Anda di halaman 1dari 4

Nomor : B-HM.11.02.37B.10.22.

414 Morotai, 11 Oktober 2022


Lampiran : 2 (Dua) Berkas
Hal : Undangan Peserta Kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi)
"Peningkatan Kualitas Pelayanan Kefarmasian untuk Indonesia yang
Lebih Sehat”
Yth.
(Terlampir)
di -
Tempat

Kualitas dan masa depan suatu bangsa ditentukan oleh tiga hal penting, yaitu pendidikan,
kesehatan dan demokrasi. Bangsa yang terdidik, sehat dan demokratis, memiliki peluang
yang besar untuk mempertahankan keberadaannya dalam jangka waktu yang panjang
dan kesehatan menjadi salah satu faktor yang berperan penting dalam membangun
peradaban bangsa juga memajukan sektor ekonomi negara. Selain itu, untuk
mewujudkan Indonesia yang lebih sehat, diperlukan pula Pelayanan Kefarmasian yang
baik.
Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang
berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan masyarakat akan peningkatan
mutu pelayanan kefarmasian mengharuskan adanya perluasan dari paradigma lama
yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang
berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi pelayanan kefarmasian
(pharmaceutical care). Untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sehat, diperlukan
adanya peningkatan pengetahuan serta kemampuan tenaga kefarmasian yang
memberikan pelayanan kefarmasian di Apotek, Klinik, Toko Obat tentang pengelolaan
obat, bahan obat, narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi.
Peningkatan kesadaran dan pengetahuan mengenai Antimicrobial Resistance juga
merupakan hal yang sangat penting. Mengingat salah satu isu strategis yang dianggap
menjadi pemicu utama kejadian AMR yaitu adanya penggunaan antibiotika yang
ekstensif, antara lain tindakan swamedikasi (pengobatan sendiri), peresepan berlebih,
kesalahan peresepan, penggunaan antibiotika broad-spectrum secara luas, penggunaan
antibiotika sebagai upaya profilaksis (pencegahan), dan sebagainya. Penggunaan
antibiotika yang ekstensif ini salah satunya disebabkan karena antibiotika beredar secara
bebas, baik karena isu akses (kemudahan masyarakat memperoleh antibiotika) maupun
isu bisnis (penjualan antibiotika tanpa resep mendominasi omset pelaku usaha di sarana
pelayanan kefarmasian). Kondisi saat ini, banyak pihak belum sepenuhnya aware
tentang urgensi pengendalian AMR kaitannya dengan perlindungan kesehatan
masyarakat, sehingga dalam pengendaliannya diperlukan adanya pendekatan
multisektoral. Kerjasama antar instansi seperti BPOM, Ikatan Apoteker Indonesia (IAI)
dan Dinas Kesehatan sangat diperlukan.
-3-

LAMPIRAN 1
Kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi)
"Peningkatan Kualitas Pelayanan Kefarmasian untuk
Indonesia yang Lebih Sehat”
Nomor : B-HM.11.02.37B.10.22.414
Tanggal : 11 Oktober 2022

Yth.
Peserta kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) Peningkatan Kualitas Pelayanan
Kefarmasian untuk Indonesia yang Lebih Sehat
1. Puskesmas Daruba (2 Orang)
2. Puskesmas Morodadi (2 Orang)
3. Puskesmas Sabatai (2 Orang)
4. RSUD Morotai (2 Orang)
5. Klinik Kesehatan Lanud Leo Wattimena (2 Orang)
6. Balai Pengobatan Kesehatan TNI Angkatan Laut (2 Orang)
7. Klinik Polres Pulau Morotai (2 Orang)
8. Dinas Kesehatan (2 Orang)
9. Instalasi Farmasi Kabupaten (2 Orang)
10. Klinik Bersama (2 Orang)
11. Klinik NAN Pratama (2 Orang)
12. Apotek Kimia Farma Darame (2 Orang)
13. Apotek Kimia Farma Pelengkap RSUD Morotai (2 Orang)
14. Apotek Alfiyah (2 Orang)
15. Apotek Angela (2 Orang)
16. Apotek Safitrah (2 Orang)
17. Apotek 97 (2 Orang)
18. Apotek Bersama (2 Orang)
19. Apotek Sejahtera (2 Orang)
20. Apotek Nan Pratama (2 Orang)
-4-

LAMPIRAN 2
Kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi)
"Peningkatan Kualitas Pelayanan Kefarmasian untuk
Indonesia yang Lebih Sehat”
Nomor : B-HM.11.02.37B.10.22.414
Tanggal : 11 Oktober 2022

Jadwal Tentatif Pelaksanaan Kegiatan:

Waktu Acara Pembicara


Kepala Loka POM di Kab.
Pembukaan Sekaligus Kata Pulau Morotai
Sambutan
08.00-08.30
Panitia
Foto Bersama

Risiko Resistensi Antibiotik Salman Fariesy, S.Farm.,


08.30-09.30 Terhadap Kesehatan dan
Apt
Ekonomi

09.30-10.00 Coffee Break Panitia


Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Pengawas Farmasi dan
Narkotika, Psikotropika, Prekursor Makanan Ahli Pertama
10.00-11.00
Farmasi di Fasilitas Pelayanan Loka POM di Kab. Pulau
Kefarmasian Morotai
Pengawas Farmasi dan
Makanan Ahli Pertama
11.00-12.00 Cara pelaporan KTD/E-SO
Loka POM di Kab. Pulau
Morotai
12.00-13.00 Ishoma Panitia
Peran IAI dalam Peningkatan Ketua Pengurus Ikatan
13.00-14.00 Kualitas Pelayanan Kefarmasian Apoteker Indonesia (IAI)
di Kab. Pulau Morotai Cabang Morotai

14.00-14.15 Pengisian Kuisioner dan Penutup Panitia

Anda mungkin juga menyukai