Anda di halaman 1dari 7

Mona Berlian Sari - Spektrometer Cahaya Tampak menggunakan LED RGB untuk Menentukan Konsentrasi Glukosa 21

Pengembangan Spektrometer Cahaya Tampak Menggunakan LED


RGB untuk Menentukan Konsentrasi Glukosa
(masuk/received 16 September 2016, diterima/accepted 14 Desember 2016)A
Development of Visible Light Spectrometer using RGB LED to Determine
Glucose Concentration

Mona Berlian Sari*, Yogie Sanjaya*, Mitra Djamal*,**


*
Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha No. 10, Bandung 40132, Indonesia
**
Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan Ryacudu, Lampung 35365, Indonesia
na.liansha@gmail.com

Abstrak – Rancang bangun spektrometer menggunakan sumber cahaya dari cahaya tampak telah dibuat. Pada
penelitian ini diukur nilai absorbansi, transmitansi, dan konsentrasi larutan glukosa. Spektrometer menggunakan satu
sensor fotodioda, dua LED RGB sebagai sumber cahayanya dan dua sampel holder. Pergerakan sensor dikontrol
menggunakan motor stepper. Keluaran sensor diolah di mikrokontroller ATMega 8 dan dikirim ke PC. Interface
tampilan PC menggunakan GUI Visual Basic. Otomatisasi gerak sensor oleh motor stepper membuat pengukuran lebih
efisien, dimana pada satu kali pengukuran dapat langsung dibandingkan larutan standar dan larutan yang diukur.
Secara keseluruhan sistem menggunakan komponen dengan harga yang murah. Berdasarkan data hasil pengukuran,
absortivitas tertinggi diperoleh jika sumber yang digunakan adalah LED hijau yaitu dengan kisaran 0,47-0,9. Kesalahan
pengukuran konsentrasi menggunakan LED hijau berkisar antara 1,94% sampai 4,76% sedangkan secara keseluruhan
kesalahan pengukuran konsentrasi berkisar antara 0,12% sampai 5,43%.
Kata kunci: spektrometer, absorpsi, konsentrasi glukosa, cahaya tampak, mikrokontroler

Abstract – A spectrometer prototype using light source from visible light have been made. This research aims to detect
the absorbance, transmittance, and concentration of glucose solution. The spectrometer uses one photodiode sensor, two
RGB LED as light source and two sample holders. The sensor movement is controlled by stepper motor automatically.
Sensor output is processed by ATMega 8 microcontroller and sent to a PC. Data display is based on Visual Basic GUI
Interface. The automatic sensor motion by stepper motor results an efficient measurement, where the standard solution
and measured solution can be compared directly at one measurement. Overall the system uses low cost components.
Based on measurement data, the highest absortivity obtained from green LED was about 0.47-0.9. The error of
concentration measurement using green LED is about 1.94% to 4.76%, and overall the error of concentration
measurement is about 0.12% to 5.43%.
Key words: spectrometer, absorption, glucose concentration, visible light, microcontrollers

I. PENDAHULUAN serapan radiasi elektromagnetik dalam interval cahaya


tampak menggunakan spektrometer visible light.
Konsentrasi larutan merupakan parameter yang sangat Saat ini pengembangan spektrometer menggunakan
penting dalam perancangan produk, pengujian hasil sumber cahaya tampak untuk berbagai aplikasi telah
industri dan lain sebagainya. Konsentrasi larutan banyak dilakukan baik yang diproduksi oleh perusahaan
menyatakan suatu besaran atau kadar suatu zat di dalam atau hasil penelitian ilmiah. Pengadaan spektrometer di
cairan [1]. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk berbagai laboratorium pendidikan membutuhkan biaya
mengukur konsentrasi ialah menggunakan spektroskopi. yang tidak sedikit karena pada umumnya spektrometer
Spektroskopi merupakan metode yang memanfaatkan yang dijual dipasaran memiliki harga yang sangat mahal.
gejala yang ditimbulkan akibat interaksi cahaya dengan Terdapat beberapa penelitian mengenai pembuatan
materi. Alat yang digunakan pada metode spektroskopi spektrometer seperti pembuatan spektrometer berbasis
ialah spektrometer [2]. Arduino dan Labview [6], spektrometer prisma
Dari beberapa energi gelombang elektromagnetik, salah menggunakan WebCam [2], maupun spektrometer
satunya adalah cahaya tampak. Panjang gelombang untuk WebCam menggunakan keping DVD sebagai kisi difraksi
cahaya tampak adalah sekitar 350 nm-750 nm dengan [7]. Spektrometer tersebut memiliki berbagai kelebihan
frekuensi 4-7,4×1010 Hz [3]. Larutan dengan pH 7 dan kekurangan. Dengan menggunakan WebCam dapat
menyerap spektrum cahaya tampak dengan panjang dilihat secara langsung warna spektrum yang dihasilkan.
gelombang 400-600 nm [4]. Warna merah pada cahaya Namun penelitian seperti ini bersifat kualitatif dan rentan
tampak memiliki panjang gelombang 650 nm, warna hijau terhadap kesalahan pengamatan. Hasil citra yang terekam
memiliki panjang gelombang 510 nm, sedangkan warna pada WebCam berupa spektrum warna harus
biru memiliki panjang gelombang 475 nm [5]. Metode dibandingkan dengan referensi untuk mengetahui

