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENIS MEJA MELALUI

METODE PEMBELAJARAN TERBIMBING DAN DEMONSTRASI


PADA SISWA KELAS VII UPT SMP NEGERI 7 SATAP SEKO

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S I Pada Program
Studi Pendidikan jasmani

MAHAMUDDIN
1685201045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO
2020
SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENIS MEJA MELALUI

METODE PEMBELAJARAN TERBIMBING DAN DEMONSTRASI

PADA SISWA KELAS VII UPT SMP NEGERI 7 SATAP SEKO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S I Pada Program

Studi Pendidikan jasmani Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Palopo

MAHAMUDDIN
1685201045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO

2020
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto

Bahawa tiada yang orang dapatkan, kecuali yang ia usahakan. Dan bahwa

usahanya akan kelihatan nantinya (Q.S. An Najm ayat 39-40).

Jangan terlalu memikirkan masa lalu karena telah pergi dan selesai, dan

jangan terlalu memikirkan masa depan hingga dia datang sendiri. Karena jika

melakukan yang terbaik dihari ini maka hari esok akan lebih baik.

Persembahan

Setiap goresan tinta ini ialah wujud dari keagunan dan kasih sayang yang

diberikan Allah SWT kepada umatnya.

Setiap detik waktu menyelesaikan karya tulis ini merupakan hasil getaran

doa kedua orang tua, saudara, dan orang-orang terkasih yang mengalir tiada henti.

Setiap makna pokok bahasan pada bab-bab dalam skripsi ini merupakan

hampasan, kritik dan saran dari dosen pembimbing dan dari teman-teman

seperjuangan almamaterku.
INTISARI
MAHAMUDDIN, 2020 “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Tenis Meja Melalui

Metode Pembelajaran Terbimbing Dan Demonstrasi Pada Siswa Kelas VII UPT

SMP Negeri 7 Satap Seko. Kecamatan Seko Kabupaten Luwu Utara”. Fakultas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Program Studi Pendidikan Jasmani.

Kata Kunci : Pembelajaran Terbimbing Dan Demonstrasi. Hasil Belajar


Siswa. Tenis Meja.
Tujuan penelitian ini ialah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran tenis meja pada siswa kelas VII UPT SMP Negeri 7 Satap Seko.

Melalui metode pembelajaran terbimbing dan demonstrasi.

Penelitian ini merupakan. Penelitian Tindakan Kelas PTK. Penelitian


dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ialah siswa kelas
VII, yang berjumlah 28 siswa/i 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
Sumber data berasaldari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data ialah dengan
menggunakan teknik observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode pembelajaran terbimbing
dan demonstrasi, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus
II. Dapat dilihat peningkatan terjadi pada siklus I aktivitas dan motivasi siswa dan
hasil belajar siswa meningkat, walaupun belum optimal. Pelaksanaan siklus II
menyebabkan aktivitas dan motivasi siswa, dan hasil belajar siswa atau ketuntasan
belajar siswa meningkat sebesar 21,42% dari siklus I sebesar 64,29% dan siklus II
menjadi 85,71%. Kemampuan siswa untuk psikomotorik, afektif dan kognitif juga
mengalami peningkatan sebesar 20,59 capaian rata-rata klasikal siswa 74,29
dengan kategori cukup pada siklus I, menjadi 94,88 dengan kategori baik sekali
pada siklus II. Dengan demikian metode pembelajaran terbimbing dan
demonstrasi dapat mendukung suatu pembelajaran yang sangat berkualitas.
ABSTRACT
MAHAMUDDIN, 2020 "Efforts to Improve Learning Outcomes of Table Tennis
Through Guided Learning Methods and Demonstrations for Class VII Students of
UPT SMP Negeri 7 Satap Seko. Seko District, North Luwu Regency ”. Faculty of
Teacher Training and Education.Physical Education Study Program.
Keywords : Guided Learning and Demonstration. Student learning
outcomes.Table tennis.
The purpose of this study was to improve student learning outcomes in table
tennis learning in class VII students of UPT SMP Negeri 7 Satap Seko. Through
guided learning methods and demonstrations.
This research is a. CAR Classroom Action Research. The research was
conducted in two cycles and each cycle consisted of planning, acting, observing
and reflecting. The research subjects were students of grade VII, totaling 28
students 16 boys and 12 girls. The data sources came from teachers and students.
The technique of collecting data is by using observation and documentation
techniques.
The results showed that through guided learning methods and demonstrations,

it could improve student learning outcomes from cycle I and cycle II. It can be

seen that the increase occurred in the first cycle of student activity and motivation

and student learning outcomes increased, although not optimal. The

implementation of cycle II causes student activity and motivation, and student

learning outcomes or student learning completeness increases by 21.42% from

cycle I of 64.29% and cycle II to 85.71%. Students 'abilities for psychomotor,

affective and cognitive also increased by 20.59 students' classical average

achievement of 74.29 in the sufficient category in the first cycle, to 94.88 in the

excellent category in the second cycle Thus guided learning methods and

demonstrations can support a very high quality learning.


PRAKATA

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kepada Allah SWT. karena masih

memberikan kesempatan dan kesehatan dalam penyusunan skripsi ini. Salawat

dan salam senantiasa penulis haturkan kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi

Wasallam kepada keluarga beliau, para sahabat, dan orang-orang yang senantiasa

mengikuti beliau sampai yaumul akhir. Alhamdulillah, penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Tenis

Meja Melalui Metode Pembelajaran Terbimbing Dan Demonstrasi Pada

Siswa Kelas VII UPT SMP Negeri 7 Satap Seko

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

baik berupa pikiran, motivasi, dukungan, maupun materi dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya

Ayahanda Pa’Lereng Barangan dan Ibunda Nuriati yang senantiasa memberikan

cinta, kasih sayang, perhatian, motivasi dan penuh kesabaran membimbing

penulis Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih yang

setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Dr. Salju, S.E,M.M selaku rektor Universitas Muhammadiyah Palopo

yang memberikan ilmu dan motivasi kepada penulis.

2. Bapak Dr. Imam Pribadi, S.Sos.I.,M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Keguruan

Dan ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Palopo.

3. Bapak Firmansyah Dahlan,M.Pd selaku pembimbing I yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis untuk menyelesaikan proposal ini.


4. IbuRasyidah Jalil,S.Or,M.Kes. selaku pembimbing II yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis untuk menyelesaikan proposal ini.

5. Bapak Ahmad,M.Pd selaku ketua Prodi penjas yang telah banyak

memberikan bantuan, arahan serta saran dalam penyelesaian proposal ini.

6. Seluruh dosen Universitas Muhammadiyah Palopo atas segala bimbingan

dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama menempuh studi.

7. Teman-teman angkatan 2016, khususnya, muh. Yusril, nurhidaya hasyim,

narita, Muh. Akram, Marwan, Muh. Arif, Muh. Saud,juharman, yang selalu

memberi motivasi dan masukan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritikan

yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan selanjutnya. Akhir kata

penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membacanya.

Palopo, 17 Oktober 2020

Mahamuddin
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN.................................................................ii

KATA PENGANTAR..............................................................................................iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................1

1.2 Perumusan Masalah...........................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................7

2.1 Kajian Pustaka......................................................................................7

2.1.1 Tenis Meja..........................................................................................8

a. Pengertian Tenis Meja.............................................................................8


b. Sejarah Permainan Tenis Meja................................................................9
c. Alat dan Peralatan Tenis Meja................................................................11
d. Teknik Memegang Bet............................................................................13
2.1.2 Teknik Pukulan Dasar Tenis Meja.......................................................16

2.1.3 Jenis – Jenis Pukulan Tenis Meja.........................................................21

2.1.4 Teknik siap Sedia (Stance)...................................................................24

2.1.5 Permainan Tenis Meja..........................................................................25

2.1.6 Peraturan Permainan...........................................................................26


2.1.7 Peraturan Pertandingan..................................................................27

2.2 Metode Pembelajaran terbimbing dan demonstrasi.........................32

2.2.1 Pembelajaran..................................................................................32

a. Pengertian Pembelajaran....................................................................32
b. Pengertian Hasil Pembelajaran..........................................................32
2.2.2 Terbimbing.....................................................................................34

2.2.3 Demonstrasi....................................................................................34

2.3 Hakikat Siswa SMP...........................................................................35

2.3.1 Pergertian Siswa SMP....................................................................35

2.3.2 Karakteristik Siswa SMP...............................................................36

2.3.3 Kegelisahan....................................................................................36

2.3.4 keinginan Mencoba Segala Sesuatu...............................................37

2.4 Kerangka Berpikir.............................................................................37

2.5 Hipotesis Penelitian...........................................................................38

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................39

3.1 Jenis Penelitian.................................................................................39

3.2 Tempat Penelitian.............................................................................39

3.3 Subjek Penelitian..............................................................................39

3.4 Populasi Dan Sampel.......................................................................39

3.5 Data Dan Sumber Data.....................................................................40

3.6 Instrumen..........................................................................................40

3.7 Pengumpulan Data ..........................................................................40

3.8 Analisis Data....................................................................................41

3.9 Indikator Keberhasilan.....................................................................42


3.10 Desain Prosedur Penelitian..............................................................42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..........................................43

4.1 Praindakan........................................................................................42

4.2 Tabel Dan Diagram Survei Pratindakan...........................................42

4.3 Tabel Dan Diagram Tindakan Siklus I.........................................................49

4.4 Tabel Dan Diagram Tindakan Siklus II.......................................................59

4.5 Tabel Dan Diagram Antar Siklus I Dan II...................................................65

BAB V KESIMPULAN............................................................................................68

5.1 Simpulan.......................................................................................................68

5.2 Saran..............................................................................................................69

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................69

LAMPIRAN........................................................................................................70
DAFTAR TABEL
Halaman

6.1 Tabel Survei Pratindakan.............................................................................42

6.2 Tabel Tindakan Siklus I...............................................................................49

6.3 Tabel Performan Siswa siklus I....................................................................51

6.4 Tabel Tindakan Siklus II..............................................................................59

6.5 Tabel Performan Siswa siklus II..................................................................61

6.6 Tabel Antar Siklus I Dan II..........................................................................64

6.7 Tabel Capaian Ketuntasan Belajar Antar Siklus..........................................65


DAFTAR GAMBAR
Halaman
7.1 Meja Tenis Meja Beserta Ukurannya......................................................12

7.2 Bet Tenis Meja........................................................................................13

7.3 Bola Tenis Meja......................................................................................13

7.4 Shakehand Grib.......................................................................................14

7.5 Penhold Grib...........................................................................................15

7.6 Pukulan Forehand....................................................................................17

7.7 Pukulan Backhand...................................................................................19

7.8 Kerangka Berpikir..................................................................................38

7.9 Diagram Tahap Penelitian......................................................................40

7.10 Diagram Pratindakan...........................................................................41

7.11 Diagram Tindakan siklus I...................................................................49

7.12 Diagram Tindakan Siklus II.................................................................59

7.13 Diagram Tindakan Antar Siklus I Dan II............................................65


DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
7.1 Lampiran 1. Pratindakan.........................................................................72

7.2 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)........................72

7.3 Lampiran 3 Hasil Penilaiaan Siklus I.....................................................73

7.4 Lampiran 4 Hasil Penilaiaan Siklus II...................................................74

7.5 Lampiran 5 Hasil Penilaiaan Siklus I Dan II.........................................75

7.6 Lampiran 7 Rekapitulasi Nilai Siswa.....................................................76

7.7 Lampiran 8 Dokumentasi.......................................................................77

7.8 Lampiran 10 Absensi Siswa...................................................................78

7.9 Biodata Penulis.......................................................................................78

7.10 Lampiran Sudah Melakukan Penelitian................................................79


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting untuk

menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Pendidikan yang

berkualitas ialah pendidikan yang mampu mengembangkan setiap potensi yang

dimiliki oleh peserta didik.

Hal ini berdasarkan undang - udang Repoblik Indonesia No.12 Tahun

2012 Bab 1 Pasal 1 bahwa pendidikan ialah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembang kanpotensinya untuk memiliki kecrdasan, keagamaan,

kepribadian dan akhlak yang mulia, serta keterampilan dirinya yang dibutuhkan

masyarakat, bangsadan Negara. Pentingnya pendidikan ini menjadi dasar agar

pendidik dapat meningkatkan pengetahuannya dan keterampilan peserta didik

melalui proses pembelajarn yang bermakna.

Pendidikan jasmani sebagai salah satu bidang pengajaran di sekolah, yang

mengandung dua kata, yaitu Pendidikan dan Jasmani. Kata pendidikan

mempunyai arti yaitu usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan

pengajaran dan bimbingan. Jasmani ialah tubuh atau badan manusia sebagai

organisme yang hidup dengan segala daya dan kemampuannya. Bila ditinjau

dengan seksama pendidikan jasmani mengandung dua ide yang pertama, suatu

usaha pendidikan melalui aktivitas jasmani demi tercapainya kualitas jasmani

yang diinginkan. Kedua suatu usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas

yang ditetapkan. Aplikasi dari gagasan pertama terlihat dalam kegiatan untuk
peningkatan kemampuan kemampuan organ – organ tubuh kesehatan dan

kemampuan gerak (psikomtor). Kedua ialah manfaat gerak atau aktivitas dalam

pendidikan jasmani sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Perkembangan konsep Pendidikan Jasmani semakin lama telah

menunjukkan pergeseran menuju perkembangan yang lebih maju, yang ditandai

dengan upaya mengembangkan seluruh kemampuan atau potensi manusia secara

utuh. Untuk memberikan gambaran dan pengertian yang lebih jelas maka akan

dikemukakan beberapa pengertian/definisi tentang Pendidikan Jasmani dari

berbagai literatur yang tentu mempunyai pendapat sendiri tentang apa yang

dimaksud Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani adalah bagian yang terpadu

dari proses Pendidikan secara menyeluruh, bidang dan sasaran yang diusahakan

adalah perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial bagi warga negara

yang sehat, melalui medium kegiatan jasmani secara efesien, meningkatkan

kualitas unjuk kerjanya (performance) kemampuan belajarnya dan kesehatannya.

Untuk dapat meningkatkan hasil pembelajaran olahraga tenis meja, maka

penguasaan teknik dasar dalam permainan tenis meja perlu dikuasai oleh setiap

pemain.Metode mengajarialahcara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk

mencapai tujuan. Makin tepat metode yang digunakan maka diharapkan makin

efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Metode mengajarialahstrategi pengajaran

sebagai alat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode

mengajarialahprosedur atau cara yang harus dilakukan oleh seorang pendidik

dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga proses belajar mengajar dapat


berjalan dengan baik dalam arti kompetensi atau tujuan pembelajaran dapat

tercapai.

Guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan

belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk

mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan metode pembelajaran harus tepat,

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dimana metode pembelajaran

merupakan suatu cara atau menciptakan situasi yang merangsang siswa agar dapat

menyerap pelajaran demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Karena itu

metode pembelajaran merupakan komponen yang tidak bisa dipisahkan dari

mengajar, karena ia berfungsi untuk menyampaikan materi pelajaran untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Kurikulum merupakan penyempurnaan suatu kegiatan pembelajaran yang

mencakup beberapa rencana dan pengaturan yang digunakan sebagai pedoman

dalam mencapai tujuan pendidikan (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional). Suatu negara menggunakan kurikulum

sebagai cara untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan

seperangkat rencana pembelajaran yang digunakan dalam proses kegiatan belajar

mengajar.

Dalam satuan kurikulum pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan

Kesehatan pada tingkat SMP, ada beberapa cabang olahraga yang menjadi

indikator pencapaian siswa. Salah satunya yaitu cabang olahraga tenis meja. Tenis

meja merupakan olahraga yang menggunakan bola keil yang dimainkan oleh dua

regu yang masing - masing regu bermain dimeja yang dibatasi oleh net. Dan
permainannya menggunakan pemukul yang disebut bet, untuk memukul bola keil

yang terbuat dari selluloid.

Teknik dasar permainan tenis meja merupakan hal yang sangat penting

dalam permainan tenis meja kerena itu merupakan hal yang harus dikuasai oleh

seorang pemain apabila ingin bermain tenis meja dengan baik dan benar. Teknik

dasar permainan tenis meja ada beberapa macam yaitu teknik memegang bet dan

teknik pukulan dasar permainan tenis meja. Oleh karena itu pembelajaran

olahraga permainan tenis meja, seorang pemain harus menguasai teknik dasar

permaninan tenis meja.

Metode pembelajaran terbimbing dan demonstrasiialahpembelajaran disini

diartikan sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belejar

siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa

untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa yang

bersifat internal. Istilah pembelajaran atau proses pembelajaran sering dipahami

sama dengan proses belajar mengajar dimana di dalamnya terjadi interaksi guru

dan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai tujuan yaitu terjadinya

perubahan sikap dan tingkah laku.Sedangkan Terbimbing adalah proses belajar

mengajar yang dibimbing berdasarkan petunjuk dan penjelasan dari guru.

