Anda di halaman 1dari 20

Pengembangan Media Pembelajaran Membaca Bahasa Arab SMP IT Berbasis Webite

Khairil Azhar
UIN Mahmud Yunus Batusangkar
e-mail: azharkhairil76@gmail.com

ABSTRAK
Pengembangan media pembelajaran membaca bahasa arab merupakan media belajar bahasa
arab yang akan menuntun siswa untuk meningkatkan pola ingatan siswa lebih dalam memahami
bahasa arab.permasalahan pembelajaran membaca bahasa Arab di SMP IT berbasis webite adalah
banyak gaya belajar siswa ada yang mendengarkan langsung paham akan materi dan ada juga
secara kinestik serta visual sehingga media pembelajaran membaca bahasa menjadi kurang diminati
oleh karena itu dikembangkan media pembelajaran bahasa arab berbasis webite. Penelitian ini untuk
mengembangkan media pembelajaran Membaca Bahasa Arab SMP IT Berbasis Webite. Metode
penelitian ini menggunakan metode pengembangan (Research and Development) dengan model 4‐
D (Define, Design, Develop, Disseminate). Subjek penelitian ini 25 peserta didik, pendidik serta
validator ahli media dan materi. Penelitian memakai instrumen menggunakan angket analisis
kebutuhan dan observasi pada tahap awal. Hasil penelitian ini adalah bahwa media pembelajaran
membaca berbasis webite dapat digunakan sebagai media pembelajaran bahasa Arab ditingkat SMP
IT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa mampu mebaca bahasa arab dengan lancar terhadap
pengembangan media membaca bahasa arab, disitu hasil pengembangan media pembelajaran
membaca bahasa arab berbasis webite sebagai media pembelajaran membaca bahasa Arab yang
melalui website bukan hanya sekedar buku setelah melalui tahapan validasi serta
penilaian.berdasarkan hasil dari langkah-langkah sehingga secara keseluruhan media membaca
bahasa arab berbasis webite telah memenuhi kebutuhan pemateri termasuk dalam kategori layak
untuk digunakan dalam proses media pembelajaran membaca bahasa Arab di SMP IT.
Keterbatasan penelitian ini adalah peneliti hanya mengembangkan media membaca bahasa arab
berbasis webiteb pada proses belajar bahasa Arab, peneliti berharap kepada peneliti selanjut agar
dapat melakukan penelitian tentang media pembelajaran membaca berbasis webite yang sama
dengan mata pelajaran yang berbeda.

Kata Kunci: membaca, media pembelajaran, webite.

PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan teknologi dunia saat ini, sudah banyak menghasilkan aplikasi
terhubung internet (El-hajj et al., 2019). Kemajuan teknologi tersebut dapat dimanfaatkan oleh
guru untuk mewujudkan suatu keberhasilan dalam dunia belajar (Leng et al., 2019). Hal ini
dikarenakan kemajuan dunia pendidikan tidak bisa berjalan tanpa bantuan dari teknologi. Dari
berbagai hasil pengembangan teknologi aplikasi video animasi yang membantu guru
memvisualisasikan materi pelajaran yang bersifat abstrak (Chang et al., 2020). Materi yang
diberikan guru banyak yang tidak dipahami oleh peserta didik secara optimal bahkan peserta didik
dapat melakukan kesalahan pemahaman ketika peserta didik hendak memahami pelajaran yang
diberikan guru (Tian & Zhang-Wu, 2022). Dalam dunia pendidikan, teknologi dan pendidikan
tidak bisa dipisahkan karena teknologi juga menuntut peranan dunia pendidikan. Khususnya pada
guru untuk menerapkan metode, teknik, dan pendekatan dalam menstransformasikan materi.
Video animasi menghindarkan salah pengertian dari proses belajar sehingga peserta didik
dapat memahami materi secara menyeluruh (Peng et al., 2018). Pesan yang dirancang guru dalam
media pembelajaran video animasi merupakan penghubung antara unsur media seperti video,
teks, image, suara, dan grafik. Sehingga mampu menggunakan gaya belajar siswa yang tipe
visual, auditori, maupun kinestik (He & Forey, 2018). Video animasi digunakan sebagai media
pembelajaran unik yang bisa menghindarkan peserta didik merasa jenuh/lelah dalam belajar yang
dikarenakan penjelasan dari guru yang fukos pada buku tidak melakukan interaksi hanya terpaku
pada materi saja sehingga peserta didik merasa bosan (Marina & Prokhorova, 2020). Kebosanan
meliputi semua orang dikarenakan cara seorang guru yang kurang mampu menguasai kelas serta
penggunaaan video animasi yang terbilang cukup sulit tapi sekarang dipermudah oleh teknologi
dengan cara melihat metode-metode dalam pembuatan video bisa di youtube dan lain-lain.
Pendidikan merupakan suatu faktor yang harus ada dalam kehidupuan manusia, tanpa
pendidikan seseorang akan menjadi hilang arah/tidak tahu tujuan hidup (Lövdén et al., 2020).
Pendidikan juga merupakan hal yang bisa meningkatkan sumber daya manusia yang mampu
merubah kualitas hidup manusia kedepannya dan membentuk pola fikir manusia yang lebih baik
(Köhler et al., 2019). Pendidikan membawa banyak manfaat dikehidupan manusia seperti
memberikan pengetahuan lebih luas dalam proses belajar sehingga banyak pengetahuan yang
didapat oleh manusia (Lutz et al., 2019). Salah satunya yaitu hidup lebih terarah ketika mencapai
sesuatu akan terwujud (Saboori et al., 2019). Seorang jika mendalami pendidikan secara luas akan
memberikan hidup layak sebagai mana mestinya (Hill et al., 2018). manusia kepada manusia yang
lain bersenambungan dalam belajar yang terpenting adalah prosesnya bukan sekedar nilai karena
proses lebih berharga dibandingkan nilai (Wijnberge et al., 2020). Nilai hanya menentukan
tercapai atau tidaknya seseorang dalam proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya
perubahan tingkah laku (Zhang et al., 2020). Perubahan tingkah laku diantaranya yaitu kognitif,
psikomotor, dan afektif.
Media pembelajaran ada yang bersifat lisan maupun tulisan dalam proses belajar mengajar
dapat menggunakan. Media pembelajaran (P. et al., 2019). Dengan adanya media
pembelajaran,guru sebagai pendidik dapat menciptakan situasi kelas yang berbeda-beda (Uerz et
al., 2018). Pada proses mengajar media dalam pembelajaran bisa menggunakan sistem permainan
dalam belajar sehingga peserta didik tidak merasa bosan dalam belajar dan peserta didik terlibat
aktif (Kasurinen & Knutas, 2018). Dengan menggunakan media ini peserta didik dapat
menyelesaikan masalah dalam pembelajaran dengan cara menyelesaikan tugas atau latihan yang
diberikan guru maupun simulasi yang tertuang dalam sistem tersebut (Jagannath et al., 2019).
Pembelajaran dengan media ini dapat meningkatkan ketertarikan peserta didik untuk belajar dan
memperlancar tujuan dalam pembelajaran (Noman Qasem et al., 2022). Media juga tampak telah
memenuhi kriteria pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu yang digunakan
untuk penyampaian pesan.
Pemanfaatan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam belajar yaitu
meningkatkan kemampuan, menumbuhkan semangat belajar, dan berpikir logis serta kritis (Yadav
& Vishwakarma, 2020). Pembelajaran yang hanya fokus kepada bahan ajar tidak melihat
bagaimana kondisi kelas (Too et al., 2019). ini akan mengakibatkan siswa menjadi bosan dan
banyak dari siswa ini melakukan apa yang ia mau seperti berbicara didalam kelas, keluar masuk
kelas dan tidur dikelas (Bench & Lench, 2019). untuk menghindari hal itu guru harus mampu
menguasai kelas bukan hanya fokus pada buku paket atau buku lainnya (Banagbanag, 2020). Guru
harus mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman, menanamkan konsep pembelajaran pada
siswa dan menciptakan kelas yang efektif dan efesien sehingga hasil pembelajaran meningkat
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru.
Kesulitan guru dalam mengajar karena kurangnya sumber-sunber buku yang inovatif
dalam pembelajaran dan hanya memanfaatkan buku paket yang terbatas (Keiler, 2018). Minat
siswa dalam media juga minim atau lebih tertarik dengan hal yang membuat peserta didik
menyenangkan (Bicen & Kocakoyun, 2018). Maka seorang guru perlu menunjang minat peserta
didik tersebut supaya kelak peserta didik dapat memahami materi (Yu & Singh, 2018). Nilai siswa
yang dibawah kapasitas atau syarat kelulusan guru dituntut harus bisa menggali kembali dan
mencari solusi supaya peserta didik bisa memahami materi(Sutcher et al., 2019), Sehingga peserta
didik menjadi bisa dalam menyelesaikan masalah belajar contohnya saja persentasi dalam kelas
siswa akan lebih bisa menjawab pertanyaan dengan cepat karena ia merasa senang dikelas. salah
satu tolak ukur peserta didik ialah ia mampu menguasai materi pembelajaran serta aktif dalam
pembelajaran.
Sekarang media pembelajaran yang menarik salah satu aplikasi animasi yang dikenal
dalam dunia pendidikan dan mulai sering digunakan sebagai media pembelajaran yaitu aplikasi
powtoon (Griffith et al., 2020), Aplikasi powtoon adalah aplikasi yang terhubung dengan internet
yang dapat memaparkan materi atau menyajikan presentasi, dalam tampilannya berupa video
yang berisi berbagai animasi-animasi menarik.Salah satu media audio visual yang sering juga
digunakan sebagai media pembelajaran ialah aplikasi video animasi powtoon (Sunaryo et al.,
2021).Kelebihan dari powtoon adalah cara penggunaan yang cukup mudah dan tidak memerlukan
sebuah keterampilan khusus karena didalam penggunaannya hanya menggunakan video
biasa/video pada umumnya (Bakri et al., 2021). Video animasi yang ditampilkan oleh aplikasi
powtoon sangat menarik tambah lagi fitur yang sangat unik sehingga siswa merasa senang saat
belajar.
Kholilurrohmi (2017) menjelaskan bahwa aplikasi ini dapat diakses oleh siapapun
termasuk guru maupun peserta didik. Cara pembuatan audio visual terbilang cukup mudah Karena
fitur yang tersedia cukup lengkap seperti animasi tulisan tangan, animasi kartun, dan efek transisi
yang lebih hidup serta pengaturan time line sangat mudah (Afouras et al., 2018). Hampir semua
fitur dapat diakses dalam satu layar dan juga dapat digunakan dalam proses pembuatan sebuah
presentasi dalam pembelajaran (Al-Maroof & Al-Emran, 2018). Hal ini yang membuat aplikasi
powtoon menjadi semakin sering digunakan dalam dunia pendidikan. Sukiyasa & sukoco (2013)
menjelaskan materi pembelajaran yang dibuat visualisasi kedalam bentuk gambar animasi juga
lebih bermakna dan menarik, lebih mudah diterima,dipahami, dan lebih dapat memotivasi peserta
didik (Mao et al., 2021), perbedaan penelitian ini dan penelitian sebelumnya adalah pada bagian
aplikasi powtoon media pembelajaran. Penelitian sebelumnya aplikasi powtoon pembelajaran
umum sedangkan penelitian ini lebih memfokuskan aplikasi powtoon pembelajaran bahasa arab
dan penelitian terdahulu memerlukan waktu yang cukup lama serta penampilan aplikasi powtoon
bersifat monoton, sedangkan penelitian ini hanya menggunakan waktu singkat dan penampilan
aplkikasi powtoon lebih menarik dikarenakan adanya pembelajaran bahasa arab.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kembali bagaimana pengembangan aplikasi
powtoon sebagai media pembelajaran bahasa arab berbasi audio visual. Aplikasi powtoon
memiliki manfaaat yang dapat dipertimbangkan untuk dimanfaatkan oleh guru sebagai media
pembelajaran bahasaa arab dan peserta didik mudah memahami pembelajaran. Dengan adanya
aplikasi powtoon diharapkan kepada peserta didik bisa memahami pembelajaran bahasa asrab
lebih mendalam dari yang sebelumnya. Berdasarkan penjelasan diatas, perlu dilakukan sebuah
percobaan atau tindakan untuk mengatasi suatu masalah pembelajaran bahasa arab untuk itu
semoga siswa dapat selalu aktif dikelas dengan menggunakan aplikasi ini menumbuhkan sifat
kerja keras dan memiliki pola pikir yang logis dan efektif, “maka peneliti mengembangkan
aplikasi Powtoon sebagai media pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual diMadrasah
Tsanawiyah”.