Risalah Fisika Vol. 1 no. 1 (2017) 21-27


ISSN 2548-9011
22 Mona Berlian Sari - Spektrometer Cahaya Tampak menggunakan LED RGB untuk Menentukan Konsentrasi Glukosa

intensitas dan panjang gelombangnya. Performa A = ɛ cb


spektrometer dan interferensi dipengaruhi oleh lebar
celah, guratan pada kisi, serta kestabilan dan intensitas dengan A merupakan nilai absorbansi, ɛ merupakan
sumber cahaya yang digunakan harus tinggi [7]. Analisis absortivitas molar (dm3mol-1cm-1), c merepresentasikan
data harus memperhatikan penyeleksian gambar dan konsentrasi molar (moldm-3) dan b adalah panjang
posisi piksel setiap warna [2]. lintasan (cm).
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran konsentrasi Nilai suatu absorbansi dan absortivitas tergantung pada
larutan glukosa. Pendeteksian konsentrasi glukosa dalam panjang gelombang. Oleh sebab itu, nilai absorbansi tidak
larutan menggunakan metode spekroskopi telah banyak diukur secara langsung melainkan harus dihitung
digunakan seperti pengukuran konsentrasi glukosa menggunakan perbandingan intensitas dari sebagian
menggunakan metode spektroskopi inframerah dan cahaya yang ditransmisikan melewati sampel. Jika I
spektroskopi Raman [8]. Pada penelitian ini dikembang- adalah intensitas cahaya setelah melewati sampel dan I0
kan alat ukur konsentrasi glukosa menggunakan cahaya adalah besar intensitas cahaya yang diukur sebelum
tampak. Spektrometer ini menggunakan dua buah LED melewati sampel, fraksi intensitas cahaya yang
RGB sebagai sumber cahaya, satu buah photodiode ditransmisikan (T) dapat dirumuskan sebagai [9]
sebagai sensornya, dan dua buah sample holder. Sampel
pertama merupakan larutan yang diukur dan sampel kedua T = I/I0, (1)
adalah larutan standar. Hasil pengukuran yang A = log10 (1/T). (2)
ditampilkan di PC berupa data kuantitatif nilai
transmitansi, absorbansi, dan konsentrasi larutan yang Pada umumnya sebuah sistem elektronik dibangun
diukur. mengunakan mikrokontroller. Mikrokontroller merupakan
Keunggulan sistem ini dapat dilihat dari segi sebuah sistem mikroprosesor yang dibangun pada satu
otomatisasi pergerakan sensor menggunakan motor chip [10]. AVR ATMega 8 adalah mikrokontroler CMOS
stepper. Akibatnya, pada satu kali pengukuran dapat 8-bit berarsitektur AVR RISC yang memiliki 8 kbyte in
dibandingkan nilai transmitansi dan absorbansi larutan System Programmable Flash. Mikrokontroler dengan
standar dengan larutan yang diukur secara langsung. konsumsi daya rendah ini mampu mengeksekusi instruksi
Otomatisasi pergerakan sensor ini dapat meningkatkan dengan kecepatan maksimum 16MIPS pada frekuensi
efisiensi proses pengukuran. Secara keseluruhan sistem 16MHz. ATMega 8 memiliki 28 pin. Konfigurasi pin
menggunakan komponen dengan harga yang murah. ATMega 8 dapat dilihat pada Gambar 2.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat dihasilkan
spektrometer yang murah namun spesifikasinya dapat
memenuhi kebutuhan laboratorium pendidikan dalam
upaya peningkatan pemanfaatan teknologi sebagai media
pembelajaran.