Terbimbingan merupakan suatu pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik

secara perorangan atau kelompok agar mampu mandiri dan berkembang secara

optimal. Dan adapun pengertian metode demonstrasi ialah merupakan suatu

gambaran, gerakan yang dilakukan oleh guru atau siswa untuk memberikan

contoh maupun gambaran gerakan - gerakan yang harus diikuti oleh siswa dalam
kegiatan belajar pendidikan jasmani. Oleh karenanya demonstrasi sangat

diperlukan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pendidikan jasmani

terutama bagi siswa dan bagi siswa yang baru belajar atau yang belum mengenal

bentuk gerakan yang harus dilakukannya.

Berdasarkanpengamatan, observasi atauhasilsurvey singkat di UPT SMP

Negeri 7satap seko, telah terlihatbahwa hasil pembelajaran permainan tenis meja

ada yang baik, sedang, namunmasihlebih banyaklagi yang sangatkurangbaik.

Seperti yang tertera pada data yang telah peneliti lihat dari guru mata pelajaran

penjas di UPT SMP Negeri 7 satap seko, bahwa untuk Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM)75 untuk siswa kelas VII.UPT SMP Negeri 7 satap seko dari 28

siswa yang memenuhi KKM (75) hanya 12 siswa (42,86%) yang belum mencapai

KKM (75)16siswa(57,14%) penulis menganalisa penyebab kurangnya

keberhasilan dalam proses pembelajaran tenis meja siswa kelas VII.UPT SMP

Negeri 7 satapsekodengan hasil observasi saya yaitu : 1) Metode pembelajaran

yang digunakan tidak menarik dan membosankan. Contohnya metode ceramah,

metode ini merupakan metode yang paling praktis dan tidak membutuhkan

banyak alat bantu. Dan kekurangan metode ceramah ini yaitu, proses belajar

membosankan dan siswa mengantuk. 2) Minat siswa terhadap olahraga tenis meja

rendah, karena siswa tidak dikenalkan dengan baik tentang olahraga tenis meja

dan tidak diberikan metode pembelajaran yang tepat.

Dari hasil observasi tersebut, penulis merasa perlu untuk mengadakan

perbaikan pembelajaran tenis meja, dengan mengefektifkan kegiatan belajar

mengajar terutama dalam memilih metode pembelajaran yang tepat. Dalam hal ini
peneliti menerapkan metode pembelajaran terbimbing dan demonstrasi. Guru

memberikan arahan dan bimbingan tentang cara - cara bermain tenis meja

diantaranya bagaimana seharusnya siswa memegang bad dalam permainan tenis

meja, siswa mempraktekkan cara memegang bad dan guru berkeliling untuk

memberikan contoh yang benar, demikian juga tentang cara - cara pukulan dalam

permainan tenis meja. Selanjutnya siswa mempraktekkan atau

mendemonstrasikan, gerakan - gerakan yang telah diajarkan oleh guru dengan

bermain tenis meja di lapangan tenis meja, siswa mencari pasangan bermain.

Berdasarkan kejadian diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan

penelitian ini dengan judul yaitu : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Tenis Meja

Melalui Metode Pembelajaran Terbimbing dan Demonstrasi pada siswa kelas

VII.UPT SMP Negeri 7 Satap Seko.

1.2 Perumusan Masalah

Atas dasar latar belakang dan identifikasi rumusan masalah tersebut, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian tindakan kelas sebagai berikut : Bagaimanakah

hasil belajar tenis meja dapat ditingkatkan melalui metode pembelajaran

terbimbing dan demonstrasi pada siswa kelas VII.UPT SMP Negeri 7 satapseko.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk meingkatkan hasil belajar tenis meja melalui

metode pembelajaran terbimbing dan demonstrasi pada siswa kelas VII.UPT SMP

Negeri 7 satapseko.
1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ke berbagai pihak,

sehingga dapat memberikan solusi atas permasalahan yang selama ini banyak

dihadapi, adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis dapat dijadikan acuan penelitian yang lain

yang mempunyai objek penelitian yang sama.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa.

Siswa memiliki kemampuan dan teknik permainan tenis meja yang benar.

Siswa memiliki hasil belajar tenis meja yang maksimal.

b. Bagi guru.

Sebagai referensi guru lain untuk membimbing dan melatih siswa khususnya

pada materi tenis meja.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Permainan Tenis Meja
a. Pengertian Permainan Tenis Meja

Permainan tenis meja menurut Tomoliyus (2012:1)ialahmenyajikan bola pertama

dengan terlebih dahulu memantulkan bolah tersebut ke meja penyaji, dan bola

harus melewati net dan masuk kesasaran meja lawan dan juga mengembalikan

bola setelah memantul di meja dengan menggunakan bet untuk memukul bola,

hasil pukulan bola harus lewat diatas net dan masuk ke sasaran meja lawan.

Permainan tenis meja dapat dilakukan dengan permainan tunggal dan permainan

ganda.

Depdiknas (dalam Erlan, dkk., 2014:2) mengartikan tenis meja ialah suatu

permainan yang menggunakan meja sebagai lapangan yang dibatasi oleh jaring

(net) yang menggunakan bola kecil yang terbuat dari celluloiddan permainannya

menggunakan pemukul atau yang disebut bet.

Sedangkan Andrijanto, (2013:566) mengartikan tenis mejaialahmerupakan

salah satu cabang olahraga permainan dengan menggunakan bola kecil yang

dimainkan oleh 2 regu yang masing-masing regu bermain di meja yang dibatasi

oleh net.Permainan tenis meja adalah permainan dengan menggunakan fasilitas

meja beserta peralatannya serta raket dan bola sebagai alatnya. Permainan ini

diawali dengan pukulan pembuka (service), yaitu bola dipantulkan di meja sendiri

lalu melewati atas net dan memantul di meja lawan, kemudian bola tersebut

dipukul melalui net harus memantul ke meja lawan sampai lawan tidak dapat
mengembalikan dengan baik. Pemain berusaha untuk mematikan pukulan lawan

agar memperoleh angka dari pukulannya. Permainan tenis meja dapat dimainkan

baik orang tua, remaja maupun anak-anak. Sarana seperti raket, bola, net dan meja

sebagai tempat bermain juga tidaklah membutuhkan biaya yang tinggi.

Permainan tenis meja merupakan salah satu olahraga yang dipelajari di

sekolah menengah pertama (SMP) pada kurikulum 2013. Materi yang lebih

dominan dipelajari dalam olahraga tenis meja adalah materi tentang teknik

pukulan karena pada dasarnya permainan tenis meja merupakan salah satu jenis

olahraga memukul.Olahraga ini cepat menjadi populer, karena mudah dalam

pelaksanaannya, tidak terlalu membutuhkan ruangan yang luas khusus, dan bisa

dimainkan oleh siapa saja, tua muda, pria, wanita bisa memainkannya.

Sunarto (2010:39) berpendapat bahwa tenis meja ialah permainan bola

tangkis di atas meja yang dimainkan oleh dua atau empat orang dengan

menggunakan bet (raket kayu yang dilapisi karet) dan bola sebesar jeruk nipis. Di

tengah - tengah meja terbentang tegak lurus net yang memisahkan bidang

permainan pemain.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tenis meja

merupakan salah satu cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh dua atau empat

orang dengan menggunakan bet yang digunakan untuk memukul bola di atas meja

melewati net yang dikaitkan pada dua tiang di tengah meja untuk membagi meja

menjadi dua area.


b. Sejarah permainan tenis meja

Menurut Permatasari (2017:1) permainan tenis meja mulai dikenal

pertama kali di inggris yaitu pada abad ke 19. Tenis meja pada saat itu dikenal

sebagai permainan kelas atas dimana hanya dimainkan oleh orang-orang

bangsawan sebagai ajang menghibur diri dan dilakukan pada malam hari. Konon

permainan ini menggunakan peralatan buku dan kertas, sebaris buku ditatas

ditengah meja sebagai net dan dua buku digunakan sebagai alat pemukul bola.

Ada pendapat yang mengatakan bola yang digunakan adalah kertas yang digulung

menjadi bulat.Pada abad tersebut,E.C Goodemenciptakan versi moderen dari alat

pemukul bola tenis meja yaitu dengan memasang karet yang diberi bintik ke kayu

yang sudah diasah. Permainan tenis meja semakin berkembang, sekitar tahun

1901, James W. Gibs pecinta tenis meja asal Amerika menemukan bola seluloid

yang kemudian dipakai sebagai bola dalam permainan tenis meja. Inovasi

pemukul bola tenis meja yang kita kenal dengan betbelum berhenti sampai di

sana, tahun 1950-an perusahaan alat olahraga asal Inggris kembali berinovasi

membuat alat pemukul yang sebelumnya hanya menggunakan kayu yang diberi

selembar karet bintik selanjutnya diberi lapisan spon pada dasarnya, hal ini

berguna untuk meningkatkan kecepatan dan putaran bola. (Permatasari, 2017: 2).

Dalam perjalanannya permainan tenis meja masuk di tanah air kurang

lebih pada tahun 1930. Olahraga ini dibawa oleh pedagang yang datang dari

Belanda. Pada saat itu permainan tenis meja hanya dimainkan oleh keluarga

bangsa Belanda yang dilakukan di balai pertemuan sebagai permainan hiburan.


Hanya sedikit dari golongan pribumi yang diperbolehkan mengikuti latihan yaitu

golongan pamong praja yang juga tergabung dalam balai tersebut.

Tokoh-tokoh tenis meja di tanah air mendirikan sebuah organisasi yaitu

PPSI (Persatuan Pingpong Seluruh Indonesia) pada tahun 1939 tepat sebelum

perang dunia kedua pecah. Dalam perjalanannya nama organisasi tersebut berubah

pada kongresnya di tahun 1958 menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh

Indonesia). Ketika KONI ( Komite Olahraga Nasional) didirikan pada tahun 1967,

PTMSI langsung bergabung menjadi anggota. Latar belakang berdirinya

PTMSIdidasari oleh dua halutama, yakni : memasyarakatkan olahraga tenis meja

di Indonesia dan meningkatkan prestasi atlet - atlet tenis meja, baik di tingkat

nasional maupun internasional.

c. Alat dan peralatan permainan tenis meja

Dalam pembelajaran permainan tenis meja di sekolah, materi yang

diberikan adalah apa yang dimaksud dengan tenis meja, peralatan yang

digunakan, bagaimana cara bermain tenis meja. Di atas telah dijelaskan mengenai

pengertian dari tenis meja, selanjutnya akan dijelaskan mengenai apa-apa alat

yang digunakan dan bagaimana cara bermain tenis meja.

Menurut Permatasari (2017:9), ada beberapa peralatan permainan tenis

meja, yaitu :

1) Lapangan (meja)

Lapangan Tenis meja dibagi menjadi dua oleh sebuah jaring yang berada

di tengah-tengah nya dengan tinggi sekitar 15 cm sampai 25 cm dan di pinggirnya

107 cm. Setiap paruh lapangan permainan dibagi menjadi tiga segi : sebuah segi
belakang dan dua segi depan (untuk servis). Ukuran lapangan tenis meja yang

benar diantaranya panjang sisi permukaan main; 2,74 meter lebar; 1,52 meter.

Tinggi meja dari permukaan tanah/lantai yaitu 76 cm. Warna meja yang ideal

adalah hijau dengan garis batas berwarna putih dan lebar 2 cm.

Gambar 2.1.1: Meja


Sumber : Permatasari (2017:9)
2) Net (Jaring)
Net berfungsi sebagai pembagi meja menjadi dua bagian yang sama luas.

Di kiri kanan meja dipasang dua tiang penyangga ukuran 15 cm sampai 22 cm.

Berjarak antara 15 cm sampai 25 cmdari garis pinggir. Tiang penyangga berguna

untuk mengaitkan tali penopang tersebut.tinggi net berkisar antara 15 cm sampai

22 cm diatas permukaan meja, sedangkan bagian bawahnya harus dipasang

sedekat mungkin dengan permukaan meja.

3) Raket (Bet)
Raket pada permainan tenis meja biasa disebut dengan bet. Raket terbuat

dari kayu tipis yang datar dan kaku. Ukuran panjang nya adalah 6,5 inchi (16,5

cm) dan lebar 6 inchi ( 15 cm). Lapisan tipis ini bisa ditambahkan bahan yang

berserat seperti fiber glass, karbon atau bahan kertas yang dipadatkan namun

bahan tersebut tidak boleh lebih dari 7,5% total ketebalan sehingga bet menjadi
ringan dan tahan getar. Permukaan bet dilapisi karet licin/khusus maupun bintik,

bila menggunakan karet bintik yang menonjol keluar (tanpa spon) maka ketebalan

karet termasuk lem perekat tidak boleh lebih dari 0,2 mm, atau jika

mengggunakan karet lapis (karet+spon) dengan bintik di dalamnya menghadap

keluar atau menghadap ke dalam, maka ketebalannya tidak boleh lebih dari 4,0

mm sudah termasuk dengan lem perekat.

Gambar 2.1.2 : Bet tenis meja


Sumber : Permatasari (2017:9)
4) Bola
Secara tradisional bola-bola terbuat dari bahan celluloid dan pada

perkembangannya bola disempurnakan menjadi superbal dari bahan serpihan

plastik. Bola tenis meja biasanya memiliki diameter 40 mm dengan berat 2,7

gram. Biasanya berwarna putih atau orange. Pantulan bola yang baik bila

dijatuhkan dari ketinggian 30,5 cm akan menghasilkan ketinggian pantulan

pertama antara 23-26 cm. Pada bola tenis meja biasanya ada tanda bintang dari

bintang satu hingga bintang tiga, dan tanda bintang inilah yang menunjukkan

kualitas tertinggi dari bola tersebut dan biasanya digunakan dalam pertandingan

atau turnamen - tunamen resmi.


Gambar 2.1.3: Bola tenis meja
Sumber : Kurniawan 2011:74
Selanjutnya dikemukakan oleh Kurniawan (2011:74) secara tradisonal bola

- bola yang dibuat dari bahan celluloiddan pada perkembangan selanjutnya bola

disempurnakan menjadi superbal yang terbuat dari serpihan plastik.

d. Teknik memegang bet


Grip atau pegangan merupakan faktor yang sangat penting dalam hampir

semua permainan yang menggunakan raket, betpemukul. Teknik memegang bet

merupakan langkah awal paling penting dalam belajar olahraga tenis meja. Jika

sejak awal cara memegang bad sudah salah, kemungkinan seorang pemain

tersebut akan menghadapi kesulitan dalam latihan teknik bermain selanjutnya.

Ada beberapa macam teknik dasar dalam permainan tenis meja yang

semua tekniktersebutsangatmendukung dalampermainan.Berikut ini adalah dasar

memegang bet :

1) Shakehandgrip

Shakehand gripartinya pegangan bet seperti kita bersalaman, (jabat

tangan). Adapun cara memegang shakehand gripjari-jari tangan tersusun seperti

cukup berjabat tangan. Ibu jari dan telunjuk terletak paralel menjepit daun raket,

cukup jari lainnya secara bersamaan memegang tangkai bet. Untuk lebih jelasnya

penulis deskripsikan cara memegang shakehand gripdalam bentuk gambar di

bawah ini :
Gambar 2.1.4. : Shakehand grif tampak depan dan belakang
Sumber: Budi santoso dkk (2010:3)
2) Penholdgrip
Penhold gripartinya pegangan tangan seperti memegang sebuah

pena,pensil. Cara memegang penhold gripjari-jari tangan disusun sedemikian

rupa sehingga seperti jari-jari memegang pena, pensil. Ibu jari dan telunjuk secara

bersamaan memegang tangkai bad bagian muka serta ketiga jari lainnya

menopang pada daun bad bagian belakang. Untuk lebih jelasnya penulis

deskripsikan cara memegang penhold gripdalam bentuk gambar di bawah ini:

Gambar 2.1.5. : Penhold grif tampak depan dan belakang


Budi Santoso, dkk, (2010:2) menyatakan Teknik merupakan suatu pola

gerakan tertentu yang dipergunakan untuk menyelesaikan tugas gerak tertentu

pada cabang olahraga.

Dari keduateknik memegang bet tersebut memang merupakan teknik

dasar ketika anda ingin menguasai cara memegang bet atau gripyang baik dan
benar. Walaupun ada beberapa teknik lain yang sifatnya tersendiri itu tumbuh

dari skill masing - masing pemain tenis meja tersebut.

