Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Wastra merupakan sebuah istilah yang diambil dari Bahasa Sansekerta yang berarti kain.
Menurut Kamus Mode Indonesia, Wastra mengacu pada kain yang dibuat dengan cara apapun –
termasuk rajutan dan kulit kayu – dan tidak harus dikembangkan secara tradisional. Bedanya
dengan tekstil, tekstil cenderung mengacu pada tenunan mesin.
Berangkat dari pemaparan tersebut, dapat kita mengerti bahwa Wastra merupakan kain
yang dibuat dengan cara apapun, asal tidak menggunakan mesin. Dan bila kita berbicara soal
Wastra nusantara, itu berarti semua kain yang tidak dibuat dengan mesin dan tersebar di seluruh
nusantara.
Wastra nusantara beragam. Ada yang dibuat dengan teknik perintang warna menggunakan
lilin malam. Kita menyebutnya batik, yang tersebar di Jawa dan Bali. Ada pula wastra yang
dibuat dengan cara ditenun. Kita bisa menemukannya dalam bentuk ulos di Sumatera bagian
utara, songket di Sumatera bagian tengah dan selatan, poleng di Bali, dan berbagai kain tenun
lainnya di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, dan sekitarnya. Tenun sendiri
ada banyak jenis. Ada tenun sederhana, tenun ikat, dan lain-lain. Terdapat juga Wastra yang
dibuat dengan teknik jumputan, yang berkembang di Jawa Tengah dan Palembang. Selain itu, di
Kepulauan Sangir – Talaud, Sulawesi Utara pada awal abad ke-20, pernah berkembang wastra
yang dibuat dari pelepah pisang. Sayangnya, untuk sekarang tradisi ini tidak pernah berkembang
lagi. 
Mungkin ada banyak jenis Wastra yang belum disebutkan dalam tulisan ini. Namun dari
sini kita bisa mengetahui bahwa kekayaan Wastra nusantara tidak akan pernah bisa dibicarakan
dengan tuntas dalam sebuah tulisan singkat saja. Diperlukan usaha lebih dan ketelatenan untuk
mempelajari warisan budaya nenek moyang kita. Terdapat beragam cara untuk melakukannya. 
Untuk memperkenalkan kemegahan wastra nusantara inilah maka kami mengadakan
perhelatan Pacitan Berkain dengan mengeksplorasi Wastra di dalam visual Wayang Beber
Pacitan yang memiliki beragam simbol Wastra di era kerajaan Mataram Islam pada abad 17-18
Masehi.
Wayang Beber Pacitan sendiri merupakan salah satu artefak Wayang Beber tertua di
Nusantara, yang artefaknya terdiri dari 6 gulungan kertas dengan total 24 jagong di dalamnya.
Cerita yang diangkat di dalam kesenian Wayang Beber Pacitan sendiri merupakan kisah cerita
Panji dengan lakon Jaka Kembang Kuning.
Meskipun eksistensi kesenian Wayang Beber Pacitan saat ini sedang menurun, akan tetapi
kesenian ini memiliki nilai yang syarat akan identitas nusantara. Yaitu pengetahuan berupa
perbendaharaan bahasa rupa nusantara, sebuah metode untuk membaca gambar tradisi di
nusantara. Metode ini merupakan sebuah metode pembacaan gambar yang hanya dimiliki oleh
bangsa timur yang tidak hanya bertumpu pada interpretasi dan nilai pada gambar, namun juga
aspek storytelling (bercerita).
Selain itu, kesenian Wayang Beber Pacitan juga mengandung nilai yang menggambarkan
wawasan Wastra Nusantara di era mataram islam saat itu, dimana jika dieksplorasi dan diteliti
lebih lanjut akan banyak sekali inovasi-inovasi wastra jawa era mataram islam bisa
dikembangkan dan direvitalisasi dengan isu kekinian saat ini. Dengan kandungan nilai yang kaya
akan pengetahuan ini, kami bermaksud untuk memperkenalkan dan menghadirkan ulang
pengetahuan mengenai Wastra nusantara dengan spirit lokalitas yang menyesuaikan aspek
geopolitis di Kabupaten Pacitan, dan mengelaborasikannya dengan praktik kesenian yang dekat
dengan masyarakat Pacitan melalui perhelatan Pacitan Berkain #1.
Tema Wastra Nusantara (Eksplorasi Wastra Wayang Beber Pacitan) yang dipilih ini
diharapkan dapat menjadi sebuah sirkulasi dengan tujuan mencerahkan agar semua elemen yang

1
terlibat bisa mendapatkan manfaat untuk semakin menguatkan kinerja kolektivitas serta
solidaritas yang cair antara masyarakat dengan ruang-ruang seni dan kebudayaan.