METODE
Aplikasi Powtoon sebagai media pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual
dikembangkan sesuai dengan prosedur dalam penelitian yang menerapkan metode pengembangan
(Research and Development) dengan model 4 ‐D (Define, Design, Develop, Disseminate),
Research and Development (Penelitian dan pembuatan produk) (Indans et al., 2019). Pada tahap
ini peneliti menggali informasi melalui observasi dan wawancara terstruktur (Leng et al., 2019).
Observasi dilkukan dengan langsung melihat bagaimana proses pembelajaran dikelas (Kirk,
2018). Kemudian dilakukan wawancara. Selanjutnya dilakukan landasan teori. Dalam melakukan
pengembangan aplikasi Powtoon sebagai media pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual
model pengembangan ini merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mendapat hasil
penelitian yang sesuai harapan, berdasarkan penjabaran diatas peneliti menerapkan langkah-
langkah pengembangan sebagai berikut : Define (Tahap pendefinisian), tahap define berguna
untuk mendefinisikan dan menentukan syarat-syarat apa saja yang perlu disiapkan dalam proses
belajar mengajar serta mengumpulkan informasi berkaitan dengan produk yang akan ditampilkan
pada media pembelajaran (Nosek et al., 2018). Design (Tahap perancangan) pada tahap ini
menentukan rancangan produk apa yang ingin dibuat. Berikut pembagian tahap perancangan:
Penyusunan tes acuan ukuran yang sudah ditentukan/patokan (Constructing Criterion Referenced
Test) Pemilihan media (Media Selection) Pemilihan format (Format Selection) Membuat
rancangan awal (Initial design) (Too et al., 2019) Develop (tahap pengembangan) Tahap
pengembangan bertujuan menghasilkan media pembelajaran yang kreatifitas dan inovatif. Pada
tahap ini juga perlu adanya validator dan telah diuji kepada guru dan peserta didik sebagai
pengguna.
Supaya produk bisa menjadi layak digunakan menjadi acuan bagi peneliti maka
hendaklah memperkembangkan kembali aplikasi powtoon jadikan produk yang banyak dan
jadikan sebagai pedoman. Validator yang telah diuji akan diolah sehingga dapat disimpulkan
bahwa pengembangan ini layak dipublikasikan. tahap ini dilakukan apabila proses pembuatan
produk dan pada materi pengenalan aplikasi powtoon telah selesai maka langkah selanjutnya
proses uji coba kepada ahli media, ahli materi/guru, dan respon siswa. Pada uji coba ahli
dilakukan secara berulang apabila produk tidak sesuai dengan harapan maka bisa diulang kembali
sampai mendapatkan hasil sesuai dengan harapan (Hemani et al., 2018). Disseminate (Tahap
penyebarluasan) Pada tahap ini dilakukan penyebarluasan media pembelajaran yang telah
dikembangkan atau dibuat. Penyebarluasan dan disosialisasikan kekhalayak ramai dan diluar dari
pengembangan tersebut.tetapi tidak boleh dilakukan pada penelitian sendiri.
Pengembangan model 4D jikala sudah sampai pada tahap disseminate harus
dipublikasikan, dicetak, dan diperbanyak.penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dengan
keterbatasan waktu dan biaya, serta keterbatasan sarana maka penelitian ini hanya sampai pada
tahap develop, meskipun hanya sampai pada tahap ini media pembelajaran yang dikembangkan
sudah mencakup prinsip dari penelitian yang dilakukan yaitu pengembanganyang berbasis audio
visual yang hendak diujikan kepada siswa madrasah tsanawiyah (Romanelli et al., 2018). Adapun
skala pada penelitian ini menggunakan skala likert sebagai acuan penyusunan kriteria sebagai
berikut: Skor 4 (sangat setuju), Skor 3 (setuju), Skor 2 (kurang setuju), dan Skor 1 (tidak setuju)
Waktu dan tempat penelitian akan dilaksanakan ditingkat Tsanawiyah penelitian ini akan pada
akhir bulan oktober sampai november 2022. Subjek dari penelitian adalah validator media,
validator ahli isi/materi, dan siswa, objek dari penelitian ini yaitu kelayakan aplikasi powtoon
dalam proses pembelajaran berbasis audio visual yang menampilkan fitur-fitur yang unik serta
mampu meningkatkan pola pikir siswa dimadrasah tsanawiyah menjadi siswa yang berpikirnya
logis serta bervariasidan beragam pada media pembelajaran bahasa arab. penelitian
pengembangan aplikasi powtoon media pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual yang
terdapat tiga lembar angket yaitu: Lembar angket ahli media,lembar angket ahli isi/materi, dan
lembar angket siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL
Hasil dari pengembangan aplikasi powtoon sebagai media pembelajaran berbasis audio visual
analisa diawal dan akhir.media pembelajaran ini Research and Development (Penelitian dan pembuatan)
aplikasi powtoon berbasis audio video dilakukan menggunakan penyebaran angket dan pengumpulan
materi.selanjutnya pembuatan video animasi berbasis audio diaplikasi powtoon yang digunakan sebagai
bahan percobaan oleh peneliti karena video animasi yang berbasis audio akan dikembangkan sebagai
bahan ajar untuk siswa dimadrasah tsanawiyah. video animasi tersebut divalidasi oleh ahli media, ahli
isi/materi, dan ahli bahasa . Uji coba yang dilakukan kepada siswa untuk mendapatkan hasil penilaian
aplikasi powtoon dengan melakukan tersebut menyebarkan angket dan memperoleh data media dari segi
media, materi dan bahasa.uji tahap validasi guna untuk menentukan pendapat tentang media yang
dilakukan. Sehingga dapat diketahui apakah aplikasi tersebut layak dipelajari dan sebagai pelengkap
buku disekolah dan mempermudah siswa dalam mencari solusi ketika ada pertanyaan yang sulit dijawab
dengan aplikasi ini akan membantu siswa dalam mencari referensinya.dengan adanya aplikasi powtoon
maka guru akan mudah menerangkan materi pembelajan kepada siswa dengan metode visual dan
seketika guru tidak bisa menggunakan aplikasi powtoon maka siswa akan kemungkinan merasa bosan
dan tidak mau belajar bahasa arab disebabkan guru hanya terfokus pada buku saja. Video animasi yang
berbasis audio visual disini yaitu sebuah video yang bisa ditulis dengan tangan sendiri atau bia juga
menggunakan fitur diaplikasi powtoon jadi siswa dan guru harus bisa menggunakan laptop, computer
dan lain-lainnya. Hasil dari penelitian ini dari kelayakan aplikasi powtoon sebagai media pembelajaran
bahasa arab berbasis audio visual sebagai berikut:

Lembar Validasi Kelayakan Media


Hasil uji coba media berguna untuk memperoleh kelayakan media. Tujuan dari validasi media
yaitu mengetahui apa saja kelemahan dari aplikasi powtoon berbasis audio visual yang peneliti ciptakan
sebagai media pembelajaran bahasa arab. Penilaian validasi oleh siswa dilakukan dengan menggunakan
angket sebagai alat bantu menyelesaikan masalah terhadap pengembangan apliaksi powtoon tujuan
untuk memudahkan siswa dan proses belajar dan menumbuhkan semangat bagi siswa sehingga siswa
menjadi menyenangkan.jika siswa sudah senang maka permasalahan akan pembelajaran sudah menjadi
hal yang lazim lagi karena siswa dapat memahami pembelajaran jikala faktor pertama sudah terpenuhi
yaitu ia senang dalam belajar selanjutnya ia akan aktif bertanya dan memberikan contoh keteman yang
lainnya. Oleh karena itu guru juga dituntut memenuhi kriteria sebagai guru dan menguasai materi yang
hendak diberikan.audio visual yang diajarkan akan menjadi suatu hal yang unik bagi siswa. Data hasil
penelitian media aplikasi powtoon sebagai media pembelajaran bahasa arab pada lembar validasi
kelayakan dapat diliat pada table dibawah ini.

Tabel 2. Lembar Validasi kelayakan media


N Aspek penelitian Sangat Setuju (S) Kurang Tidak kategori
o setuju(SS) setuju(KS) setuju(TS)
1 Aplikasi powtoon 82,4 62,1 Sangat
memudakan siswa dalam setuju
belajar

2 Aplikasi powtoon sangat 65,3 62,5 24,5 Sangat


berguna bagi siswa serta setuju
guru
3 Aplikasi powtoon sangat 81,0 68,8 45,3 Sangat
diperlukan sebagai pemecah setuju
masalah dalam pembelajaran
bahasa arab
4 Aplikasi powtoon sebagai 80,2 68,9 40,0 Sangat
penunjang semangat siswa setuju
dalam belajar bahasa arab
5 Aplikasi powtoon sebagai 60,4 65,4 30,4 setuju
wadah penyimpanan ilmu
yang bermanfaat bagi siswa
dalam pembelajaran bahasa
arab
6. Aplikasi powtoon membuat 85,5 65,3 45,0 Sangat
siswa lebih aktif dikelas setuju
Keterangan:
Sangat setuju (ST)
Setuju (S)
Kurang setuju (KS)
Tidak setuju (TS)
Berdasarkan uji coba penelitian diatas dapat diuraikan sebagaimana data hasil uji penelitian
sebagai berikut: suatu tabel terdapat 30 siswa yang diuji. Yang dimana hasil tertinggi terhadap validasi
kelayakan media pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual untuk mengetahui sebagaimana
kemampuan siswa dimadrasah tsanawiyah memperoleh nilai tertinggi yaiitu 85,5% berdasarkan
presentase yang diperoleh validasi kelayakan media, termasuk dalam karegori yaitu sangat setuju. Hasil
penilaian yang kedua tertinggi siswa terhadap validasi kelayakan media pembelajaran bahasa arab
berbasis audio visual siswa madrasah tsanawiyah memperoleh nilai tertinggi kedua yaitu 65,4%
berdasarkan presentase yang diperoleh validasi kelayakan media, termasuk dalam kategori yaitu
setuju.penilaian ketiga tertinggi siswa terhadap media pengembangan media pembelajaran bahasa arab
berbasis audio visual siswa madrasah tsanawiyah memperoleh nilai tertinggi ketiga yaitu 30,4% dan
hasil penilaian terakhir atau yang terendah siswa terhadap validasi kelayakan media yaitu kurang setuju,
media pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual yang memperoleh nilai terendah yaitu 0%
berdasarkan presentase yang diperoleh validasi kelayakan media yaitu tidak setuju.
Maka dapat disimpulkan, bahwa hasil validasi data diatas mengatakan pengembangan aplikasi
powtoon berbasis audio visual sangat layak (SL) digunakan oleh siswa diMadrasah tsanawiyah dalam
proses pembelajaran bahasa arab,audio visual merupakan sebuah buku bersuara,dan halaman bersuara,
dalam audio tersendiri lebih fokus kemendengar sedangkan visual yang langsung dilihat oleh mata.
Media pembelajaran ini sangat penting dalam proses belajar melalui media visual dapat memperlancar
pemahaman dan memperkuat ingatan siswa yang melakukan pembelajaran bahasa arab berbasis audio
visual. Langkah dalam pembelajaran menggunakan media audio visual, mempersiapkan laptop, sound,
kabel dan video yang akan ditampilkan saat belajar nanti setelah itu memperhatikan posisi duduk peserta
didik dalam keadaan nyaman dan pada saat akan mengajak peserta didik menyimak video animasi yang
ditampilkan setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual
karena pengembangan aplikasi powtoon sangat efektif dibandingkan dengan yang lainnya sehingga
sangat layak untuk dikembangkan oleh media dalam pembelajaran bahasa arab diMadrasah tsanawiyah.