II. LANDASAN TEORI


Ketika energi radiasi menumbuk suatu permukaan
material, energi tersebut akan berinteraksi dengan atom
dan molekul dari material [3]. Energi yang dipancarkan
dapat diserap, ditransmisi, dipantulkan, dihamburkan oleh
bahan atau dipendar tergantung pada struktur bahan
Gambar 2. Konfigurasi pin ATMega 8.
seperti pada Gambar 1.
Pada penelitian ini digunakan juga motor stepper.
Motor stepper merupakan salah satu komponen
elektronika yang gerakan rotornya dapat dikontrol dengan
memberikan pulsa-pulsa yang dihasilkan dari sistem
digital seperti mikroprosesor dan komputer. Gerakan
motor stepper sesuai dengan pulsa-pulsa digital yang
diberikan [11]. Seperti halnya motor DC biasa, motor
stepper juga dapat berputar dalam dua arah yaitu searah
Gambar 1. Interaksi radiasi dengan bahan. jarum jam (CW) atau berlawanan arah jarum jam (CCW)
yaitu dengan memberikan polaritas yang berbeda. Namun,
Absorbsi cahaya adalah peristiwa penyerapan cahaya tidak seperti motor AC dan DC yang berputar secara
oleh suatu bahan yang dilewati oleh cahaya tersebut [2]. kontinu, perputaran motor stepper adalah secara
Menurut Hukum Lambert-Beer: “Bila suatu cahaya incremental atau langkah per langkah (step by step).
monokromatis melalui suatu media yang transparan maka Bagian-bagian dari motor stepper tersusun atas rotor,
intensitas cahaya yang diteruskan sebanding dengan stator, bearing, casing dan sumbu. Sumbu merupakan
ketebalan dan kepekatan media”. Absorbansi dalam pegangan dari rotor. Ketika rotor berputar sumbu ikut
setiap daerah energi dinyatakan sebagai berputar. Stator memiliki dua bagian yaitu pelat inti dan

Risalah Fisika Vol. 1 no. 1 (2017) 21-27


ISSN 2548-9011
Mona Berlian Sari - Spektrometer Cahaya Tampak menggunakan LED RGB untuk Menentukan Konsentrasi Glukosa 23

lilitan. Pelat inti dari motor stepper ini biasanya menyatu terjadi. Tegangan keluaran sensor akan berubah
dengan casing. Motor stepper yang digunakan adalah bergantung pada intensitas cahaya yang mengenainya.
motor stepper unipolar dengan resolusi 1,8 derajat per Tegangan keluaran sensor diperkuat melalui rangkaian
step. Motor stepper bergerak setiap satu langkah dengan amplifier. Rangkaian amplifier ini menggunakan IC
besar sudut 1,8 derajat, jadi untuk satu putaran penuh LM358 sebagai IC penguat yang bertugas untuk
membutuhkan 200 step. Pada umumnya penggunaan menguatkan sinyal keluaran sensor photodiode untuk
motor stepper digandeng dengan IC ULN2003A. selanjutnya diolah di mikrokontroler. Exit slit diletakkan
Secara teoritis, sebuah motor stepper dapat digerakkan pada bagian depan sensor photodiode, berfungsi untuk
langsung oleh mikrokontroller. Namun pada kenyataan- memfokuskan cahaya yang telah melalui sampel agar
nya, arus dan tegangan yang dikeluarkan oleh cahaya yang jatuh tepat pada sensor photodiode fokus
mikrokontroller tidak cukup untuk menggerakkan motor pada satu titik. Sistem kontrol digunakan untuk
stepper. Gerbang-gerbang TTL mikrokontroller hanya menggerakkan sensor photodiode. Fungsi ini dijalankan
mampu mengeluarkan arus dalam orde miliampere dan oleh motor stepper.
tegangan antara 2 sampai 2,5 volt. Sementara untuk Data hasil pengukuran dikirim ke PC melalui
menggerakkan motor stepper dibutuhkan arus yang lebih komunikasi serial untuk selanjutnya ditampilkan di PC
besar (dalam orde ampere) dan tegangan berkisar antara 5 menggunakan GUI Visual Basic. Pada sistem ini
sampai 24 volt. Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan mikrokontroler ATMEGA8 yang bertugas
diperlukan piranti tambahan yang dapat memenuhi mengendalikan transmisi data dan juga mengontrol kerja
kebutuhan arus dan tegangan untuk menggerakkan motor setiap blok yang digunakan. Mikrokontroller ATMEGA8
stepper. memiliki memory internal sebesar 8 kb sehingga dengan
Rangkaian driver motor stepper merupakan rangkaian terhubungnya sistem ini ke PC memory penyimpanan data
open collector, di mana output pada rangkaian ini dapat ditingkatkan dengan signifikan. Gambar 4
terhubung dengan ground untuk mencatu lilitan-lilitan menunjukkan desain susunan perangkat keras sistem yang
motor stepper. Digunakan IC ULN2003A sebagai driver dibuat.
motor stepper. IC ULN2003A adalah IC yang tersusun
atas 7 buah Darlington array. IC ULN2003A mempunyai
arus keluaran sampai 500 mA. Pada saat ketujuh driver
tersebut ON, IC ini dapat mencatu daya sampai 230 W.
ULN2003A mempunyai input serial yang dapat dipilih
untuk operasi TTL atau CMOS 5V.