2.1.2 Teknik pukulan Dasar Permainan Tenis Meja


Ada dua teknik memukul yang mendasar, yakni forehand dan backhand seperti

yang telah disebut-sebut sebelumnya. Jika ingin bola melaju keras, maka pukulan

forehand yang digunakan, sementara untuk pukulan topspindan backspin dengan

mudah, maka pukulan backhandyang digunakan.

1) Pukulan forehand

Menurut Dahlan (2014:51) pukulan forehand tenis meja merupakan setiap

pukulan yang dilakukan dengan bet digerakkan kearah kanan siku untuk pemain

yang menggunakan tangan kanan, dan sebaliknya untuk pemain tangan kiri. Dapat

disimpulkan bahwa servis firehand adalah pukulan yang dilakukan dengan

menggunakan bet bagian depan diikuti dengan gesekan pada bola untuk

memperoleh pukulan yang maksimal.

1. Cara pelaksanaan forehand

1. Dalam posisi siap 2. Backswing


3. Forward Swing 4. Sikap akhir
Gambar 2.1.7: Pukulan Forehand
Sumber : Peneliti
Keterangan Gambar (bagi yang menggunakan tangan kanan):

1. Posisi siap

a) Dalam posisi siap

b) Tangan dilemaskan

c) Bet sedikit dibuka

d) Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke bawah

e) Bergerak untuk mengatur posisi, kaki kanan sedikit ke belakang.

2. Backswing

a) Putar tubuh ke belakang dengan bertumpu pada pinggang dan pinggul

b) Putar tangan ke belakang dengan bertumpu pada siku

c) Berat badan dipindah ke kaki kanan

d) Bet harus digerakkan sedikit lebih rendah

3. Forward swing

a) Berat badan dipindahkan ke kaki kiri

b) Tubuh diputar ke depan dengan bertumpu pada pinggang


c) Tangan diputar ke depan dengan bertumpu pada siku

d) Kontak bola dilakukan di depan sisi kanan tubuh

4. Sikap akhir

a) Bet bergerak ke depan dan sedikit dinaikkan keatas

b) Kembali ke posisi siap

2) Pukulan backhand

Pukulan backhand adalah pukulan yang dilakukan dimana pada waktu

memukul bola posisi telapak tangan yang memegang bet menghadap ke belakang

atau posisi punggung tangan yang memegang bet menghadap ke depan. Cara

melakukannya pertama rendahkan posisi tubuh lalu gerakkan ke arah pinggang

sebelah kiri. Jika tidak kidal, dengan sudut siku 90 derajat gerakkan tangan dan

bet ke arah depan, jaga siku tetap 90 derajat dan bet tetap lurus.

1. Cara pelaksanaan backhand

1. Dalam posisi siap 2. Backswing


3. Forward swing 4. Sikap akhir
Gambar 2.1.8 : Pukulan Backhand
Sumber : Peneliti
Keterangan gambar (bagi yang menggunakan tangan kanan):

1. Posisi siap

a) Dalam posisi siap

b) Tangan dilemaskan

c) Bet sedikit dibuka

d) Pergelangan tangan lemas dan sedikit dimiringkan ke bawah

e) Bergerak untuk mengatur posisi.

2. Backswing

a) Bet digerakkan ke kiri sejajar dengan pinggang

b) Bet direndahkan sedikit

c) Pergelangan tangan dimiringkan ke belakang

d) Bet dalam keadaan tegak lurus

3. Forward swing

a) Bet digerakkan kearah depan


b) Siku sedikit kearah depan

c) Kontak dilakukan di depan sisi kiri tubuh

d) Gerakan bagian ujung pergelangan tangan kearah bawah saat melakukan

pukulan sehingga pergelangan tangan menghadap meja, dengan bet dalam

keadaan tertutup

4. Sikap akhir

a) Bet bergerak kearah bola yang dipukul

b) Kembali ke posisi siap.

Dengan gambaran tersebut, pemain harus dapat membedakan antara

pukulan forehand dan pukulan backhand. Misalnya orang yang memukul dengan

tangan kanan akan memukul bola dengan pukulan backhand apabila ada di

sebelah kirinya, dan melakukan pukulan forehand kalau bola di sebelah kanannya.

Sebaliknya, orang yang memegang bet dengan tangan kiri (kidal) akan memukul

bola dengan pukulan forehand kalau bola yang dipukul berada di sebelah kirinya,

dan akan memukul bola dengan pukulan backhand kalau bola yang dipukul

berada di sebelah kanannya.

Tidak hanya itu, ada jenis pukulan-pukulan yang harus diketahui. Menurut

Permatasari (2017:22)ada beberapa stroke (pukulan) yang dikenal dalam tenis

meja yaitu push, drive, chop, block, dan service

2.1.3 Jenis - jenis pukulan permainan tenis meja

Teknik memukul bola adalah cara tertentu untuk memukul bola agar melewati net.

Dalam bermain tenis meja terdapat beberapa teknik pukulan, antara lain:

a) Drive
Driveadalah pukulan yang paling kecil tenaga gesekannya. Pukulan

drivedisebut juga sebagai induk teknik dari pukulan serangan.

b) Push

Pushmerupakan strokeyang paling sederhana dan mudah. Dengan stroke

ini dapat mengontrol bola dan mengembangkan ritme koordinasi dan sentuhan

bola, push strokemerupakan pukulan yang sedikit sekali spinnya. Strokeini

merupakan stroke yang aman dan dapat digunakan untuk menetralisir

pengembalian lawan. Juga dapat digunakan untuk memperlambat kecepatan

permainan.

c) Block

Menurut Permatasari (2017:24) pukulan blokialah teknik memukul bola

dengan gerakan menghentikan bola dalam sikap bet yang tertutup. Blok

merupakan cara yang paling sederhana untuk mengembalikan pukulan yang keras.

Pukulan blok biasanya digunakan untuk mengembalikan bola drive. Hal ini

dilakukan untuk membuat lawan tidak dapat melancarkan serangan cepat, karena

bola yang di blok akan kembali dengan cepat. Pukulan blok dibagi menjadi dua

yaitu forehand blok dan backhand blok. Cara melakukan pukulan forehand blok

yang pertama gerakkan bet ke depan, posisi bet tertutup (sisi depan menghadap ke

bawah). Perhatikan arah datangnya bola, segera lakukan blok setelah bola

memantul dari meja, perkenaan bola dengan bet tepat pada bagian tengah.

Sedangkan untuk backhand blok, bet berada di sebelah kiri tubuh. Gerakkan bet

ke depan dengan posisi bet tertutup (sisi depan bet meghadap ke bawah).
Perhatikan datangnya bola dan lakukan blok setelah bola memantul dari meja.

Perkenaan bola tepat pada bet bagian tengah.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

blockmerupakan salah satu pukulan bertahan dalam permainan tenis meja, yang

dilakukan dengan cara menahan bola yang datang tanpa gerakan awalan dengan

sikap bet tertutup. Pukulan blockberguna untuk mengurangi atau memperlemah

tenaga pantulan bola dari lawan.

d) Chop

MenurutPermatasari (2017:24) pukulan chopialahteknik memukul bola

dengan gerakan seperti menebang pohon dengan kapak. Chopmerupakan backspin

yang bersifat bertahan. Chopdigunakan untuk mengembalikan pukulan yang

datang dari lawan terkadang sulit di tangkis. Pukulan chopada dua macam yaitu

forehand chop dan backhand chop. Persiapan untuk melakukan

forehandchopsama untuk melakukan pukulan forehandtetapi posisi bet agak

terbuka. Gerakkan bet ke depan dan condong ke bawah. Usahakan kontak dengan

bola berada di kanan badan. Perkenaan bola pada sisi bet depan agak bawah.

Sedangkan untuk pukulan backhand chop posisi awal sama dengan pukulan

backhand. Tetapi sisi bet terbuka atau sisi depan condong ke atas. Usahakan

kontak bola pada bagian sisi bawah bet dan bola berada di sebelah kiri dari badan

tubuh.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa chopjuga

merupakan salah satu pukulan bertahan dalam permainan tenis meja. Chop

dilakukan dengan gerakan dari atas memotong ke bawah lalu memberikan sedikit
ayunan bet ke depan untuk mengembalikan bola yang mengandung putaran atau

bola di dekat net.

e) Service

Menurut Permatasari (2017:25) pukulan servisialahmemukul bola untuk

menyajikan bola pertama. Caranya bola dilambungkan ke atas, saat turun bola

dipukul memantul di meja penyaji, dan jatuh di meja lawan. Ada beberapa teknik

servis yaitu forehand servis dan backhand servis. Kedua teknik ini relatif sama

seperti saat memukul pengembalian dari lawan, akan tetapi bola dilempar ke atas

sendiri oleh pemukul.

Sedangkan menurut Simpson (2012:64). Servisialahmemukul bola untuk

menyajikan bola pertama. Caranya, bola di pukul dengan memantulkan sekali

dimeja sendiri kemudian melewati atas permukaan Net/jaring dan akhirnya bola

jatuh di meja lawan

Berdasarkan pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa servis

ialahpukulan yang dilakukan untuk memulai permainan tenis meja.

Servidilakukan dengan cara memukul bola lalu memantulkannya ke daerah

permainan sendiri, melewai net, dan menyeberangkan bola sehingga memantul ke

daerah permainan lawan.

2.1.4 Peraturan Permainan Tenis Meja

Menurut Tomoliyus (2017:83) peraturan permainan dibagi menjadi dua yaitu :

a) Permainan Tunggal

1) Setiap kali pemain melakukan kesalahan, lawannya akan mendapatkan 1

angka.
2) Pemenang dalam satu game adalah orang yang terlebih dahulu mendapatkan

skor 11.

3) Jika terjadi skor imbang 10-10, pemain harus main sampai terjadi selisih 2

angka.

4) Pemain berhak melakukan servis sebanyak 2 kali berturut-turut.

5) Setelah permainan dalam satu game selesai, maka game berikutnya pemain

bertukar tempat.

6) Bila kedudukan 2-2, pertukaran tempat dilakukan saat ada salah satu pemain

mendapat skor 5.

b) Permainan Ganda

1) Bola di pukul secara bergantian.

2) Pemain melakukan servis.

3) Pada game kedua servis boleh dilakukan siapa saja dan lawan menyesuaikan

siapa penerima servis disesuaikan dengan posisi pemain yang melakukan

servis dan pemain yang menerima servis pada game pertama.

c) Game

1) Sebuah game akan dimenangkan oleh pemain dengan pasangannya yang

pertama mendapat 11 poin kecuali peain dengan pasangannya sama-sama

mendapat 10 poin, maka game akan dimenangkan oleh peain dengan

pasangannya yang secara berurutan memimpin 2 poin.

d) Poin (Nilai)

1) Kecuali rally dinyatakan let pemain berhak mendapatkan nilai.

2) Jika lawan gagal membuat servis.


3) Jika lawannya gagal melakukan pengembalian dengan benar.

4) Jika, setelah membuat erve atau pengembalian, bola menyentuh apa saja

selain rakitan net sebelum dipukul lawan.

5) Jika bola melewati halamannya atau melewati endlinetanpa menyentuh

halamannya setelah dipukul lawan

6) Jika lawannya menghalangi bola.

7) Jika lawannya memukul bola dua kali walaupun dengan cara yang bagus.

2.2 Metode Pembelajaran Terbimbing danDemonstrasi


2.2.1 Pembelajaran
a. Pengertian pembelajaran

Menurut Anurrahman (2011:34) pembelajaranialahsebagai suatu sistem yang

bertujuan untuk membantu proses belejar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa

yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi

terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Istilah pembelajaran atau

proses pembelajaran sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar

dimana di dalamnya terjadi interaksi guru dan siswa dan antara sesama siswa

untuk mencapai tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku, dalam

pegertian umum dan sederhana belajar sering sekali diartikan sebagai aktivitas

untuk memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Menurut

Anurrahman (2011:35-37) beberapa ciri umum kegiatan belajar sebagai berikut :

(1) belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau

disengaja. (2) belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. (3)

hasil belajar ditandai dengan tingkah laku.


Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pembelajaran lebih

menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan

bagaimana cara mengorganisasikan materi pelajaran dan mengola pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru harus memahami hakikat materi

pelajaran yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan

kemampuan berfikir siswa.

b. Pengertian hasil pembelajaran

Tolak ukur tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar,

baik tercapai atau tidaknya sebuah tujuan pembelajran tesebut. Menujrut Sudjana

(2011:22) hasil pembelajaranialahkemampuan - kemampuan yang dimiliki siswa

setelah menerima pengalaman belajarnya. Susanto memaknai hasil belajar sebagai

perubahan - perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut aspek

kognitif, afektif, maupun psikomotor. Prinsipnya hasil pembelajar tersebut adalah

tolak ukur yang didapat ketika melaksanakan proses belajar.

Sudjana (2011:22) mengelompokkan tujuan pendidikan berdasarkan pada

tiga jenis ranah yang melekat pada diri peserta didik yaitu :

2.2.1.1 Ranah proses berpikir kognitif (cognitive)

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut aspe kognitif rendah dan

keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

2.2.1.2 Ranah nilai atau sikap afektif (affective)


Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi

2.2.1.3 Ranah keterampilan psikomotor (psycomotor)

Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotor yakni, a) gerakan

refleks, b) keterampilan gerak dasar, c) kemampuan, d) keharmonisan, e) gerakan

keterampilan, f) gerakan ekspresif dan interpretatif.

Hasil belajar berupa perubahan yang terjadi pada ranah kognitif,afektif dan

psikomotor. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara

ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang banyak dinilai oleh para guru disekolah

karena berkaitan dengan kempuan para siswa dalam menguasai isi bahan

pengajaran.

2.2.2 Terbimbingan

Menurut Nurhayati (2011:79) Terbimbing di sini artinya proses belajar mengajar

yang dibimbing berdasarkan petunjuk dan penjelasan dari guru. Terbimbingan

merupakan suatu pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan

atau kelompok agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal. Terbimbing

atau bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan dari pembimbing

kepada siswa agar siswa tersebut dapat memahami dirinya, menerima dirinya,

mewujudkan pengembangan kemampuan secara optimal sehingga dapat

menyesuaiakan diri dengan lingkungannya.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa terbimbing atau

bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan, tapi tidak semua bantuan
dapat dikategorikan sebagai bimbingan. Bimbingan bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan potensinya seoptimalmungkin.

2.2.3 Demonstrasi

Demonstrasi merupakan suatu gambaran, gerakan yang dilakukan oleh guru atau

siswa untuk memberikan contoh maupun gambaran gerakan - gerakan yang harus

diikuti oleh siswa dalam kegiatan belajar pendidikan jasmani. Oleh karenanya

demonstrasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar

pendidikan jasmani terutama bagi siswa dan bagi siswa yang baru belajar atau

yang belum mengenal bentuk gerakan yang harus dilakukannya.

Menurut Istarani (2014:58)Metode demonstrasiialahmetodemengajar

dengan cara memperagakan, kejadian, aturan atau urutan melakukan suatu

kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran

yang relepan dengan pokokbahasan yang sedang disajikan,

demonstrasiialahmetode pembelajaran yang digunakan untuk memperlihatkan

sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan

pelajaran.

Hardini dan Purpitasari (2012:27) berpendapat metode demonstrasi

ialahmetode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk meeperjelas suatau

pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses

pembentukan tertentu pada siswa. Roestiyah (2012:83) mendefinisikan metode

demonstrasi sebagai cara mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru

menunjukkan, memperlihatkan suatu proses.


Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, metode demonstrasi

merupakan cara mengajar dengan menunjukkan peragaan atau contoh. Metode

demonstrasi berfungsi untuk memperjelas suatu proses gambaran gerakan yang

diajarkan oleh guru.

2.3 Hakikat Siswa SMP


2.3.1 Pengertian Siswa SMP

Masa SMP adalah masa usia remaja. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari

tiga belas tahun sampai enam belas tahun atau tujuh belas tahun, dan akhir masa

remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai dengan 18 tahun, yaitu usia

matang secara hukum.Fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah

berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, dan fisik.

Anak usia sekolah menengah pertama (SMP) berada pada tahap perkembangan

pubertas (10-14 tahun). Terdapat sejumlah karakteristik yang menonjol pada anak

usia SMP. menurut Desmita, (2010:36-37):

1) Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.

2) Mulai timbul ciri-ciri seks sekunder.

3) Kecenderungan ambisi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan

bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan

bimbingan dan bantuan dari orangtua.

4) Senang membandingkan kaeedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan

kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.

5) Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.

6) Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang

sesuai dengan dunia sosial.


7) Kecenderungan minat dan pilihan karir relatif sudah lebih jelas.

