Keputusan Bersama Kel.4 (X-6)
Keputusan Bersama Kel.4 (X-6)
“Kesepakatan Bersama”
Disusun Oleh :
Apabila kalian mengikuti kegiatan organisasi pastilah dalam organisasi itu sering mengadakan
musyawarah. Orang mengadakan musyawarah memang mengharapkan mendapat keputusan atas
musyawarah itu. Keputusan itu merupakan keputusan bersama dari orang- orang tersebut. Hasil
keputusan bersama ditaati, dipatuhi, dan dilaksanakan.Sebelum orang-orang mendapatkan keputusan
bersama, dilakukan pembicaraan, rapat, atau musyawarah dari orang-orang tersebut. Dalam
pembicaraan tersebut, mereka saling memberikan ide, gagasan, pendapat atau saran-saran tentang
suatu masalah yang dihadapi.
Jadi, dalam pembicaraan tersebut ada suatu persoalan yang harus diselesaikan atau sebuah rencana
yang harus dilakukan. Persoalan atau rencana tersebut merupakan milik bersama bukan milik
seseorang. Dengan demikian, perlu dibicarakan, dirapatkan atau dimusyawarahkan secara bersama
pula. Orang-orang yang bermusyarawah itu ingin mendapatkan gagasan, ide atau pendapat yang dapat
menyelesaikan masalah. Mereka mencari dan menentukan dari berbagai pendapat itu, suatu pendapat
yang disepakati atau yang disetujui bersama.
Dengan demikian, pada makalah ini penulis akan memaparkan mengenai pengertian keputusan
bersama, bentuk-bentuk keputusan bersama, cara-cara dalam mengambil keputusan dan mematuhi
dan melaksanakan keputusan bersama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Keputusan Bersama?
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini bagi mahasiswa/i adalah sebagai berikut:
Dengan demikian, perlu dibicarakan, dirapatkan atau dimusyawarahkan secara bersama pula agar
tercapai tujuan yang diharapkan. Jadi dalam keputusan bersama, bukan pendapat seseorang, dan
bukan pendapat yang dipaksakan yang menjadi kesepakatan. Akan tetapi, dalam keputusan bersama,
pendapat itu adalah pendapat yang menjadi kesepakatan atau yang disetujui bersama di antara orang-
orang itu. Meskipun disetujui maka itu menjadi pendapat bersama dan keputusan bersama, bukan lagi
dianggap sebagai pendapat orang itu.
2. Kesepakatn Lisan
Merupakan keputusan yang iucapkan dengan llisan kata-kata dan biasanya tidak dituangkan
secara tertulis dalam bentuk dokumen. Adapun contoh terkait kesepakatan lisan yaitu sebagai
berikut:
1. Kesepakatan dalam keputusan bapak kepala desa dalam hal pembagian pengairan sawah.
2. Kesepakatan atas keputusan bapak RT tentang jadwal ronda malam.
3. Kesepakatan atas keputusan bapak RW terkait dengan jadwal ronda malam.
C. Cara Melakukan Kesepakatan Bersama untuk Menghasilkan Sebuah Keputusan
2. Pemungutan Suara
Dalam kesepakatn bersama dengan cara pemungutan suara ini merupakan alternatif terakhir
ketika pengembalain keputusan melalui musyawarah tidak tercapai hasil kesepakatannya. Dalam
pelaksanaan ini juga harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.pemunngutan suara ini
dapatt kita jumpai dalam pemilihan presiden, pemilihan kepala daerah, dan lainnya. Votting
berarti sistem pengambilan keputUsan berdasarkan pemungutan suara atau juaga diartikan
sebagai perolehan suara terbanyak. Dalam pengambilan suara berdasarkan votting dibagi menjadi
dua, yaitu:
a. Votting terbuka
Dalam votting ini setiap anggota rapat memberikan suara dengan mengatakan setuju,
menolak. Atau abstain ( tidak memberikan suara ) votting ini biasanya dilaksanakan secara
lisan, acaranya dengan mengangkat tangan atau berdiri. Kemudian petugas, menghitungnya
secara langsung, dan saat itu juga dapat diketahui hasilnya.
b. Votting tertutup
Dalam votting tertutup ini, setiap anggota rapat memberikan suara dengan cara menuliskan
nama atau pilihannya di kertas yang telah disediakan lalu dikumpulkan dan dihitung.
Keputusan dianggap sah apabila diambil dalam rapat yang dihadiri dua pertiga tambah satu
anggota forum dan disetujui lebih dari setengah dari jumlah yang hadir.
D. Kesepakatan antara Pancasila dan UUD 1945
Dengan demikian jika terjadi suatu pelanggarn dari kesepakatan tersebut akan berdampak
pada tatanan kehidpan bernegara yang tidak ideal seperti yang tercantum dalam Pancasila dan
UUD 1945. Pada dasarnya norma yang diterapka di masyarakat dibuat dengan kesepakatan
bersama. Setiap orang mempunyai pemikiran dan juga cara pandang terhadap hal ynag
berbeda-beda, serta kepientingan yang berbeda. Dengan adanya keberagaman tersebut
haruslah mampu menciptakan suatu kesepakatan yang selaras dan harmoni. Dengan demikian
mampu menciptakan kehidipan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Keputusan bersama bisa diambil dengan dua cara, yaitu dengan cara musyawarah untuk mencapai
mufakat, dan pemungutan suara terbanyak. Pemungutan suara terbanyak diambil jika musyarah yang
dilakukan tidak dapat mencapai mufakat. Sesuatu yang telah menjadi keputusan bersama adalah milik
bersama. Oleh karena itu semua pihak harus bertanggung jawab untuk melaksanakannya dengan
ikhlas, disertai dengan itikad yang baik demi kebaikan dan keberhasilan bersama.
Keputusan bersama harus dipatuhi dengan sunguh-sunguh dan penuh kejujuran, Kebersamaan,
kejujuran, keikhlasan, kesunguhan, dan tangung jawab adalah nilai-nilai demokrasi Pancasila. Nilai
itu harus dilaksanakan dan dijunjung tinggi dalam setiap pengambilan dan pelaksanaan keputusan.
Cara tidak demokratis. Dilakukan melalui paksaan, tekanan, dan kekerasan. Sedangkan cara
demokratis dilakukan melalui rapat-rapat, musyawarah dan dialog.
B. Saran
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi penulisan
maupun pengolahan kata. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca guna perbaikan untuk makalah berikutnya. Penulis juga berharap makalah ini dapat
berguna bagi pendidikan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Al Hakim, Suparlan, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas 5, Jakarta: Pusat
Perbukuan, 2009.
Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn Teori Pengajaran ABAD 21 DI SD/ MI, Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018.
Setiati dan Fajar Rahyuningsih, Pendidikan Kewarganegaraan; SD/MI kelas Jakarta: Pusat Perbukuan,
2008.
Winarno, Pendidikan Kewarganegaraan 1 : Untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah Kelas I,
Jakarta: Pusat Perbukuan, 2009.