III. METODE PENELITIAN


3.1 Blok Diagram Sistem Spektrometer
Sistem yang dibuat tersusun dari komponen-komponen Gambar 4. Desain perangkat keras sistem spektrometer cahaya
elektronika dengan blok diagram pada Gambar 3. tampak menggunakan LED RGB.

3.2 Pembuatan Program Interface


Perangkat lunak yang digunakan terdiri dari dua bagian
perangkat lunak, yaitu perangkat lunak mikrokontroler
ATMega 8 dan perangkat lunak tampilan PC berbasis
Visual Basic. Visual Basic digunakan untuk membuat
program tampilan data hasil pengukuran. Interface yang
digunakan antara sumber pulsa dan PC adalah
mikrokontroler ATMega 8. Dalam sistem ini
mikrokontroler ATMega 8 memiliki peranan yang penting
dalam menerima data, mengolah data dan mengirimkan
data ke sistem PC. Mikrokontroler ATMega 8 diprogram
Gambar 3. Blok diagram sistem spektrometer cahaya menggunakan CodeVision AVR.
tampak menggunakan LED RGB.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Gambar 3, sistem spektrometer yang
dibuat terdiri dari sumber cahaya, sistem optik, sistem
4.1 Blok Rangkaian
kontrol, sistem sensor, signal conditioning, mikrokon- Gambar 5 menunjukkan rangkaian sistem yang dibuat.
troler, dan tampilan data. Sumber cahaya yang digunakan Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat blok rangkaian yang
adalah sumber cahaya tampak, yaitu LED RGB yang digunakan dalam pembuatan spektrometer cahaya tampak
menghasilkan tiga warna yaitu merah, hijau dan biru. yang disusun mengacu pada blok diagram serta desain
Perubahan warna ini dikontrol melalui mikrokontroler. perangkat keras pada Gambar 3 dan Gambar 4. Gambar 5a
Sensor yang digunakan adalah sensor photodiode. Sensor menunjukkan sumber cahaya dan tempat sampel yang
ini dapat mendeteksi perubahan intensitas cahaya yang digunakan, Gambar 5b merupakan catu daya teregulasi

Risalah Fisika Vol. 1 no. 1 (2017) 21-27


ISSN 2548-9011
24 Mona Berlian Sari - Spektrometer Cahaya Tampak menggunakan LED RGB untuk Menentukan Konsentrasi Glukosa

yang digunakan untuk mengaktifkan sistem. Sistem pada LED yang digunakan dikontrol melalui PWM
minimum ATMega 8 dapat dilihat pada Gambar 5c. Pada mikrokontroller. Catu daya yang digunakan adalah catu
Gambar 5c juga dapat dilihat IC ULN2003A yang daya teregulasi dengan keluaran 5V. Tegangan 5V ini
digunakan untuk menggerakkan motor stepper pada diperoleh melalui IC7805 dengan pull-up kapasitor
Gambar 5d. Sensor dan rangkaian penguat sinyal sehingga dihasilkan tegangan DC teregulasi sebesar 5V
keluarannya dapat dilihat pada Gambar 5e. Sketsa yang stabil. Catu daya ini digunakan sebagai sumber daya
rangkaian elektronik sistem spektrometer secara lengkap bagi sistem. Rangkaian catu daya dapat dilihat pada
dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 5b. Penggunaan motor stepper pada Gambar 5d
digandeng dengan IC ULN2003A. Selanjutnya, tegangan
keluaran sensor photodiode diperkuat melalui rangkaian
op-amp amplifier. Rangkaian penguat op-amp mengguna-
kan IC LM358 yang merupakan IC penguat operasional
ganda (dual operational amplifiers).