2.3.2 Karakteristik Siswa SMP

Masa remaja seringkali dikenal dengan masa mencari jati diri. Ini terjadi

karena masa remaja merupakan peralihan antara kehidupan anak-anak dan masa

kehidupan orang dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya, remaja sudah bukan anak-

anak lagi melainkan sudah seperti orang dewasa, tetapi jika diperlakukan sebagai

orang dewasa, ternyata belum dapat menunjukkan sikap dewasa.

2.3.3 Kegelisahan

Remaja mempunyai banyak angan-angan dan keinginan yang hendak

diwujudkan di masa depan. Namun remaja belum memiliki banyak kemampuan

yang memadai untuk mewujudkan itu. Seringkali keinginan jauh lebih besar

dibandingkan dengan kemampuannya. Tarik-menarik antara angan- angan yang

tinggi dengan kemammpuan yang belum memadai mengakibatkan remaja diliputi

perasaan gelisah.

2.3.4 Keinginan Mencoba Segala Sesuatu

Didorong rasa ingin tahu yang tinggi, remaja cenderung ingin berpetualang,

menjelajah segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Selain itu, didorong

oleh keinginan seperti orang dewasa menyebabkan remaja ingin mencoba

melakukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa.

Dapat diambil kesimpulan bahwa usia remaja adalah masa saat terjadinya

perubahan - perubahan yang cepat termasuk perubahan fundamental dalam asfek

kognitif, masa siswa SMP juga disebut sebagai masa remaja awal yang berkisar

antara usia 12 - 17 tahun, dimana terjadi perubahan yang menonjol dari segi
fisiknya dimana mulai timbul ciri seks sekunder, dan juga keadaan emosi yang

masih labil, sehingga diperlukan perhatian yang lebih dari orangtua maupun guru.

2.4 Kerangka Berpikir

Dengan memperhatikan uraian dalam tinjauan pustaka, dapat ditarik kerangka

pemikiran secara skematis sebagai berikut.

Kondisi
Awal Guru kurang kreatif
a. Siswa kurang minat dalam
dan inovatif dalam
mengikuti pembelajaran
proses pembelajaran
tenis meja
penjaskes
b. Kurang efektif dalam
memilih metode
Tindakan
Menerapkan Metode pembelajaran
Pembelajaran Siklus I : guru dan peneliti

Terbimbing dan menyusun bentuk metode

Demonstrasi pengajaran yang bertujuan


untuk meningkatkan hasil
belajar tenis meja siswa.
Siklus II : upaya perbaikan
Kondisi Melalui penerapan Metode dari siklus I sehingga
Akhir Pembelajaran Terbimbing meningkatkan kemampuan
dan Demonstrasi dapat keterampilan teknik dasar
meningkatkan keterampilan permainan tenis meja
siswa dalam mengikuti melalui pembelajaran
proses pembelajaran terbimbing dan demonstrasi
pendidikan jasmani dan
kesehatan

Gambar 2.1.9 : Skema Kerangka berpikir


2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Agar

penelitian ini lebih terarah dan fokus pada satu tujuan, peneliti menyimpulkan

pertanyaan yang akan di teliti :

Bagaimanakah hasil belajar tenis meja dapat ditingkatkan melalui metode

pembelajarann terbimbing dan demonstrasi pada siswa kelas VII.UPT SMP

Negeri 7 SatapSeko.
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialahpenelitian tindakan

kelas (PTK). Dengan penelitian tindakan kelas peneliti dapat mencermati suatu

objek dalam hal ini adalah siswa, menggunakan pendekatan atau melalui

metodepembelajaran terbimbing dan demonstrasi untuk meningkatkan hasil

belajar tenis meja. Melalui tindakan yang sengaja dilakukan yang bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar tenis meja dalam bentuk rangkaian siklus kegiatan.

Dengan demikian perkembangan dalam setiap kegiatan dapat terpantau dengan

baik.

3.2 TempatPenelitian

Penelitian ini akan dilakukan di UPT SMP Negeri 7 Satap Seko yang terletak di

Desa Embonatana Kec. SekoKabupatenLuwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan.

3.3 SubyekPenelitian

Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini ialah siswa kelas VII.UPT SMP

Negeri 7 Satap Seko yang berjumlah 28 orang dalam satu kelas yang terdiri dari

16 orang laki - laki dan 12 orang perempuan

3.4 Populasi Dan Sampel

3.4.1 Populasi

Adapun populasi dalam penelitian iniialahsiswa kelas VII.UPT SMP Negeri 7

SatapSeko. Maka populasi dalam penelitian ini berjumlah 28 orang siswa yang

terdiri dari satu kelas siswa / siswi UPT SMP Negeri 7 SatapSeko.
3.4.2 Sampel

Mengingat sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis

menetapkan semua populasi dijadikan sampel (sampel penuh)ialahsebanyak 28

orang siswa / siswi dalam satu kelas.

3.5 Data Dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian iniialahdata primer berupa data dari hasil

observasi langsung kegiatan pelaksanaan tindakan dan data sekunder yaitu berupa

nilai hasil belajar siswa. Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini

diperoleh dari kejadian - kejadian atau kegiatan - kegiatan yang dilakukan siswa

kelas VII.UPT SMP Negeri 7 Satap Seko,pada proses pembelajaran dan aktivitas

siswa selama kegiatan pembelajaran tenismeja.

3.6 Instrumen

Instrumen penelitian ialah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

menggumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dan

dengan arti yang lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah. Instrumen yang di gunakan adalahpengukuran kinerja psikomotorik,

afektif dan kognitif. Lembar observasi mengukur indikator - indikator pukulan

meliputi cara memegang bet, pukulan forehand, pukulan backhand dan servis,

sikap meliputi semangat, percaya diri dan disiplin, serta kognitif meliputi soal -

soal tentang pukulan tenis meja. Adapun lembaran penilaian instrumen sebagai

berikut :
3.6.1 Kompetensi Sikap Spiritual

1. Teknik Penilaian: Observasi

2. Bentuk Instrumen: Lembar Observasi

3. Kisi-Kisi

No Butir Nilai Indikator Penilaian


Sikap
Spritual
Ya Tidak
1. Tawakkal Siswa Semangat dalam mencoba suatu
gerakandalam permainan tenis meja

Siswa Tidak mudah putus asa padasaat


2. menemui kesulitan dalam belajar permainan
tenis meja.
4. Keseluruhan kegiatan penilaian dilakukan oleh peneliti dan guru olahraga

3.6.2 Kompetensi Pengetahuan

1. Teknik Penilaian: Tes tertulis


2. Bentuk Instrumen: Lembar Observasi
3. Kisi-Kisi
Kriteria Penskoran
No. Indikator Pengetahuan
1 2 3 Σ Ket

1. Menjelaskan cara memegang bet yang benar pada


permainan tenis meja
2. Menjelaskan cara melakukan teknik dasar servis
dalam permainan tenis meja
3. Menjelaskan cara melakukan teknik dasar
forehand
Kriteria Penskoran
No. Indikator Pengetahuan
1 2 3 Σ Ket

4. Menjelaskan cara melakukan teknik dasar


backhand
Jumlah Skor Maksimal = 12

4. Peneliti dan Guru Olahraga

3.6.3 Kompetensi Keterampilan

1. Teknik Penilaian: Observasi

2. Bentuk Instrumen: Lembar Observasi

3. Kisi-Kisi

Kriteria Penskoran
No. Indikator Keterampilan
1 2 3 Σ Ket

1. Mempraktikkan cara memegang bet yang benar

pada permainan tenis meja

2. Mempraktikkan cara melakukan teknik dasar servis

3. Mempraktikkan cara melakukan teknik dasar

forehand

4. Mempraktikkan cara melakukan teknik dasar

backhand

Jumlah Skor Maksimal = 12

3.7 Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan 3 (tiga)

metode pengumpulan data antara lain :


3.7.1 Observasi

Observasi ialah teknik yang dilakukan penulis untuk mengamati objek atau

tempat penelitian guna mendapatkan dan mencarai imformasi mengenai

upaya meningkatkan hasil belajar tenis meja melalui metode pembelajaran

terbimbing dan demonstrasi pada siswa kelas VII.UPT SMP Negeri 7 Satap

Seko

3.7.2 Penugasan

Siswa diberi tugas guna mengetahui hasil belajar Penjas pada permainan

tenis meja. Penugasan ini dilakukan setelah perlakuan diberikan kepada siswa

kelas VII.UPT SMP Negeri7 SatapSeko. Penugasan ini berupa permainan tenis

meja antarsiswa.

3.7.3 Dokumentasi

Untuk memperoleh data sekunder dilakukan dengan cara mempelajari

dokumen, literatur, foto ataupun buku. Dalam penelitian ini data - data sekunder

dikumpulkan untuk memperoleh daftar nama siswa kelas VII. serta data nilai hasil

belajar mata pelajaran Penjas permainan tenis meja prasiklus. Dan dokumen

berupa foto-foto aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran tenis meja

melalui metode pembelajaran terbimbing dan demonstrasi.

3.8 Analisis Data

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari hasil belajar siswa dianalisis

dengan menggunakan teknik analisis dengan menggunakan teknik analisis

deskriptif dan dengan menggunakan ketuntasan belajardan mean (rata-rata).


Dengan demikian nilai ketuntasan belajar siswa diperoleh melalui rumus sebagai

berikut :

Tes untuk kerja (Psikomotor) :

Jumla h skordiperole h
Nilai = x 100
Jumla h skormaksimal

Pengamatan sikap (Afektif) :

Jumla h skordiperole h
Nilai = ¿ ¿ x 100
Jumla h skormaksimal

Tes Siklus/embedded test (kognitif) :

Juml a h skordiperole h
Nilai = x 100
Jumla h skormaksimal

Nilai akhir yang diperoleh siswa :

Nilai tes psikomor + Nilai tes afektif + Nilai tes kognitif

Sumber :Kusmawati (2015:128-130)

3.9 Indikator Keberhasilan

Tolok ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran

pendidikan jasmani kelas VII.UPTSMP Negeri 7 Satap Seko ialah sebagai

berikut:

3.9.1 Apabila presentase ketuntasan belajar klasikal mencapai >80 % dengan nilai

KKM75.

3.9.2 Indikator pencapaian nilai rata-rata performance siswa dalam proses

pembelajaran minimal mencapai 80.


Kriteria penilaian kemampuan / keaktifan :

Kriteria Rentang Skor

Sangat Baik 85 – 100

Baik 75 – 84

Cukup 60 – 74

Kurang 0 – 59

Target ketercapaian kegiatan belajar mengajar tenis meja menggunakan

metode pembelajaran terbimbing dan demonstrasi pada siswa kelas VII.UPT

SMP Negeri 7 SatapSeko sebagai berikut :

Aspek yang diukur Presentase siswa yang Cara mengukur


ditargetkan
Ketuntasan belajar Jumlah siswa yang
klasikal tuntas belajar (nilai
80%
diatas atau sama
denganKKM 75
Keaktifan dan Jumlah skor aspek

kemampuan siswa yang diperoleh


80%
dalam mengikuti dibagi jumlah skor

pembelajaran tenis maksimal

meja (performance)
3.10 Desain Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus kegiatan yang masing-

masing siklus terdiri atas empat rangkaian kegiatan utama, yaitu : 1) perencanaan

(planning), 2) tindakan (action), 3) pengamatan (observasi), dan 4) refleksi

(reflection) yang dapat digambarkan skema sebagai berikut :

Perencanaan

Repleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan

Perencanaan

Replek SIKLUS II Pelaksanaan


si
Pengamatan

Gambar 3.1.1Siklus PTK


Sumber : SuharsimiArikunto (2019:42)
Dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan peneliti

terkait dengan upaya meningkatkan hasil belajar tenis meja melalui metode

pembelajaran terbimbing dan demonstrasi pada siswa kelas VII.UPT SMP

Negeri 7 Satap Sekoyang terdiri dari dua siklus dengan kegiatan sebagai

berikut:

3.10.1 Siklus I

a. Tahap Perencanaan(Planning)
1) Mengidentifikasimasalah

2) Menganalisa dan merumuskanmasalah

3) Merancang motode pembelajaran

4) Mendiskusikan penerapan motode pembelajaran

5) Menyusun RPP

6) Menyiapkan alatpembelajaran

7) Menyusun kelompok

8) Merencanakan tugas pembelajaran

b. Tahap Tindakan(Action)

1) Melaksanakan langkah - langkah sesuai perencanaan

2) Menerapkan motodepembelajaran denganbimbingan

3) Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan

sesuairencana.

4) Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan

yangdilakukan.

5) Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat

melakukan tahaptindakan.

c. Tahap Pengamatan(Observasi)

Tahap pengamatan atau observasi ini dilakukan bersamaan dengan

kegiatan pembelajaran terutama aktivitas siswa dalam bermain tenis meja

dengan melakukan observasi, meliputi :

1) Cara siswa memegangbat

2) Posisi tangan dalam melakukan pukulanfurehand


3) Posisi tangan dalam melakukan pukulanbackhand

4) Cara siswa melakukanservis

d. Tahap Refleksi(Reflection)

Hasil pengamatan dibahas bersama gurukolaborasiperlupenambahan

metode lagi atau penambahan pembelajaran

3.10.2 Siklus II

a. Tahap Perencanaan(Planning)

1) Pengevaluasian hasil dari refleksi, mendiskusikan dan mencari

upayaperbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya.

2) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saatpembelajaran

3) Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklusI

b. Tahap Tindakan(Action)

2.3.4.1 Melakukan analisis pemecahanmasalah

2.3.4.2 Melaksanakan tindakan pembelajaran yang kedua dengan memaksimalkan

melalui metode pembelajaran terbimbing dan demonstrasi.

c. Tahap Pengamatan(Observasi)

1)Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran tenis meja

dengan bimbinganguru.

2) Mencatat perubahan yang terjadi dan mendiskusikan masalah yang dihadapi

melalui perubahan:

1. Cara siswa memegangbat

2. Posisi tangan dalam melakukan pukulanfurehand

3. Posisi tangan dalam melakukan pukulanbackhand


4. Cara siswa melakukanservis.

Dari hasil perubahan tersebut didiskusikan masalah - masalah yang

muncul dalam tindakan.

d. Tahap Refleksi(Reflection)

1) Merefleksikan proses pembelajaran yangdilakukan

2) Merefleksikan hasil dari permainan tenis meja yang dilakukansiswa.

3) Menganalisa temuan dan hasil akhirpenelitian

4) Menyusunrekomendasi

Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II hasil yang diharapkanialah :

1) Siswa kelas VII.UPT SMP Negeri 7 Satapsekomemiliki kemampuan

bermain tenis meja dengan baik danbenar.

2) Guru memiliki kemampuan merancang dan menerapkan metode-metode

pembelajaran untuk permainan tenismeja.

3) Keberhasilan dalam mata pelajaran penjas pada umumnya dan bermain tenis

meja pada khususnya yang ditandai dengan meningkatnya hasil belajar siswa

atau ketuntasan belajarsiswa.


BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Pra Tindakan

Pratindakan dilakukan dengan bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa

sebelum dilakukan tindakan dengan melakukan survei hasil belajar siswa dalam

pembelajaran tenis meja. Hasil belajar dari survei awal menunjukkan, siswa yang

mendapat nilai di bawah KKM (75) sebanyak 16 siswa atau sebesar 57,14% yang

berarti lebih dari 50% siswa belum tuntas belajar. Dan yang tuntas belajar 12

siswa berarti siswa yang tuntas belajar sebesar 42,86%. Belum tercapainya

ketuntasan belajar tersebut disebabkan karena : 1) kurang antusiasnya siswa dalam

mengikuti olahraga tenis meja, 2) kurangnya bimbingan guru dalam pembelajaran

tenis meja, dan 3) kurang dalam mendemonstrasikan dan memberikan contoh

gerakan dalam permainan tenis meja.

Berikut Tabel dan Diagram Pra Tindakan


Tabel 4.1 Pratindakan
Kategori Frekuensi Presentase (%)

Tuntas 12 42,86%

Tidak Tuntas 16 57,14%

Jumlah 28 100%
Persentase Pratindakan
60
40
57.14
20 42.86
0
Tuntas Tidak Tuntas

Gambar : 4.1 Diagram Pratindakan


Dari hasil tabel dan diagram survei tersebut, maka perlu diadakan tindakan

untuk meningkatkan hasil belajarmateri tenis meja pada siswa kelas VII UPT

SMP Negeri 7 Satap Seko. Melaluimetode pembelajaran terbimbing dan

demonstrasi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam permainan tenis meja.

Penelitian tersebut akan dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus untuk setiap siklusnya

dilakukan satu kali pertemuan, dan setiap pertemuan terdiri dari 4 tahapan yaitu

(1) perencanaa (2) pelaksanaan tindakan (3) observasi (4)refleksi

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1 Siklus I

Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran materi tenis

meja siswa kelas VII.UPT SMP Negeri 7 Satap Seko. Metode pembelajaran

yangdiberikan pada siklus 1 adalah melalui metode pembelajaran terbimbing dan

demonstrasi dalam hal ini guru membantu siswa dalam melakukan gerakan-

gerakanyang benardalambermain tenismeja. Adapun alokasiwaktu

pelaksanaantindakansetiap pertemuan ialah 3x45menit.