Lembar validasi kelayakan materi


Hasil uji coba media berguna untuk memperoleh kelayakan media. Tujuan dari validasi materi
yaitu mengetahui apa saja kelemahan dari aplikasi powtoon berbasis audio visual yang peneliti ciptakan
sebagai media pembelajaran bahasa arab.penilaian validasi oleh siswa dilakukan dengan menggunakan
angket sebagai alat bantu menyelesaikan masalah terhadap pengembangan apliaksi powtoon tujuan untuk
memudahkan siswa dan proses belajar dan menumbuhkan semangat bagi siswa sehingga siswa menjadi
menyenangkan.jika siswa sudah senang maka permasalahan akan pembelajaran sudah menjadi hal yang
lazim lagi karena siswa dapat memahami pembelajaran jikala faktor pertama sudah terpenuhi yaitu ia
senang dalam belajar selanjutnya ia akan aktif bertanya dan memberikan keteman yang lainnya. oleh
karena itu guru juga dituntut memenuhi kriteria sebagai guru dan menguasai materi yang hendak
diberikan.audio visual yang diajarkan akan menjadi suatu hal yang unik bagi siswa. Data hasil penelitian
media aplikasi powtoon sebagai media pembelajaran bahasa arab pada lembar validasi kelayakan dapat
diliat pada table dibawah ini.

Tabel 3.lembar validasi kelayakan materi


No Aspek penilaian Sangat Setuju(S) Kurang Tidak kategori
. setuju(SS) setuju(KS) setuju(TS)
1 Pembelajaran bahasa 88,9 24.6 64,5 Sangat
arab menggunakan setuju
aplikasi powtoon sesuai
dengan kompetensi
dasar
2 Aplikasi powtoon 85,3 45,3 23,1 Sangat
merupakan wadah
pembelajaran bahasa setuju
arab
3 Penggunaan aplikasi 98,2 43,8 Sangat
powtoon memudahkan setuju
siswa dalam
pembelajaran
4 Materi yang ada 45,4 88,8 setuju
diaplikasi powtoon
cepat ditangkap oleh
siswa
5 Pembelajaran dengan 80,0 32,5 43,5 Sangat
menggunakan aplikasi setuju
powtoon meningkatkan
semangat belajar siswa
6 Pembelajaran dengan 69,3 88,4 setuju
aplikasi powtoon siswa
bisa berpikir kreatif dan
inovatif
7 Materi pokok yang 91,1 33,3 Sangat
sistematis sudah relevan setuju
dengan aplikasi
powtoon
8 Penampilan aplikasi 85,3 54,9 Sangat
powtoon yang unik setuju
9 Pembelajaran aplikasi 56,6 35,3 39,4 Sangat
powtoon membuat kelas setuju
menjadi bersinambung
dan siswa aktif
didalamnya
10 Pembelajaran ini 45,3 23,5 53,2 Kurang
meningkatkan rasa ingin setuju
tau siswa dalam
pembelajaran bahasa
arab
11 Tersedia lembar kerja 95,0 55,9 53,6 Sangat
sama siswa pada setuju
pembelajaran bahasa
arab
12 Konsep aplikasi 88,8 63,2 33,4 Sangat
powtoon yang berurutan setuju
13 Pembelajaran aplikasi 66,6 33,2 65,9 Sangat
powtoon sesuai dengan setuju
kompetensi dasar
14 Pembelajaran aplikasi 55,3 39,4 Sangat
powtoon meningkatkan setuju
kreatifitas siswa
15 Pembelajaran aplikasi 89.0 35,9 Sangat
powtoon melatih siswa setuju
berpikir logis, dan
inovatif

Keterangan :
Sangat setuju(ST)
Setuju (S)
Kurang setuju(KS)
Tidak setuju(TS)
Berdasarkan uji coba penelitian diatas dapat diuraikan sebagaimana data hasil uji penelitian
sebagai berikut: suatu tabel terdapat 30 siswa yang diuji. Yang dimana hasil tertinggi terhadap validasi
kelayakan materi media pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual untuk mengetahui sebagaimana
kemampuan siswa dimadrasah tsanawiyah memperoleh nilai tertinggi yaitu 98,2% berdasarkan
presentase yang diperoleh validasi kelayakan materi, termasuk dalam karegori yaitu sangat setuju. Hasil
penilaian yang kedua tertinggi siswa terhadap validasi kelayakan media pembelajaran bahasa arab
berbasis audio visual siswa madrasah tsanawiyah memperoleh nilai tertinggi kedua yaitu 63,2%
berdasarkan presentase yang diperoleh validasi kelayakan materi, termasuk dalam kategori yaitu
setuju.penilaian ketiga tertinggi siswa terhadap media pengembangan media pembelajaran bahasa arab
berbasis audio visual siswa madrasah tsanawiyah memperoleh nilai tertinggi ketiga yaitu 33,4 % dan
hasil penilaian terakhir atau yang terendah siswa terhadap validasi kelayakan materi yaitu kurang setuju,
media pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual yang memperoleh nilai terendah yaitu 0%
berdasarkan presentase yang diperoleh validasi kelayakan materi yaitu tidak setuju.
Maka dapat disimpulkan, bahwa hasil validasi data diatas mengatakan pengembangan aplikasi
powtoon berbasis audio visual sangat layak (SL) digunakan oleh siswa diMadrasah tsanawiyah dalam
proses pembelajaran bahasa arab,audio visual merupakan sebuah buku bersuara,dan halaman bersuara,
dalam audio tersendiri lebih fokus kemendengar sedangkan visual yang langsung dilihat oleh mata.
Media pembelajaran ini sangat penting dalam proses belajar melalui media visual dapat memperlancar
pemahaman dan memperkuat ingatan siswa yang melakukan pembelajaran bahasa arab berbasis audio
visual. Langkah dalam pembelajaran menggunakan media audio visual, mempersiapkan laptop, sound,
kabel dan video yang akan ditampilkan saat belajar nanti setelah itu memperhatikan posisi duduk peserta
didik dalam keadaan nyaman dan pada saat akan mengajak peserta didik menyimak video animasi yang
ditampilkan setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual
karena pengembangan aplikasi powtoon sangat efektif dibandingkan dengan yang lainnya sehingga
sangat layak untuk dikembangkan oleh materi dalam pembelajaran bahasa arab diMadrasah tsanawiyah
maupun tempat sekolah yang lainnya.