4.2 Pembuatan Blok Program


(a) (b) 4.2.1 Program Sistem Instrumen Spektrometer
Cahaya Tampak

Pemrograman sistem spektrometer cahaya tampak terdiri


dari program pembacaan sensor dan motor stepper.
Pemrograman menggunakan Code Vision AVR. Program
dimulai dari pembacaan nilai sensor. Lampu LED merah
dinyalakan. Tegangan yang dibaca dari rangkaian sensor
diubah menjadi intensitas yang persamaannya diperoleh
(c) (d)
dari kalibrasi sensor. Data kemudian dikirim ke komputer
melalui komunikasi serial untuk ditampilkan ke GUI.
Begitupun untuk sumber cahaya warna hijau dan biru
secara berurutan. Setelah pembacaan nilai intensitas pada
sampel yang diuji selesai, sensor digerakkan oleh motor
stepper menuju sampel standar. Flowchart program
pembacaan sensor dapat dilihat pada Gambar 7.
(e)
Gambar 5. (a) Sumber cahaya dan tempat sampel (b) catu daya
teregulasi (c) sistem minimum ATMega 8 dan IC
ULN2003A (d) motor stepper (e) rangkaian sensor
dan amplifier.

Gambar 7. Diagram alir pemrograman.

Pembacaan sensor dimulai kembali dari sumber LED


berwarna merah, hijau dan biru secara berurutan. Setelah
pembacaan selesai, motor digerakkan berlawanan arah
Gambar 6. Rangkaian elektronik sistem. untuk menuju ke posisi semula. Pengukuran selesai.
Untuk mengulangi pengukuran, ditekan tombol reset yang
Rangkaian terdiri dari sistem minimum ATMega 8, ditempatkan pada bagian luar box sistem.
rangkaian pengendali motor stepper dan rangkaian
penguat sensor photodiode. Sumber cahaya yang 4.2.2 Pembuatan Interface
digunakan adalah LED RGB (Gambar 5a). LED RGB
memiliki 3 buah warna yang dapat berubah-ubah Interface yang digunakan antara sistem sensor dan PC
tergantung kebutuhan. Pada sistem ini perubahan warna adalah Mikrokontroller ATMega8. Dalam sistem ini

Risalah Fisika Vol. 1 no. 1 (2017) 21-27


ISSN 2548-9011
Mona Berlian Sari - Spektrometer Cahaya Tampak menggunakan LED RGB untuk Menentukan Konsentrasi Glukosa 25