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Kegiatan perencanaan siklus 1 diawali dengan melakukan konsultasi.

Kegiatan konsultasi dilakukan dengan Guru Penjasyang menjadi mitra kolaborasi


dalam penelitian tindakan ini.Kegiatan konsultasi mencakup penentuan waktu

tindakan, kelas yang akan diberikan tindakan serta perencanaan tindakan yaitu

materi pembelajaran dan sarana yang akandigunakan.

Dari hasil konsultasi disepakati bahwa pelaksanaan tindakan siklus I

dilakukan pada hari rabu 9 September 2020. Adapun yang diberi tindakan sesuai

konsultasi adalah siswa kelas VII.UPT SMP Negeri 7 Satap Seko. Sedangkan

penentuan materi pembelajaran yang akan diberikan dan sumber yang digunakan

adalah buku referensidan buku penunjang olahraga untuk kelas VII.Adapun

metode pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran tenis meja sesuai

hasil diskusi dengan kolaborator yaitu metode pembelajaranterbimbing dan

demonstrasi.

Kegiatan perencanaan siklus I diakhiri dengan penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat rangkaian perencanaan

pembelajaran yang akan dilakukan pada siklusI. Tahap terakhir pada kegiatan

perencanaan pembelajaran tennis meja adalah mempersiapkan sarana dan

prasarana, antara lain : lapangan tennis meja, bat, net, dan bola tennis meja dan

peluit.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat,

pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan satu kali pertemuan dengan waktu

3x35menit. Pembelajaran dilakukan oleh peneliti selaku guru PenjasdiUPT SMP

Negeri 7 Satap Seko,dan guru kolaborasi, sekaligus sebagai pelaksana observasi

terhadap proses pembelajaran, yang terbagi dalam 3 (tiga) kegiatan.


1) KegiatanAwal

(a) Peneliti menyiapkan alat sebagai sarana yang akan digunakan dalam

pembelajaran 15 menit sebelum pelajarandimulai.

(b) Peneliti mempersiapkan beberapa pertanyaan untuk mengelaborasi

respeksiswa.

(c) Peneliti membariskan siswa 2bersaf

(d) Peneliti memimpin do’a sebelum belajar, dilanjutkan dengan absensi, pada

siklus I siswa hadir100%

(e) Peneliti membuka pertemuan dengan mengucapkan selamat pagi, dan

memberi motivasi siswa agar bersemangat dalam mengikuti

prosespembelajaran.

(f) Peneliti melakukan apersepsi dengan memberikan penjelasan tujuan

pembelajaran.

(g) Peneliti dan siswa melakukan pemanasan selama kurang lebih 15 menit.

Guru peneliti memberi pemanasan dengan lari mengelilingi lapangan

sekolah duakali.

(h) Melakukan peregangan pada leher : siswa berdiri tegak, kedua kaki dibuka

selebar bahu dan tangan kanan menarik kepala kearah kanan, tangan kiri

rileks disamping badan dilakukanbergantian.

(i) Peregangan sendi pergelangan lengan:siswa berdiri tegak, kedua kaki dibuka

selebar bahu dan kedua jari-jari tangan terbuka, satunya kedua tangan, putar

kedua jari-jari tangan, dorong ke depan dan ke atas. Dan posisi awal berdiri

tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu dan kedua tangan lurus ke depan,
pergelangan rileks, putar kedua pergelangan kearah terbuka dan putar

kearah dalam.

(j) Peregangan sendi pergelangan kaki dengan posisi awal berdiri dengan salah

satu kaki di depan selebar bahu dan kedua tangan dipinggang, selanjutnya

luruskan pergelangan kaki belakang, tekuk kaki depan sehingga gerakan

tubuh ke bawah, lakukanbergantian

(k) Siswa melakukan kegiatan pemanasan dengan disiplin, tertib, jujur dan

bersungguh-sungguh.

2) Kegiataninti

Kegiatan inti dalam pembelajaran olahraga permainan tenis meja meliputi :

(a) Peneliti memberikan penjelasan singkat pembelajaran tennismeja.

(b) Guru peneliti menjelaskan dan membimbing siswa cara-cara memegang bat

dan memukulbola.

(c) Siswa berlatih memegang bat dibimbing oleh guru, dengan cara sebagai

berikut:

1) Pegangan bersalaman (shakehand grip) yaitu cara memegang bat

sepertibersalaman.

2) Pegangan tangkai bolpen (penhold grip) yaitu cara memegang bet seperti

memegang tangkai pena atau polpen.

(d) Guru peneliti menjelaskan cara melakukan pukulan forehand dan

backhand,dan membimbing siswa belajar dengandemonstrasi.

1) Pukulan forehand sebagai berikut:


a) Sikap awal berdiri menyamping disudut kiri atau ditengah apabila tangan

memegang bet.

b) Posisi bet disamping badan sebelah kanan dengan sudut 900darilantai.

c) Mengayunkan bet seperti memberi hormat dan berakhir di atas dahi

sebelahkiri.

2) Pukulan backhand, sebagai berikut:

a) Sikap awal berdiri dengan posisi kaki kiri di depan agak serongkiri.

b) Tangan kanan yang memegang bet posisikan bet di depan pinggir sebelah

kiri 900darilantai.

c) Ayunkan bet dari lengan bawah ke atas depan seperti gerakan

melemparpiring.

d) Memukul bola pada saat pantulantertinggi.

(e) Guru peneliti menjelaskan pukulan kombinasi (forehand

danbackhand,danmemberikan bimbinganpembelajarankepadasiswa.

(f) Siswa mendemonstrasikan pukulan kombinasi, sebagai berikut:

1) Siswa mamantul-mantulkan bola dengan bet di udara mulai dari rendah,

sedang sampai bola tinggi pada posisi forehand dan backhand.

(g) Guru menjelaskan dan dilanjutkan dengan memberikan bimbingan dengan

belajarcara melakukanservis.

(h) Siswa mendemonstrasikan dengan belajar servis, dengan cara:

1) Siswa memegang bet dengan tangan kanan, bola diletakkan di telapak

tangan kiri dengan jari rapatterbuka.


2) Siswa mengayunkan tangan kiri ke atas sehingga bola terlempar lurus

keatas.

3) Siswa memukulkan bola ke atas meja karena pantulan bola pertama harus

mengenai permukaan meja sendiri melewati net, kemudian mengenai

permukaan mejalawan.

3) KegiatanAkhir

a) Diawali dengan peneliti membariskansiswa.

b) Peneliti dan siswa melakukan pendinginan, dilanjutkan dengan memberikan

evaluasi tenis meja yang dilakukan siswa untuk mendapatkan nilai hasil

belajar, serta memuji siswa yang telah melakukan pukulan yang baik

danbenar.

c) Guru peneliti memberikan informasi pada siswa tentang status belajar tenis

meja dan pencapaian tujuan pembelajaranpada siklus I. Dilanjutkan dengan

berdo’a dan barisandibubarkan.

c. Observasi Tindakan SiklusI

Observasi dan interprestasi dilakukan selama tindakan siklus I berlangsung.

Observasi pada siklus I diperoleh hasil : siswa terlihat aktif dalam mengikuti

proses pembelajaran sehingga siswa dapat mengikutipembelajaran dengan baik

dan tertib, sebagian besar siswa sebelum pembelajaran dimulai terlihat antusias

untuk mengikuti pembelajaran tenis meja melalui metode pembelajaran

terbimbing dan demonstrasi. Siswa mampu melakukan permainan tenis meja

dengan arahan dan bimbingan guru dan dapat mendemonstrasikan kegiatan

dengan baik dan benar.


Adapun interpretasi pelaksanaan tindakan siklus I, yaitu : 1) Peneliti dan

kolaborasi memberikan tugas kepada siswa untuk demonstrasi cara bermain tenis

meja pada akhir siklus I sebagai bahan acuan dalam membandingkan hasil

penugasan pada siklus berikutnya,2) Peneliti dan kolaborasi menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai pedoman atau acuan dalam proses

pelaksanaan pembelajaran, 3) Peneliti mengamati permainan tenis meja, setelah

dilakukan pembelajaran terbimbing dan demonstrasi pada siswa kelas VII.UPT

SMP Negeri 7 Satap Seko, ada siklus I untuk membantu siswa dalam bermain

tenis meja dengan baik danbenar.

Proses pembelajaran tindakan siklus I berakhir, peneliti mengadakan

evaluasi akhir siklus I bersama kolaborasi. Penilaian dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi siswa. Pengisian lembar penilaian observasi

dilakukan oleh peneliti berdasarkan pengamatan pembelajaran di lapangan, serta

metode yang digunakan selama berlangsungnya pembelajaran. Penilaian

dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswakelasVII UPT SMP

Negeri 7 Satap Seko, dalam pembelajaran penjastenis meja dengan menggunakan

metode pembelajaranterbimbing dandemonstrasi.

Berikut disajikan data hasil belajar siswa pada permainan tenis meja

melalui metode pembelajaran terbimbing dan demonstrasi padasiswa kelas

VII.UPT SMP Negeri 7 Satap Seko.

4.2.2HasilBelajar

a) Hasil UnjukKerja
Hasil unjuk kerja siklus I merupakan data awal diterapkannya pembelajaran tenis

meja dengan menggunakan metode pembelajaran terbimbing dan demonstrasi,

meliputi penilaian performan siswa, di lapangan.

Nilai performan diambil pada waktu siswa mendemonstrasikan bermain

tenis meja, cara memegang bet dan cara melakukan pukulan, dan servis. Dalam

melakukan permainan tenis meja tersebut siswa diharapkan mampu melakukan

pukulan bola dan servis dengan benar. Penilaian ini merupakan penilaian

kemampuan siswa bermain tenis meja dengan benar. Secara umum, hasil belajar

siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

Siklus ITabel 4.2 Ketuntasan belajar siswa

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Tuntas 18 64,29 %

Tidak Tuntas 10 35,71 %

Jumlah 28 100 %

Sumber : data yang diolah

Data pada tabl 4.2 menunjukkan bahwa hasil ketuntasan belajar siswa pada

mata pelajaran pendidikan jasmani materi tenis meja dengan menggunakan

metode pembelajaranterbimbing dan demonstrasi pada siklus I ada 18 siswa tuntas

belajar dengan persentase 64,29%. Nilai hasil belajar siswa pada siklus I memiliki

rata-rata 74,29 dalam kategori cukup yang diperoleh dari jumlah nilai dibagi

jumlah siswa. Berikut digram ketuntasan belajar siklus I


persentase ketuntasan belajar

60

40
64.29
20 35.71
0
Tuntas Tidak Tuntas

Gambar : 4.2 Diagram ketuntasan belajar siklus I

Ketuntasan belajar diperoleh dari jumlah nilai seluruh aspek telah memenuhi nilai

KKM 75 jika nilai siswa dibawah KKM maka siswa dinyatakan tidak tuntas

belajar, dan jika sama dengan nilai KKM maka siswa tersebut dinyatakan tuntas

belajar. Jumlah nilai rata-rata siswa diperoleh dari jumlah nilai klasikal dibagi

jumlah siswa.

f) Hasil Belajar Non Tes

Hasil Observasi

Pada penilaian observasi ini meliputi penilaian praktek yaitu teknik dasar

permainan tenis meja yang meliputi : cara memegang bet, pukulan dan servis.

Penilaian sikap siswa antara lain : disiplin, tanggung jawab dan keberanian.

Penilaian pengetahuan yaitu : pemahaman konsep tentang sejarah dan sarana yang

digunakandalam permainan tenis meja. Hasil skor performan dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4.3 Performan siswa dalam pembelajaran tenis meja


Siklus I

Performance Jumlah Nilai Rata-Rata Nilai

Psikomotorik 1133.33 40,48


Afektif 493,33 17,62

Kognitif 453.33 16,19

Jumlah 2080 74,29

Sumber : data yang diolah

Data tabel 4.2 diatas dapat diketahui kemampuan 28 siswa pada performance

psikomotorik dengan skor klasikal 40,48 dan afektif 17,62 sedangkan skor

kognitif 16,19.

Berikut disajikan diagram performance siswa kelas VII UPT SMP Negeri

7 Satap Seko. Dalam pembelajaran tenis meja melalui metode pembelajaran

terbimbing dan demonstrasi.

50 Rata-Rata Skor
40
30
20 40.48
10 17.62 16.19
0
Psikomotorik Afektif Kognitif

Gambar : 4.3 Diagram performance siswa siklus I


Dari performan siklus I diketahui rata-rata nilai hasil observasi yang dilakukan

peneliti untuk psikomotorik, afektif dan kognitif sebesar 74,29 dengan kategori

cukup. Skor rata-rata diperoleh dari jumlah skor performan dibagi tiga

aspek.Namun masih perlu dilakukan penelitian terhadap materi tenis meja melalui

metode pembelajaran terbimbing dan demonstrasi untuk lebih meningkatkan

kemampuan siswa kelas VII.Karena metode pembelajaran penjas untuk tenis meja
melalui pembelajaran terbimbing dan demonstrasi pada siklus I belum

dilaksanakan secara optimal, karena masih ada siswa yang belum cukup baik

dalam melakukan pukulan maupun servis.

g) Refleksi

Secara umum pembelajaran tenis meja melalui metode pembelajaran terbimbing

dan demonstrasi dapat diikuti siswa dengan baik, akan tetapi hasilnya masih

belum sesuai dengan yang diharapkan guru. Untuk meningkatkan kemampuan

siswa dalam permainan tenis meja, siswa diberi bimbingan dan arahan untuk

sering belajar tenis meja yang benar.

Aktivitas siswa berjalan dengan tertib begitu juga ketika siswa

mendemonstrasikan gerakan-gerakan tenis meja dengan bermain berpasangan,

siswa aktif dalam melakukan permainan tenis meja, walaupun ada beberapa siswa

yang belum bisa bermain tenis meja dengan benar.

Kesulitan yang dihadapi siswa selama pembelajaran pada silus I ini

berdasar pada hasil penilaian tenis meja pda penelitian ini, berdasarkan data tes

yang diperoleh pada siklus I skor rata-rata klasikal ialah 74,29 dalam kategori

cukup. Pencapaian rata-rata tersebut merupakan pencapaian rata-rata secara

klasikal bukan secara individu. Berdasarkan data ketuntasan belajar siswa masih

terdapat 35,71% siswa belum tuntas belajar yang berarti siswa yang tuntas belajar

belum mencapai target 80%.

Selanjutnya berdasarkan hasil non tes juga belum mencapai criteria yang

diharapkan, masih banyak kekurangan dan kesulitan yang dihadapi siswa.

Berdasarkan hasil observasi kekurangan yang menonjol ialah siswa kurang aktif
ketika bermain tenis meja. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pada siklus

ke II agar ada peningkatan, perubahan kearah yang lebih baik, sehingga

pembelajaran menjadi lebih efektif.

Hasil refleksi dari siklus I akan digunakan sebagai acuan menyusun

perencanaan penelitian siklus II, guru akan mengadakan perbaikan yang lebih

matang untuk siklus II. Perbaikan yang akan dilakukan guru peneliti pada siklus II

yaitu : pertama, guru lebih memberi motivasi agar siswa semangat pada

pembelajaran. Kedua dalam pembelajaran agar siswa lebih fokus pada teknik

pukulan forehand dan backhand.Ketiga pada saat demonstrasi bermain tenis meja

diharapkan setiap siswa secara aktif dan dapat melakukan sesuai arahan

guru.Melalui perbaikan aktivitas ini guru peneliti berharap siswa dapat

meningkatkan kemampuan bermain tenis meja, begitu juga dengan hasil praktek

siswa.

Berikut tabel dan diagram siklus I sebagai acuan untuk pelaksanaan


tindakan siklus II.
Tabel 4.4 siklus I Ketuntasan belajar siswa sebagai acuan untuk
pelaksanaan siklus ke II
Kategori Frekuensi Persentase (%)

Tuntas 18 64,29 %

Tidak Tuntas 10 35,71 %

Jumlah 28 100 %
Table 4.4 Performan siswa dalam pembelajaran tenis meja Siklus I
Performance Jumlah Nilai Rata-Rata Nilai

Psikomotorik 1133.33 40,48

Afektif 493,33 17,62

Kognitif 453.33 16,19

Jumlah 2080 74,29

50 Rata-Rata Skor
40
30
20 40.48
10 17.62 16.19
0
Psikomotorik Afektif Kognitif

Gambar 4.4 Diagram ketuntasan siklus I sebagai acuan ke siklus II


4.3 Siklus II

Hasil siklus I menunjukkan hasil belajar atau ketuntasan belajar pada

pembelajaran tenis meja pada siswa kelas VII UPT SMP Negeri 7 Satap Seko,

belum mencapai nilai rata-rata klasikal sesuai yang diharapkan yaitu 80%. Nilai

rata-rata klasikal siklus I sebesar 74,19 dengan kategori cukup. Untuk itu perlu

dilakukan tindakan siklus II, pembelajaran pada siklus II masih menggunakan

metode pembelajaran terbimbing dan demonstrasi tetapi dilakukan perubahan


untuk mengatasi permasalahan yang muncul pada siklus I. berikut hasil penilaian

performance untuk mendapatkan hasil belajar tenis meja pada siklus II.