B. MANFAAT & TUJUAN


Depaa, Lingkar Studi Masyarakat Dan Kebudayaan hadir untuk mengembangkan wacana seni
budaya serta menghidupkan dinamika dan pengetahuan wastra nusantara melalui Pacitan Berkain
#1.

berikut beberapa Manfaat & Tujuan dari diadakannya event Pacitan Berkain #1 adalah:

1. Menciptakan lingkar studi masyarakat untuk mengenali ulang pengetahuan seputar wastra
nusantara dengan pemahaman yang mudah dipahami.
2. Memperluas ruang kerja kolaboratif antara masyarakat, akademisi, peneliti, pelaku seni dan
juga elemen-elemen lainnya yang bersifat interdisipliner.
3. Sebagai ruang belajar bersama dan ajang silaturahmi (interaksi) kebudayaan antar masyarakat,
dan penggiat seni budaya di Indonesia, khususnya yang ada di Pacitan.
4. Untuk mengartikulasikan nilai - nilai luhur yang dimiliki bangsa Indonesia, sekaligus
mengimplementasikannya dalam kehidupan sosial.
5. Terdistribusikannya ilmu pengetahuan seputar sosial, humaniora, seni dan kebudayaan untuk
masyarakat tanpa terbatasi sekat-sekat kelas sosial.
6. Mengedukasi generasi muda untuk mencintai budaya memahami nilai dari setiap warisan
kearifan di nusantara melalui wastra nusantara.

2
KEGIATAN

A. KONSEP
Deepa, Lingkar Studi Masyarakat Dan Kebudayaan mengadakan event Pacitan Berkain
#1 dengan mengusung tema Wastra Nusantara yang mengeksplorasi Wastra Wayang Beber
Pacitan. Rangkaian kegiatannya sendiri akan menginisiasi pameran infografis dan peristiwa seni
dimana kegiatannya akan terpusat pada satu titik lokasi di halaman dan area kedai Balnggreng X-
Cool Cafe.
Keseluruhan pelaksanaan event Pacitan Berkain #1 berlangsung selama dua hari yaitu pada
tanggal 26 Oktober 2022 yang menghadirkan program workshop berkain dan pameran infografis
seputar Wastra Nusantara, dan tanggal 28 Oktober 2022 dengan menghadirkan Performance Art
dan Tari-tarian yang akan dilaksanakan pada area halaman Blanggreng X-Cool Cafe.
Berikut ini adalah rangkaian program yang akan diselenggarakan:
1. Performance Art (Tidar Asmaradana)
2. Pameran Produk Wastra
3. Fashion Show (Peserta)
4. Pameran Infografis Wastra Nusantara dan Wayang Beber Pacitan.
5. Workshop Berkain (Om Wid)

B. PENDANAAN
Sumber pendanaan event Pacitan Berkain #1 berasal dari kolektifitas komunitas dan
sponsorship.

3
C. Tim Kerja

KETUA : SURYA EKA WIJAYA


SEKERTARIS : TOPAN BAGUS PERMADI
BENDAHARA : RATIH
ARSIP DAN DOKUMENTASI : RAUF WAHYUDO PUSPONEGORO
HUMAS : MOHAMAD KHOSIM F
PERLENGKAPAN : TITO MARGA
KREATIF : SAPTO WIDODO

4
PENUTUPAN

Deepa, Lingkar Studi Masyarakat Dan Kebudayaan merupakan Kolektivitas Seni dan
Budaya yang digerakkan oleh kumpulan individu dari berbagai elemen disiplin keilmuan.
Kolektivitas ini dibentuk sebagai upaya untuk turut andil membangun negeri, dengan cara
berpartisipasi mendeskripsikan ulang bahwa seni merupakan bagian dari kehidupan masyarakat.
Tujuan utamanya dari kolektivitas ini adalah mewujudkan transformasi sosial, yakni perubahan
pola pikir dan perilaku masyarakat yang semakin positif dan produktif sehingga berdampak
sistemik dan jangka panjang terhadap perbaikan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Penyusunan dokumen pembentukan kolektivitas ini dimaksudkan sebagai jembatan untuk
menjalin kerjasama dengan berbagai pihak agar terjadi sinergi yang strategis dalam membangun
cita - cita bersama membangun negeri tercinta melalui Seni dan Budaya.
Demikian dokumen pembentukan event Pacitan Berkain #1 ini untuk dapat menjadi bahan
pertimbangan agar dapat memenuhi harapan kita semua. Pada akhirnya kami selaku penggiat
Seni dan Budaya Pacitan sangat mengharapkan dukungan pihak terkait. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.

Pacitan, 17 Oktober 2022


Penyelenggara Event Pacitan Berkain #1

Ketua Sekretaris

Surya Eka Wijaya Topan Bagus Permadi

Anda mungkin juga menyukai