mikrokontroller digunakan untuk mengontrol pergerakan


motor stepper untuk memindahkan posisi sensor dari
sampel standar ke sampel yang diuji. Mikrokontroller
juga memiliki peranan yang penting dalam menerima
data, mengolah dan mengirimkan data ke sistem PC. Data
yang dikirimkan ke PC akan ditampilkan dalam software
yang dibuat menggunakan Visual Basic.
Tampilan PC menggunakan Graphical User Interface
(GUI) berbasis software Visual Basic dihubungkan ke
mikrokontroller melalui komunikasi serial. GUI adalah
antarmuka pada sistem operasi atau komputer yang
menggunakan menu grafis agar mempermudah para
penggunanya untuk berinteraksi dengan komputer.
Komunikasi serial sendiri merupakan komunikasi standar
yang sering digunakan dalam sistem instrumentasi sebagai
interface antara PC dan sistem instrumen yang dibuat. Gambar 8. Hubungan tegangan keluaran sensor
Kecepatan transfer data yang digunakan ialah pada baud dan intensitas cahaya.
rate 9600. Dari PC dapat dilihat tampilan data hasil
pengukuran absorbansi dan konsentrasi sampel. Dengan
menyamakan address antara mikrokontroller dan sistem Persamaan tersebut diperoleh dengan memplot data
komputer berbasis Visual Basic maka data dari hasil pengukuran tegangan keluaran sensor dan
mikrokontroler dapat diterima dan ditampilkan oleh membandingkannya dengan alat standar. Koefisien regresi
komputer. yang dihasilkan dari pengukuran menggunakan sumber
cahaya LED merah adalah 1, LED hijau 0,9959, dan LED
biru 0,9932. Artinya, hasil pengukuran tidak menyimpang
4.3 Pengujian Alat
dari yang sebenarnya.
Pengujian alat dilakukan melalui berbagai tahapan, di
antaranya adalah kalibrasi sistem sensor menggunakan 4.3.2 Hubungan intensitas cahaya dan konsentrasi
lightmeter untuk mendapatkan persamaan yang larutan
menyatakan hubungan tegangan keluaran sensor terhadap
Untuk memperoleh persamaan hubungan besaran
intensitas cahaya. Selanjutnya, kalibrasi sistem sensor
intensitas cahaya dengan konsentrasi sampel, sampel
terhadap konsentrasi larutan glukosa (ppm) untuk
diatur konsentrasinya terlebih dahulu. Artinya, sampel
memperoleh persamaan yang merepresentasikan
larutan disiapkan pada berbagai konsentrasi. Sampel yang
hubungan antara intensitas cahaya dan konsentrasi larutan.
digunakan adalah larutan glukosa dengan 8 konsentrasi
Pengujian alat juga dilakukan dengan mengukur nilai
berbeda. Pada saat pengukuran harus dihindari proses
absorbansi, transmitansi dan konsentrasi sampel.
preparasi sampel yang kurang bagus dan komposisi
larutan yang kurang presisi sehingga nilai tegangan dan
4.3.1 Hubungan intensitas cahaya dan tegangan
warna larutan tidak linear dari yang seharusnya.
keluaran sensor
Selanjutnya sampel yang telah disiapkan diukur.
Kalibrasi sensor diperlukan untuk mengetahui hubungan Proses pengukuran dilakukan dengan menyinari sampel
tegangan keluaran sensor dan intensitas cahaya. dengan sumber cahaya LED RGB kemudian mengukur
Tujuannya adalah untuk mendapatkan persamaan yang intensitas cahaya yang telah melewati sampel
nantinya akan digunakan untuk mengkonversi nilai menggunakan alat standar yaitu Light Meter tipe LX-
tegangan keluaran sensor menjadi nilai intensitas cahaya 101A dan membandingkannya dengan pembacaan
yang dapat diolah dan digunakan pada penentuan nilai tegangan keluaran sensor photodioda seperti terlihat pada
absorbansi dan transmitansi larutan. Kalibrasi dilakukan Gambar 9. Berdasarkan hasil pengukuran yang telah
dengan membandingkan tegangan keluaran sensor dan dilakukan dapat diplot data seperti pada Gambar 10.
pembacaan intensitas cahaya menggunakan alat standar
yaitu Light Meter tipe LX-101A. Dari hasil pengukuran Light
dapat diplot grafik seperti pada Gambar 8. Meter
Sumber Exit Slit
Dari data dan plot grafik yang dilakukan dilihat bahwa Cahaya
Sampel
tegangan keluaran naik secara linier seiring dengan Sensor
photodiode
kenaikan intensitas cahaya yang mengenainya. Hubungan
intensitas cahaya dan tegangan keluaran sensor dinyatakan Gambar 9. Set eksperimen pengukuran intensitas cahaya yang
oleh persamaan melewati sampel menggunakan Light Meter dan Sensor

I = 9,9168V – 0,1192 (sumber LED merah), Dari hasil plot grafik yang dilakukan diperoleh
I = 66,543V + 0,2434 (sumber LED hijau), hubungan intensitas cahaya dan konsentrasi larutan (ppm)
I = 3,569V – 0,0095 (sumber LED biru). sensor yang dinyatakan dalam persamaan

Risalah Fisika Vol. 1 no. 1 (2017) 21-27


ISSN 2548-9011
26 Mona Berlian Sari - Spektrometer Cahaya Tampak menggunakan LED RGB untuk Menentukan Konsentrasi Glukosa

telah ditambahkan benedict dapat dilihat pada Gambar 11.


Dari Gambar 11 terlihat warna larutan menjadi merah
bata. Hal itu menandakan terdapatnya kadar glukosa di
dalam larutan yang disebabkan karena sifat larutan
benedict akan berubah warna jika terdapat kandungan
glukosa di dalamnya.

4.4.2 Data
Dari hasil pengukuran diperoleh nilai absorbansi,
transmitansi dan konsentrasi larutan yang ditampilkan
pada tampilan PC. Pada Tabel 1, 2, dan 3 disajikan data
hasil pengukuran yang telah dilakukan.

Tabel 1. Data Hasil Pengukuran menggunakan LED merah.