Pelaksanaan pembelajaran siklus II terdiri dari 1 kali pertemuan, waktu

pelaksanaan 3x45 menit.

i. Perencanaan Tinndakan siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II diadakan selama 1 kali pertemuan padahari kamis

tanggal 1 Oktober 2020, materi pembelajaran yang akan diberikan dan metode

yang akan digunakan bersumber pada buku referensi dan buku pegangan. Metode

yang digunakan masih seperti pada siklus I yaitu metode pembelajaran terbimbing

dan demonstrasi.

Kegiatan perencanaan siklus II diakhiri dengan penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat rangkaian perencanaan

pembelajaran yang akan diterapkan pada siklus II. Tahap terakhir pada kegiatan

perencanaan pemebelajaran tenis meja ialah melakukan persiapan sarana yaitu

lapangan tenis meja, bet, net, peluit.

ii. Pelaksanaan Tindakan siklus II

Sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat, pelaksanaan

tindakan siklus II dilaksanakan selama 1 kali pertemuan, waktu pelaksanaan yang

telah ditentukan ialah 3x45 menit. Pembelajaran dilakukan oleh peneliti selaku

guru penjas di UPT SMP Negeri 7 Satap Seko beserta guru kolaborasi sekaligus

melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran.

1.KegiatanAwal
a) Peneliti menyiapkan alat sebagai sarana yang akan digunakan dalam

pembelajaran 15 menit sebelum pelajarandimulai.

b) Peneliti mempersiapkan beberapa pertanyaan untuk mengelaborasi

respeksiswa.

c) Peneliti membariskan siswa 2bersaf.

d) Peneliti memimpin do’a sebelum belajar, dilanjutkan dengan absensi, pada

siklus II siswa hadir100%.

e) Peneliti membuka pertemuan dengan mengucapkan selamat pagi,dan

memberi motivasi siswa agar bersemangat dalam mengikuti

prosespembelajaran.

f) Peneliti melakukan apersepsi dengan memberikan penjelasan tujuan

pembelajaran.

g) Peneliti dan siswa melakukan pemanasan selama kurang lebih 15 menit. Guru

peneliti memberi pemanasan dengan lari mengelilingi lapangan sekolah

duakali.

h) Melakukan peregangan pada leher : siswa berdiri tegak, kedua kaki dibuka

selebar bahu dan tangan kanan menarik kepala kearah kanan, tangan kiri

rileks disamping badan dilakukanbergantian.

i) Peregangan sendi pergelangan lengan:siswa berdiri tegak, kedua kaki dibuka

selebar bahu dan kedua jari-jari tangan terbuka, satunya kedua tangan, putar

kedua jari-jari tangan, dorong ke depan dan ke atas. Dan posisi awal berdiri

tegak, kedua kaki dibuka selebar bahu dan kedua tangan lurus ke depan,
pergelangan rileks, putar kedua pergelangan kearah terbuka dan putar kearah

dalam.

j) Peregangan sendi pergelangan kaki dengan posisi awal berdiri dengan salah

satu kaki di depan selebar bahu dan kedua tangan dipinggang, selanjutnya

luruskan pergelangan kaki belakang, tekuk kaki depan sehingga gerakan

tubuh ke bawah, lakukanbergantian.

k) Siswa melakukan kegiatan pemanasan dengan disiplin, tertib, jujur dan

bersungguh-sungguh.

5. Kegiataninti

Kegiatan inti dalam pembelajaran olahraga permainan tenis meja meliputi :

(a) Peneliti memberikan penjelasan singkat pembelajaran tennismeja.

(b) Guru peneliti menjelaskan dan membimbing siswa cara-cara memegang bat

dan memukulbola.

(c) Siswa berlatih memegang bat dibimbing oleh guru, dengan cara sebagai

berikut:

1) Pegangan bersalaman (shakehand grip) yaitu cara memegang bat

sepertibersalaman.

2) Pegangan tangkai bolpen (penhold gripyaitu cara memegang bet seperti

memegang tangkai pena atau polpen.

(d) Guru peneliti menjelaskan cara melakukan pukulan forehand dan

backhand,dan membimbing siswa belajar dengandemonstrasi.

1) Pukulan forehand sebagai berikut:


a) Sikap awal berdiri menyamping disudut kiri atau ditengah apabila

tangan memegang bet.

b) Posisi bet disamping badan sebelah kanan dengan sudut 900darilantai.

c) Mengayunkan bet seperti memberi hormat dan berakhir di atas dahi

sebelahkiri.

2) Pukulan backhand, sebagai berikut:

a) Sikap awal berdiri dengan posisi kaki kiri di depan agak serongkiri.

b) Tangan kanan yang memegang bet posisikan bet di depan pinggir

sebelah kiri 900darilantai.

c) Ayunkan bet dari lengan bawah ke atas depan seperti gerakan

melemparpiring.

d) Memukul bola pada saat pantulantertinggi.

e) Guru peneliti menjelaskan pukulan kombinasi (forehand

danbackhand,danmemberikan bimbinganpembelajarankepadasiswa.

f) Siswa mendemonstrasikan pukulan kombinasi, sebagai berikut:

1) Siswa mamantul-mantulkan bola dengan bet dilantai pada posisi forehand

dan backhand.

2) Siswa memantulkan bola dengan bet diudaramulai dari rendah sampai bola

tinggi pada posisi forehand dan backhand

3) Siswa membawa bola yang diletakkan diatas bet sambil berjalan kke

depan dengan jarak 5 meter.

6. KegiatanAkhir

a) Diawali dengan peneliti membariskansiswa.


b) Peneliti dan siswa melakukan pendinginan, dilanjutkan dengan memberikan

evaluasi tenis meja yang dilakukan siswa untuk mendapatkan nilai hasil

belajar, serta memuji siswa yang telah melakukan pukulan yang baik

danbenar.

c) Guru peneliti memberikan informasi pada siswa tentang status belajar tenis

meja dan pencapaian tujuan pembelajaranpada siklus I. Dilanjutkan dengan

berdo’a dan barisandibubarkan.

c. Observasi Siklus II

Pada siklus II diperoleh hasil,siswa terlihat aktif dalam melakukan pembelajaran

tenis meja. Observasi dilakukan selama tindakan siklus II berlangsung sehingga

siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan tertib. Sebagian besar

siswa sebelum pembelajaran dimulai sudah sangat antusias dalam mengikuti

pembelajaran tenis meja melalui metode pembelejaran terbimbing dan

demonstrasi. Siswa mampu menguasai kegiatan pembelajaran yang diterimanya

dan dapat melakukan gerakan-gerakan pukulan dan servis dengan baik dan

benar. Secara umum suasana lapangan menjadi ramai oleh aktivitas dan antusias

siswa, dengan mandiri siswa satu persatu melakukan demonstrasi tenis meja

dengan tertib dalam mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir pembelajaran.

Adapun pelaksanaan tindakan II yaitu. Satu hasil tes akhir berupa

demonstrasi permainan tenis meja pada siklus I sebagai bahan acuan dalam

membandingkan hasil tes awal dengan tes akhir pada siklus II. Keduapeneliti
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai pedoman atau

acuan dalam melaksanakan pembelajaran. Ketiga peneliti mengamati proses

pembelajaran tenis meja melalui metode pembelajaran terbimbing dan

demonstrasi pada siswa kelas VII UPT SMP Negeri 7 Satap Seko.

Pada proses pembelajaran tindakan siklus II peneliti sekaligus

mengadakan tes akhir siklus II bersama dengan kolaborator. Penilaian dilakukan

dengan menggunakan lembar observasi siswa. Pengisian lembar penilaian

observasi dilakukan oleh peneliti berdasarkan pengamatan pembelajaran di

lapangan, serta sarana yang digunakan selama berlangsungnya pembelajaran.

Penilaian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar

siswa kelas VII UPT SMP Negeri 7 Satap Seko. Berikut disajikan data hasil

pembelajaran siklus II kemampuan siswa bermain tenis meja.

4.3.1 Hasil Belajar

(a)Hasil unjuk kerja

Secaraa umum hasil unjuk kerja kemampuan belajar siswa dalam materi tenis

meja dapat dilihat pada tabel siklus II sebagai berikut :

Tabel 4.5Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

Kategori Frekuensi Persentase (%)

Tuntas 24 85,71 %

Tidak Tuntas 4 14,29 %

Jumlah 28 100 %

Sumber : data yang diolah


Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil ketuntasan belajaran siswa pada

mata pelajaran penjas materi tenis meja melalui metode pembelajaran terbimbing

dan demonstrasi pada siklus II ada 24 siswa yang tuntas belajar dengan persentase

85,71%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas ada 4 siswa dengan persentase

14,29%. Nilai hasil belajar siswa pada siklus II memiliki rata-rata 94,88 dalam

kategori sangat baik yang diperoleh dari jumlah nilai dibagi jumlah siswa. Berikut

diaagram ketuntasan belajar siswa pada siklus II.

Persentase Ketuntasan Belajar


100
80
60
40 85.71
20
14.29
0
Tuntas Tidak Tuntas

Gambar : 4.5 Diagram ketuntasan belajar siswa siklus II

Ketuntsan belajar diperoleh dari jumlah nilai seluruh aspek telah memenuhi nilai

KKM 75 jika nilai siswa di bawah KKM maka siswa dinyatakan tidak tuntas

belajar, dan jika telah sama dengan KKM maka siswa tersebut dinyatakan tuntas

belajar. Jumlah nilai rata-rata siswa diperoleh dari jumlah nilai klasikal dibagi

jumlah siswa.

(b)Hasil Belajar Non Tes

Pada penilaian observasi ini meliputi penilaian aspek yaitu teknik dasar tenis meja

yang meliputi : cara memegang bet, pukulan forehand dan backhand dan teknik

melakukan servis. Penilaian sikap siswa antara lain : keberanian, disiplin dan
tanggung jawab. Penilaian pengetahuan yaitu pemahaman tentang konsep sejarah

dan sarana yang digunakan dalam permainan tenis meja. Hasil skor performance

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.6 Performan Siswa Dalam Pembelajaran Tenis Meja


Siklus II
Performance Jumlah Nilai Rata-Rata Nilai

Psikomotorik 1325 47,32

Efektif 800 28,57

Kognitif 531,67 18,99

Jumlah 2656,67 94,88

Sumber : Data yang diolah

Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui kemampuan 28 siswa pada performan

psikomotorik dengan rata-rata skor klasikal 47,32, efektif 28,57 dan kognitif

18,99. Sedangkan jumlah rata-rata skor akhir untuk performan siswa dari ketiga

aspek tersebut ialah dengan rata-rata skor performance siswa sebesar 94,88 dan

dikategorikan sngat baik. Cara penilaian performance sama seperti pada siklus I

yaitu dengan menjumlahkan hasil rata-rata skor ketiga aspek performan dibagi

tiga.

Berikut disajikan diagram performan siswa kelas VII UPT SMP Negeri 7

Stap seko. Dalam pembelajaran pejas materi tenis meja melalui metode

pembelajaran terbimbing dan demonstrasi.


Skor Performance
50
40
30
47.32
20
28.57
10 18.99
0
Psikomotorik Efektif Kognitif
Gambar : 4.6 Diagram performan siswa siklus II
Dari performan siklus II diketahui rata-rata nilai hasil observasi yang dilakukan

peneliti untuk psikomotorik, efektif, dan kognitif sebesar 94,88 dengan kategori

sangat baik. Skor rata-rata diperoleh dari jumlah skor performan dibagi tiga aspek,

namun demikian masih perlu dilakukan belajaran lebih lanjut pada waktu jam

pelajaran penjas untuk lebih meningkatkan kemampuan siswa kelas VII.

Karena pembelajaran penjas materi tenis meja melalui metode

pembelajaran terbimbing dan demosntrasi pada siklus II sudah dapat dilaksanakan

secara optimal dan nilai rata-rata performan siswa dalam kategori sangat baik dan

telah memenuhi target pencapaian yaitu 80%.

c)Refleksi

Secara umum pembelajaran tenis meja melalui metode pembelajaran terbimbing

dan demonstrasi dapat diikuti siswa dengan baik, dan hasilnya telah sesuai dengan

yang diharapkan guru.Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan

permainan tenis meja, siswa diberi bimbingan dan arahan untuk belajar

melakukan gerakan pukulan yang benar.Aktivitas ini bertujuan untuk agar siswa

lebih terfokus pada pembelajaran.


Aktivitas siswa berjalan dengan tertib, begitu juga ketika siswa melakukan

demosntarsi bermain tenis meja.Siswa aktif dan berkonsentrsi dalam melakukan

permainan tenis meja.

Pada siklus II kesulitan yang terjadi pada siklus I tidak terulang, dimana

semua siswa dapat memahami materi dan menerapkannya dalam praktek, sesuai

dengan arahan guru sehingga siswa dapat melakukan dalam praktek walaupum

masih ada siswa yang belum tuntas belajar. Nilai rata-rata klasikal pada siklus II

sebesar 94,88 dalam kategori sangat baik merupakan nilai maksimal yang

diperoleh siswa.

Selanjutnya berdasarkan hasil non tes siswa sudah berpartisipasi aktif

dalam pembelajaran tenis meja, siswa memperhatikan penjelasan guru maupun

demonstraasi pada permainan tenis meja yang dilakukan siswa lain. Skor rata-rata

performan pada siklus II sebesar 94,88 yang menunjukkan pencapaian lebih dari

target sebesar 80. Hasil refleksi dari data tes maupun non tes siklus II telah

meunjukkan pencapaian lebih dari yang ditargetkan yaitu siswa yang tuntas

belajar sebesar 85,71% dan telah melebihi target penilaian sebesar 80%. Oleh

sebab itu tidak diperlukan lagi adanya siklus lanjutan.

4.3.2 Antar Siklus

Pencapaian ketuntasan belajar dari kedua siklus dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut :

Tabel 4.6Capaian Ketuntasan Belajar


Antar Siklus
No. Kategori Capaian Ketuntasan (%)

Siklus I Siklus II
1. Tuntas 64,29% 85,71%

2. Tidak Tuntas 35,71% 14,29%

Jumlah 100% 100%

Sumber : Data yang diolah

Data dilihat dalam tabel 4.7 ketuntaan belajar siswa pada sisklus I siswa yang

tuntas 64,29% sedangkan tidak tuntas sebesar 35,71%. Pada siklus II siswa yang

tuntas belajar sebesar 85,71% sedangkan yang tidak tuntas mengalami penurunan

hingga sebesar 14,29%. Adanya peningkatan ketuntasan belajar sebesar 21,42%,

target ketuntasan belajar siswa yang ditentukan oleh peneliti 80% dapat tercapai.

Dengan demikian ada peningkatan yang siknifikan terhadap keaktifan siswa

dalam pembelajaran tenis meja sesuai dengan metode pembelajaran yang

diberikan guru peneliti. Berikut diagram peningkatan ketuntasan belajar penjas

materi tenis meja melalui metode pembelajaran terbimbing dan demonstrasi pada

siswa.

90 85.71
80
70 64.29
60 Tuntas
50 Tidak Tuntas
40 35.71
30
20 14.29
10
0
Siklus I Siklus II

Gambar : 4.7 Diagram capaian ketuntasan belajar Siklus I dan II


Bedasarkan hasil non tes yaitu melalui observasi pada siklus I dapat disimpulkan

bahwa respon siswa dalam menggikuti pembelajaran tenis meja.Hasil observasi

siklus I menunjukkan bahwa masih ada siswa yang kurang memperhatikan

penjelasan guru cenderung bermain sendiri, dan beberapa siswa masih ada yang

kurang benar melakukan pukulan bola tenis meja.Berdasarkan hasil tes dan non

tes pada siklus I yang kurang memuaskan, serta melihat masalah yang muncul

pada pelaksanaan siklus I, guru peneliti melakukan perbaikan perencanaan unruk

pembelajaran pada siklus II.Kesulitan yang muncul pada siklus I secara bertahap

dapat diatasi sehingga siswa memperoleh hasil yang baik. Berikut tabel dan

diagram untuk capaian rata-rata klasikal pada siklus I dan siklus II.