Lembar validasi kelayakan bahasa


Hasil uji coba bahasa berguna untuk memperoleh kelayakan bahasa.tujuan dari validasi bahasa
yaitu mengetahui apa saja kelemahan dari aplikasi powtoon berbasis audio visual yang peneliti ciptakan
sebagai media pembelajaran bahasa arab.penilaian validasi oleh siswa dilakukan dengan menggunakan
angket setelah itu angket akan diolah menjadi satu acuan untuk mengetahui apakah pembelajaran bahasa
arab menggunakan aplikasi powtoon sangat bermanfaat bagi siswa.bertujuan untuk memudahkan siswa
pada saat pembelajaran berjalan siswa dituntut harus bisa memahami pelajaran oleh itu diperlukan
aplikasi powtoon dan ketika proses belajar keadaan kelas harus menyenangkan supaya siswa tidak cepat
bosan ketika mendengarkan guru menjelaskan materi pembelajaran bahasa arab dimadrasah tsanawiyah
maka terwujudlah siswa yang memilki kemampuan pikir yang logis dan efektif. Data hasil penelitian
media aplikasi powtoon sebagai media pembelajaran bahasa arab pada lembar validasi kelayakan dapat
diliat pada table dibawah ini.

Tabel 4.lembar validasi kelayakan bahasa


N Aspek penelitian Sangat Setuju(S) Kurang Tidak kategori
o setuju(SS) setuju(KS) setuju(TS)
1 Pembelajaran aplikasi 85,4 66,6 32,4 Sangat
powtoon memiliki setuju
struktur kalimat yang
tepat
2 Pembelajaran aplikasi 54,3 88,9 22,3 setuju
powtoon memiliki
kemudahan penyajian
materi yang mudah
dipahami
3 Aplikasi powtoon 56,3 88,4 setuju
memiliki kalimat yang
efektif
4 Pembelajaran aplikasi 99,9 60,0 Sangat
powtoon memiliki setuju
kemudahan dalam
penyajian
5 Pembelajaran aplikasi 65,5 43,3 Sangat
powtoon sesuai dengan setuju
perkembangan
intelektual siswa
6 Memilki penampilan 65,3 33,4 40,1 Sangat
yang singkat serta fitur- setuju
fitur yang menarik
7 Penampilan yang bisa 44,5 55,5 63,3 Kurang
menarik perhatian siswa setuju
dan membuat kelas
menjadi lebih
bersinambung semua
siswa aktif
Keterangan:
Sangat setuju (ST)
Setuju (S)
Kurang setuju (KS)
Tidak setuju (TS)
Berdasarkan uji coba penelitian diatas dapat diuraikan sebagaimana data hasil uji penelitian
sebagai berikut: suatu tabel terdapat 30 siswa yang diuji. Yang dimana hasil tertinggi terhadap validasi
kelayakan bahasa media pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual untuk mengetahui sebagaimana
kemampuan siswa dimadrasah tsanawiyah memperoleh nilai tertinggi yaitu 99,9% berdasarkan
presentase yang diperoleh validasi kelayakan bahasa, termasuk dalam karegori yaitu sangat setuju. Hasil
penilaian yang kedua tertinggi siswa terhadap validasi kelayakan bahasa media pembelajaran bahasa
arab berbasis audio visual siswa madrasah tsanawiyah memperoleh nilai tertinggi kedua yaitu 60,0%
berdasarkan presentase yang diperoleh validasi kelayakan bahasa, termasuk dalam kategori yaitu
setuju.penilaian ketiga tertinggi siswa terhadap media pengembangan media pembelajaran bahasa arab
berbasis audio visual siswa madrasah tsanawiyah memperoleh nilai tertinggi ketiga yaitu 32,4% dan hasil
penilaian terakhir atau yang terendah siswa terhadap validasi kelayakan bahasa yaitu kurang setuju,
media pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual yang memperoleh nilai terendah yaitu 0%
berdasarkan presentase yang diperoleh validasi kelayakan bahasa yaitu tidak setuju.
Maka dapat disimpulkan, bahwa hasil validasi data diatas mengatakan pengembangan aplikasi
powtoon berbasis audio visual sangat layak (SL) digunakan oleh siswa diMadrasah tsanawiyah dalam
proses pembelajaran bahasa arab, audio visual merupakan sebuah buku bersuara,dan halaman bersuara,
dalam audio tersendiri lebih fokus kemendengar sedangkan visual yang langsung dilihat oleh mata.
Media pembelajaran ini sangat penting dalam proses belajar melalui media visual dapat memperlancar
pemahaman dan memperkuat ingatan siswa yang melakukan pembelajaran bahasa arab berbasis audio
visual. Langkah dalam pembelajaran menggunakan media audio visual, mempersiapkan laptop, sound,
kabel dan video yang akan ditampilkan saat belajar nanti setelah itu memperhatikan posisi duduk peserta
didik dalam keadaan nyaman dan pada saat akan mengajak peserta didik menyimak video animasi yang
ditampilkan setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual
karena pengembangan aplikasi powtoon sangat efektif dibandingkan dengan yang lainnya sehingga
sangat layak untuk dikembangkan siswa dalam pembelajaran bahasa arab diMadrasah tsanawiyah.
Contoh bentuk aplikasi powtoon berbasis audio visual

Berdasarkan gambar diatas terdapat aplikasi powtoon sebagai media pembelajaran bahasa arab
berbasis audio visual, aplikasi powtoon ini merupakan aplikasi yang sangat menarik terutama bagi siswa
tingkat madrasah tsanawiyah, penampilan dari aplikasi ini sangat unik dan efek transasi yang jelas serta
penampilan ketika presentase akan membuat siswa lebih bersemangat dikarenakan penggunaan aplikasi
yang dipenuhi dengan fitur-fitur menarik, aplikasi powtoon ini memudahkan siswa dalam belajar bahasa
arab secara langsung lihat dan didengar, secara jelas aplikasi adalah aplikasi yang unik manfaat untuk
pembelajaran bahasa arab sangat berguna sekali, aplikasi powtoon ini tidak bersifat monoton atau
memfokuskan hanya kepada satu tujuan bukan tetapi bervariasi ia lebih kedalam golongan yang
diibaratkan sebagai aplikasi yang bisa membuat siswanya bekerjasama danberpikir kreatif karena
aplikasi powtoon ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran bahasa arab yang berbasis audio
visual, audio visual disini adalah video yang bisa dengan menggunakan tulisan tangan atau juga bisa
dengan fitur apliaksi powtoon yang banyak dan semoga siswa dimadrasah tsanawiyah memanfaatkan
apliaksi ini untuk kedepannya, sehingga manfaat siswa tingkat madrasah tsanawiyah menjadi lebih
kreatif dan inovatif dalam penggunaan aplikasi powtoon sebagai media pembelajaran bahasa arab
berbasis audio visual serta menguasai pembelajaran bahasa arab dengan cepat.

PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini adalah pengembangan aplikasi powtoon sebagai media pembelajaran
bahasa arab untuk mengukur tingkat kemampuan siwa dalam pembelajaran bahasa arab. Kelebihan
dari aplikasi powtoon yaitu membuat siswa menjadi aktif dalam pembelajaran bahasa arab ketika
proses belajar siswa tidak mudah bosan karena penampilan video animasi powtoon yang menarik
serta fitur unik. Aplikasi powtoon sangat cocok digunakan siswa sebagai media pembelajaran
bahasa arab yang relative sangat sekarang ini minim peminatnya karena factor ia bukan lulusan dari
man atau sanawiyah sehingga dengan penelitian ini siswa bisa menjadi minat dan ingin mengenal
pembelajran bahasa arab lebih dalam lagi semoga dengan menggunakan pembelajaran bahasa arab
terutama sekarang sudah ada apliaksi powtoon ini bisa meningkatkan kualitas siswa dimadrasah
tsanawiyah yang berbasis audio visual dan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan tentang bahasa
arab serta daya berpikir siswa menjadi lebih luas untuk menjawab pertanyaan tentang pembelajaran
bahasa arab. Langkah-langkah yang dipakai dalam pengembangan ini adalah model 4-D. Langkah-
langkah model pengembangan ini sebagai berikut:

1. Define (tahap pendefinian)


Pertama yaitu tahap define untuk mendefinisikan produk apa yang akan
dibuat/mengidentifikasikan produk, kegiatan dalam tahap ini yaitu melakukan proses
pembelajaran dalam membuat ide-ide untuk gambran produk yang hendak dibuat,setelah
itu input peserta didik dilakukan supaya guru atau peneliti bisa menentukan jumlah yang
harus ditentukan serta pemahaman siswa akan dikembangkan menjadi lebih mendalam
karena ia mampu melakukannya,evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
bagaimana mendapatkan kelayakan untuk kedepannya dan fasilitas pembelajaran bahasa
arab sekarang sudah terbilang sudah banyak dan siswa dapat memecahkan masalah
pembelajaran dengan cepat dalam kurung waktu dekat sehingga siswa menjadi paham
akan bagaimana suatu masalah akan terselesaikan dengan cepat jikala proses pembelajaran
siswa merasa tenang maka berjalan dengan baik.
2. Design (Tahap perancangan)
Pada tahap ini menentukan rancangan produk apa yang ingin dibuat. Berikut
pembagian tahap perancangan: Penyusunan tes acuan ukuran yang sudah
ditentukan/patokan (Constructing Criterion Referenced Test) patokan disini yaitu suatu
rancangan yang sudah pasti dan benar-benar dilakukan penelitian nantinya. Pemilihan
media (Media Selection) pemilihan disini sangat bermanfaat dalam pengembangan
aplikasi atau produk yang akan dibuat karena produk yang baik akan mendapatkan hasil
yang baik juga oleh karena itu guru perlu melakukan pemilihan supaya tahu apa yang baik
dan apa yang tidak bisa digunakan Pemilihan format (Format Selection) yaitu pemilihan
yang diformat jikala ada sesuatu yang kurang pas untuk dikembangkan.Membuat
rancangan awal(Initial design) selanjutnya rancangan untuk produk yang akan dibuat
sehingga menghasilkan produk yang sesuai harapan,kegiatan pada tahap ini merancang
bentuk penilaian tugas untuk kerja analisis data.
3. Develop (tahap pengembangan)
Kegiatan dalam tahap ini uji validasi ahli media,ahli materi dan ahli bahasa pada
tahap ini uji coba terbatas tahap pengembangan bertujuan menghasilkan media
pembelajaran yang kreatifitas dan inovatif. Pada tahap ini juga perlu adanya validator dan
telah diuji kepada guru dan peserta didik sebagai pengguna. tahap ini dilakukan ketika
produk sudah jadi maka dikembangan supaya nanti tidak menyusahkan peneliti itu
sendiri,salah satu penyebab produk tidak berkembangkan karena produk hanya didiamkan
saja tanpa ada yang menambahkan atau proses menjadi banyak untuk dikembangan keluar
negeri diluar dari tempat produk atau hasil tersebut dibuat apabila proses pembuatan
produk dan pada materi pengenalan aplikasi powtoon telah selesai maka langkah
selanjutnya proses uji coba kepada ahli media, ahli materi/guru, dan respon siswa. Pada uji
coba ahli dilakukan secara berulang apabila produk tidak sesuai dengan harapan maka bisa
diulang kembali sampai mendapatkan hasil sesuai dengan harapan.
4. Disseminate (Tahap penyebarluasan )
Selanjutnya tahap penyebarluasan produk dengan melakukan kegiatan penggunaan
kelas atau beberapa kelas, pada tahap ini dilakukan penyebarluasan media pembelajaran
yang telah dikembangkan atau dibuat. Penyebarluasan dan disosialisasikan kekhalayak
ramai dan diluar dari pengembangan tersebut. Seperti Negara tetangga sehingga
pencapaian dan kelayakan aplikasi powtoon terasa, tetapi tidak boleh dilakukan pada
penelitian sendiri. Karena pengembangan model 4D jadi jikala ingin melakukan
pengembangan tentang ini maka hal yang utama adalah menyebarluaskan produk terlebih
dahulu baru bisa dikatakan produk ini layak atau tidaknya, dimana jikala sudah sampai
pada tahap disseminate harus dipublikasikan jangan hanya didiamkan nanti saja, dicetak
dulu sampai beberapa lembar sehingga bisa disebarkan secara luas baik itu didalam
wilayah ataupun tidak yang paling penting yaitu disebarkan sebanyak-banyaknya, dan
setengah dari produk dijadikan dokumen untuk produk yang kurang nanti. Penelitian yang
dilakukan akan berdampak kepada produk yang dibuat dan ditampilkan ke siswa yang
terbilang minim akan pengetahuannya,dengan aplikasi ini dapat diselesaikan masalah
dengan memperbanyak buku tentang bahasa arab walaupun dengan keterbatasan waktu
dan biaya, hal tersebut akan berakibat fatal terhadap siswa maupun guru yang memberikan
materi ini dapat diatasi dengan memberikan layanan aplikasi powtoon yang terbilang
mudah yang hanya menggunakan jaringan seluler dan bisa digunakan untuk presentase
didepan kelas atau ada sebuah seminar tentang bahasa arab guru bisa menggunakan
aplikasi powtoon yang berbasis audio visual serta keterbatasan sarana maka penelitian ini
hanya sampai pada tahap develop, meskipun hanya sampai pada tahap ini media
pembelajaran yang dikembangkan sudah mencakup prinsip dari penelitian yang dilakukan.
Penelitian yang dilaksanakan harus sesuai dengan produser pendidikan, sehingga
bisa membantu guru dalam dunia pendidikan. Tujuan dari penelitian ini untuk membantu
siswa dalam memahami pembelajaran bahasa arab. Langkah-langkah diatas berfungsi untuk
membantu siswa memahami pembelajaran bahasa arab, Berdasarkan langkah-langkah
tersebut menggunakan model 4-D merupakan model pembelajaran yang tahap prosedur
pengembangan dijelaskan secara detail dan diakhir pengembangan melakukan kegiatan
disseminate kegiatan proses belajar ini sangat cocok bagi siswa dimadrasah Tsanawiyah
untuk prosess dalam dunia pendidikan yang relative. Sekarang diindonesia proses belajar
mengajar telah menjadi/mencakup pengembangan aplikasi powtoon sebagai media
pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual di Madrasah Tsanawiyah. Tahap awal
penelitian pengembangan ini yaitu dengan pengembangan aplikasi powtoon sebagai media
pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual yang bertujuan untuk membantu siswa
dalam memahami pembelajaran bahasa arab yang ditampilan ke video animasi yang unik
dan praktis sehingga siswa tidak mudah merasa bosan, Serta meningkatkan pola pikir siswa
dalam belajar bahasa arab dengan menggunakan aplikasi powtoon berbasis audio visual.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa
aplikasi powtoon sebagai media pembelajran bahasa arab berbasis audio visual layak untuk
digunakan sebagai media pembelajaran yang interaktif, melalui penelitian ini, dapat diketahui dari
aplikasi powtoon banyak manfaat diantaranya memudahkan siswa dalam belajar, saat pembelajaran
berlangsung kondisi kelas dapat dikelola dengan baik karena dengan aplikasi powtoon berbasis
audio visual ini, peserta didik menjadi tertarik dan saling bertukar pendapat antara peserta didik satu
dengan yang lain, walaupun demikian guru dan sekolah juga dapat menyelesaikan masalah pada
saat proses pembelajaran bahasa arab. Aplikasi powtoon sebagai media pembelajaran berbasis audio
visual telah melaui uji coba lapangan 80% dengan hasil tersebut, penggunaan aplikasi powtoon
masuk pada kategori “layak”, Jika menggunakan aplikasi powtoon sebagai media pembelajaran
bahasa arab berbasis audio visual, peserta didik dan guru harus menguasai perangkat teknologi agar
penggunaan aplikasi powtoon berbasis audio visual dapat digunakan secara optimal.