Gambar 10. Hubungan konsentrasi larutan (ppm)
dan intensitas cahaya. CH CU % Kesalahan
No. T A
(ppm) (ppm) Relatif
C = 1190,5e-0,057I (sumber LED merah), 1 1000 0,13 0,88 1034,79 3,48 %
2 950 0,26 0,58 898,42 5,43 %
C = 1166,6e-0,022I (sumber LED hijau),
4 857,38 0,30 0,53 868,46 1,29 %
C = 1369,9e-0,458I (sumber led biru),
5 814,51 0,36 0,44 806,93 0,93 %
dengan C adalah konsentrasi larutan dalam ppm. Hasil 6 773,78 0,42 0,37 758,29 2,00 %
7 698,34 0,45 0,34 733,00 4,96 %
plot grafik untuk menentukan persamaan ini memiliki
koefisien regresi 0,9171 untuk sumber LED merah,
Tabel 2. Data Hasil Pengukuran menggunakan LED hijau.
0,9119 untuk LED hijau, dan 0,9554 untuk LED biru.
Semua nilai regresi mendekati 1, artinya hasil pengukuran No.
CH
T A
CU % Kesalahan
tidak jauh menyimpang dari nilai yang sebenarnya. (ppm) (ppm) Relatif
1 1000 0,13 0,90 973,42 2,66 %
4.4 Hasil Pengukuran 2 950 0,16 0,80 931,60 1,94 %
4 857,38 0,19 0,72 891,57 3,99 %
4.4.1 Preparasi Sampel 5 814,51 0,22 0,66 853,26 4,76 %
Preparasi sampel dilakukan dengan menyiapkan 1 gram 6 773,78 0,32 0,49 737,06 4,75 %
glukosa yang dilarutkan dalam 1 liter aquades. Hasilnya 7 698,34 0,34 0,47 715,79 2,50 %
adalah larutan glukosa dengan konsentrasi 1000 ppm.
Larutan ini kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur. Tabel 3. Data Hasil Pengukuran menggunakan LED biru.
Selanjutnya larutan diencerkan. Proses pengenceran CH CU % Kesalahan
No. T A
menggunakan persamaan (ppm) (ppm) Relatif
1 1000 0,27 0,57 1025,17 2,52 %
V1C1 = V2C2 2 950 0,36 0,44 929,40 2,17 %
4 857,38 0,45 0,34 842,58 1,73 %
5 814,51 0,48 0,32 815,48 0,12 %
6 773,78 0,56 0,25 751,48 2,88 %
7 698,34 0,59 0,23 727,31 4,15 %

Keterangan:
CH : konsentrasi yang dihitung (ppm)
T : transmitansi
A : absorbansi
CU : konsentrasi yang diukur (ppm)
Gambar 11. Preparasi sampel (a) pemanasan sampel (b) sampel
hasil pemanasan.
Berdasarkan data hasil pengukuran, CH merupakan
Dari hasil pengenceran yang dilakukan dihasilkan konsentrasi yang diperoleh melalui metode perhitungan
larutan glukosa yang konsentrasinya berbeda-beda untuk menggunakan rumus pengenceran, sedangkan
dijadikan sampel pada pengukuran yaitu larutan glukosa transmitansi, absorbansi, dan CU diperoleh dari sistem
dengan konsentrasi 1000 ppm; 950 ppm; 902,5 ppm; spektrometer yang dibuat menggunakan persamaan yang
857,375 ppm; 814,5063 ppm; 773,78 ppm; 735,092 ppm; telah diproses di mikrokontroler. Selanjutnya kesalahan
dan 698,34 ppm. Ke dalam larutan ini masing-masing relatif pengukuran diperoleh dengan membandingkan
ditambahkan 10 tetes benedict kemudian dipanaskan pada konsentrasi yang diukur dengan konsentrasi yang
suhu 100°C. Selanjutnya sampel yang telah dipanaskan dihitung.
diukur pada alat yang dibuat untuk dibaca nilai Pada proses pengukuran dapat dilihat absortivitas
absorbansinya. Hasil pemanasan larutan glukosa yang tertinggi diperoleh jika sumber yang digunakan adalah

Risalah Fisika Vol. 1 no. 1 (2017) 21-27


ISSN 2548-9011
Mona Berlian Sari - Spektrometer Cahaya Tampak menggunakan LED RGB untuk Menentukan Konsentrasi Glukosa 27

LED merah yaitu dengan kisaran 0,47-0,9. Persentasi antara 1,94% sampai 4,76% sedangkan secara keseluruhan
kesalahan pengukuran konsentrasi menggunakan LED persentasi kesalahan relatif pengukuran konsentrasi
hijau berkisar antara 1,94% sampai 4,76% sedangkan berkisar antara 0,12% sampai 5,43%. Keunggulan sistem
secara keseluruhan persentasi kesalahan relatif terletak pada sistem kontrol dan otomatisasi gerak sensor
pengukuran berkisar antara 0,12% sampai 5,43%. Plot yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi proses
persentasi kesalahan relatif pengukuran pada setiap pengukuran. Keunggulan sistem juga dapat ditinjau dari
konsentrasi dapat dilihat pada Gambar 12. segi nilai ekonomis dimana sistem menggunakan
komponen-komponen yang murah.