Tabel 4.8Capaian Rata-Rata Performance Siswa


Antar Siklus
No. Kategori Capaian Kategori (%)

Siklus I Siklus II

1. Psikomotorik 40,48 47,32

2. Efektif 17,62 28,57

3. Kognitif 16,19 18,99

Rata-Rata 74,29 94,88

Sumber : Data yang diolah


Rata-Rata Nilai Performance

100
80
60
94.88
40 74.29
20
0
Siklus I Siklus II

Gambar 4.7 Capaian rata-rata skor performan siswa antar siklus

Dari tabel dan diagram antar siklus diatas dapat diketahui adanya perubahan

peningkatan kemampuan siswa dalam psikomotorik, efektif dan kognitif. Diagram

menunjukkan besarnya peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran

materi tenis meja sebesar 20,59 dari siklus I rata-rata skor 74,29 dengan kategori

cukup pada siklus II menjadi 94,88 dengan kategori sangat baik dengan demikian

tujuan pembelajaran telah tercapai melebihi target sebesar 80, karena telah

memenuhi target skor maka penelitian tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

4.3.3 Pembehasan

Dari hasil deskripsi antar siklus dapat diketahui adanya perubahan yang baik

dalam ketuntasan hasil belajar siswa, hal tersebut sesuia dengan perubahan dan

peningkatan baik pengetahuannya bertambah maupun keterampilannya meningkat

dibandingkan sebelum siswa mengikuti proses bejara.

Berdasarkan hasil observasi siklus I dan II diatas, dapat disimpulkan bahwa

siswa merasa senang terhadap pembelajaran tenis meja melalui metode

pembelajaran terbimbing dan demonstrasi.


Berdasarkan pengamatan guru pada siklus I keaktifan dan respon siswa

cukup baik akan tetapi pada demonstrasi dimana siswa diminta untuk bermain

tenis meja, sesungguhnya menurun karena masih menemui beberapa kesulitan

dalam melakukan cara memukul siswa merasa canggung. Hal tersebut

menyebabkan kurang maksimalnya pembelajaran.

Selanjutnya pada siklus ke II keaktifan dan respon siswa selama

pembelajaran menunjukkan perubahan yang baik. Mulai dari aktivitas awal

pelaksanaan pembelajaran terbimbing dilapangan sampai siswa

mendemonstrasikan kemampuan bermain tenis meja sesuai yang diharapkan guru,

Berdasarkan hasil deskripsi diatas sarana yang dapat diberikan ialah

sebaiknya pada pembelajaran penjas guru melakukan pembelajaran terbimbing

dan demonstrasikan, agar siswa tidak melakukan kesalahan dan terbiasa dengan

sarana yang harus digunakan. Misalnya cara memegang bet, cara memukul baik

pukulan forehand dan backhand.

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian siklus I dan siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa

penggunaan metode pembelajaran terbimbing dan demonstrasi pada pembelajaran

penjas materi tenis meja untuk siswa kelas VII.UPT SMP Negeri 7 Satap seko

Kec. Seko Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan. Dapat menigkatkan

antusias siswa dan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan, karena siswa


merasa diberi bimbingan dan arahan setiap tahap pembelajaran, sehingga aktivitas

siswa dalam mengikuti pembelajaran tenis meja menjadi lebih baik.

Hal tersebut berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa, peningkatan

hasil belajar siswa terjadi pada siklus I setelah diterapkannya metode

pembelajaran terbimbing dan demonstrasi kedalam pembelajaran tenis meja pada

siswa. Peningkatan ketuntasan belajar siswa dengan jumlah siswa tuntas pada

siklus I ada 18 siswa (64,29) pada siklus II menjadi 24 siswa (85,71) dari jumlah

total siswa 28 pada proses pembelajaran tenis meja melalui metode pembelajaran

terbimbing dan demonstrasi, sehingga terjadi peningkatan ketuntasan belajar dari

siklus I dansiklus II sebesar 21,42%. Kemampuan siswa untuk aspek

psikomotorik, afektif, kognitif juga mengalami peningkatan sebesar 20,59%

darisiklus I capaian skor rata – rata kemampuan siswa 74,29 dan pada siklus II

jumlah skor meningkat menjadi 94,88.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan simpulan hasil penelitian sebagai

berikut,

1) Bagi Guru

Untuk mengembangkan kemampuan siswa bermain tenis meja dapat diterapkan

metode pembelajaran terbimbing dan demonstrasi.

2) Bagisiswa
Untuk mempermuda dan mendapatkan hasil belajar yang baik dalam

pembelajaran tenis meja dapat menerapkan metode pembelajaran terbimbing dan

demonstrasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2019. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Editor Suryani.


Cetakan 3. PT Bumi Aksara. Jakarta

Anurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Jakarta

Dahlan, Matius. Dkk. Juli 2014. Upaya Meningkatkan Forehand Stroke dan
Backhand Stroke Tenis Meja Melalui Koordinasi Mata – Tangan pada
Siswa Kelas VI SD Negeri Poring Tahun 2012/2013. Jurnal Pendidikan
Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi. Volume 1, No. 1, Hal. 50 – 54.
Dewi Permatasari,(2017). Buku Pintar Tenis Meja. Jakarta : Anugrah

Kusumawati, Mia. 2015. Penelitian Pendidikan PENJASORKES. Bandung : CV.


Alfabeta.

Mardiana dkk 2014. Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta : Universitas


Terbuka.

Nurhayati, Bimbingan Konseling dan Psikoterapi Inovatif, Yogyakarta : Pustaka


Pelajar 2011.

Roestiyah, 2012 Strategi Belajar Mengajar. Jakarta PT. Rineka Cipta

Rosdiana,2012 Perencanaan Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani dan


Kesehatan. Bandung : Alfabeta.

Sudjana, 2011 Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja


Rosdakarta

Sunarto, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta : Pusat


Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Tomoliyus. (2012). Pengembangan Instrumen Kemampuan Ketepatan Forehand,


Backhand Drive dalam PermainanTenis Meja.

Undang – undang Repoblik Indonesia Nomor. 3 Tahun 2005 Tentang sistem


Keolahragaan Nasional. 2007. Jakarta : Biro Humas dan Hukum
Kementerian Negara Pemudahan Olahraga Repoblik Indonesia.
LAMPIRAN 1
DAFTAR NILAI PRA TINDAKAN
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI MATERI TENIS
MEJA KELAS VII UPT SMP NEGERI 7 SATAP SEKO
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. Aswin 75 75 Tuntas
2. Ayu sri enda 75 75 Tuntas
3. Rosa 75 67 Tidak Tuntas
4. Klaudia nepi 75 75 Tuntas
5. Dey 75 75 Tuntas
6. Wenti marissa 75 50 Tidak Tuntas
7. Dian angga sari 75 50 Tidak Tuntas
8. Taufik adnan lada 75 67 Tidak Tuntas
9. Alfa erixon 75 75 Tuntas
10. Enjel despina 75 67 Tidak Tuntas
11. April jeisen 75 67 Tidak Tuntas
12. Yoga riswan 75 75 Tuntas
13. Ridwan 75 50 Tidak Tuntas
14. Yawan megi 75 58 Tidak Tuntas
15. Ahmad 75 75 Tuntas
16. Muh. Algifari 75 55 Tidak Tuntas
17. Egi wendi 75 75 Tuntas
18 Brian alfari 75 75 Tuntas
19 Fahmi 75 58 Tidak Tuntas
20 Rusty 75 67 Tidak Tuntas
21 Hikmah 75 58 Tidak Tuntas
22 Reski 75 75 Tuntas
23 Asti 75 50 Tidak Tuntas
24 Jeksi kurnia 75 58 Tidak Tuntas
25 Wahda via 75 75 Tuntas
26 Nahor 75 75 Tuntas
27 Siti Nurmala 75 58 Tidak Tuntas
28 Listra 75 50 Tidak Tuntas
Tuntas 42.86%
Tidak Tuntas 57.14%
Rata-Rata 64.92
Jumlah siswa 28
Sumber: Daftar nilai siswa kelas VII UPT SMP Negeri 7 satap seko
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
Nama Sekolah : UPT SMP Negeri 7 Satap Seko
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani
Kelas : VII
Alokasi Waktu : 2Pertemuan (6JP)

PERMAINAN TENIS MEJA

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan


kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


.1 Menghayati dan 1.1.b.1
Semangat dalam mencoba suatu
mengamalkan nilai-nilai gerakan.
agama yang di-anut dalam 1.1.b.2
Tidak mudah putus asa di saat
melakukan aktivitas menemui kesulitan dalam
jasmani, permainan, dan pembelajaran.
olahraga, dicerminkan
dengan:

b. Selalu berusaha
secara maksimal dan
tawakal dengan hasil akhir.
2.1 Berperilaku sportif dalam 2.1.1 Bermain berdasarkan peraturan
bermain. permainan tenis meja
2.2 Bertanggung jawab dalam 2.2.1 Menggunakan peralatan olah raga
penggunaan sarana dan sesuai fungsinya
prasarana aktivitas serta 2.2.2 Mengembalikan alat-alat olahraga ke
menjaga keselamatan diri tempatnya semula pada akhir
sendiri, orang lain, dan pembelajaran
lingkungan sekitar. 2.2.3 Menjalankan peraturan
keselamatan dalam permainan tenis
meja
2.2.4 Tidak melakukan gerakan yang
membahayakan diri sendiri dan
orang lain
KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
2.4. Menunjukkan kemauan 2.4.1 Bersama-sama kelompok
kerja sama dalam memperhatikan dan gerakan yang
melakukan berbagai dipraktikkan guru
aktivitas fisik. 2.4.2 Bersama-sama kelompok
merumuskan konsep keterampilan
dasar dalam permainan tenis meja
2.4.3 Bersama-sama kelompok
mempraktikkan gerakan yang
dicontohkan atau diperlihatkan
oleh guru
2.4.4. Membantu teman yang mengalami
kesulitan dalam melakukan
gerakan dalam permainan tenis
meja
2.5 Toleransi dan mau berbagi 2.5.1 Melakukan permainan dengan
dengan teman dalam tidak menguasai alat atau lapangan
melakukan berbagai sendiri.
aktivitas fisik. 2.5.2 Memberi masukan kepada teman
yang melakukan kesalahan saat
melakukan gerakan dalam
permainan tenis meja
2.7 Menerima kekalahan dan 2.7.1 Menerima kekalahan dengan la-
kemenangan dalam pang dada dan tidak berlebihan
permainan. dalam merayakan kemenangan
3.1 Memahami teknik dasar 3.1.1 Mendiskusikan dan membuat
gerak fundamental kesimpulan gerak fundamental
permainan bola kecil. teknik pegangan bet
3.1.2 Mendiskusikan dan membuat
kesimpulan gerak fundamental
service.
3.1.3 Mendiskusikan dan membuat
kesimpulan gerak fundamental
KI Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
pukulan stroke.
4.1 Mempraktikkan teknik
4.1.1. Mempraktikkan gerak fundamental
dasar permainan bola kecil teknik pegangan bet
dengan menekankan gerak
4.1.2. Mempraktikkan gerak fundamental
dasar fundamental. service.
4.1.3 Mempraktikkan gerak fundamental
pukulan stroke.

C. Tujuan Pembelajaran
Melakukan berbagai teknik dasar dalam permainan tenis meja

1. Pembelajaran memegangbet

Pegangan seperti berjabatan tangan (shakehand grip)

Pegangan seperti memegang tangkai pena (penhold grip)

Teknik pukulan servis


2. Pembelajaran Pukulan, Stroke

D. Model Pembelajaran

Terbimbing

demonstrasi

E. Media dan Bahan Pembelajaran

1. Lapangan tenis meja

2. Bet tenis meja

3. Net tenis meja

4. Peluit
F. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Waktu

Pendahuluan 1. Berbaris, berdoa, stretching 20 menit

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

Inti 1. Guru menyampaikan materi 80 menit


pembelajaran dan tujuan yang akan dicapai dari

pembelajaran tenis meja

2. Guru memberi penjelasan mengenai

pelaksanaan dari pembelajaran tenis meja serta

contoh pelaksanaan yang dilakukan guru.

3. Masing-masing siswa melakukan

mempraktekkan teknik dasar permainan tenis

mej

4. Disetiap akhir siklus dilakukan

pengambilan nilai

5. Memberikan kesempatan kepada siswa

untuk melakukan tanya jawab tentang materi

tenis meja

Penutup 1. Guru memberikan kesimpulan dari hasil 20 menit

pembelajaran.

2. Guru memberikan evaluasi pembelajaran kepada

siswa untuk mengetahui pemahaman siswa

tentang materi yang telah dipelajari.

3. Guru memberikan motivasi kepada siswa.

4. Gurumenutup pembelajaran dengan pendiginan

dan berdoa.

G. Penilaian
InStrument penilaian Terlampir
1. Penilaian Pengetahuan
 Teknik Penilaian: Tes Tertulis
 Bantuk Penilaian: essay
 Intrument Penilaian Terlampir
2. Penilaian Keterampilan
 Teknik Penialian: (Praktik)
 Bentuk Penilaian: Unjuk Kerja
No Aspek dan kriteria yang di nilai Skor

Kriteria penilaian pukulan, service dan memegang bet

1. Cara pengagan bet shakehand grip penhold grip

 Genggamlah tangkai bet seperti akan berjabat tangan.

 Letakkan ibu jari di bagian atas bet 3

 Letakkan juga jari yang lainnya di bagian bawah bet

 Genggam dengan erat

Cara pengagan penhold grip

 Posisikan bet kearah bawah

 Pegang bet seolah – olah sedang memegang pena/polpen

 Jari – jari yang lain dapat ditekuk

2. Cara melakukan service

 Posisi siap, kedua kaki dibuka selebar bahu, lutut ditekuk

 Tangan kiri memegang bola dengan telapak tangan terbuka dan 3

tangan kanan memegang bet yang siap memukul bola

 Lambungkan bola keatas di depan badan

 Ayungkan bet ke depan

 Bola dipukul dengan cara memukul ke dalam dengan bet


3. Cara melakukan pukulan forehand dan backhand

 Posisi siap dengan salah satu kaki didepan 3

 Peganglah bet dengan pegangan forehand

 Ayunkan lengan dan bet ke belakang samping

 Ketika bola dating, pukul bola di depan badan

4. Pukulan backhand

 Posisi siap kedua kaki terbuka selebar bahu

 Tangan kanan memegang bet dengan posisi backhand

 Tarik tangan kanan yang memegang bet ke seblah kiri


3
 Ayunkan kembali tangan yang memegang bet

Jumlah skor maksimal 12

Ket:

Skor 3 = sangat baik

2 = baik

1 = cukup

Perhitungan Nilai Akhir diambil dari Hasil :

Nilai Afektif + Nilai Tes Kognitif + Nilai Psikomotor


Jumlahskoryangdiperoleh
1. x Penilaian Pengetahuan
Skor maksimal
Kriteria

No. Indikator Pengetahuan Penskoran

1 2 3 Σ Ket

1. Menjelaskan cara memegang bet yang benar pada

permainan tenis meja

2. Menjelaskan cara melakukan teknik dasar servisdalam

permainan tenis meja

3. Menjelaskan cara melakukan teknik dasar forehand

4. Menjelaskan cara melakukan teknik dasar backhand

Jumlah Skor Maksimal = 12

Perhitungan Nilai Akhir diambil dari Hasil :

Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: Skor Perolehan/12X100

Jumlahskoryangdiperoleh
x
Skor maksi mal

2. Penilaian Keterampilan
Kriteria
Pensekoran
No. Indikator Keterampilan

1 2 3Σ Ket
1. Mempraktikkan cara memegang bet yang benar pada
permainan tenis meja

2. Mempraktikkan cara melakukan teknik dasar servis


3. Mempraktikkan cara melakukan teknik dasar
forehand
4. Mempraktikkan cara melakukan teknik dasar
backhand
Jumlah Skor Maksimal = 12
Perhitungan Nilai Akhir diambil dari Hasil :

Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: Skor Perolehan/12X100

Jumlahskoryangdiperoleh
x
Skor maksimal

3. Penilaian sikap

Indikator Rubrik Penilaian


No Butir Nilai
No. Sikap Sosial Sikap Sosial
Ya Tidak
1. Tanggung 1 Siswa Menggunakan peralatan olah  
Jawab raga sesuai fungsinya
2 Siswa Mengembalikan alat-alat  

olahraga ke tempatnya

semula pada akhir pembelajaran


3 Siswa Tidak melakukan gerakan  

yang membahayakan diri sendiri

2 Disiplin 1 Siswa Bermain berdasarkan  

peraturan permainan

3 Menerima 1 Siswa Menerima kekalahan dengan  


kekalahan
lapang dada dan tidak berlebihan

dalam merayakan kemenangan

4. Pengolahan Skor
 Instrumen Penilaian Terlampir
 Perhitungan Nilai Akhir diambil dari Hasil :
Nilai Afektif + Nilai Tes Kognitif + Nilai Psikomotor
Jumla h skor yang diperole h
x 100
Skor maksimal
 Instrumen lembar jawaban terlampir