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian,diatas, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut.
1. Bagi guru
a. Guru dapat menggunakan media pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual sebagai stimulasi
untuk meningkatkan pila berpikir inovatif pada siswa/peserta didik.
b. Guiru dapat menjadikan media pembelajaran bahasa arab sebagai sumber bahan ajar dalam
pengembangan media pembelajaran selanjkutnya yang sesuai dengan karakteristik materi
pembelajaran.
2. Bagi siswa
a. Siswa dapat menggunakan media pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual untuk
meningkatkan antusisme dalam pembelajaran dan pemahaman pada materi
b. Siswa menjadi lebih aktif saat dalam pembelajaran bahasa arab karena memberikan materi
pembelajaran yang menyenangkan
3. Bagi sekolah
a. Sekolah dapat menambahkan media pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual sebagai
pendidikan baru bagi pembaruan fasilitas dan pengembangan sekolah
4. Bagi peneliti lain
a. Peneli lain dapat mengembangkan media pembelajaran bahasa arab berbasis audio visual untuk
mata pelajaran teknologi dan sains pada sub materi yang berbeda.
b. Peneli lain dapat melakukan penelitian lebih lanjut terkait pengembangan media pembelajaran
bahasa arab berbasis audio visual sebagai pola inovatif pada usia remaja.

DAFTAR PUSTAKA
Afouras, T., Chung, J. S., & Zisserman, A. (2018). The Conversation: Deep Audio-Visual Speech

Enhancement. Interspeech 2018, 3244–3248. https://doi.org/10.21437/Interspeech.2018-

1400

Al-Maroof, R. A. S., & Al-Emran, M. (2018). Students Acceptance of Google Classroom: An

Exploratory Study using PLS-SEM Approach. International Journal of Emerging

Technologies in Learning (IJET), 13(06), 112. https://doi.org/10.3991/ijet.v13i06.8275

Bakri, F., Hanif, F., & Rustana, C. (2021). The Powtoon video in Instagram: The learning physics

fun in social media. 020014. https://doi.org/10.1063/5.0037611

Banagbanag, R. A. (2020). ESL Teachers’ Attitudes and Competence on Communicative Language

Teaching (CLT) Methodology. Universal Journal of Educational Research, 8(7), 2883–

2889. https://doi.org/10.13189/ujer.2020.080715

Bench, S. W., & Lench, H. C. (2019). Boredom as a seeking state: Boredom prompts the pursuit of

novel (even negative) experiences. Emotion, 19(2), 242–254.

https://doi.org/10.1037/emo0000433

Bicen, H., & Kocakoyun, S. (2018). Perceptions of Students for Gamification Approach: Kahoot as

a Case Study. International Journal of Emerging Technologies in Learning (IJET), 13(02),

72. https://doi.org/10.3991/ijet.v13i02.7467
Chang, S.-C., Hsu, T.-C., Chen, Y.-N., & Jong, M. S. (2020). The effects of spherical video-based

virtual reality implementation on students’ natural science learning effectiveness. Interactive

Learning Environments, 28(7), 915–929. https://doi.org/10.1080/10494820.2018.1548490

El-hajj, M., Fadlallah, A., Chamoun, M., & Serhrouchni, A. (2019). A Survey of Internet of Things

(IoT) Authentication Schemes. Sensors, 19(5), 1141. https://doi.org/10.3390/s19051141

Griffith, S. F., Hagan, M. B., Heymann, P., Heflin, B. H., & Bagner, D. M. (2020). Apps As

Learning Tools: A Systematic Review. Pediatrics, 145(1), e20191579.

https://doi.org/10.1542/peds.2019-1579

Hascher, T., Beltman, S., & Mansfield, C. (2021). Swiss Primary Teachers’ Professional Well-

Being During School Closure Due to the COVID-19 Pandemic. Frontiers in Psychology, 12,

687512. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2021.687512

He, Q., & Forey, G. (2018). Meaning-Making in a Secondary Science Classroom: A Systemic

Functional Multimodal Discourse Analysis. In K.-S. Tang & K. Danielsson (Eds.), Global

Developments in Literacy Research for Science Education (pp. 183–202). Springer

International Publishing. https://doi.org/10.1007/978-3-319-69197-8_12

Hemani, G., Zheng, J., Elsworth, B., Wade, K. H., Haberland, V., Baird, D., Laurin, C., Burgess, S.,

Bowden, J., Langdon, R., Tan, V. Y., Yarmolinsky, J., Shihab, H. A., Timpson, N. J., Evans,

D. M., Relton, C., Martin, R. M., Davey Smith, G., Gaunt, T. R., & Haycock, P. C. (2018).

The MR-Base platform supports systematic causal inference across the human phenome.

ELife, 7, e34408. https://doi.org/10.7554/eLife.34408

Hill, M. V., Stucke, R. S., McMahon, M. L., Beeman, J. L., & Barth, R. J. (2018). An Educational

Intervention Decreases Opioid Prescribing After General Surgical Operations. Annals of

Surgery, 267(3), 468–472. https://doi.org/10.1097/SLA.0000000000002198

Indans, R., Hauthal, E., & Burghardt, D. (2019). Towards an Audio-Locative Mobile Application

for Immersive Storytelling. KN - Journal of Cartography and Geographic Information,

69(1), 41–50. https://doi.org/10.1007/s42489-019-00007-1


Jagannath, J., Polosky, N., Jagannath, A., Restuccia, F., & Melodia, T. (2019). Machine learning for

wireless communications in the Internet of Things: A comprehensive survey. Ad Hoc

Networks, 93, 101913. https://doi.org/10.1016/j.adhoc.2019.101913

Kalb, R., Beier, M., Benedict, R. H., Charvet, L., Costello, K., Feinstein, A., Gingold, J.,

Goverover, Y., Halper, J., Harris, C., Kostich, L., Krupp, L., Lathi, E., LaRocca, N.,

Thrower, B., & DeLuca, J. (2018). Recommendations for cognitive screening and

management in multiple sclerosis care. Multiple Sclerosis Journal, 24(13), 1665–1680.

https://doi.org/10.1177/1352458518803785

Kasurinen, J., & Knutas, A. (2018). Publication trends in gamification: A systematic mapping

study. Computer Science Review, 27, 33–44. https://doi.org/10.1016/j.cosrev.2017.10.003

Keiler, L. S. (2018). Teachers’ roles and identities in student-centered classrooms. International

Journal of STEM Education, 5(1), 34. https://doi.org/10.1186/s40594-018-0131-6

Kenyon, K. L., Cosentino, B. J., Gottesman, A. J., Onorato, M. E., Hoque, J., & Hoskins, S. G.