PUSTAKA
[1] R. Djarot Sugiarso, Perbandingan Pereduksi Natrium
Tiosulfat (Na2S2O3) dan Kalium Oksalat (K2C2O4) pada
Analisa Kadar Besi dalam Multivitamin secara Spektometer
UV-VIS, Journal of Mathematics and Sciences Universitas
Airlangga, Vol. 1, No. 2, 2011, hal. 1-11.
[2] Lailatin Nuiyah dan Gancang Saroja, Studi Pembuatan
Spektrometer DVD untuk Menentukan Relasi Konsentrasi
Larutan Gula dengan Intensitas Spektrum, Physics Student
Journal Universitas Brawijaya, Vol. 2, No. 1, 2014, hal.
635-638.
[3] R.S. Khandpur, Handbook Analytical Instruments second
edition, Tata Mc-Graw-Hill, New Delhi, 1989.
[4] Muhammad Arshad Khosa, S. Sakhawat Shah, dan
Gambar 12. Persentase kesalahan relatif pengukuran Muhammad Faizan Nazar, UV-Visible Spectrometric Study
pada setiap konsentrasi. and Micellar Enhanced Ultrafiltration of Alizarin Red S
Dye, Journal of Dispersion Science and Technology, Vol.
Penelitian ini dapat dijadikan alternatif dalam 32, No. 11, 2011, pp. 1634-1640.
pengukuran yang membutuhkan spektrometer, yang dapat [5] Laras Andria Wardani, Validasi Metode Analisis dan
digunakan untuk pengukuran menggunakan larutan Penentuan Kadar Vitamin C pada Minuman Buah Kemasan
lainnya yang peka terhadap cahaya RGB, dan dapat dengan Spektrofotometri UV-Visible, Skripsi, FMIPA UI,
Depok, 2012.
dikembangkan untuk mengetahui kadar glukosa dalam
[6] Wenny Wahyuni, Nanda Novita, Fajriani, et al., Rancang
darah. Bangun Alat Ukur Transmisi dan Absorpsi Cahaya
Berbasis Arduino dan LabVIEW, Prosiding SNIPS ITB, 8-9
V. KESIMPULAN Juni 2015, hal. 105-108.
[7] Supliyadi, Khumaedi, dan Sutikno, Percobaan Kisi Difraksi
Telah dikembangkan spektrometer sederhana mengguna- dengan menggunakan Keping DVD dan VCD, Jurnal
kan sumber cahaya tampak untuk mengukur kadar Pendidikan Fisika Indonesia ISSN 1693-1246, Vol. 6, No.
glukosa suatu larutan. Alat ini terdiri dari sumber cahaya, 1, 2010, hal. 26-29.
sampel, slit, sensor, dan tampilan data. Sistem terdiri dari [8] S. Firdous, M. Nawaz, M. Ahmed, et al., Measurement of
sistem sensor menggunakan penguat amplifier berbasis IC Diabetic Sugar Concentration in Human Blood using
LM358, motor stepper menggunakan ULN2003A, dan Raman, Laser Physics, Vol. 22, No. 6, 2012, pp. 1090-
mikrokontroler ATMega 8. Tampilan data digunakan 1094.
Visual Basic. Dari data hasil pengukuran diperoleh [9] A. Gobrecht, R. Bendoula, J.M. Roger, et al., Combining
absorbansi larutan glukosa menggunakan sumber LED linear polarization spectroscopy and the Representative
Layer Theory to measure the Beer–Lambert law absorbance
merah berkisar antara adalah 0,34 sampai 0,88, of highly scattering materials, Journal of Analytica Chimica
menggunakan sumber LED hijau 0,47 sampai 0.9, dan Acta 853, 2015, pp. 486–494.
dengan menggunakan sumber LED biru berkisar antara [10] C.M. Gilmore, Microprocessors: Principles and
0,23 sampai 0,57, dengan kesalahan relatif rata-rata di Applications, Mc Graw-Hill, Singapore 1995.
bawah 5,43%. Absortivitas tertinggi diperoleh jika sumber [11] R. Zamora, et al., Sistem Pengendalian Motor Stepper
yang digunakan adalah LED hijau. Persentasi kesalahan Tanpa Kabel Berbasis Mikrokontroller AT89C51. Jurnal
pengukuran konsentrasi menggunakan LED hijau berkisar Rekayasa Elektrik, Vol.4, No.2, 2005, hal. 29-33.

Risalah Fisika Vol. 1 no. 1 (2017) 21-27


ISSN 2548-9011

Anda mungkin juga menyukai