Cara melakukan pegangan bet shakehand grip

1. Genggamlah tangkai bet seperti akan berjabat tangan.

2. Letakkan ibu jari di bagian atas bet


3. Letakkan juga jari yang lainnya di bagian bawah bet
4. Genggam dengan erat
Cara melakukan pegangan bet penhold grip
1. Posisikan bet kearah bawah
2. Pegang bet seolah – olah sedang memegang pena/polpen
3. Jari – jari yang lain dapat ditekuk

KUNCI JAWABAN CARA SERVIS

Cara melakukan servis forehand

1. Posisi siap, kedua kaki dibuka selebar bahu, lutut ditekuk


2. Tangan kiri memegang bola dengan telapak tangan terbuka dan tangan
kanan memegang bet yang siap memukul bola
3. Lambungkan bola keatas di depan badan
4. Ayungkan bet ke depan
5. Bola dipukul dengan cara memukul ke dalam dengan bet
Cara melakukan servis backhand
1. Kaki kanan agak ke depan, berat badan di kaki kanan dan badan agak
condong ke depan
2. Tangan kanan memegang bet menyilang di samping badan
3. Tangan kiri memegang bola di depan atas dada
4. Bola dipukul ke depan hingga bola memantul dan menyebrangi net

KUNCI JAWABAN PUKULAN

Cara melakukan pukulan forehand

1. Posisi siap dengan salah satu kaki didepan

2. Peganglah bet dengan pegangan forehand


3. Ayunkan lengan dan bet ke belakang samping

4. Ketika bola dating, pukul bola di depan badan

Cara melakukan pukulan backhand

1. Posisi siap kedua kaki terbuka selebar bahu

2. Tangan kanan memegang bet dengan posisi backhand

3. Tarik tangan kanan yang memegang bet ke seblah kiri

4. Ayunkan kembali tangan yang memegang bet ke


Keterangan:
Jika Jawaban Benar Skor = 1
Jika Jawaban Salah Skor = 0
Jumlah Skor
Nilai= X 100
Skor Maksimal

Palopo, 07 Oktober 2020

Mengetahui,
Kepala UPTSMP Negeri 7 Satap Seko Peneliti

YASMIN MALAMBU,S.Pd MAHAMUDDIN


NIP. 197205142006042014 NIM.1685201045
LAMPIRAN 3
HASIL PENILAIAN DAN TINDAKAN KETERAMPILAN SIKLUS I
ASPEK YANG DINILAI
1. Mempraktikkan cara memegang bet yang benar (skor3)
2. Mempraktikkan cara melakukan teknik dasar servis (skor 3)
3. Mempraktikkan cara melakukan teknik dasar forehand (skor 3)
4. Mempraktikkan cara melakukan teknik dasar backhand (skor 3)
NO NAMA KUALITAS GERAK NA KET
1 2 3 4
1 Aswin 3 3 2 2 83 T
2 Ayu sri enda 2 3 2 3 83 T
3 Rosa 2 2 2 2 58 TT
4 Klaudia nefi 3 3 2 2 83 T
5 Dey 3 3 2 2 83 T
6 Wenti marissa 2 2 2 2 66 TT
7 Dian angka sari 2 2 2 2 66 TT
8 Taufik adnan lada 3 3 2 2 83 T
9 Alfa erixon 3 3 2 2 83 T
10 Enjel despin 3 2 2 2 75 T
11 April jeisen 3 2 2 3 83 T
12 Yoga riswan 2 2 2 2 66 TT
13 Yawan megi 3 3 2 2 83 T
14 Ridwan 3 2 2 2 75 T
15 Ahmad 3 3 2 2 83 T
16 Muh. Algifari 3 3 2 2 83 T
17 Egi wendi 2 2 2 2 66 TT
18 Brian alfari 3 3 2 2 83 T
19 Fahmi 3 3 2 2 83 T
20 Rusty 3 2 2 2 75 T
21 Hikma 2 2 2 2 66 TT
22 Reski 3 2 3 2 83 TT
23 Asti 3 2 2 2 75 T
24 Jelsi kurnia 2 2 2 2 66 TT
25 Wahda via 3 3 2 2 83 T
26 Nahor 3 2 2 2 75 T
27 Siti nurmala 2 2 2 2 66 TT
28 Listra 2 2 2 2 66 TT
Keterangan
Jumlah Skor
Skor 3= Sangat Baikskor 2 = Baikskor 1 = CukupNlai= X 100
Skor Maksimal
LAMPIRAN 4
HASIL NILAI TINDAKAN KETERAMPILAN SIKLUS II
ASPEK YANG DINILAI
1. Mempraktikkan cara memegang bet yang benar (skor 3)
2. Mempraktikkan cara melakukan teknik dasar servis (skor 3)
3. Mempraktikkan cara melakukan teknik dasar forehand (skor 3)
4. Mempraktikkan cara melakukan teknik dasar backhand (skor 3)
NO NAMA KUALITAS GERAK NA KET
1 2 3 4
1 Aswin 3 3 3 3 100 T
2 Ayu sri enda 3 3 3 2 91 T
3 Rosa 2 2 2 2 66 TT
4 Klaudia nefi 3 3 2 3 91 T
5 Dey 3 3 3 2 91 T
6 Wenti marissa 3 3 2 2 83 T
7 Dian angka sari 2 2 2 2 66 TT
8 Taufik adnan lada 3 3 3 2 91 T
9 Alfa erixon 3 3 2 2 83 T
10 Enjel despin 3 2 2 2 75 T
11 April jeisen 3 2 2 3 83 T
12 Yoga riswan 2 2 2 2 66 TT
13 Yawan megi 3 3 3 2 91 T
14 Ridwan 3 2 2 2 75 T
15 Ahmad 3 3 2 2 83 T
16 Muh. Algifari 3 3 2 2 83 T
17 Egi wendi 3 2 2 2 75 T
18 Brian alfari 3 3 3 3 100 T
19 Fahmi 3 3 2 2 83 T
20 Rusty 3 3 2 2 83 T
21 Hikma 3 3 3 2 91 T
22 Reski 3 3 2 2 83 T
23 Asti 2 2 2 2 66 TT
24 Jelsi kurnia 3 2 2 2 75 T
25 Wahda via 3 3 3 2 91 T
26 Nahor 3 2 2 2 75 T
27 Siti nurmala 3 3 2 2 83 T
28 Listra 3 2 2 2 75 T
Keterangan
Jumlah Skor
Skor 3= Sangat Baikskor 2 = Baikskor 1 = CukupNlai= X 100
Skor Maksimal
LAMPIRAN 5
HASIL PENILAIAN DAN TINDAKAN PENGETAHUAN SIKLUS I
ASPEK YANG DINILAI
1. Menjelaskan cara memegang bet yang benar (skor 3)
2. Menjelaskan cara melakukan servis skor 3)
3. Menjelaskan cara melakukan pukulan forehand (skor 3)
4. Menjelaskan cara melakukan pukulan backhand (skor 3)
NO NAMA KUALITAS PENGETAHUAN NA KET
1 2 3 4
1 Aswin 3 3 2 2 83 T
2 Ayu sri enda 2 3 2 3 83 T
3 Rosa 2 2 2 2 75 T
4 Klaudia nefi 3 3 2 2 83 T
5 Dey 2 2 2 2 66 TT
6 Wenti marissa 2 2 2 2 66 TT
7 Dian angka sari 2 2 2 2 66 TT
8 Taufik adnan lada 3 3 2 2 83 T
9 Alfa erixon 3 3 2 2 83 T
10 Enjel despin 3 2 2 2 75 T
11 April jeisen 3 2 2 3 83 T
12 Yoga riswan 2 2 2 2 66 TT
13 Yawan megi 3 3 2 2 83 T
14 Ridwan 3 2 2 2 75 T
15 Ahmad 3 3 2 2 83 T
16 Muh. Algifari 3 3 2 2 83 T
17 Egi wendi 2 2 2 2 66 TT
18 Brian alfari 3 3 2 2 83 T
19 Fahmi 3 3 2 2 83 T
20 Rusty 3 2 2 2 75 T
21 Hikma 2 2 2 2 66 TT
22 Reski 3 2 3 2 83 TT
23 Asti 3 2 2 2 75 T
24 Jelsi kurnia 2 2 2 2 66 TT
25 Wahda via 3 3 2 2 83 T
26 Nahor 3 2 2 2 75 T
27 Siti nurmala 2 2 2 2 66 TT
28 Listra 2 2 2 2 66 TT
Keterangan
Jumlah Skor
Skor 3= Sangat Baikskor 2 = Baik skor 1 = CukupNlai= X 100
Skor Maksimal
LAMPIRAN 6
HASIL PENILAIAN DAN TINDAKAN PENGETAHUAN SIKLUS II
ASPEK YANG DINILAI
1. Menjelaskan cara memegang bet yang benar (skor 3)
2. Menjelaskan cara melakukan servis skor 3)
3. Menjelaskan cara melakukan pukulan forehand (skor 3)
4. Menjelaskan cara melakukan pukulan backhand (skor 3)
NO NAMA KUALITAS GERAK NA KET
1 2 3 4
1 Aswin 3 3 3 2 91 T
2 Ayu sri enda 3 3 3 2 91 T
3 Rosa 2 2 2 2 66 TT
4 Klaudia nefi 3 3 2 3 91 T
5 Dey 3 3 2 2 83 T
6 Wenti marissa 3 3 2 2 83 T
7 Dian angka sari 2 2 2 2 66 TT
8 Taufik adnan lada 3 3 3 2 91 T
9 Alfa erixon 3 3 2 2 83 T
10 Enjel despin 3 2 2 2 75 T
11 April jeisen 3 2 2 3 83 T
12 Yoga riswan 2 2 2 2 66 TT
13 Yawan megi 3 3 3 2 91 T
14 Ridwan 3 2 2 2 75 T
15 Ahmad 3 3 2 2 83 T
16 Muh. Algifari 3 3 2 2 83 T
17 Egi wendi 3 2 2 2 75 T
18 Brian alfari 3 3 3 2 91 T
19 Fahmi 3 3 2 2 83 T
20 Rusty 3 3 2 2 83 T
21 Hikma 3 3 3 2 91 T
22 Reski 3 3 2 2 83 T
23 Asti 2 2 2 2 66 TT
24 Jelsi kurnia 3 2 2 2 75 T
25 Wahda via 3 3 3 2 91 T
26 Nahor 3 2 2 2 75 T
27 Siti nurmala 3 3 2 2 83 T
28 Listra 3 2 2 2 75 T
Keterangan
Jumlah Skor
Skor 3= Sangat Baikskor 2 = Baikskor 1 = CukupNlai= X 100
Skor Maksimal
LAMPIRAN 7
PENILAIAN SIKAP
Indikator Rubrik Penilaian
No Butir Nilai
No. Sikap Sosial Sikap Sosial
Ya Tidak
1. Tanggung 1 Siswa Menggunakan peralatan olah  
Jawab raga sesuai fungsinya
2 Siswa Mengembalikan alat-alat  

olahraga ke tempatnya

semula pada akhir pembelajaran


3 Siswa Tidak melakukan gerakan  

yang membahayakan diri sendiri

2 Disiplin 1 Siswa Bermain berdasarkan  

peraturan permainan

3 Menerima 1 Siswa Menerima kekalahan dengan  


kekalahan
lapang dada dan tidak berlebihan

dalam merayakan kemenangan

Perhitungan Nilai Akhir diambil dari Hasil :

Nilai Afektif + Nilai Tes Kognitif + Nilai Psikomotor

Jumlah Skor
Nlai= X 100
Skor Maksimal
LAMPIRAN 8
REKAPITULASI NILAI HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI MATERI TENIS MEJA KELAS
VII UPT SMP NERERI 7 SATAP SEKO
Nilai
No Nama Siswa KKM Pra
Tindakan Siklus I Siklus II

1 Aswin 75 75 83 100
2 Ayu sri enda 75 75 83 91
3 Rosa 75 50 58 67
4 Klaudia nepi 75 75 83 91
5 Dey 75 75 83 91
6 Wenti marissa 75 50 58 67
7 Dian angga sari 75 58 67 75
8 Taufik adnan lada 75 67 75 83
9 Alfa erixon 75 75 83 91
10 Enjel despina 75 67 75 83
11 April jeisen 75 67 75 83
12 Yoga riswan 75 75 83 100
13 Yawan megi 75 58 67 75
14 Ridwan 75 50 58 67
15 Ahmad 75 75 83 91
16 Muh. Algifari 75 55 58 67
17 Egi wendi 75 75 83 91
18 Brian alfari 75 55 67 75
19 Fahmi 75 75 83 91
20 Rusty 75 67 75 83
21 Hikmah 75 58 67 75
22 Reski 75 75 83 91
23 Asti 75 50 58 67
24 Jelsi kurnia 75 58 67 75
25 Wahda via 75 75 83 100
26 Nahor 75 75 83 91
27 Siti nurmala 75 58 67 75
28 Listra 75 50 67 75
Jumlah 6492 7429 9488
Rata-rata 64,92 74,29 94,88
% Ketuntasan 42,86% 64,29% 85,71%
% Ketidaktuntasan 57,14% 35,71% 14,29%
LAMPIRAN 9

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1.Guru Peneliti Membuka Pelajaran

Gambar 2.Guru Peneliti Memberikan pembelajaran materi tenis meja

Gambar 3 Guru Peneliti MenjelaskanMateri tenis meja


Gambar 4.Guru PenelitiMandemonstrasikan Cara Memegang BetDalam Permainan
Tenis Meja

Gambar 5.gurumemberikan kesempatan kepada siswa untuk mencontohkan teknik


dasar permaainan tenis meja

Gambar 6.Guru Peneliti Membagikan Soal Tes Pengetahuan Siswa


Gambar 7. Guru Peneliti Memeriksa Tes Soal Pengetahuan Siswa

Gambar 8.Guru peneliti memimpin doa sebelum pemanasan

Gambar 9.Guru Peneliti Menjelaskan Tujuan stretching Sebelum praktek


Ga
mbar 10.Guru Peneliti Memimpin Pelaksanaan pemanasan sebelum praktek

Gambar 11.Guru Peneliti Memimpin Pelaksanaan pemanasan sebelum praktek


Gambar 12.Guru Peneliti Memimpin Pelaksanaan pemanasan sebelum praktek

Gambar 13.Guru Peneliti Memimpin Pelaksanaan pemanasan sebelum praktek

Gambar 14.Guru peneliti mendemonstrasikan cara memegang bet.


Gambar 15.Guru peneliti mendemonstrasikan cara pukulan

Gambar 16.Guru Peneliti Membimbing Siswa Melakukan Pukulan Forehand Dan


Backhand

Gambar 17.Guru Peneliti Membimbing Siswa Melakukan Servis

Gambar 18.Siswa Mendemonstrasikan pukulan forehand dan backhand


menggunakan bet ditempat
Gambar 18.Siswa dipanggil satu persatu untuk melakukan pukulan forehand an
backhand. Dan pengambilan nilai

Gambar 19.Membimbing Siswa Melakukan Pukulan Forehand

Gambar 20.Siswa Dipanggil Satu Persatu Untuk Pengambilan Nilai


Gambar 21.Siswa Melakukan Pukulan Backhand

Gambar 22.Foto bersama siswa dan guru UPT SMPN 7 Satap Seko.

Gambar 23.Foto bersama siswa dan guru UPT SMPN 7 Satap Seko.
LAMPIRAN 10
DAFTAR HADIR SISWA
Lampiran 11

BIODATA PENULIS

A. Data Pribadi

1. Nama Lengkap : Mahamuddin

2. Tempat Tanggal Lahir : Amballong 13 Desember 1996

3. Jenis Kelamin :Laki-Laki

4. Alamat :Battilang

5. Pekerjaan : Mahasiswa

6. E-Mail : muddinmaha5@gmail.com

7. Kontak Pribadi : 085242968992

B. Riwayat Pendidikan

1. UPT SD Negeri 07 Amballong (2004-2010)

2. MTS Alkahfi Masamba (2010-2013)

3. SMK Islam Sahid Masamba (2013-2015)

4. Universitas Muhammadiyah Palopo (2016-2020)

C. Pengalaman Organisasi

1. IMM(Ikatanan Mahasiswa Muhammadiyah) Palopo

2. IPMS (Ikatan Pelajar Mahasiswa Seko)


Lampiran 12

Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian


Lampiran 13

Hasil Turnitin

Anda mungkin juga menyukai