(2019). From CREATE Workshop to Course Implementation: Examining Downstream

Impacts on Teaching Practices and Student Learning at 4-Year Institutions. BioScience,

69(1), 47–58. https://doi.org/10.1093/biosci/biy145

Kirk, T. K. (2018). Lignin Biodegradation: Microbiology, Chemistry, and Potential Applications

(T. K. Kirk, T. Higuchi, & H. Chang, Eds.; 1st ed.). CRC Press.

https://doi.org/10.1201/9781351074063

Köhler, S., Carmody, L., Vasilevsky, N., Jacobsen, J. O. B., Danis, D., Gourdine, J.-P., Gargano,

M., Harris, N. L., Matentzoglu, N., McMurry, J. A., Osumi-Sutherland, D., Cipriani, V.,

Balhoff, J. P., Conlin, T., Blau, H., Baynam, G., Palmer, R., Gratian, D., Dawkins, H., …

Robinson, P. N. (2019). Expansion of the Human Phenotype Ontology (HPO) knowledge

base and resources. Nucleic Acids Research, 47(D1), D1018–D1027.

https://doi.org/10.1093/nar/gky1105
Leng, J., Wang, Z., Wang, J., Wu, H.-H., Yan, G., Li, X., Guo, H., Liu, Y., Zhang, Q., & Guo, Z.

(2019). Advances in nanostructures fabricated via spray pyrolysis and their applications in

energy storage and conversion. Chemical Society Reviews, 48(11), 3015–3072.

https://doi.org/10.1039/C8CS00904J

Lövdén, M., Fratiglioni, L., Glymour, M. M., Lindenberger, U., & Tucker-Drob, E. M. (2020).

Education and Cognitive Functioning Across the Life Span. Psychological Science in the

Public Interest, 21(1), 6–41. https://doi.org/10.1177/1529100620920576

Lutz, W., Crespo Cuaresma, J., Kebede, E., Prskawetz, A., Sanderson, W. C., & Striessnig, E.

(2019). Education rather than age structure brings demographic dividend. Proceedings of the

National Academy of Sciences, 116(26), 12798–12803.

https://doi.org/10.1073/pnas.1820362116

Mao, H., Liu, J., & Qu, Z. (2021). The Visual Illusion of the Game Interface*_Take Monument

Vally as an example. E3S Web of Conferences, 236, 05097.

https://doi.org/10.1051/e3sconf/202123605097

Marina, M., & Prokhorova, Е. (2020). Development of animated infographics as a new direction in

the training of students-cartographers. InterCarto. InterGIS, 26(1), 400–409.

https://doi.org/10.35595/2414-9179-2020-1-26-400-409

Noman Qasem, S., Al-Sarem, M., & Saeed, F. (2022). An Ensemble Learning Based Approach for

Detecting and Tracking COVID19 Rumors. Computers, Materials & Continua, 70(1),

1721–1747. https://doi.org/10.32604/cmc.2022.018972

Nosek, B. A., Ebersole, C. R., DeHaven, A. C., & Mellor, D. T. (2018). The preregistration

revolution. Proceedings of the National Academy of Sciences, 115(11), 2600–2606.

https://doi.org/10.1073/pnas.1708274114

P., V., Zemmari, A., & Conti, M. (2019). A machine learning based approach to detect malicious

android apps using discriminant system calls. Future Generation Computer Systems, 94,

333–350. https://doi.org/10.1016/j.future.2018.11.021
Peng, X. B., Kanazawa, A., Malik, J., Abbeel, P., & Levine, S. (2018). SFV: Reinforcement

learning of physical skills from videos. ACM Transactions on Graphics, 37(6), 1–14.

https://doi.org/10.1145/3272127.3275014

Romanelli, J. P., Fujimoto, J. T., Ferreira, M. D., & Milanez, D. H. (2018). Assessing ecological

restoration as a research topic using bibliometric indicators. Ecological Engineering, 120,

311–320. https://doi.org/10.1016/j.ecoleng.2018.06.015

Saboori, A., Aversa, A., Marchese, G., Biamino, S., Lombardi, M., & Fino, P. (2019). Application

of Directed Energy Deposition-Based Additive Manufacturing in Repair. Applied Sciences,

9(16), 3316. https://doi.org/10.3390/app9163316

Sunaryo, Supriyati, Y., & Lestari, A. (2021). Fun physics learning video by Powtoon on energy

source materials for senior high school. 020043. https://doi.org/10.1063/5.0037499

Sutcher, L., Darling-Hammond, L., & Carver-Thomas, D. (2019). Understanding teacher shortages:

An analysis of teacher supply and demand in the United States. Education Policy Analysis

Archives, 27, 35. https://doi.org/10.14507/epaa.27.3696

Tian, Z., & Zhang-Wu, Q. (2022). Preparing Pre-Service Content Area Teachers Through

Translanguaging. Journal of Language, Identity & Education, 21(3), 144–159.

https://doi.org/10.1080/15348458.2022.2058512

Too, E. C., Yujian, L., Njuki, S., & Yingchun, L. (2019). A comparative study of fine-tuning deep

learning models for plant disease identification. Computers and Electronics in Agriculture,

161, 272–279. https://doi.org/10.1016/j.compag.2018.03.032

Uerz, D., Volman, M., & Kral, M. (2018). Teacher educators’ competences in fostering student

teachers’ proficiency in teaching and learning with technology: An overview of relevant

research literature. Teaching and Teacher Education, 70, 12–23.

https://doi.org/10.1016/j.tate.2017.11.005

Wijnberge, M., Geerts, B. F., Hol, L., Lemmers, N., Mulder, M. P., Berge, P., Schenk, J., Terwindt,

L. E., Hollmann, M. W., Vlaar, A. P., & Veelo, D. P. (2020). Effect of a Machine Learning–
Derived Early Warning System for Intraoperative Hypotension vs Standard Care on Depth

and Duration of Intraoperative Hypotension During Elective Noncardiac Surgery: The

HYPE Randomized Clinical Trial. JAMA, 323(11), 1052.

https://doi.org/10.1001/jama.2020.0592

Yadav, A., & Vishwakarma, D. K. (2020). Sentiment analysis using deep learning architectures: A

review. Artificial Intelligence Review, 53(6), 4335–4385. https://doi.org/10.1007/s10462-

019-09794-5

Yu, R., & Singh, K. (2018). Teacher support, instructional practices, student motivation, and

mathematics achievement in high school. The Journal of Educational Research, 111(1), 81–

94. https://doi.org/10.1080/00220671.2016.1204260

Zhai, S., Jacob, D. J., Wang, X., Shen, L., Li, K., Zhang, Y., Gui, K., Zhao, T., & Liao, H. (2019).

Fine particulate matter (PM<sub>2.5</sub>) trends in China, 2013–2018:

Separating contributions from anthropogenic emissions and meteorology. Atmospheric

Chemistry and Physics, 19(16), 11031–11041. https://doi.org/10.5194/acp-19-11031-2019

Zhang, J., Litvinova, M., Liang, Y., Wang, Y., Wang, W., Zhao, S., Wu, Q., Merler, S., Viboud, C.,

Vespignani, A., Ajelli, M., & Yu, H. (2020). Changes in contact patterns shape the

dynamics of the COVID-19 outbreak in China. Science, 368(6498), 1481–1486.

https://doi.org/10.1126/science.abb8001

Anda mungkin juga menyukai